Anda di halaman 1dari 15

GANGGUAN KEPRIBADIAN

SKIZOTIPAL
Pembimbing:
Disusun oleh :

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Jiwa

RSK Jiwa Dharmawangsa

Periode Jakarta
DEFINISI

• Gangguan kepribadian skizotipal


(SPD) merupakan kepribadian
yang aneh, pemikiran magis, ide
referensi, gagasan aneh, ilusi, dan
derealisasi
EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi kepribadian skizotipal  ditemukan pada
sekitar 3-4,% populasi  dengan rasio jenis kelamin
lebih diketahui pd perempuan (4,2% vs 3,7%)

• Sering berkaitan dg sindrom fragile X, dan lebih tinggi


pada kembar monozigot dibanding dizigot (33% vs 4%)

• Kepribadian ini lebih sering pd mereka dg sosial


ekonomi rendah, bercerai atau menjanda
ETIOPATOFISIOLOGI
• Faktor herediter diketahui Peran genetic
memiliki kontribusi pada SPD  • polimorfisme COMT Val58Met 
ditemukan pd keluarga skizotipal dan
yg dapat bermanifestasi menjadi 3 skizofrenia
kelas, yaitu SPD dg perilaku
• Varian gan CACNA1  berperan dalam
restriktif, gangguan persepsi, dan fungsi kanal kalsium  terkait dg gejala
ide referensi SPD dan ide paranoid
• Variasi umum protein ZNF804A --,
terkadit dg gejala positif skizotipal,
• Pengaruh lingkungan yg terkait  paranoia, dan ide referensi
berupa paparan influenza di 6 • Gen DISC1 yg berperan pd perkembangan
bulan pertama gestasi, trauma sel neural  terkait dgn gejala negative
psikologikal, stress kronis skizotipik
ETIOPATOFISIOLOGI
• Gangguan neurofisiologi pd skizotipal  terdapat
deficit kognitif, kesulitan memori dan atensi,
penurunan working memory  akibat penurunan
stimulasi reseptor D1 dopamine

• Gangguan neuroanatomi pd skizotipal  penurunan


volume lobus temporal (terutama pd hemisfer kiri), ,
penurunan volume korteks prefrontal, volume
putamen dan girus cingulate yg lebih kecil (terutama
aspek ventral & dorsal)
ETIOPATOFISIOLOGI
• Gangguan psikologi skizotial  pasien cenderung
memiliki masa kanak yg tinggal dengan kekerasan
pd keluarga, meberikan hkuman secara autonomi
pd anak dan model pikiran tidak logis

• Komorbid terkait dg SPD  bipolar tipe I dan II,


stress pasca traumatic (PTSD), gangguan
personalitas narsisitik dan BPD (brief psycothic
disorder)
PRESENTASI KLINIS
• Pasien memiliki proses berpikir dan komunikasi yg terganggu 
pembicaraan biasanya aneh atau hanya dimengerti olehnya

• Pasien sering percaya pada takhayul dan merasa memiliki kekuatan


khusus, serta percaya bahwa dirinya memiliki kekuatan pikiran dan
insight

• Dunia pasien sering terisi dengan hubungan imajiner dan fantasi,


serta terdapat ilusi perseptual
PRESENTASI KLINIS
• Oleh karena pasien sering memiliki hubungan interpersonal yg
buruk  pasien sering terisolasi dan memiliki sedikit teman

• Di bawah kondisi stress  pasien dapat mendekompensasi dan


memiliki gejala psikotik yang biasanya singkat

• Pasien dgn kondisi yg berat  sering menunjukkan anhedonia


dan depresi berat
KRITERIA DIAGNOSIS-DSM V
A. Adanya pola pervasive deficit sosial dan interpersonal, penurunan
kapasitas, hubungan dekat, distori kognitif atau perseptual, dan perilaku
eksentris, dimulai pada masa dewasa muda, yang minimal dicirikan dari 5
kondisi dibawah ini :
1. Ide referensi (harus dieksklusikan delusi referensi)
2. Kepercayaan aneh atau pikiran magis yang mempengaruhi perilaku dan
tidak konsisten dengan norma subkltural
3. Pengalaman perseptual yang tidak biasa, termasuk ilusi tubuh
4. Pikiran atau pembicaraan aneh
5. Ide paranoid atau curiga
KRITERIA DIAGNOSIS-DSM V
6. Afek yang terkonstriksi atau tidak sesuai
7. Perilaku yang aneh atau eksentrik
8. Kekurangan teman dekat atau keluarga diluar relative derajat pertama
9. Ansietas sosial eksesif yang cenderung berkaitan dengan ketakutan
paranoid dibanding judgement negative tentang dirinya sendiri

B. Tidak terjadi sepanjang periode skizofrenia, gangguan bipolar atau


depresif dengan gejala psikotik, kelainan psikotik lainnya, atau spektrum
autisme
DIAGNOSIS BANDING
• Secara teori, pasien kepribadian skizotipal, dapat
dibedakan dgn kepribadian schizoid, paranoid, dan tipe
menghindar (avoidant)  melalui adanya perilaku,
pikiran, persepsi, dan komunikasi yg aneh

• Pasien dpt dibedakan dg skizofrenia  krna tidak ada


psikosis, jika munculpun hanya bersifat temporer
TATA LAKSANA-TERAPI PSIKOSOSIAL
• Psikoterapi merupakan pilihan terapi untuk
STPD  CBT bdpt memodifikasi • Terapis juga harus terus terang dan
kepercayaan disfungsional pasien  konsisten, membangun kepercayaan yg baik,
dengan memahami hunungan antara tidak boleh menginterpreasi suatu hal
persepsi, kepercayaan, dan reaksi perilaku berlebihan (overzealous), dan tidak boleh
& emosional mengambil kontrol perasaan pasien

• Terapis tidak boleh • Tujuan psikoterapi adalah membangun pola


melecehkan/merendahkan hubungan interpersonal normal Terapi
aktivitas/judgmental tenatng kepercayaan kelompok dpt berguna pd STPD dgn
memberikan kesempatan kontak sosial pd
atau aktivitas pasien, meski hal tersebut
pasien
aneh
TATA LAKSANA-FARMAKOTERAPI

• Medikasi antipsikotik generasi kegua


(olanzapine, risperidone) berguna untuk
menangani ide referensi, ilusi, atau gejala
lain yang serupa  bersamaan dengan
psikoterapi

• Antidepresan berguna untuk komponen


depresif gangguan kepribadian
PROGNOSIS
• Pasien STPD merupakan premorbid untuk skizofrenia

• Banyak pasien mengalami kestabiulan gejala dalam


jangka panjang, dan tidak mempengaryhi pernikahan
atau pekerjaanya

• Sekitar 10% pasien STPD mengalami ide bunuh diri


DAFTAR PUSTAKA
• Sadock B, Kaplan H, Sadock V. Personality Disorder. Kaplan & Sadock's synopsis of
psychiatry. 11th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins; 2015.
• Maslim, Rusdi. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III dan DSM-V. Bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. Jakarta; 2013
• Rossel DR, Futterman SE, McmAster A, Siever LJ. Schizotypal Personality Disorder : A
Current Review. Current Psychiatric Rep. 2014:16(452);1-13
• Kirchner SK, Roeh A, Nolden J, Hasan A. Diagnosis and treatment of schizotypal personality
disorder : evidence from a systematic review. Nature Partner Journal. 2018;1-18
• Walsh J. Schizotypal Personality Disorder: A Clinical Social Work Perspective. Journal of
Social Work Practice. 2016;1-13

Anda mungkin juga menyukai