Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

HALUSINASI
Ramadhan Putra Satria
DEFINISI

 Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu


yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu pencerapan panca indra tanpa ada
rangsangan dari luar (Muhith, 2015)

 Halusinasi merupakan salah satu gangguan persepsi dimana terjadi pengalaman


panca indera tanpa adanya rangsangan atau persepsi indra yang salah (Cook dan
Fotaine dalam Dalami, dkk, 2013:18)
ETIOLOGI

Faktor Predisposisi

 Genetik

 Perkembangan

 Neurobiology

 Psikologis ( zat adiktif )


PRESIPITASI

 Adanya rangsang lingkungan yang sering yaitu seperti partisipasi klien dalam
kelompok, terlalu lama diajak komunikasi dan suasana sepi / isolasi sering sebagai
pencetus terjadinya halusinasi karena hal tersebut dapat meningkatkan stress dan
kecemasan yang merangsang tubuh mengeluarkan zat halusinogenik

 Stress Lingkungan

Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor lingkungan


untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
JENIS HALUSINASI

1. Pendengaran (Auditory)
2. Penglihatan (Visual)
3. Penciuman (Alfaktory)
4. Pengecapan (Gustatorik)
5. Perabaan (Haptik)
6. Cenesthetic
7. Kinesthetic
FASE HALUSINASI

1. Fase comforting Perilaku klien


Karakteristik (non verbal, non  Tersenyum atau tertawa sendiri
psikotik)
 Menggerakan bibir tanpa suara
 Mengalami ansietas, kesepian, rasa
 Pergerakan mata yang cepat
bersalah dan ketakutan
 Mencoba berfokus pada pikiran  Respon verbal yang lambat
yang dapat menghilangkan ansietas  Diam dan berkonsentrasi
 Pikiran dan pengalaman sensori
masih ada dalam kontrol kesadaran
FASE CONDEMMING
 Ansietas berat dan pengalaman sensori menjijkan dan menakutkan. Klien mulai lepas
kendali dan mungkin mencoba untuk mengambil jarak dirinya dengan sumber yang
dipersepsikan (Prabowo, 2014).

Perilaku klien
 Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan dan tekanan darah
 Perhatian dengan lingkungan berkurang
 Konsentrasi terhadap pengalaman sensorinya
 Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dengan realitas (Dalami, dkk, 2013:21).
 Menyalahkan
 Menarik diri dari orang lain (Muhith, 2015:218).
FASE CONTROLLING

 Pengalaman sensori (halusinasi) tidak dapat ditolak, mengontrol, tingkat


kecemasan berat. Klien menghentikan perlawanan terhadap halusinasi dan klien
berada pada posisi yang menegangkan terutama jika akan berhubungan dengan
orang lain (Prabowo, 2014)

Respon Klien
 Klien berhenti melakukan perlawanan terhadap halusinasi dan menyerah pada
halusinasi tersebut.
 Isi halusinasi menjadi menarik.
 Klien mungkin mengalami pengalaman kesepian jika sensori halusinasi berhenti.
FASE CONQUERING

 Menguasai tingkat kecerdasan, panik secara umum, diatur dan dipengaruhi oleh
halusinasi. Pengalaman sensori mengancam jika klien mengikuti perintah halusinasi.
Kondisi ini klien membahayakan
Perilaku klien
 Perilaku error karena panik
 Potensial kuat untuk bunuh diri atau membunuh
 Aktivitas fisik merefleksikan isi halusinasi seperti perilaku kekerasan, agitasi, menarik diri
atau katatonik
 Tidak mampu merespon perintah yang kompleks (Muhith, 2015:220).
 Tidak mampu merespon terhadap lingkungan (Dalami, dkk, 2013:22).
 Tidak mampu berespon terhadap perintah yang kompleks dan tidak mampu berespon
lebih dari satu orang (Prabowo, 2014:131).
RENTANG RESPON

Adaptif Maladaptif

1. Pikiran logis 1. Pikiran 1. Kelainan Pikiran


2. Persepsi terkadang 2. Halusinasi
akurat menyimpang 3. Tidak dapat
3. Emosi 2. Ilusi mengontrol
konsisten 3. Emosional emosi
4. Perilaku social berlebihan/den 4. Isolasi sosial
5. Hubungan gan
social pengalaman
kurang
4. Perilaku ganjil
5. Menarik diri
MANIFESTASI KLINIK

 Tertawa atau tersenyum yang tidak sesuai


 Menggerakan bibir tanpa suara
 Pergerakan mata yang cepat
 Respon verbal yang lambat
 Diam dan dipenuhi sesuatu yang mengasyikan
 Ansietas : Terjadi peningkatan denyut jantung RR dan TD
 Perhatian dengan lingkungan kurang
 Penyempitan kemampuan konsentrasi
 Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dengan realita
 Perhatian terhadap lingkungan kurang atau hanya beberapa detik.
POHON MASALAH

Resiko mencederai diri,orang lain dan


lingkungan

Perubahan persepsi sensori : CORE PROBLEM


Halusinasi ( masalah utama )

Isolasi Sosial : Menarik Diri


ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi
INTERVENSI KEPERAWATAN

Strategi Pelaksanaan 1  Ajarkan klien menghardik halusinasi


 Bina hubungan saling percaya  Berikan reinforcement positif
 Identifikasi jenis halusinasi  Bantu klien memasukkan kegiatan
dalam jadwal harian.
 Identifikasi isi halusinasi
 Identifikasi waktu halusinasi
 Identifikasi frekuensi halusinasi
 Identifikasi situasi yang
menimbulkan halusinasi
 Identifikasi respon klien terhadap
halusinasi
STRATEGI PELAKSANAAN 2

 Bina hubungan saling percaya


 Evaluasi kegiatan menghardik dan beri pujian
 Jelaskan prinsip 6 benar cara memberikan obat
 Latih klien cara mengontrol halusinasi dengan obat
 Bantu klien memasukkan dalam jadwal kegiatan
hariannya untuk latihan menghardik dan minum obat
STRATEGI PELAKSANAAN 3

 Bina hubungan saling percaya


 Evaluasi kegiatan latian harian menghardik dan cara minum obat dan
beri pujian
 Latih cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap saat terjadi
halusinasi
 Berikan kesempatan untuk mempraktekan cara yang telah dilatih
(menemui orang lain) untuk diskusi tentang halusinasi yang dialaminya.
 Bantu klien memasukan dalam kegiatan harian untuk latihan
menghardik, minum obat, dan bercakap-cakap
STRATEGI PELAKSANAAN 4

 Bina hubungan saling percaya


 Evaluasi kegiatan latihan menghardik, cara minum obat, dan
bercakap-cakap. Beri pujian
 Latih klien mengendalikan halusinasi dengan cara melakukan
kegiatan/aktivitas
 Bantu klien memasukan dalam kegiatan untuk latihan
menghardik, cara minum obat, bercakap-cakap dan kegiatan
harian.

Anda mungkin juga menyukai