Farmakologi Obat-Ssp-Susunan-Saraf-Pusat
Farmakologi Obat-Ssp-Susunan-Saraf-Pusat
KELOMPOK :
1. Anestetik Umum
2.Hipnotik sedatif
3.Antikonvulsi/antiepilepsi
4.Psikotropik
5.Perangsang SSP
1. ANESTETIK UMUM
Anestetik berasal dari “anestesia” yang artinya tidak ada rasa
sakit
Ada 2 kelompok :
Anestesia lokal,
hilang rasa sakit tanpa disertai hilang kesadaran
Anestesia umum ,
hilang rasa sakit disertai hilang kesadaran
ANESTETIK GAS
Potensi rendah, digunakan untuk induksi dan operasi ringan
b. SIKLOPROPAN
Merupakan anestetik gas yang kuat, berbau spesifik, tidak berwarna
Mudah terbakar dan meledak, sehingga harus digunakan dg closed
method
Menginduksi cepat (2-3 menit)
Relaksasi otot baik, iritasi saluran nafas ringan
Absorpsi dan ekskresi melalui paru
Digunakan untuk setiap macam operasi
- untuk analgesik 1-2% dengan O2
- untuk mencapai induksi 25 – 50 % dengan oksigen
- untuk dosis penunjang 10 – 20 % dengan oksigen
Efek samping :
setelah waktu pemulihan sering mual, muntah dan delirium
1. ANESTETIK UMUM
ANESTETIK MENGUAP
a. Gol. ETER
b. Gol. HIDROKARBON HALOGEN :
HALOTAN ; METOKSIFLURAN; ETILKLORIDA; TRIKLORETILEN ;
FLUREKSIN
a. ETER ( DIETILETER )
Cairan tidak berwarna, mudah menguap, berbau, mudah terbakar dan mudah
meledak
Merupakan anestetik yang sangat kuat
Diabsorpsi dan diekskresi melalui paru, sebagian kecil melalui uirne, ASI
dan keringat
Penggunaan : sudah jarang digunakan
untuk induksi 10-20% dengan O2
untuk dosis penunjang stadium III 5-15% volume uap eter
Efek samping :
Iritasi saluran nafas dan merangsang sekresi kel. Bronkus
Pada waktu pemulihan : mual dan muntah
1. ANESTETIK UMUM
b. ENFLURAN
Anestetik eter berhalogen yg tidak mudah terbakar
Cepat melewati stadium induksi
Penggunaan :
untuk induksi enfluran 2-4,5% dikombinasi dg O2 atau campuran N2O –O2
untuk mempertahankan anestesia diperlukan 0,5-3% volume
Efek samping :
sesudah pemulihan menggigil krn hipotermi,gelisah,delirium,mual atau muntah
c. ISOFLURAN (FORANE)
Anestetik Eter berhalogen tidak mudah terbakar, berbau tajam
Relaksasi otot sehingga baik untuk melakukan intubasi
Penggunaan :
untuk induksi isofluran 3-3,5% dalam O2 atau kombinasi N2O-O2
untuk mempertahankan anestesia dg kadar 0,5-3%
Efek samping :
tidak terjadi mual dan muntah atau eksitasi pasca operasi
1. ANESTETIK UMUM
HALOTAN (FLUOTAN)
Cairan tidak berwarna,berbau enak, tidak mudah terbakar, tidak
mudah meledak
Pemberiannya dengan alat khusus “Fluotec”
Efek analgesik lemah tetapi relaksasi otot baik
Absorpsi dan ekskresi melalui paru, 20 % diekskresi melalui
urine
Penggunaan :
untuk induksi dg kadar 1,4% dalam campuran dg O2 atau N2O
untuk dosis penunjang 0,5-2%
Efek samping :
hepatotoksik pada pemakaian berulang
1. Anestetik Umum
METOKSIFLURAN
Cairan jernih, tidak berwarna, bau manis seperti buah, tidak
mudah meledak, tidak mudah terbakar
Anestetik kuat, relaksasi otot baik
Dapat diberikan dg cara closed method dan semiclosed method
Penggunaan :
untuk efek analgesik dan dosis penunjang kadar 0,5%
untuk induksi kadar 1,5-3% dg O2 atau N2O
ETILKLORIDA
Cairan tak berwarna mudah menguap, mudah terbakar
Efek anestetik cepat tapi cepat hilang
Penggunaan :
untuk induksi dengan memberikan 20-30 tetes pd masker selama
30 detik,
untuk anestesi lokal dengan cara disemprotkan pada kulit
1. ANESTETIK UMUM
ANESTETIK PARENTERAL
a. NATRIUM TIOPENTAL c. KETAMIN
b. NATRIUM METOHEKSITAL d. DROPERIDOL DAN FENTANIL
KETAMIN
Larutan tidak berwarna, stabil pd suhu kamar
Mempunyai sifat analgesik,anestetik dan kataleptik dengan kerja singkat
Penggunaan :
berguna untuk trauma, operasi gawat darurat, pembersihan luka bakar, prosedur
radiologik pada anak dan operasi jantung tertentu
untuk induksi ketamin diberikan IV dg dosis 2 mg/KgBB
Efek samping : halusinasi terutama pada orang dewasa
BENZODIAZEPIN
Farmakokinetik :
secara oral diabsorpsi cepat dan sempurna, distribusi secara luas dan
dapat lewat palesenta , ikatan dg protein plasma 65% .
Efek samping :
“Hangover” , karena residu depresi SSP setelah obat dihentikan
berupa vertigo, mual atau diare
Indikasi :
Digunakan pada terapi darurat kejang seperti tetanus, eklamsia, status
epilepsi, perdarahan serebral dan keracunan konvulsan
Kontra indikasi :
pada penderita alergi barbiturat, penyakit hati , penyakit ginjal dan
hipoksia
3. ANTIKONVULSI/ANTIEPILEPSI
Antikonvulsi disebut juga antiepilepsi , digunakan terutama untuk mencegah
dan mengobati bangkitan epilepsi
EPILEPSI
Epilepsi adalah penyakit SSP yg timbul spontan dengan episoda singkat
(bangkitan/seizure) dengan gejala utama kesadaran menurun sampai hilang
dan disertai kejang ,hiperaktivitas otonomik dan gangguan sensorik
Bangkitan epilepsi karena adanya letupan listrik disuatu fokus di otak (neuron
epileptik)
Bangkitan bisa tonik-klonik (epilepsi grand mal) , bisa lena (petit mal )
ANTIEPILEPSI
Mekanisme Kerja :
1. Mencegah timbulnya letupan pada neuron epileptik
2. Mencegah letupan pada neuron normal
3. ANTIKONVULSI/ANTIEPILEPSI
A. FENITOIN (DIFENILHIDANTOIN)
Merupakan obat utama untuk epilepsi, kecuali bangkitan lena
Farmakokinetik :
Absorpsi peroral lambat, diekskresi melalui ginjal
Efek samping :
Diplopia, vertigo, nistagmus,
Nyeri ulu hati, anoreksia muntal dan muntah
Hiperplasia pada gusi
Dosis :
Dosis awal untuk dewasa 300 mg, dilanjutkan dg dosis penunjang 300-
400 mg
Untuk anak < 6 tahun dosis awal 1/3 dosis dewasa , dosis penunjang 4-
8 mg/kgBB sehari
B. KARBAMAZEPIN
Efektif untuk bangkitan tonik klonik, selain mengurangi
kejang bisa memperbaiki psikis yaitu kewaspadaan dan
perasaan
Efek samping :
Pusing, vertigo, diplopia, penglihatan kabur
Mual , muntah, reaksi alergi
Dosis :
Anak < 6 tahun 100 mg sehari, anak 6 – 12 th 2 X 100
mg sehari, dosis penunjang 20-30 mg/KgBB
Dewasa dosis awal 2 X 200 mg , dosis penunjang 800-
1200 mg sehari
3. ANTIKONVULSI/ANTIEPILEPSI
C. ASAM VALPROAT
Efektif untuk bangkitan lena dan tonik-klonik
Dosis :
Dosis dewasa 3 x 200 mg/hari
Dosis anak 20-30 mg/KgBB/hari
Toksisitas :
Gangguan saluran cerna, ruam kulit,
Kantuk, tremor
Gangguan pada hati
3. ANTIKONVULSI/ANTIEPILEPSI
A. KLORPROMAZIN (CPZ)
Efek antispikosis yaitu mempengaruhi fungsi psikik, kelakuan
atau pengalaman
Farmakokinetik :
Absorpsi baik bila diberikan peroral n parenteral
Kadar tertinggi di paru, kelenjer suprarenal dan limpa dan
hati
Ekskresi melalui ginjal
Indikasi :
Untuk skizofrenia , ketegangan, hiperaktivitas, halusinasi,
susah tidur, anoreksia ,negativisme dan menarik diri
Merupakan obat pilihan untuk hiccup yang berlangsung lama
Sediaan :
Tersedia dalam bentuk tablet 25 mg dan larutan suntikan 25
mg/ml
4. ANTIPSIKOTIK
BUTIROFENON ( HALOPERIDOL )
Indikasi :
Merupakan obat pilihan untuk sindrom Gilles de la Tourette yi :
kelainan neurologik aneh , ditandai dg kejang otot hebat,
menyeringai , mengeluarkan kata-kata jorok
Farmakokinetik :
Cepat diserap di saluran cerna , ditimbun di hati kira 1% , ekskresi
melalui ginjal lambat
Efek samping :
Reaksi ekstrapiramidal, depresi , leukopenia dan agranulositosis
Sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil
4. ANTIPSIKOTIK
5. PERANGSANG SSP
Adalah obat yang mempunyai efek utama menyebabkan perangsangan SSP , disebut
“analeptik/konvulsan”
Yaitu : memblokade sistem penghambatan SSP ; meninggikan perangsangan sinaps
A. METILFENIDAT
Merupakan perangsang SSP ringan yg efeknya lebih menonjol pada aktivitas mental
dibandingkan aktivitas motorik
Farmakokinetik :
Mudah dicerna melalui saluran cerna, dieksresi melalui ginjal
Indikasi :
- Pengobatan berbagai depresi mental
- Pengobatan keracunan
- Menghilangkan rasa apatis
Dosis dan sediaan :
- Metilfenidat HCl tersedia dlm bentuk tablet 5,10,20 mg
- Dosis dewasa 2-3 X 10 mg perhari
- Dosis anak , mula 2 0,25 mg/KgBB kemudian ditingkatkan , dosis optimal 2
mg/KgBB perhari
Efek samping :
Disufungsi otak minimal, insomnia, mual iritable, nyri badomen, sakit kepala,
meningkatnya denyut jantung
5. PERANGSANG SSP
B. XANTIN ( METILXANTIN)
Derifat :
KAFEIN; TEOFILIN; TEOBROMIN
Merupakan alkaloid dalam tumbuhan :
- biji coffie arabica mengandung kafein
- daun thea sinensis mengandung kafein dan teofilin
- biji Theoroma cacao mengnadung teobromin dan kafein
Mekanisme kerja :
Merangsang SSP menimbulkan diuresis, merangsang otot jantung, relaksasi
otot polos bronkus
Farmakokinetik :
absorpsi cepat setelah pemberian oral,rektal dan parenteral, didistribusikan
keseluruh tubuh melewati plasenta dan ke ASI, diekskresi bersama urine
5. PERANGSANG SSP
Sediaan :
- kafein Na benzoat , suntikan dlm ampul 500 mg/2 ml diberikan IM
- kafein sitrat , tablet 60 dan 120 mg diberikan oral
- teofilin, berupa tablet 100 & 200 mg diberikan oral,
- aminofilin , ampul 250 mg/10ml diberikan IV
- teofilin suppositoria , 125 ,250 dan 500 mg
Indikasi :
Asma bronkial
mengatasi status asmatikus disamping pemberian tindakan lainnya
diberikan aminofilin IV dg dosis awal 6 mg/KgBB perinfus
teofilin oral diberikan 400 mg/hari,
pemberian obat ini perlu “ therapeutic drug monitoring “
Minuman populer
- teofilin digunakan pada minuman kopi, teh, cola
- teobromin digunakan pada minuman coklat
- sebaiknya tidak diberikan pada anak , pasien tukak
peptik, dan hipertensi