BENCANA
Oleh :
Riyanto, S.Kep., Ns., M.Kep.
Disampaikan pada Perkuliahan Mata Kuliah Keperawatan Bencana
di Prodi Sarjana Keperawatan STIKes Indramayu
Begitu banyaknya reaksi stress pada bencana, maka kita sebagai perawat
harus dapat membantu mengatasi masalah para korban bencana.
Lanjutan....
Gambar 4.10 di atas memperlihatkan berbagai respon psikologis terkait bencana dari
fase sebelum bencana sampai dengan setelah bencana. Respon psikologis individu
dan masyarakat terkait bencana melewati fase predisaster, impact/inventory, Heroik,
Honeymoon, disillusionment dan reconstruction.
4.Heroik; pada fase pertama dan berikutnya, orang merasa terpanggil untuk melakukan
aksi heroik seperti menyelamatkan nyawa dan harta orang lain. Altruisme (perhatian
terhadap kesejahteraan orang lain tanpa memperhatikan diri sendiri) menonjol.
Bersedia membantu orang lain untuk bertahan dan pulih.
5.Honeymoon;biasanya 1 mingggu – 6 bulan setelah bencana. Untuk yang terkena
langsung biasanya ada strong sense akan bahaya lain, situasi katastropik. Komunitas
biasanya ada kohesi dan kerjasama untuk pulih. Bantuan biasanya sudah berjalan
lancar, ada harapan yang tinggi untuk cepat pulih. Emosi yang muncul biasanya rasa
syukur dan harapan-harapan.
Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengatasi masalah
stress pada bencana yaitu:
1. Menceritakan pengalaman bencana diri sendiri dan mendengarkan
pengalaman orang lain
2. Mencurahkan perasaan jangan memendamnya
3. Bernafas dalam rileks, kontak fisik
4. Lakukan olahraga dan mengendorkan ketegangan
5. Mencari kesenangan/hobi