KEPERAWATAN
PADA IBU HAMIL
Kelompok 2:
DENGAN HIV/AIDS
1. Agung Febriawan
2. Anggitalia Angraini
3. Dewi Ayu A
4. Efa M
5. Elis Puji Lestari
6. Farah Nadhiah
7. Iwan S
8. Mery Safitri
9. Sylvia Handa
10. Vani Septidian Sari
KEHAMILAN
Kehamilan adalah waktu transisi, yaitu masa antara kehidupan
sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan
dan kehidupan nanti setelah anak itu lahir (Sukarni & Wahyu,
2013 dalam Ratnawati, 2017)
1. Tanda-tanda tidak Pasti (Presumtif) Kehamilan
- Terlambat datang bulan
- Mual
- Ngidam
- Pingsan (Sinkope)
- Mastodinia
- Konstipasi
- Hiperpigmentasi kulit
Tanda-tanda - Perubahan berat badan
C. (use Condom) Pergunakan kondom saat melakukan hubungan seksual bila berisiko
menularkan/tertular penyakit
E. (Education) Edukasi, sebarkan informasi yang benar tentang HIV/AIDS dalam setiap kesempatan.
A. Pengkajian
a. Identitas Pasien dan Penanggungjawab
Pada identitas pasien dikaji meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, status
perkawinan, agama, suku, alamat, no.RM, tanggal MRS, tanggal pengkajian. Sedangkan
pada identitas penanggungjawab meliputi nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat.
C. Riwayat obstetrik
Setiap kehamilan dan persalinan mempunyai sifat dan kondisi tersendiri yang berbeda
sehingga kecemasan bisa terjadi pada primigravida maupun multigravida.Namun
kemampuan ibu untuk beradaptasi juga berperan dalam menciptakan kondisi psikologisnya.
Primigravida lebih membutuhkan usaha yang keras daripada multigravida yang sudah
berpengalaman sebelumnya.
D. Pola kebutuhan dasar (Bio-Psiko-Sosial-Kultural-Spritual)
Pola manajemen kesehatan dan persepsi
Pola nutrisi-metabolik
Pola eliminasi
Pola aktivitas-latihan
Pola istirahat-tidur
Pola persepsi-kognitif
Pola konsep diri-persepsi diri
Pola hubungan-peran
Pola seksual-reproduksi
Pola toleransi stress-koping
Pola keyakinan-nilai
E. Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum : meliputi tingkat kesadaran, jumlah GCS, tanda – tanda vital (tekanan darah, frekuensi
nadi, frekuensi pernafasan, suhu badan), berat badan, tinggi badan dan lingkar lengan atas (LILA). Pada
pasien dengan masalah ansietas umumnya mengalai palpitasi, jantung berdebar, tekanan darah dan
frekensi nadi meningkat, nafas cepat dan dangkal, adanya tekanan pada dada, sensasi tercekik, terengah-
enggah.
Pemeriksaan Head to Toe
F. Data Penunjang
a. Test Antibodi
ELISA
Western Blot
Rapid Test
b. Viral Load
c. Pengukuran Kadar CD4
Diagnosa dan intervensi
No. Diagnosa Tujuan Intervensi
1. Resiko terjadinya infeksi b/d depresi Klien akan menunjukkan tanpa adanya 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
system imun, aktifitas yang tidak tanda-tanda infeksi (tidak ada demam, 2. Ciptakan lingkungan yang bersih dan ventilasi yang cukup
terorginisir sekresi tidak purulent) 3. Informasikan perlunya tindakan isolasi.
4. Kaji tanda-tanda vital termasuk suhu badan.
5. Kaji frekwensi nafas, bunyi nafas, batuk dan karakterostik sputum.
Observasi kulit/membrane mucosa kemungkinan adanya lesi/perubahan
warna, bersihkan kuku setiap hari
6. Perhatikan adanya tanda-tanda adanya inflamasi
7. Awasi penggunaan jarum suntik dan mata pisau secara ketat dengan
menggunakan wadah tersendiri.
2 Defisit volume cairan tubuh b/d diare Klien akan mempertahankan tingkat 1. Pantau tanda-tanda vital termasuk CVP bila terpasang.
berat, status hipermetabolik. hidrasi yang adekuat 2. Catat peningkatan suhu dan lamanya, berikan kmpres hangat, pertahankan
pakaian tetap kering, kenyamanan suhu lingkungan.
3. Kaji turgor kulit, membrane mukosa dan rasa haus.
4. Timbang BB setiap hari
5. Catat pemasukan cairan melalui oral sedikitnya 2500 ml/hr.
6. Berikan maknan yang mudah dicerna dan tidak merangsang
Diagnosa dan intervensi
No. Diagnosa Tujuan Intervensi
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan klien akan menunjukkan peningkatan BB 1. Kaji kemampuan mengunyah, merasakan dan menelan.
berhubungan dengan hambatan asupan ideal 2. Auskultasi bising usus
makanan (muntah/mual), gangguan 3. Timbang BB setiap hari
intestinal, hipermetabolik. 4. Hindari adanya stimulus leingkungan yang berlebihan.
5. Berikan perawatan mulut, awasi tindakan pencegahan sekresi. Hindari obat
kumur yang mengandung alkohol.
6. Rencanakan makan bersama keluarga/orang terdekat. Berikan makan sesuai
keinginannya (bila tidak ada kontraindidkasi)
7. Sajikan makanan yang hangat dan berikan dalam volume sedikit
8. Dorong klien untuk duduk saat makan.
4. Pola nafas tidak efektif berhubungan klien akan mmempertahankan pola nafas 1. Auskultasi bunyi nafas tambahan
dengan penurunan ekspansi paru, yang efektif 2. Catat kemungkinan adanya sianosis, perubahan frekwensi nafas dan
melemahnya otot pernafasan penggunaan otot asesoris.
3. Berikan posisi semi fowler.
4. Lakukan suction bila terjadi retensi sekresi jalan nafas
5. Intoleransi aktivitas berhubungan Pasien berpartisipasi dalam kegiatan, 1. Monitor respon fisiologis terhadap aktivitas
dengan kelemahan, pertukaran oksigen, dengan kriteria bebas dyspnea dan 2. Berikan bantuan perawatan yang pasien sendiri tidak mampu
malnutisi, kelelahan takikardi selama aktivitas 3. Jadwalkan perawatan pasien sehingga tidak mengganggu isitirahat.
Implementasi Keperawatan
Didasarkan pada diagnosa yang muncul baik secara aktual,
resiko, atau potensial. Kemudian dilakukan tindakan
keperawatan yang sesuai berdasarkan NCP.
Evaluasi
Disimpulkan berdasarkan pada sejauh mana keberhasilan
mencapai kriteria hasil, sehingga dapat diputuskan apakah
intervensi tetap dilanjutkan, dihentikan, atau diganti jika
tindakan yang sebelumnya tidak berhasil.