“PSAP
02 laporan
Realisasi
anggaran
Oleh kelompok 5 :
1. Tabita Aprilia N M_1221900104 2.
M.Thomi Irvianto_1221900127
Tujuan dan Manfaat
- Anggaran
- Apropriasi
- Azas Bruto
- Basis Kas
- Belanja
- Dana Cadangan
- Entitas Pelaporan
- Kas Daerah
B. Struktur Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran menyajikan informasi realisasi pendapatan-LRA, belanja, transfer,
surplus/defisit-LRA, dan pembiayaan, yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam
satu periode.
Dalam Laporan Realisasi Anggaran harus diidentifikasikan secara jelas, dan diulang pada setiap halaman
laporan, jika dianggap perlu, informasi berikut:
- Fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif dalam laporan realisasi anggaran dan catatan-
catatan terkait tidak dapat diperbandingkan.
D. Tepat Waktu
Manfaat suatu Laporan Realisasi Anggaran berkurang jika laporan tersebut
tidak tersedia tepat pada waktunya. Faktor-faktor seperti kompleksitas operasi
pemerintah tidak dapat dijadikan pembenaran atas ketidakmampuan entitas
pelaporan untuk menyajikan laporan keuangan tepat waktu. Suatu entitas
pelaporan menyajikan Laporan Realisasi Anggaran selambat-lambatnya 6
(enam) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran.
E. Isi Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran disajikan sedemikian rupa sehingga menonjolkan
berbagai unsur pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit, dan pembiayaan
yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Laporan Realisasi Anggaran
menyandingkan realisasi pendapatan-LRA, belanja, transfer, surplus/defisit-
LRA, dan pembiayaan dengan anggarannya. Laporan Realisasi Anggaran
dijelaskan lebih lanjut dalam Catatan atas Laporan Keuangan yang memuat hal-
hal yang mempengaruhi pelaksanaan anggaran seperti kebijakan fiskal dan
moneter, sebab-sebab terjadinya perbedaan yang material antara anggaran dan
realisasinya, serta daftar-daftar yang merinci lebih lanjut angka-angka yang
dianggap perlu untuk dijelaskan.
Laporan Realisasi Anggaran sekurang-kurangnya mencakup pos-pos sebagai berikut:
- Pendapatan LRA
- Belanja
- Transfer
- Surplus/deficit LRA
- Penerimaan Pembiayaan
- Pengeluaran Pembiayaan
- Pembiayaan neto
Entitas pelaporan menyajikan klasifikasi belanja menurut jenis belanja dalam Laporan
Realisasi Anggaran. Klasifikasi belanja menurut organisasi disajikan dalam Laporan Realisasi
Anggaran atau di Catatan atas Laporan Keuangan. Klasifikasi belanja menurut fungsi disajikan
dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
G. Akuntansi Anggaran
Akuntansi anggaran diselenggarakan sesuai dengan struktur anggaran yang terdiri dari
anggaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Anggaran pendapatan meliputi estimasi
pendapatan yang dijabarkan menjadi alokasi estimasi pendapatan. Anggaran belanja terdiri
dari apropriasi yang dijabarkan menjadi otorisasi kredit anggaran (allotment). Anggaran
pembiayaan terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.
Akuntansi anggaran diselenggarakan pada saat anggaran disahkan dan anggaran dialokasikan.
H. Akuntansi Pendapatan-LRA
Pendapatan-LRA diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah.
Pendapatan-LRA diklasifikasikan menurut jenis pendapatan. Transfer masuk adalah
penerimaan uang dari entitas pelaporan lain, misalnya penerimaan dana perimbangan dari
pemerintah pusat dan dana bagi hasil dari pemerintah provinsi.
Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Khusus pengeluaran
melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut
disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan. Dalam hal badan layanan umum, belanja diakui dengan
mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum.
Belanja diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi (jenis belanja), organisasi, dan fungsi. Klasifikasi ekonomi
adalah pengelompokan belanja yang didasarkan pada jenis belanja untuk melaksanakan suatu aktivitas. Klasifikasi
ekonomi untuk pemerintah pusat yaitu belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah,
bantuan sosial, dan belanja lain-lain. Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah daerah meliputi belanja pegawai,
belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, dan belanja tak terduga. Belanja operasi adalah
pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari pemerintah pusat/daerah yang memberi manfaat jangka pendek.
Belanja operasi antara lain meliputi belanja pegawai, belanja barang, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial.
J. Akuntansi Surplus/Defisit-LRA
Selisih antara pendapatan-LRA dan belanja selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos
Surplus/Defisit-LRA. Surplus-LRA adalah selisih lebih antara pendapatan-LRA dan belanja
selama satu periode pelaporan. Defisit-LRA adalah selisih kurang antara pendapatan-LRA dan
belanja selama satu periode pelaporan
K. Akuntansi Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/Daerah antara
lain berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi pemerintah, hasil privatisasi perusahaan
negara/daerah, penerimaan kembali pinjaman yang diberikan kepada fihak ketiga, penjualan
investasi permanen lainnya, dan pencairan dana cadangan.
Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah.
Akuntansi penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan
dengan pengeluaran). Pencairan Dana Cadangan mengurangi Dana Cadangan yang bersangkutan.
Pembiayaan neto adalah selisih antara penerimaan pembiayaan setelah dikurangi pengeluaran
pembiayaan dalam periode tahun anggaran tertentu. Selisih lebih/kurang antara penerimaan dan
pengeluaran pembiayaan selama satu periode pelaporan dicatat dalam Pembiayaan Neto.
O. Akuntansi Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA)
SiLPA/SiKPA adalah selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran selama
satu periode pelaporan. Selisih lebih/kurang antara realisasi pendapatan-LRA dan Belanja, serta
penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos
SiLPA/SiKPA. Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran pada akhir periode pelaporan
dipindahkan ke Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih.
P. Transaksi Dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dalam mata uang rupiah.
Dalam hal tersedia dana dalam mata uang asing yang sama dengan yang digunakan dalam transaksi, maka
transaksi dalam mata uang asing tersebut dicatat dengan menjabarkannya ke dalam mata uang rupiah
berdasarkan kurs tengah bank sentral pada tanggal transaksi.
Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang digunakan dalam transaksi dan mata uang
asing tersebut dibeli dengan rupiah, maka transaksi dalam mata uang asing tersebut dicatat dalam rupiah
berdasarkan kurs transaksi, yaitu sebesar rupiah yang digunakan untuk memperoleh valuta asing tersebut.
Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang digunakan untuk
bertransaksi dan mata uang asing tersebut dibeli dengan mata uang asing
lainnya, maka:
Transaksi mata uang asing ke mata uang asing lainnya dijabarkan dengan
menggunakan kurs transaksi;
Transaksi dalam mata uang asing lainnya tersebut dicatat dalam rupiah
berdasarkan kurs tengah bank sentral pada tanggal transaksi.
Q. Tanggal Efektif
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: Dalam penyusunan
Laporan Realisasi Anggaran Suku Dinas Perhubungan Kota Administrasi Jakarta Utara sudah
mengacu Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 02 Tentang Laporan Realisasi
Anggaran Berbasis Kas sejak tahun 2015, sesuai dengan aturan dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010. Suku Dinas Perhubungan Kota Administrasi Jakarta Utara telah
menyajikan delapan komponen Laporan Realisasi Anggaran, yaitu: Pendapatan-LRA, Belanja,
Transfer, Surplus/Defisit-LRA, Penerimaan Pembiayaan, Pengeluaran Pembiayaan, Pembiayaan
Neto, dan Sisa Lebih/Kurang pembiayaan Anggaran (SiLPASiKPA). Penerapan Laporan
Realisasi Anggaran Suku Dinas Perhubungan Kota Administrasi Jakarta Utara hampir secara
keseluruhan sudah sesuai dengan PSAP No. 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran Berbasis
Kas berdasarkan PP No. 71 Tahun 2010. Hanya ada 6 yang tidak sesuai yaitu di penyajian
belanja tak terduga, penyajian transfer masuk, penyajian transfer keluar, penerimaan
pembiayaan, pengeluaran pembiayaan dan transaksi dalam mata uang asing karena memang
Suku Dinas Perhubungan Kota Administrasi Jakarta Utara adalah UKPD sehingga tidak
terdapat sumber pendapatan.
Saran