Anda di halaman 1dari 34

KELOMPOK 5:

1. SADAUKUR AEROKI PURBA


2. LENNI LUMBAN GAOL
3. CINDI NAMIRA NASUTION
01
Manajemen Persediaan penting untuk
membentuk keunggulan kompetitif
jangka panjang, tingkat persediaan
mempengaruhi harga jual, kualitas,
perekayasaan produk, kapasitas
menganggur, waktu lembur,
kemampuan merespon permintaan
pelanggan, waktu tunggu, dan
profitabilitas secara keseluruhan.
Biaya persediaan
A. Apabila permintaan terhadap persediaan yang diperoleh dari pemasok
maka dapat terdapat dua macam biaya:
1.  Biaya pemesanan
Biaya pemesanan adalah biaya untuk memesan dan menerima pesanan
titik misalnya biaya pemrosesan Suatu bahan makanan bahan, biaya
asuransi pengiriman bahan yang dipesan, dan biaya pembongkaran.
2. Biaya penyimpanan 
Biaya penyimpanan adalah biaya yang timbul karena menyimpan
persediaan misalnya biaya asuransi persediaan, biaya karena barang
ketinggalan zaman, biaya kesempatan karena modal tertanam dalam
persediaan biaya penanganan bahan dan biaya ruang penyimpanan. 
Biaya persediaan
B. Apabila persediaan diproduksi secara internal Maka terdapat dua biaya
yaitu :
1. Biaya setup
Biaya tetap adalah biaya untuk penyiapan peralatan dan fasilitas agar
dapat digunakan memproduksi suatu produk atau komponen tertentu.
misalnya, upah karyawan produksi menganggur, biaya fasilitas produksi
menganggur, dan biaya penggajian.
2. Biaya penyimpanan
Biaya penyimpanan adalah biaya yang timbul karena menyimpan
persediaan misalnya biaya asuransi persediaan, biaya karena barang
ketinggalan zaman, biaya kesempatan karena modal tertanam dalam
persediaan biaya penanganan bahan dan biaya ruang penyimpanan.
Biaya persediaan
C. Apabila permintaan tidak diketahui dengan pasti jenis biaya yang
muncul yaitu:
1.Biaya kehabisan persediaan
Adalah biaya yang terjadi karena tidak Tersedianya produk yang dipesan
oleh pelanggan.
Biaya persediaan harus diminimalkan untuk tujuan
pemerolehan laba maksimal. Namun,
minimalisasi biaya penyimpanan menyebabkan
peningkatan frekuensi pemesanan dan
berproduksi dalam jumlah yang kecil, sedangkan
minimalisasi biaya pemesanan menyebabkan
pemesanan dalam jumlah besar dengan frekuensi
pemesanan yang lebih sedikit, atau
minimalisasi biaya setup mengakibatkan periode
produksi yang lebih lama dengan frekuensi
order produksi yang lebih sedikit.
Alasan Tradisional untuk Memiliki Persediaan

Berikut ini adalah alasan-alasan mengapa perusahaan mengadakan persediaan.


1. Untuk menyeimbangkan biaya pemesanan atau setup dengan biaya penyimpanan.
2. Untuk memuaskan permintaan pelanggan, misalnya pengiriman yang tepat waktu.
3. Untuk menghindari kemungkinana kegagalan produksi karena:

a. Kegagalan mesin;
b. Suku cadang atau bahan yang tidak memenuhi spesiifikasi;
c. Ketidaksediaan bahan atau suku cadang
d. Keterlambatan pengiriman bahan atau suku cadang oleh pemasok.
4. Sebagai cadangan terhadap proses produksi yang tidak andal.
5. Untuk memperoleh keuntungan berupa diskon karena membeli dalam kuantitas yang lebih
banyak.
6. Untuk mengantisipasi kemungkinan kenaikan harga bahan atau suku cadang.
Economic Order Quantity: Model Persediaan Tradisional

Dalam pengembangan kebijakan yang berhubungan dengan persediaan,


perusahaan harus
mampu menjawab dua pertanyaan berikut ini:
1. Berapa banyak jumlah unit bahan atau suku cadang yang harus dipesan
atau diproduksi?
2. Kapan suatu pesanan atau aktivitas setup dilakukan?
Kuantitas dipesan dan total biaya pemesanan dan penyimpanan. Apabila
permintaan diketahui dalam pemilihan kuantitas unit dipesan atau ukuran lot
produksi, manajer harus memerhatikan biaya pemesanan atau pengesetan.
Economic Order Quantity: Model Persediaan Tradisional

Biaya pemesanan atau pengesetan dan penyimpanan total


dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

TC= P(D/Q)+C(Q/2)

Keterangan :
TC= Biaya pemesanan/pengesetan dan biaya penyimpanan total
P= Biaya memesan dan menerima pesanan atau biaya pengesetan suatu
production run
D= Jumlah yang diminta tahunan
Q= Jumlah unit dipesan setiap kali suatu pesanan dipesan atau ukuran lot
produksi
C= Biaya penyimpanan suatu unit persediaan selama satu tahun
Reorder Point
Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point)
adalah titik waktu di mana sebuah pesanan
baru harus
dilakukan. Hal ini merupakan fungsi dari
EOQ, tenggang waktu, dan tingkat di mana
persediaan
hampir habis. Tenggang waktu adalah
waktu yang diperlukan untuk menerima
kuantitas pesanan
ekonomis setelah pesanan dilakukan atu
persiapan dimulai.
Berikut ini Penentuan reorder point jika perusahaan menetapkan persediaan
minimal:

Reorder point = persediaan minimal + (tingkat penggunaan bahan rata rata per hari
* waktu tunggu dalam hari)

Persediaan minimal diperlukan untuk mengantisipasi fluktuasi jumlah yang diminta oleh
pelanggan titik persediaan minimal dapat ditentukan dengan mengalikan kelebihan tingkat
penggunaan maksimum di atas tingkat penggunaan rata-rata dengan waktu tunggu.
Persediaan minimal = (tingkat penggunaan bahan maksimal /hari – tingkat penggunaan
bahan rata rata perhari ) * waktu tunggu dalam hari

Penentuan reorder point jika perusahaan tidak menetapkan persediaan minimal adalah :
Reorder point = tingkat pengunaan bahan perhari * waktu tunggu dalam hari
EEQ dan manajemen persediaan.

Pendekatan tradisional untuk mengelola persediaan


disebut just in case sistem. dalam beberapa situasi
just in case sistem sesuai kebutuhan, misalnya
Rumah Sakit membutuhkan obat-obatan dan
perlengkapan medis yang harus tersedia sepanjang
waktu untuk mengendalikan situasi situasi darurat.
02
MANAJEMEN
PERSEDIAAN JUST
IN TIME
MANAJEMEN PERSEDIAAN JUST IN TIME

Manufaktur JIT (just-in-time manufacturing) adalah suatu sistem berdasarkan tarikan


permintaan
yang membutuhkan barang untuk ditarik melalui sistem oleh permintaan yang ada,
bukan
didorong ke dalam suatu sistem pada waktu tertentu berdasarkan permintaan yang
diantisipasi.

Pembelian JIT mensyaratkan para pemasok untuk mengirimkan suku cadang dan bahan
baku tepat pada waktunya untuk produksi. Hubungan dengan pemasok adalah hal yang
sangat
penting. Pasokan suku cadang harus dihubungkan dengan produksi, yang mana
berhubungan dengan permintaan.
Pull system

Jit adalah pendekatan manufaktur yang memproduksi barang


berdasarkan permintaan yang sesungguhnya ada, bukannya
berproduksi dengan jadwal tetap berdasarkan pada proyeksi
permintaan. Dalam pull system, permintaan pelanggan menarik
bahan baku untuk masuk proses produksi. Prinsip yang sama
digunakan dalam proses. Setiap aktivitas produksi hanya
dilakukan jika diperlukan untuk memenuhi permintaan
aktivitas berikutnya. Bahan baku atau suku cadang tersedia
hanya pada waktu dibutuhkan untuk aktivitas produksi sehingga
permintaan tetap dapat dipenuhi.
Biaya Pemesanan dan Penyimpanan: Pendekatan JIT

Kontrak Jangka Panjang, Pengisian Kembali yang Berkelanjutan, Pertukaran Data Elektronik
dan JIT II. Dengan pengisian kembali berkelanjutan, pembuat barang mengambil alih fungsi
manajemen persediaan pengecer. Pembuat barang memberitahu pengecer kapan dan berapa
banyak persediaan yang harus dipesan kembali.
Pertukaran data elektronik adalah suatu bentuk awal dari perdagangan elektronik yang
pada intinya adalah suatu metode terotomatisasi dari pengiriman informasi dari komputer ke
komputer.Pengaturan bersama sering didukung dengan kontrak terbuka, jangka panjang yang
dianggap sebagai suatu kontrak abadi. Kontrak abadi tidak memiliki tanggal berakhir, tidak
membutuhkan penawaran ulang, sehingga menurunkan resiko permintaan bagi pemasok.

Pengurangan jangka waktu pemesanan.


Pengurangan jangka waktu pemesanan meminta perusahaan untuk mencari cara-cara yang lebih
efisien dalam melakukan pemesanan titik pengalaman menunjukkan bahwa pengurangan secara
dramatis jangka waktu pemesanan dapat dicapai dengan mengadopsi sistem Jit jangka waktu
pemesanan dapat dikurangi. keberhasilan pengurangan jangka waktu pemesanan dapat berbeda di
antara perusahaan.
Kinerja Tenggat
(Jatuh Tempo) : Solusi JIT
Kinerja jatuh tempo adalah ukuran
kemampuan perusahaan untuk
menanggapi kebutuhan pelanggan.
Sistem JIT memecahkan maslah
kinerja jatuh tempo bukan dengan
menimbun persediaan, tetapi dengan
mengurangi tenggang waktu secara
dramatis.
Pemeliharaan Pengendalian
Sistem kanban
preventif total kualitas total
Diskon dan Peningkatan Harga : Pembelian JIT
versus Penyelenggaraan Persediaan

Secara tradisional, persediaan disimpan sehingga perusahaan dapat


mengambil keuntungan diskon kuantitas dan melindungi diri dari
kenaikan harga di masa mendatang atas barang yang dibeli.
Tujuannya adalah untuk menurunkan biaya persediaan. Sistem JIT
mencapai tujuan yang sama tanpa harus menyimpan persediaan.
Solusi JIT adalah menegosiasikan kontrak jangka panjang dengan
sejumlah kecil pemasok terpilih yang berlokasi sedekat mungkin
denganfasilitas produksi dan membangun keterbatasan pemasok
secara lebih intensif
Keterbatasan JIT

JIT bukan merupakan pendekatan yang dapat dibeli dan diterapkan dengan
hasil segera. implementasinya merupakan proses evolusioner, bukan
revolusioner. Di sini dibutuhkan
kesabaran. JIT sering kali disebut sebagai program penyederhanaan – namun ini
bukan berarti ia mudah atau sederhana untuk diterapkan.

Pekerja juga dapat terpengaruh oleh JIT. Dari studi yang dilakukan terlihat
bahwa pengurangan dan peyangga persediaan secara tajam dapat menyebabkan
arus kerja yang terpecah
dan tingkat stress yang tinggi diantara para pekerja produksi. Kekurangan yang
paling menonjol dari JIT adalah tidak adanya persediaan untuk menyangga
berhentinya produksi. Pilihan lain,
yang mungkin sebagai pendekatan pelengkap, adalah teori kendala (TOC).
03

TEORI CONSTRAINT
Constraint
01 02
Setiap perusahaan bisnis menghadapi masalah batasan sumber ekonomi yang
dimiliki dan permintaan pasar terhadap setiap produk yang dihasilkan. Batasan-
batasan ini disebut constraint.

03 04
Konsep dasar teori constraint
Teori constraint berfokus pada 3 ukuran kinerja pengorganisasian,yaitu:

01 Throughput 02 Persedian

03 04
Biaya Operasi
Throughput
Adalah laba yang dihasilkan melalui penjualan

Persediaan
Adalah semua uang yang dibelanjakan organisasi untuk mengubah bahan
baku menjadi throughput

Biaya Operasional
Didefenisikan sebagai semua uang yang dibelanjakan organisasi
untuk mengubah persediaan menjadi throughput
Teori Constraint berpendapat bahwa penurunan persediaan akan
menimbulkan keunggulan kompetitif dengan mempunyai:

Produk yang lebih baik


Produk yang lebih baik berarti produk yang memiliki kualitas lebih tinggi, sehingga
perusahaan mampu memperbaiki produk dan menyediakan produk lebih baik
secara lebih cepat ke pasar.
Harga jual yang lebih rendah
Persediaan yang rendah akan mengurang biaya penyimpanan, biaya investasi per
unit dalam persediaan dan biaya operasi lain , seperti waktu lembur dan biaya
pengiriman khusus. Investasi dan biaya operasi yang lebih rendah menyebabkan
margin per unit setiap produk akan meningkat, dan memberi fleksibilitas yang
lebih dalam keputusan penentuan harga jual. Oleh karena itu, harga jual yang lebih
rendah dapat dilakukan apabila perusahaan menghadapi tingkat persaingan tinggi
atau laba produk yang lebih tinggi dapat dicapai jika kondisi kompetitif tidak
mengharuskan harga jual yang lebih rendah
Daya Tanggap
Pengiriman barang yang tepat waktu dan produksi dengan waktu tunggu yang lebih
cepat daripada yang diinginkan oleh pasar merupakan alat-alat kompetitif penting.
Penyingkatan waktu tunggu adalah hal yang penting. Penyingkatan waktu tunggu
ekuivalen dengan penurunan persediaan barang dalam proses. Oleh karena itu, teori
constraint thenekankan pengurangan persediaan dengan mengurangi waktu tunggu.
Tahap-Tahap Teori Constraint
Teori constraint mempunyai lima tahap untuk mencapai tujuan
perbaikan kinerja pengorganisasian.
1. Mengidentifikasi batasan batasan organisasi.
2. Mengeksploitasi batasan-batasan yang mengikat
3. Mengesampingkan hal lain untuk keputusan-keputusan yang
dibuat dalam tahapkedua
4. Mengurangi batasan-batasan yang mengikat.
5. Mengulang proses
Tahap I: Identifikasi Batasan Organisasi
Batasan batasan dapat diklarifikasi menjadi:
 batasan eksternal adalah factor-faktor yang membatasi perusahaan
yang bersumber dari luar perusahaan, misalnya permintaan pasar
terhadap produk perusahaan.
 batasan internal adalah faktor-faktor yang membatasi perusahaan
yang berasal dari dalam perusahaan, misalnya keterbatasan kapasitas
mesin.
 Batasan Longgar ( loose constraint) adalah batasan yang mempunyai
sumber ekonomi yang tidak sepenuhnya digunakan oleh suatu bauran
produk.
 Batasan mengikat (binding constraint) adalah batasan yang
mempunyai semua sumber ekonomi dimanfaatkan secara penuh.
Tahap II: Eksploitasi Batasan Mengikat

Salah satu cara penggunaan terbaik batasan mengikat adalah untuk


menjamin bahwa bauran produk optimal diproduksi. Namun,
pemanfaatan terbaik batasan mengikat lebih ekstensif dari pada hanya
menjamin memproduksi bauran produk yang optimal. Tahap ini adalah inti
filosofi teori constraint pada manajemen batasan jangka pendek dan
secara langsung berhubungan dengan tujuan teori constraint untuk
mengurangi persediaan dan memperbaiki kinerja.
Terdapat dua fitur tambahan yang digunakan teori constraint untuk
merendahkan jumlah persediaan dan memperbaiki kinerja organisasi
yaitu:
 Time buffer adalah persediaan yang dibutuhkan untuk memelihara
batasan sumber ekonomi digunakan selama interval waktu tertentu.
Tujuan suatu time buffer adalah untuk melindungi throughput
organisasi dari gangguan yang dapat diatasi dalam interval waktu
tertentu. Misalnya, jika memerlukan waktu satu hari untuk mengatasi
kebanyakan interupsi yang terjadi di proses hulu sebelum batasan
drummer, maka buffer dua hari adalah waktu yang seharusnya cukup
untuk melindungi throughput dari interupsi macam apa pun.
 Ropes adalah tindakan yang dilakukan untuk mengikatkan tingkat
bahan baku yang dimasukkan ke operasi pertama di pabrik dengan
tingkat produksi pada batasan drummer. Tujuan suatu rope adalah
untuk menjamin bahwa persediaan barang dalam proses tidak
melebihi yang dibutuhkan untuk time buffer.
Tahap III: Mengesampingkan Hal Lain untuk Pembuatan Keputusan
pada Tahap II
Batasan drummer pada dasarnya menentukan kapasitas untuk
keseluruhan pabrik. Semua departemen lainnya seharusnya diatur untuk
kebutuhan batasan drummer. Cara ini meminta perusahaan untuk
mengubah cara pandang mereka.

Tahap IV: Mengurangi Batasan Mengikat


Setelah tindakan-tindakan dilakukan untuk penggunaan terbaik batasan
yang ada, langkah berikutnya adalah memulai suatu program perbaikan
berkelanjutan untuk mengurangi batasan-batasan mengikat yang dimiliki.
Tahap V: Pengulangan Proses
Akhirnya, batasan sumber berupa aktivitas pengeboran akan ditinggalkan
pada suatu titik yang batasan tersebut tidak mengikat lagi. Ketika batasan
drummer baru diidentifikasi, maka proses teori constraint diulang.
Tujuannya adalah untuk melakukan perbaikan kinerja secara
berkelanjutan dengan mengelola batasan.

Anda mungkin juga menyukai