Anda di halaman 1dari 17

Kelompok 12

Strategi Pemberantasan
Korupsi
Sub bab a, b, dan c
Kelompok 12 :

01 02
Huanito Hanas Alfarino Sina
2003020015 2003020174

03
Adinda Mengge
2003020250
Reformasi Birokrasi
Reformasi Birokrasi adalah suatu perubahan signifikan
elemen-elemen birokrasi seperti kelembagaan, sumber daya
manusia aparatur, ketatalaksanaan, akuntabilitas, aparatur,
pengawasan dan pelayanan publik, yang dilakukan secara sadar
untuk memposisikan diri (birokrasi ) kembali, dalam rangka
menyesuaikan diri dengan dinamika lingkungan yang dinamis.
Reformasi birokrasi merupakan salah satu cara untuk
membangun kepercayaan rakyat. Reformasi birokrasi adalah
sebuah harapan masyarakat pada pemerintah agar mampu
memerangi KKN dan membentuk pemerintahan yang bersih
serta keinginan masyarakat untuk menikmati pelayanan publik
yang efisien, responsif dan akuntabel.
Tujuan Reformasi Birokrasi
 Memperbaiki kinerja birokrasi agar lebih efektif dan efisien.
 Terciptanya birokrasi yang profesional, netral, terbuka, demokratis, mandiri, serta
memiliki integritas dan kompetensi dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya.
 Pemerintah yang bersih (Clean Government).
 Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat.
 Bebas KKN
8 Area Perubahan yang perlu di Evaluasi

Tatalaksana SDM
01 02 03 04
Organisasi Peraturan
Perundang-
undangan
Lanjutan - 8 Area Perubahan ....

Akuntabilitas Mindset
05 06 07 08
Pengawasan Pelayanan
Publik
Reformasi Pelayanan Publik
Pelayanan publik menurut UU Nomor 25 tahun 2009
tentang pelayanan publik adalah suatu kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara
dan penduduk atas barang, jasa, dan atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik.
Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik

Prinsip Prinsip Prinsip


Aksesbilitas Kontinuitas Teknikalitas

Prinsip Prinsip
Profitabilitas Akuntabilitas
Tindakan yang sudah diterapkan dalam upaya
reformasi pelayanan publik

Penetapan Standar Pelayanan Terpadu (One


Pelayanan (SPM dan Stop Service)
SOP)

Pengembangan Sistem Pelayanan yang bersifat


Pengelolaan Pengaduan- jemput bola (mobile)
Pengaduan Masyarakat
Asas-Asas Umum
Pemerintahan yang Baik
Asas-asas umum pemerintahan yang baik adalah prinsip
yang digunakan sebagai acuan penggunaan wewenang bagi
pejabat pemerintahan dalam mengeluarkan keputusan dan/atau
tindakan dalam penyelenggaraan pemerintahan. AAUPB
berfungsi sebagai pengangan atau pedoman bagi pejabat
administrasi negara dalam menjalankan fungsinya.
AAUPB Meliputi :

Kemanfaatan Kecermatan

01 02 03 04
Kepastian Ketidakberpihakan
Hukum
Lanjutan – AAUPB Meliputi :

Pelayanan
Keterbukaan
yang Baik
05 06 07 08
Tidak Kepentingan
Menyalahkan Umum
kewenangan
Good Governance
Menurut Bank Dunia good governance adalah suatu
penyelenggaraan manajemen pembangunan yang bertanggung
jawab, sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien,
penghindaran salah alokasi dana investasi, dan pencegahan
korupsi baik secara politik maupun administratif, menjalankan
disiplin anggaran serta penciptaan legal and political framework
bagi tumbuhnya aktivitas usaha.
Prinsip-Prinsip Good Governance
1. Partisipasi (participation)
2. Ketanggapan atas kebutuhan stakeholder (responsiveness) dalam pengelolaan lembaga, terhadap prinsip yang
sehat dan peraturan perundangan yang berlaku.
3. Kemampuan untuk menjembatani perbedaan kepentingan diantara masyarakat, agar terciptanya konsensus
bersama.
4. Akuntabilitas (accountability)
5. Transparansi (transparency)
6. Aktivitas didasarkan pada aturan atau kerangka hukum.
7. Memiliki visi yang luas dan berjangka panjang untuk memperbaiki dan menjamin keberlanjutan pembangunan
sosial dan ekonomi.
8. Kesetaraan dan kewajaran (fairness), yaitu perlakuan yang adil atas seluruh masyarakat dalam memenuhi hak-hak
untuk meningkatkan taraf hidupnya, berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.
Kasus Korupsi di NTT :
Mantan Bupati Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Ibrahim Agustinus Medah dituntut 8,5 tahun penjara oleh
jaksa penuntut umum. Tuntutan itu disampaikan jaksa dalam sidang kasus dugaan korupsi penjualan aset Pemerintah
Kabupaten Kupang dengan terdakwa Agustinus di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Kupang.
Kepala Seksi Penerangan dan Hukum Kejaksaan Tinggi NTT Abdul Hakim mengatakan, dalam tuntutannya jaksa
menyatakan terdakwa terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi seperti dalam dakwaan penuntut umum.
Terdakwa Agustinus juga dituntut untuk membayar uang pengganti sebesar Rp 8 miliar. Jika tidak membayar, maka
harta benda milik terdakwa akan disita jaksa dan dilelang untuk menutupi uang pengganti. Namun, jika harta benda tidak
mencukupi, maka akan diganti dengan pidana penjara selama 4 tahun 3 bulan. Jaksa juga menuntut agar barang bukti
berupa tanah dan bangunan seluas 1.358 meter persegi sesuai SHM Nomor 1608 atas nama Ibrahim Agustinus Medah
yang telah beralih kepada Johanis Sony dirampas untuk negara.
Aset milik Pemkab Kupang yang dikorupsi tersebut berupa tanah dan bangunan yang terletak di Jalan A Yani,
Kelurahan Oeba, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang. Modusnya dilakukan dengan menerbitkan Surat Keputusan
Bupati Kupang tentang persetujuan penjualan rumah dinas golongan III milik Pemkab Kupang atas nama Ibrahim
Agustinus Medah pada Maret 2009 saat masih menjabat sebagai bupati. Aset Pemkab Kupang tersebut berupa tanah
seluas 1.360 meter persegi dan bangunan seluas 210 meter persegi yang tercatat sebagai tanah dan bangunan perkantoran
sebagai gedung Radio Pemerintah Daerah Kabupaten Kupang..

Tanpa sepengetahuan Pemkab Kupang pada tahun 2016, Agustinus mengajukan permohonan sertifikat hak milik ke
Badan Pertahanan Nasional (BPN) Kota Kupang dan terbit surat itu atas namanya. Kemudian, aset tersebut dijual kepada
pihak lain yakni seorang warga Kota Kupang berinisial JS pada tahun 2017 senilai Rp 8 miliar.
Thank You
Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai