Anda di halaman 1dari 24

URBANISASI DAN MIGRASI PEDESAAN-PERKOTAAN :

TEORI DAN KEBIJAKAN

Indria Isvandri Eni (210432620441)


Khoirunisa Wulandari (210432620456)
01. DILEMA MIGRASI DAN URBANISASI

02. PERANAN KOTA

03. MASALAH RAKSASA PERKOTAAN

04. SEKTOR INFORMAL PERKOTAAN

05. MIGRASI DAN PEMBANGUNAN

06. MENUJU TEORI EKONOMI TENTANG MIGRASI PEDESAAN-PERKOTAAN


01
DILEMA MIGRASI
DAN URBANISASI
DILEMA URBANISASI
Urbanisasi meningkat seiring populasi perkotaan bertumbuh melampaui pertumbuhan
penduduk pedesaan. Ada hubungan positif antara urbanisasi dan pendapatan per kapita.
Dalam kata lain, semakin berkembangnya suatu negara, akan lebih tinggi proporsi populasi
yang hidup di area perkotaan. Migrasi desa-kota atau urbanisasi merupakan perpindahan
orang-orang dari pedesaan ke daerah perkotaan untuk mencari pekerjaan. Terjadinya
urbanisasi menyebabkan urban bias pada strategi pembangunan yang menyebabkan
menjamurnya area permukiman kumuh. Urban bias merupakan konsep bahwa pemerintah
negara-negara berkembang memprioritaskan area perkotaan pada kebijakan pembangunan,
yang memperluas kesenjangan antara perekonomian perkotaan dan pedesaan. Walaupun
pertumbuhan populasi dan migrasi dari desa ke kota merupakan penyebab utama
membludaknya daerah kota kumuh, pemerintah juga turut bersalah pada hal ini.
Urbanisasi: trend dan Proyeksi
Gambar tersebut menjukkan bahwa urbanisasi antarwaktu tertentu dan antar tingkat pendapatan yang berbeda
dari tahun 1970 – 1995. Setiap segmen garis mewakili lintasan perjalanan sebuah Negara, dimulai dari titik-titk
solid yang mewakili tingkat pendapatan dan urbanisasi pada tahun 1970 bagi Negara tertentu dan berakhir pada
ujung bagian garis yang berbentuk wajik yang menunjukkan tingkat pendapatan dan urbanisasi Negara
bersangkutan pada tahun 1995. Ketika garis itu mengarah ke kiri, yang menunjukkan adanya penurunan
pendapatan perkapita dalam periode tersebut, semua garis itu umumnya mengarah ke atas, mengidikasikan
masih berlanjutnya urbanisasi. Yang artinya urbanisasi sedang terjadi di semua Negara di dunia, sekalipun dengan
tingkat yang berbeda-beda.
02
PERANAN KOTA
Hampir semua tambahan penduduk di dunia menyebabkan
pembengkakan jumlah penduduk di kawasan perkotaan karena para
migran terus membanjiri kota di kawasan pedesaan, dan pada saat
yang sama tingkat urbanisasi di Negara berkembang semakin
mendekati tingkat urubanisasi di Negara maju

2. PERANAN KOTA

Kawasan perkotaan telah memainkan peran sangat konstruktif


dalam perekonomian negara – negara maju dewasa ini, dan kawasan
ini masih menyisakan potensi besar dan belum terjamah untuk
menghasilkan hal serupa di negara berkembang. Secara umum, kota
terbentuk karena memberikan keunggulan atau keuntungan efisiensi
biaya bagi para produsen dan konsumen melalui apa yang disebut
ekonomi aglomerasi
1. DISTRIK INDUSTRI
Definisi ekonomi kota adalah “ daerah dengan
kepadatan penduduk yang relatif tinggi yang
berisi serangkaian kegiatan yang terkait erat.
Perusahaan sering juga lebih suka
ditempatkan dimana mereka dapat belajar dari
perusahaan lain yang melakukan pekerjaan
serupa. Pembelajaran berlangsung baik dalam
hubungan formal. Kelompok – kelompok
industri merupakan hal yang biasa ditemukan
di negara – negara berkembang. Dari yang
berada pada tahap – tahap pembangunan
industri yang bervariasi dari industry rumahan
sampai dengan industri manufaktur
berteknologi maju.
SKALA PERKOTAAN YANG
EFISIEN
Ekonomi lokalisasi tidak bermaksud mengatakan
bahwa efisiensi akan tercapai ketika semua
industri di sebuah Negara dipusatkan ke sebuah
kota. Efisiensi ini hanya dapat tercapai bagi
sejumlah industri yang terkait erat, seperti industri
yang memiliki keterkaitan yang kuat ke hulu dan ke
hilir, tetapi tidak banyak manfaatnya bagi industri
yang tidak berkaitan untuk menempatkan diri pada
lokasi yang sama.
03
MASALAH
RAKSASA
PERKOTAAN
Semakin tinggi tingkat kepadatan kawasan perkotaan, semakin tinggi pula biaya real estate
(tanah dan bangunan). Di kawasan perkotaan yang besar, para pekerja boleh jadi harus melaju
(communiting) lebih jauh dan biaya transportasi yang lebih tinggi dari tempat tinggal ketempat
bekerja dan sebaliknya akan mengakibatkan tuntutan upah yang lebih tinggi untuk menutupi
biaya ini. Selain itu, infrastruktur seperti air dan system saluran pembuangan limbah
memerlukan biaya lebih tinggi di kawasan perkotaan yang terkonsentrasi.
MASALAH EKONOMI PERKOTAAN
Di Negara-negara berkembang, pemerintah cenderung kurang terlibat
dalam penyebaran aktivitas ekonomi dengan ukuran yang lebih dapat
dikelola atau, andaikan mereka memang terlibat, sering kali kurang
efektif. Sebagai contoh, pemerintah mungkin berupaya menyebarkan
industri tanpa mempertimbangkan sifat-sifat aglomerasi ekonomi,
dengan memberikan insentif untuk mewujudkan penyebaran itu, tetapi
tidak ada upaya mengelompokkan seumlah industri yang berkaitan.
04
SEKTOR INFORMAL
PERKOTAAN
Sektor Informal
Sektor informal merupakan bagian perekonomian urban pada negara
berkembang yang terdiri dari bisnis keluarga atau individu yang kompetitif,
tidak terorganisasi, diregulasi, maupun terdaftar walaupun kebanyakan berstatus
hukum legal.
Sektor informal terdiri dari produksi berskala kecil dan aktivitas jasa yang
berjumlah besar dengan pemanfaat teknologi yang sederhana dan padat karya. Pada
umumnya, tenaga kerja pada bidang ini tidak memiliki keterampilan khusus dan sangat
kekurangan modal kerja. Sehingga produktivitas dan pendapatan mereka cenderung
rendah daripada kegiatan bisnis yang ada di sektor formal.
struktur sektor informal, terdapat beberapa kebijakan sektor informal perkotaan yang
perlu diterapkan, yaitu:

Menghapus kebijakan yang menghambat sektor informal.

Menyediakan infrastruktur dan lokasi yang sesuai untuk


bekerja.

Menyediakan informasi dan fasilitas pelatihan.

Meningkatkan akses permodalan dan kredit.

Menyediakan dan meningkatkan akses teknologi.


Wanita di Sektor Informal

Di beberapa wilayah di dunia, perempuan mendominasi di antara migran


pedesaan perkotaan Banyak perempuan menjalankan usaha kecil atau usaha mikro
yang membutuhkan sedikit atau tanpa modal awal dan seringkali produknya berupa
bahan makanan dan kerajinan tangan buatan sendiri.

Legalisi dan dorongan ekonomi untuk aktivitas-aktivitas dalam sektor informal


perlu dilakukan supaya perempuan dapat meningkatkan fleksibilitas keuangan dan
produktivitas usaha mereka. Pemerintah harus meniadakan peraturan perundang-
undangan yang membatasi hak-hak perempuan untuk memiliki harta benda,
melakukan transaksi keuangan, atau membatasi fertilisasi atau kesuburan mereka.
05
MIGRASI DAN
PEMBANGUNA
N
Migrasi dan Pembangunan
Tingkat migrasi desa-kota di negara berkembang telah melampaui tingkat penciptaan
lapangan kerja perkotaan dan dengan demikian sangat melampaui kapasitas penyerapan
baik industri maupun layanan sosial perkotaan. Migrasi juga sering dianggap suatu proses
yang bisa menghilangkan ketidakseimbangan struktural antara desa dan kota secara
langsung dalam dua hal, yakni:

Pada sisi penawaran, migrasi internal yang tidak


proporsional meningkatkan jumlah pencari kerja di perkotaan
sehubungan dengan adanya pertumbuhan penduduk di
perkotaan,

Pada sisi permintaan, penciptaan kesempatan kerja di


daerah perkotaan seringkali lebih sulit dan mahal daripada di
06
MENUJU TEORI
EKONOMI TENTANG
PERKOTAAN-PEDESAAN
Deskripsi Verbal dari Model Todaro
Model Todaro membuat dalil bahwa migrasi terjadi sebagai respon terhadap perbedaan
antara kota dan desa dalam hal pendapatan yang diharapkan alih-alih pendapatan yang
sebenarnya.

Pada dasarnya, teori ini berasumsi para tenaga kerja aktual ataupun potensial akan
membandingkan pendapatan yang mereka harapkan selama waktu tertentu di sektor perkotaan
(selisih antara hasil dan biaya bermigrasi) dengan rata-rata pendapatan yang umumnya bisa
diperoleh di pedesaan.

Akhirnya mereka melakukan migrasi jika pendapatan “yang diharapkan di kota lebih besar
daripada pendapatan rata-rata di pedesaan.
Migrasi terutama didorong Probabilitas mendapatkan
oleh pertimbangan ekonomi pekerjaan di perkotaan
rasional mengenai manfaat berbanding terbalik
dan biaya termasuk dengan tingkat
pertimbangan psikologis. pengangguran perkotaan.

Keputusan migrasi Tingkat migrasi yang


bergantung pada melebihi tingkat
pertimbangan mengenai pertumbuhan
selisih antara upah kesempatan kerja di
pedesaan dan upah perkotaan tidak hanya
perkotaan yang diharapkan mungkin tetapi juga
bukan pada selisih aktual. rasional.
Lima Implikasi Kebijakan
Biar pun model yang dikemukakan oleh Todaro
ecara sekilas nampak kurang memperhatikan arti penting
migrasi desa-kota namun model tersebut memiliki lima
mplikasi kebijakan yang penting untuk strategi
embangunan terkait dengan upah. dan pendapatan,
embangunan pedesaan, dan industrialisasi. Lima implikasi
ebijakan tersebut ialah:

1. Ketimpangan kesempatan
kerja desa dan kota harus 2. Pengadaan lapangan pekerjaan di
dikurangi. perkotaan tidaklah cukup memadai
untuk mengatasi masalah
pengangguran di perkotaan.
3. Perluasan pendidikan yang dilakukan secara
serampangan dan berlebihan akan mengakibatkan
migrasi dan pengangguran.

4. Subsidi upah dan penetapan harga


faktor produksi tradisional dapat
menurunkan produktivitas.

5. Program-program pembangunan
pedesaan terpadu harus dipacu.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai