Pertemuan 3
Pertemuan 3
LISTRIK
Oleh :
Fauzia Haz
No Hp / NID – 085 255 908 299 /4121 97 491
Prinsip Kerja Pembangkit Tenaga Listrik
• Pada pembangkitan tenaga listrik terdapat proses
pengubahan sumber energy primer menjadi
energi listrik. Proses pengubahan sumber energi
baik konvensional maupun non konvensional
dapat dilihat pada gambar 1.1. Masingmasing
jenis pembangkit tenaga listrik mempunyai
prinsip kertja yang berbeda, sesuai dengan
penggerak mulanya (prime mover).
Gambar 1. Proses konversi energi listrik
Proses Pembangkitan Tenaga Listrik
- Mempertahankan efisiensi
- Mempertahankan keandalan
- Mempertahankan umur ekonomis
• Bagian-bagian peralatan yang memerlukan
pemeliharaan terutama adalah:
- Bagian-bagian yang bergeser: seperti : bantalan, cincin
pengisap (piston ring) dan engsel-engsel.
- Bagian-bagian yang mempertemukan zat-zat dengan
suhu yang berbeda seperti : penukar panas (heat
exchanger) dan ketel uap
- Kontak-kontak listrik dalam sakelar serta klem-klem
penyambung listrik.
• 7. Gangguan dan kerusakan
• Gangguan adalah peristiwa yang menyebabkan
Pemutusan Tenaga (PMT) membuka (trip) diluar
kehendak operator sehingga terjadi pemutusan pasokan
tenaga listrik. Gangguan esungguhnya adalah peristiwa
hubung singkat yang penyebabnya kebanyakan petir,
dan tanaman. Gangguan dapat juga disebabkan karena
kerusakan alat, sebaliknya gangguan ( misalnya yang
disebabkan petir) yang terjadi berkali-kali akhirnya
mengakibatkan alat ( misalnya transformator ) menjadi
rusak.
• 8. Pengembangan pembangkit
• Pada umumnya, pusat lstrik yang berdiri sendiri maupun
yang ada dalam sistem interkoneksi memerlukan
pengembangan. Hal ini disebabkan karena beban yang
dihadapi terus bertambah sedangkan di pihak lain pihak
unit pembangkit yang ada menjadi semakin tua dan
perlu dikeluarkan dari operasi.
• 9. Perkembangan teknologi pembangkit
• Perkembangan teknologi pembangkit umumnya
mengarah pada perbaikan efisiensi dan
penemuan teknik konversi energi yang baru dan
penemuan bahan bakar baru. Perkembangan ini
meliputi segi perangkat keras (hardware) seperti
komputerisasi dan juga meliputi segi perangkat
lunak ( software) seperti pengembangan model-
model matematika untuk optimasi.
Sistem Interkoneksi
• Pusatpembangkit listrik yang besar, di atas 100 MW
umumnya beroperasi dalam sistem interkoneksi. Pada
sistem interkoneksi terdapat banyak pusat beban (yang
disebut gardu induk ,disingkat GI )yang dihubungkan
satu sama lain oleh saluran transmisi. Disetiap GI
terdapat beban berupa jaringan distribusi yang melayani
para konsumen tenaga listrik. Jaringan distribusi beserta
konsumen ini merupakan suatu subsistem disribusi.
Subsistem dari setiap GI umumnya tidak mempunyai
hubungan listrik satu sama lain ( lihat Gambar 3)
• Gambar 3 memperlihatkan sebagian dari sistem interkoneksi
yang terdiri dari sebuah pusat listrik, dua buah GI beserta
subsistem distribusinya. Karena operasi pusat-pusat listrik dalam
sistem interkoneksi saling mempengaruhi satu sama lain,maka
perlu koordinasi operasi. Koordinasi operasi ini dilakkukan oleh
ousat pengatur beban. Koordinasi terutama meliputi:
• a. Koordinasi pemeliharaan.
• b. Pembagian beban yang ekonomis.
• c. Pengaturan frekuensi.
• d. Pengaturan tegangan.
• e. Prosedur mengatasi gangguan.
Gambar 3 Sebagian dari sistem interkoneksi, yaitu sebuah
pusat listrik, dua GI beserta subsistem distribusi
Proses Penyediaan Tenaga Listrik
• Setelah tenaga listrik dibangkitkan dalam pusat listrik,
maka tenaga listrik ini disalurkan ( ditransmisikan ) lalu
didistribusikan para konsumen tenaga listrik. Proses
penyediaan tenaga listrik bagi para konsumen ini secara
singkat digambarkan oleh Gambar 4.Gambar 5
sesungguhnya merupakan salah satu bagian dari sistem
interkoneksi yang digambarkan oleh Gambar 3
Gambar 4.1 Proses penyediaan tenaga
listrik (pembangkitan dan penyaluran)
Gambar 4.2 Proses penyedian tenaga
listrik bagi para konsumen
• Dalam pusat listrik, energi primer dikonversikan menjadi
energi listrik. Kemudian energi listrik ini dinaikkan
tegangannya untuk disalurkan melaui saluran transmisi.
Tegangan transmisi yang digunakan PLN:70 Kv,150kV,
275Kv, dan 500Kv. Saluran trnsmisi dapat berupa saluran
udara atau saluran kabel tanah.
• PLN menggunakan frekuensi 50 Hz. Di gardu induk,
tegangan diturunkan menjadi tegangan distribusi
primer. Tegangan distribusi primer yang digunakan PLN
adalah 20 kV.
• Dari GI, energi didistribusikan melalui penyulang-penyulang
distribusi yang berupa saluran udara atau saluran kabel
tanah. Pada penyulang – penyulang distribusi ini trdapat
gardu- gardu distribusi.
• Fungsi gardu distribusi adalah menurunkan tegangan
distribusi primer menjadi tegangan rendah 380/220 Volt
yang didistribusikan melalui jaringan tanah rendah ( JTR ).
Konsumen tegangan listrik disambung dari JTR dengan
menggunakan sambungan rumah ( SR ) .
• Dari SR,tegangan listrik masuk,masuk ke alat pembatas dan
pengukur ( APP ) trlebih dahulu sebelum memasuki instansi
rumah milik konsumen. APP berfungsi membatasi daya dan
mengukur pemakaian energi listrik oleh konsumen.
Transmisi dan Distribusi
• Apabila saluran transmisi menyalurkan tenaga
listrik bertegangan tinggi ke pusat-pusat beban
dalam jumlah besar, maka saluran distribusi
berfungsi membagikan tenaga listrik tersebut
kepada pihak pemakai melalui saluran tegangan
rendah.
• Generator sinkron di pusat pembangkit biasanya menghasilkan
tenaga listrik dengan tegangan antara 6-20 kV yang kemudian,
dengan bantuan transformator tegangan tersebut dinaikkan
menjadi 150-500 kV.
• Saluran
tegangan Tinggi (STT) menyalurkan tegangan listrik
menuju pusat penerima, disini tegangan siturunkan menjadi
tegangan subtransmisi 70 kV.
• Pada gardu induk (GI), tenaga listrik yang diterima kemudian
dilepaskan menuju trafo distribusi (TD) dalam bentuk tegangan
menengah 20 kV.
• Melalui
trafo distribusi yang tersebar diberbagai pusat-pusat
beban, tegangan distribusi primer ini diturunkan menjadi
tegangan rendah 220/380 V yang akhirnya diterima pihak
pemakai.