Anda di halaman 1dari 121

1

PEMERIKSAAN
NEUROLOGI

Dr. Dwi Kusumaningsih,SpS


Pemeriksaan Neurologi
2

1. Kesadaran
2. Tanda Meningeal
3. Nervus Kranialis
4. Sensorik
5. Motorik
6. Refleks fisiologis
7. Refleks patologis
8. Provokasi nyeri
9. Pemeriksaan serebelum
10. Pemeriksaan fungsi otonom
Diagnosis Neurologi
3

 Diagnosis klinis
 Diagnosis topis
 Diagnosis Etiologi
1 Pemeriksaan Kesadaran
Kesadaran Glasgow Coma Scale (GCS)
POIN
5
EYE VERBAL MOTORIC

1 Tidak ada respon Tidak ada respon Tidak ada respon

2 Buka mata dengan Hy mengeluarkan Ekstensi


rangsang nyeri suara ( mengerang) (decerebrate)
3 Buka mata dengan Membentuk kata Fleksi
rangsang suara bukan kalimat (decorticate)
4 Buka mata spontan Buat kalimat tapi ada Menghindar dr
disorientasi rangsang nyeri
5 Orientasi baik Melokalisir nyeri

6 Mengikuti
perintah
2 Pemeriksaan Meningeal sign
Meningeal Sign
7

 Nuchal rigidity dan Brudzinski I


 Pasien tidur terlentang tanpa bantal, digerakkan kepala
ke samping kiri/ kanan terlebih dahulu (ada tahanan
atau tidak),
 bila tidak ada tahanan , fleksikan leher sampai
menyentuh dagu
 Sekaligus periksa Brudzinski I dengan melihat fleksi
pada kedua tungkai pasien
Meningeal..
8

 Brudzinski II (contralateral leg sign)


 Penderita terlentang, tungkai yg akan dirangsang
difleksikan pada sendi lutut, kemudian tungkai atas
difleksikan pada sendi panggul
 Jika timbul gerakan reflektorik berupa fleksi tungkai
kontralateral pada sendi lutut dan panggul → tes positif
 Brudzinski III (cheek sign)
 Penekanan pada pipi kedua sisi tepat di bawah os
zygomaticus, akan disusul fleksi reflektorik pada kedua
siku dan kedua lengan
Meningeal..
9

 Brudzinski IV (symphysis sign)


 Penekanan pada simpisis pubis disusul oleh
timbulnya gerkan reflektorik pada kedua tungkai
pada sendi lutut dan panggul
 Kernig

 Fleksikan tungkai atas pada sudut 90o terhadap badan


dan fleksikan 90o terhadap tungkai atas, lalu
ekstensikan (gerakan ke atas) pada tungkai bawah pada
sendi lutut
 Bila kurang dari 135o penderita nyeri atau ada tahanan
atau terdapat fleksi pada tungkai kontralateral→ positif
BRUDZINSKI NECK SIGN
10
KERNIG SIGN
11

1350

900
3 Pemeriksaan Nervi Kranialis
Nervus Olfaktorius
13

 Pemeriksaan bau
 syarat : tidk ada hambatan, tidak ada atropi, dan
penderita sadar baik (GCS 456)
 Bahan tidak iritatif , biasanya tembakau, kopi, vanili,
teh, jeruk.
 Cara diperiksa masing2 hidung, penderita disuruh
tutup mata
14 Ada yang salah ?
Nervus Opticus
15

Terdiri pemeriksaan:
 Tajam penglihatan (visual acquity)

 Lapangan pandang (visual field)

 Pemeriksaan warna

 Funduskopi
Nervus opticus..
16

 Tajam penglihatan
 Menggunakan Snellen Eye chart (6 meter)
 Menggunakan jari tangan (normal dapat dilihat dlm jarak
60 meter), lambaian tangan (normal : jarak 300 meter),
cahaya lampu (jarak tak terhingga), dan bila tidak dapat
melihat sama sekali berarti buta total.

 Lapangan penglihatan
 Tes konfrontasi , normalnya untuk penglihatan atas

(superior ) : 60o , inferior : 75o, temporal : 100o, nasal : 60o.


Metode Konfrontasi
17
18
Nervus II
19

 Pemeriksaan warna
 menggunakan tes ishihara
 menggunakan benang wol berwarna (ps diminta untuk
mengambil warna pada kumpulan benang wol berwarna.
 Pemeriksaan funduskopi
 Mata yg tdk diperiksa di tutup dg tangan penderita.
Penderita diminta melihat jauh ke depan. Tangan kiri
pemeriksa melakukan fiksasi dahi penderta, sdgkan
ophtalmoskop dipegang tangan kanan dilakukan
penyinaran 15o dari nasal.
20
21

Papil normal Hypertensive retinopathy stg III


Nervus okulomotorius, troklearis dan
abdusens ( nervus III, IV dan VI)
22

 Pemeriksaan kedudukan bola mata saat diam


 Pemeriksaan gerakan bola mata
 Pemeriksaan celah mata (ptosis)
 Pemeriksaan pupil
 Bentuk, lebar, dan perbedaan lebar
 Reaksi cahaya langsung dan konsensuil
 Reaksi akomodasi dan konvergensi
gerakan bola mata
23
Nervus Trigeminus (Nervus V)
24

 Sensorik
 Motorik
 Refleks
Nervus Trigeminus (Nervus V)
25

 Sensorik
 Distribusi perifer : nervus V-1, V-2, V-3
 Distribusi segmental : onion shape
Nervus V
26

 Motorik
 Merapatkan gigi ( m. masseter dan m. temporalis
bandingkan kanan dan kiri)
 Buka mulut (m. pterygoideus eksernus) bila parese →
deviasi ke sisi otot yg lesi
 Menggerakkan rahang dari sisi ke sisi melawan
tahanan
 Menggigit tongue spatel kayu dg gigi geraham
Nervus V
27

 Refleks
 Jaw, Masseter atau mandibular reflex
 Reflek kornea
 Sternutatory (nasal, sneeze) reflex
Nervus Fasialis (nervus VII)
28

 Pemeriksaan motorik otot- otot wajah


 Pemeriksaan rasa 2/3 anterior lidah
 Pemeriksaan fungsi sekresi
 Pemeriksaan Refleks
Pemeriksaan motorik otot- otot wajah
29

 Pada kondisi diam :


 dibandingkan apakah ada asimetri pada lipatan dahi,
sudut mata, lipatan nasolabial, dan sudut mulut.

 Pada kondisi bergerak :


 mengangkat alis, amati gerakan alis dan derajat
kerutan dahi, menutup mata, mengerutkan alis,
mengembungkan pipi, bersiul, tersenyum.
30
31
Pemeriksaan rasa 2/3 anterior lidah
32

 Dengan cairan Bornstein : 4% glukosa utk manis, 1%


asam sitrat utk asam, 2.5% sodium klorida utk rasa asin,
dan 0.075% quinine HCl utk pahit
 Aplikator dicelupkan ke zat (gula) kemudian di oleskan
disatu sisi lidah kemudian diratakan. Pasien akan
mengidentifikasikan rasa ini dalam kurang dari 10 detik.
Diantara tiap tes pasien diminta berkumur.
Pemeriksaan fungsi sekresi
33

Tes Schirmer
 Lakmus merah ukuran 5x50 mm ditempatkan di

kantung konjuntiva inferior dan dibiarkan selama 5


menit. Kemudian diukur panjang lakmus yang
basah dalam satuan millimeter.
 Normal : lakmus berubah menjadi biru 20-30 mm
Pemeriksaan Refleks
34

 Refleks stapedius
Stethosscope loudness balance test
 Dilakukan dgn memasang stetoskop pd telinga
penderita, kemudian dilakukan pengetukan lembut
diafragma stetoskop atau dgn menggetarkan frekuensi
256Hz di dekat stetoskop
Nervus Vestibulocochlearis (Nervus VIII)
35

 Pemeriksaan pendengaran
 Pemeriksaan keseimbangan
Pemeriksaan pendengaran
36

 Untuk menilai adanya tuli konduksi atau tuli


persepsi
 Dilakukan dgn :
 Suara bisik
 Arloji
 Garputala :
 Tes weber
 Tes rinne
 Tes schwabach
Tes Weber

Tes Rinne

37
Pemeriksaan keseimbangan
38

 Vertigo dengan hallpike maneuver


 Nistagmus dengan hallpike maneuver
 Tes kalori :
 Dingin menggunakan suhu 30oC dan hangat dengan
suhu 42oC
 Timbul nistagmus dg rangsangan dingin : fase cepat ke
sisi kontralateral, sdgkn rangsangan hangat nistagmus
searah dengan rangsangan (COWS= Cold Opposite,
Warm Same side)
hallpike maneuver

39
Nervus Glossopharyngeus dan Nervus Vagus
(Nervus IX dan X)
40

 Inspeksi oropharing dalam keadaan istirahat


 Inspeksi orofaring dlm keadaan berfonasi
 Vernet Rideau Phenomenon
gerakan spt tirai, krn pd saat mengucapkan ‘aaa’, dinding faring
yg sehat akan terangkat sedangkan yang lumpuh akan tertinggal
 Refleks:
 Refleks muntah
 Refleks oculo-cardiac
 Refleks carotico-cardiac
 Sensorik pengecapan 1/3 bagian belakang lidah
 Suara (serak/parau)
 Menelan
41
42
Nervus Accesorius (nervus XI)
43

 Pemeriksaan m. trapezius :
 Penderita disuruh mengangkat bahu dan pemeriksa
menahannya

 Pemeriksaan m. sternokleidomastoideus:
 Penderita memalingkan kepala ke arah kanan utk
memeriksa strenokleidomastoideus kiri dengan tangan
penderita menahannya.
Nervus XI
44

m. Trapezius m. sternokleidomastoideus
Nervus Hipoglossus (nervus XII)
45

Pemeriksaan otot lidah dalam keadaan :


 Diam :

 Bila terdapat paresis sisi kiri, maka lidah akan deviasi


ke kanan yaitu ke sisi sehat
 Bergerak :
 Saat menjulurkan lidah, pd parese kiri maka otot lidah
akan deviasi ke kiri
46
4 Pemeriksaan Sensorik
Sensasi Eksteroseptif
48

 Sensasi Nyeri Dan Suhu


 Nyeri :
 Alat yg dipakai berupa jarum biasa, peniti, jarum pentul
 Mata penderita tertutup
 Tekankan pda kulit penderita seminimal mungkin spy tidak
terjadi perlukaan
 Penderita ditanya ‘apakah anda merasakan ini? Apakah ini
runcing?
 Rangsangan dilakukan dg ujung dan kepala jarum bergantian,
penderita diminta utk menyatakan sensasinya
 Juga ditykan apakah terdpat perbedaan intensitas pd daerah
yg berbeda.
Sensasi Nyeri Dan Suhu….
49

 Suhu :
 Alat yg dipakai : tabung yg diisi air dingin dan air
panas, dingin dg suhu 5– 10o C ; panas suhu 40-45o C
 Penderita sebaiknya berbaring
 Mata penderita tertutup
 Tabung dicobakan terlebih dahulu pd pemeriksa
 Tabung ditempelkan pada kulit penderita dan penderita
diminta untuk menyatakan apakah yg terasa dingin
atau panas
50

 Sensasi Taktil
 Alat yg dipakai : kuas halus, kapas, bulu, tissue
 Stimuli harus seringan mungkin, jangan memberi
tekanan pada jaringan subkutan
 Penderita diminta utk menyatakan ya atau tidak
apabila ia merasakan atau tidak merasakan rangsangan,
dan pederita juga diminta utk menyatakan bagian
tubuh mana yg dirangsang.
51

Nyeri Taktil
Propioseptik
52

 Gerak /posisi
 Tes dilakukan dalam keadaan mata tertutup
 Pd saat memberikan instruksi pasien dlm keadaan mata
terbuka utk melihat respon yg diharapkan sblm
diberikan tes.
 Pemeriksa memegang jari yg rileks dan menjauhkan dr
jari yg lain sejajar dgn bidang gerak
 Kemudian jari digerakkan naik atau turun, dan pasien
diminta untuk menentukan arah gerakan dari posisi
semula
53
54

 Getar
 Alat yg dipakai : garpu tala frekuensi 128 Hz atau 256
hz
 Getarkan gapu tala
 Kemudian pangkal garpu tala segera ditempelkan pada
bagian tubuh tertentu dan dipertahankan hingga pasien
tidak merasakan getaran
 lakukan pemeriksaan pada sisi satunya yang homolog
55
Propioseptik..
56

 Tekan
 Alat yang dipakai : benda tumpul atau menggunakan
ujung jari
 Penderita berbaring dgn mata tertutup
 Benda tumpul ditempelkan atau disentuhkan lebih kuat
terhadap kulit
 Penderita diminta untuk menyatakan apakah ada
tekanan dan sekaligus diminta utk mengatakan daerah
mana yg ditekan
Fungsi Sensoris Cerebral / Kombinasi
57

 Stereognosis
 Barognosis
 Graphestesia
 Two point tactile discrimination
 Sensory Extinction atau Innatention
 Loss of body image
58

Stereognosis Graphestesia
59

 Two Point atau Spasial Discrimination


 kemampuan untuk membedakan dalam keadaan mata
tertutup adanya stimulasi satu titik atau dua titik pada
kulit
 Dilakukan penusukan pd 2 tempat pd saat yg
bersamaan dgn menggunakan alat two-point
diskriminator atau klip berbentuk ’V’
 Ditanyakan apakah satu atu dua titik
60

 Sensory Extinction
 Adalah hilangnya kemampuan utk merasakan dua
stimuli sensoris yg bersamaan
 Pd saat bersamaan, pd sisi tubuh yg sepadan,
kemudian tanyakan kpd pasien, bag mana yg dia
rasakan.
 Extinction tjd bila salah satu tdk dirasakan
61
62

 Loss of body image


 Adalah ketidakmampuan mengidentifikasikan bag
tubuh, orientasi bag tubuh, pemahaman hubungan tiap
bagian tubuh.
 Kita tanyakan tangannya ada berapa, kakinya, pd
pasien dg Loss of body image akan menjawab satu saja
→ neglect / pengabaian
63
A. Hilangnya hemisensoris karena adanya lesi di hemisfer
B. Hilangya sensoris nyeri dan suhu yang menyilang
karena lesi di medula lateral
C. Lesi di spinal cord setinggi midthoracic
D. Hilang nya sensori nyeri dan suhu karena siringomielia
64
E. Hilangnya sensoris distal, simetris disebabkan karena
neuropati perifer
F. Brown sequard syndrome.
G. Hilangnya sensoris dermatomal karena radikulopati cervical
H. Hilangnya sensoris dermatomal karena radikulopati
lumbosakral
65
5 Pemeriksaan Motorik
Motorik
67

 Observasi dan palpasi


 Tonus :
 Penderita harus rileks, untuk mendapatkan kondisi tsb,
dapat dikerjakan dengan mengajak penderita
berbincang sambil dilakukan pemeriksaan tonus
 Kekuatan otot
Table Grading of muscle power according to the
system suggested by the Medical Research Council.
68

Grade Muscle Power

5 Normal power

4 Active movement against resistance and


gravity
3 Active movement against gravity but not
resistance
2 Active movement possible only with gravity
eliminated
1 Flicker or trace of contraction

0 No contraction
Pemeriksaan Deltoid.
Pasien diminta
mengabduksi
lengannya melawan
tahanan, kontraksi
otot dapat dilihat dan
diraba

Musculus Deltoid
diinervasii oleh C5
lewat nervus axillary

69
Pemeriksaan Biceps
Brachii. Dilakukan fleksi
lengan bawah melawan
tahanan. Kontraksi dapat
dilihat dan diraba
Musculus Biceps Brachii
diinervasi oleh C5 dan
C6 melalui nervus
Muskulokutaneus

70
Pemeriksaan Brachioradialis.
Dilakukan fleksi lengan bawah
yang semipronasi (jempol
keatas) melawan tahanan.
Kontraksi otot dapat diamati
dan diraba.
M.Brachioradialis diinervasi
oleh nervus radialis dari akar
syaraf C5 dan C6

71
Ekstensi Lengan bawah.
Lengan bawah disedikit
fleksikan , kemudian
diekstensikan melawan
tahanan. Kontraksi otot
triseps dapat dilihat dan
diraba. Otot Triseps
diinvervasi oleh C6-C7
melalui nervus Radialis

72
Fleksi dari pergelangan.
Fleksi telapak tangan pd
pergelangan melawan
tahanan, tendon dari
fleksor carpi radialis dan
flexor carpi ulnaris
dapat terlihat dan teraba

73
Pemeriksaan Fleksor paha atas.
Pasien diminta memfleksikan
paha atas melawan tahanan dan
lutut difleksikan dan tungkai
berada pada tangan pemeriksa.
Otot hamstring diinervasi oleh
L5-S1 melalui nervus Sciaticus

74
Pemeriksaan Sartorius.
Dengan paha fleksi dan
berotasi lateral dan lutut
setengah fleksi, pasien
diminta memfleksikan lagi
melawan tahanan

75
Pemeriksaan ekstensi tungkai pada lutut. Pasien
berbaring telentang diminta untuk
mengekstensikan tungkai pada lutut melawan
tahanan. Kontraksi quadricep femoris dapat
dilihat dan diraba
Diinervasi oleh L3-L4 memlui nervus femoralis
76
Pemeriksaan plantar fleksi kaki. Pasien diminta
plantar fleksi kaki pada sendi tumit dengan
melawan tahanan, kontraksi gastroknemeus dan
otot yang terkait dapat dipakai dan diraba.
Diinervasi oleh L4-L5 melalui nervus peroneus

77
Pemeriksaan dorso fleksi (ekstensi) kaki. Pasien
diminta mendorsofleksikan kaki melawan tahanan.
Kontraksi dari tibialis anterior dapat di lihat dan
diraba. Diinervasi oleh S1-S2 melalui nervus
tibialis

78
Pemeriksaan Refleks
Pemeriksaan Refleks
80

 REFLEKS FISIOLOGIS
 ReflekSuperfisial (Kulit)
 Deep Tendon and Muscle Stretch Refleks

 REFLEKS PATOLOGIS
6 Refleks Fisiologis
Refleks Superfisial
82

 Refleks dinding perut


Refleks Superfisial…
83

 Reflek Cremaster
 Reflek ini dihasilkan dengan mencoret atau
menggores ringan atau mencubit kulit pada paha atas
bagian dalam
 Respon : normal terjadi kontraksi otot kremaster
dengan elevasi homolateral testis
 Inervasi : saraf ilioinguinal dan genitofemoral (L1-

L2).
 Reflek ini dapat menghilang pada laki-laki tua,

penderita hidrocele atau varicocele, atau pada orchitis


atau epididymitis.
Refleks Superfisial…
84

 Reflek Gluteal
 Dihasilkan dengan menggores kulit pada pantat

 Respon : kontraksi otot-otot gluteal

 Inervasi : otot-otot gluteal diinervasi oleh nervus gluteus


inferior( L4-S2), dan kulit disekelilingnya diinervasi oleh
cabang cutaneus dari rami posterior nervus lumbal dan
sacral.
Refleks Superfisial…
85

 Reflek Plantar
 Dengan menggores permukaan telapak kaki dari tumit
ke atas
 Respon : normal pada individu usia lebih dari 12-18
bulan, diikuti plantar fleksi dari kaki dan jempol kaki
Refleks Superfisial…
86

 Reflek Superficial Anal


 Dilakukan dengan menggores kulit atau membran
mukosa di regio perianal
 Respon : kontraksi dari spinkter eksterna
 Inervasi : reflek ini dimediasi nervus hemorroidal
inferior ( S2-S5)
Deep Tendon and Muscle Stretch Refleks
87

Nilai Respon

0 Tidak ada gerakan sendi dan kontraksi

+1 Bila terdapat kontraksi saja

+2 Terdapat kontraksi dan gerakan sendi

+3 Respon sama dg +2 lebih meningkat dan


ada perluasan
+4 Sama dengan +3 dan terdapat klonus
BPR dan TPR
88

Refleks bisep Refleks Trisep


89

Refleks Brachioradialis
KPR
90

 Reflek Patella
APR
91

 Reflek Achiles
7 Refleks Patologis
Refleks Patologis
93

 Ekstremitas Atas

Hoffman dan Tromner sign


94

 Reflek Grasp (menggenggam)


 Jari pemeriksa ditempatkan pada tangan pasien,
khususnya diantara jempol dan telunjuk
 akan terjadi fleksi lambat dari jari-jari. Jari-jari pasien
akan mengelilingi jari pemeriksa dengan
menggenggam lembut yang masih bisa direlakskan
dengan perintah
95

 Reflek Palmomental
 Refleks ini dibangkitkan dengan cara menorehkan
benda tumpul pada thenar eminence, bisa dari arah
pergelangan menuju jempol atau sebaliknya
 Positif bila ada kontraksi otot-otot orbicularis oris dan
mentalis dengan sedikit retraksi dan peningkatan sudut
mulut sebagai respon dari goresan atau torehan dari
telapak tangan dari tangan ipsilateral
Refleks Patologis Ekstremitas
96
Bawah
 Babinski
 Chaddock
 Oppenheim
 Gordon
 Schaefer
 Stransky
 Gonda
 Mendel-Bechterew
 Rossolimo
Varian Babinski
97

Sign Stimulus

Gordon's sign Squeezing of calf muscles

Schaefer sign Deep pressure on Achilles tendon

Gonda (Allen) Forceful downward stretching or snapping of either second,


third, or fourth toe; if response is difficult to obtain, flex toe
slowly, press on nail, twist the toe and hold it for a few seconds

Stransky Small toe forcibly abducted, then released


Refleks Patologis Ekstremitas
98
Bawah
Sign Stimulus Respons

Rossolimo's sign Tapping ball of foot, or plantar Quick plantar flexion of


surfaces of toes; giving a quick, toes, especially smaller
lifting snap to tips of toes ones; in normals there is
no movement or slight
dorsiflexion of toes
Mendel-Bechterew Tapping or stroking outer aspect Same as Rossolimo's
(dorsocuboidal, of dorsum of foot in region of
tarsophalangeal) reflex cuboid bone, or over fourth and
fifth metatarsals
Ekstremitas Bawah

99

Babinski Rossolimo
100

Klonus
8 Provokasi Nyeri
Tanda Patrick
102

 =FABERE (flexion, abduction, external rotation,


extention)
 Penderita berbaring
 Maleolus eksternus (lateral) tungkai yang diperiksa
diletakkan di patela tungkai yang lain
 Dilakukan penekanan lutut ke bawah.
 Positif bila nyeri pada sendi sakroiliaka
Tanda Contra-Patrick
103

 Fleksi pada sendi lutut


 Lakukan endorotasi serta adduksi
 Tekan tungkai tersebut pada lutut
 Tes positif bila nyeri pada daera sakroiliaka
Tanda Laseque
104

 = SLRT (Straight Leg Raising Test)


 Penderita terlentang
 Tungkai diangkat perlahan tanpa fleksi di lutut
 Positif bila pada sudut 30 - 70o terasa sakit dan
menjalar dari bokong sampai ke ujung kaki
105
9 PEMERIKSAAN FUNGSI CEREBELLUM
Pemeriksaan Koordinasi
107

 Disinergia
 Menyuruh ps menggambil gelas, menggambar lingkaran
 Disdiadokokinesia :
 Tidak dapat melakukan gerakan bolak balik
 Dismetria
 Tidak mampu mengukur ketepatan gerakan
 Tes finger to nose, finger to finger

 Rebound phenomenon
 Scanning speech
Pemeriksaan keseimbangan
108

 Sikap duduk : trunkal ataxia


 Sikap berdiri :
Wide base
 Romberg

 Berjalan

 Tandem walking

 Tonus : pendular
 Tremor : intention tremor, tremor terjd pd akhir
gerakan
109
Finger to nose test
Figure 2: Finger-to-nose test. A. Normal: Smooth trajectory
throughout movement. B. Cerebellar hemisphere dysfunction:
Tremor increases in amplitude as finger approaches target. C.
Parkinsonian: Tremor may be present at initiation of movement, but
smoothes out as finger approaches target. D. Essential tremor: Low-
110 amplitude fast tremor throughout trajectory, may worsen as finger
approaches target.
Heel to shin test

111
Disdiadokokinesia

112
Rebound phenomenon
113
Pendullar sign

114
Tandem gait

115
Romberg test
116
10 Pemeriksaan Sistem Otonom
Sistem otonom
118

 hipotensi ortostatik,
 keringat yang abnormal,

 disfungsi gastrointestinal dan atau traktus

genitourinari.
Tes Perspirasi
119

Tujuan : menentukan letak topis lesi di medula spinalis


 Persiapkan ruangan , alat dan bahan

 Ruangan suhu 37o C dan kelembaban 40-50o C

 Sediakan alat penutup badan khusus

 Solusio yodium 2%, tepung amilum, tablet


parasetamol
 Pasien melepas seluruh pakaian

 Tubuh penderita diolesi dengan yodium 2% dan

tunggu sampai kering


120

 Setelah kering, tubuh penderita ditaburi tepung amilum


 Penderita minum tablet parasetamol 500mg
 Penderita dimasukkan ke dalam alat khusus penutup
badan selama 60 menit
 Normal : tjd perubahan warna tepung amilum menjadi
warna ungu pd daerah yang diolesi yodium 2% dan
ditaburi tepung amilum.
 Interpretasi :
 Jk terjadi ggn berkeringat, tdk terjadi perub warna
 Perbatasan warna putih dan ungu merupakan topis lesi yg
dicari
121

THE END

Anda mungkin juga menyukai