Anda di halaman 1dari 39

PEMBANGKIT TENAGA

LISTRIK
Oleh :
Fauzia Haz
No Hp / NID – 085 255 908 299 /4121 97 491
Prinsip Kerja Pembangkit Tenaga Listrik
• Pada pembangkitan tenaga listrik terdapat proses
pengubahan sumber energy primer menjadi
energi listrik. Proses pengubahan sumber energi
baik konvensional maupun non konvensional
dapat dilihat pada gambar 1.1. Masingmasing
jenis pembangkit tenaga listrik mempunyai
prinsip kertja yang berbeda, sesuai dengan
penggerak mulanya (prime mover).
Gambar 1. Proses konversi energi listrik
Proses Pembangkitan Tenaga Listrik

• Pembangkitan tenaga listrik semakin besar dilakukan


dengan cara memutar generator sinkron sehingga di
dapat tenaga listrik dengan tegangan bolak-balik tiga
fasa. Energi mekanik yang diperlukan untuk memutar
generator sinkron didapat dari mesin penggerak
generator atau biasa disebut penggerak mula ( prime
mover ). Mesin penggerak generator yang banyak
digunakan dalam praktk, yaitu : mesin diesel, turbin uap,
turbin air dan turbin gas.
Mesin-mesin penggerak generator ini mendapat energi dari:

1. Proses pembakaran bahan bakar ( mesin-


mesin termal )
2. Air terjun ( turbin air )
• Pusat pembangkit listrik adalah tempat dimana
proses pembangkitan tenaga listrik dilakukan.
Mengingat proses pembakitan tenaga listrik
merupakan proses konversi energi primer ( bahan
bakar atau potensi air ) menjadi energi mekanik
penggerak generator, yang selanjutnya energi
mekanik ini diubah menjadi energi listrik oleh
generator
dalam pusat listrik umumnya terdapat;

• 1. Instalasi energi primer, yaitu instalasi bahan bakar


atau instalasi tenaga air.
• 2. Instalasi mesin penggerak generator, yaitu instalasi
yang berfungsi sebagai pengubah energi primer menjadi
energi mekanik penggerak genertor. Mesin penggerak
generator ini dapat berupa ketel uap beserta turbin uap,
mesin diesel, turbin gas, atau turbin air.
• 3. Instalasi pendingin, yaitu instalasi yang berfungsi
mendinginkan instalasi mesin penggerak yang
menggunakan bahan bakar.
• 4. Instalasi listrik, yaitu instalasi yang secara garis besar
terdiri dari ;
• Instalasi tenaga tinggi, yaitu instalasi yang menyalurkan
energi listrik yang dibangkitkan generator.
• Instalasi tegangan rendah, yaitu instalasi alat-alat bantu
dan instalasi penerangan.
• Instalasi arus searah, yaitu instalasi yang terdiri dari
baterai aki beserta pengisinya dan jaringan arus searah
yang terutama digunakan untuk proteksi, kontrol dan
telekomunikasi.
Pembangkit Listrik Termis
• Pada kelompok pembangkit termis ini merupakan jenis
pembangkit yang menggunakan panas sebagai konversi dasar
utamanya, yaitu sebagai proses konversi energi listrik.
• Pembangkit termis mengubah energi panas menjadi energi
listrik. Panas dapat dihasilkan oleh panas bumi, minyak, uap, gas
dan lainnya. Hal ini dapat dikatakan bahwa pembangkit termis
yang dihasilkan oleh panas bumi disebut sebagai pembangkit
listrik panas bumi, sedangkan pembangkit termis yang
dihasilkan oleh uap disebut sebagai pembangkit tenaga uap.
Pembangkit Listrik NON Termis
• pada pembangkit non termis sumber energi
penggerak mulanya bukan berupa panas, seperti
pada pembangkit tenaga air atau yang disebut
dengan PLTA.
Jenis-Jenis Pusat Pembangkit Listrik
• jenis-jenis pusat listrik sebagai berikut;
• 1.
Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA): pusat
pembangkit listrik ini menggunakan tenaga air sebagai
sumber energi primer.
• 2.
Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD): Pusat
pembangkit listrik ini menggunakan bahan bakar
minyak
• 3.Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) : Pusat
pembangkit listrik ini menggunakan bahan bakar
batubara, minyak atau gas sebagai sumber energi
primer.
• 4.Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) : Pusat
pembangkit listrik ini menggunakan bahan bakar gas
atau minyak sebagai sumber energi primer.
• 5.Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap
(PLTGU) : Pusat pembangkit listrik ini kombinasi PLTG
dan PLTU. Gas buang dari PLTG dimanfaatkan untuk
menghasilkan uap dalam ketel uap penghasil uap untuk
penggerak turbin uap
• 6.Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) : PLTP
merupakan PLTU yang tidak mempunyai ketel uap
karena uap penggerak turbin uapnya didapat dari bumi.
• 7.
Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) : PLTN merupakan
PLTU yang menggunakan uranium sebagai bahan bakar
yang menjadi sumber energi primernya. Uranium
menjalani proses fission ( fisi ) di dalam reaktor nuklir
yang menghasilkan energi panas yang digunakan untuk
menghasilkan uap dalam ketel uap. Uap ini selanjutnya
digunakan untuk menggerakkan turbin uap penggerak
generator.
Instalasi Listrik dari Pusat Pembangkit
Listrik
• Pada umumnya pusat listrik membangkitkan arus bolak balik tiga fasa dengan
menggunakan generator sinkron. Gambar 2 menggambarkan diagram satu garis
instalasi tenaga listrik sebuah pusat listrik yang sederhana.
• Tegangan generator yang paling tinggi yang dapat
dibangkitkan adalah 23 kV. Pada saat ini, dalam tingkat
riset sedang dikembangkan generator yang dapat
membangkitkan tegangan sampai 150 kV.
• Pusat listrik yang sudah beroperasi secara komersial
saat ini seperti gambar sebelumnya yaitu tegangan dari
generator dinaikkan dahulu dengan menggunakan
transformator, baru kemudian dihubungkan ke rel
melalui pemutus tenaga (PMT). Pemutu tenaga adalah
sakelar tegangan tinggi yang mampu memutuskan arus
gangguan. Arus gangguan besarnya mencapai beberapa
ribu kali besarnya arus operasi normal.
• Di depan dan di belakang setiap pemutus tenaga
harus ada pemisah (PMS), yaitu sakelar yang
hanya boleh dioperasikan (ditutup dan dibuka)
dalam keadaan tidak ada arus yang melaluinya,
tetapi posisi pisau sakelar harus jelas terlihat. Hal
ini berkaitan dengan masalah keselamatan kerja
pada saat instalasi tegangan tinggi akan
dibebaskan dari tegangan karena akan disentuh
orang misalnya untuk pekerjaan pemeliharaan
atau perbaikan.
• Semua generator sebagai penghasil energi dihubungkan dengan
rel (busbar). Begitu pula semua saluran keluar dari rel pusat
listrik dihubungkan dengan rel pusat listrik.
• Saluran keluar dari rel pusat listrik ada yang berfungsi mengirim
tenaga listrik dalam jumlah besar ke lokasi lain dan ada yang
berfungsi untuk menyediakan tenaga listrik di lokasi sekitar
pusat listrik tersebut berada, bahkan selalu ada saluran (feeder
atau penyulang) yang berfungsi menyediakan tenaga listrik bagi
keperluan pusat listrik itu sendiri.
• Pusat listrik memerlukan tenaga listrik untuk lampu penerangan
dan untuk menjalankan motor-motor listrik, seperti ; motor
listrik penggerak, pompa air pendingin, motor listrik penggerak
penyejuk udara, motor listrik pengangkat, dan lain-lain.
•Dalam pusat listrik ini juga ada instalasi listrik
arus searah. Arus searah diperlukan untuk
menggerakkan mekanisme pemutusan
tenaga (PMT) dan untuk lampu penerangan
darurat. Sebagai sumber arus searah
digunakan baterai aki yang diisi oleh
penyearah.
Masalah Utama dalam Pembangkitan
Tenaga Listrik

• 1. Penyediaan energi primer.


• Energi primer untuk pusat listrik termal adalah bahan
bakar. Penyediaan bahan bakar meliputi : pengadaan,
transfortasi dan penyimpangan, terutama yang
memerlukan perhatian terhadap resiko kebakaran.
• 2. Penyediaan air pendingin
• Masalah penyediaan air pendingin timbul pada pusat
termal seperti PLTU dan PLTD. PLTU dan PLTD dengan
daya terpasang di atas 25 MW banyak yang dibangun di
daerah pantai karena membutuhkan air pendingin
dengan jumlah yang besar sehingga pusat listrik ini
dapat menggunakan air laut sebagai pendingin. Untuk
unit-unit PLTD yang kecil, di bawah 3 MW, pendinginnya
dapat menggunakan udara dengan menggunakan
radiator.
• 3. Masalah limbah
• PLTU batubara menghasilkan limbah berupa abu batu bara
dengan asap yang mengandung gas SO2, CO2 dan NOx. Semua
PLTU mempunyai limbah bahan kimia dari air ketel (blow down).
PLTD dan PLTG mempunyai limbah berupa minyak pelumas.
PLTA tidak menghasilkan limbah, malah limbah dari masyarakat
yang masuk kesungai penggerak PLTA sering menimbulkan
gangguan pada PLTA.
• 4. Masalah kebisingan
• Pusat listrik termal menimbulkan seara keras yang
merupakan kebisingan bagi masyarakat yang tinggal di
dekatnya. Tingkat kebisingan harus dijaga agar tidak
melampaui standar yang berlaku.
• 6. Pemeliharaan
• Pemeliharaan peralatan diperlukan untuk :

- Mempertahankan efisiensi
- Mempertahankan keandalan
- Mempertahankan umur ekonomis
• Bagian-bagian peralatan yang memerlukan
pemeliharaan terutama adalah:
- Bagian-bagian yang bergeser: seperti : bantalan, cincin
pengisap (piston ring) dan engsel-engsel.
- Bagian-bagian yang mempertemukan zat-zat dengan
suhu yang berbeda seperti : penukar panas (heat
exchanger) dan ketel uap
- Kontak-kontak listrik dalam sakelar serta klem-klem
penyambung listrik.
• 7. Gangguan dan kerusakan
• Gangguan adalah peristiwa yang menyebabkan
Pemutusan Tenaga (PMT) membuka (trip) diluar
kehendak operator sehingga terjadi pemutusan pasokan
tenaga listrik. Gangguan esungguhnya adalah peristiwa
hubung singkat yang penyebabnya kebanyakan petir,
dan tanaman. Gangguan dapat juga disebabkan karena
kerusakan alat, sebaliknya gangguan ( misalnya yang
disebabkan petir) yang terjadi berkali-kali akhirnya
mengakibatkan alat ( misalnya transformator ) menjadi
rusak.
• 8. Pengembangan pembangkit
• Pada umumnya, pusat lstrik yang berdiri sendiri maupun
yang ada dalam sistem interkoneksi memerlukan
pengembangan. Hal ini disebabkan karena beban yang
dihadapi terus bertambah sedangkan di pihak lain pihak
unit pembangkit yang ada menjadi semakin tua dan
perlu dikeluarkan dari operasi.
• 9. Perkembangan teknologi pembangkit
• Perkembangan teknologi pembangkit umumnya
mengarah pada perbaikan efisiensi dan
penemuan teknik konversi energi yang baru dan
penemuan bahan bakar baru. Perkembangan ini
meliputi segi perangkat keras (hardware) seperti
komputerisasi dan juga meliputi segi perangkat
lunak ( software) seperti pengembangan model-
model matematika untuk optimasi.
Sistem Interkoneksi
• Pusatpembangkit listrik yang besar, di atas 100 MW
umumnya beroperasi dalam sistem interkoneksi. Pada
sistem interkoneksi terdapat banyak pusat beban (yang
disebut gardu induk ,disingkat GI )yang dihubungkan
satu sama lain oleh saluran transmisi. Disetiap GI
terdapat beban berupa jaringan distribusi yang melayani
para konsumen tenaga listrik. Jaringan distribusi beserta
konsumen ini merupakan suatu subsistem disribusi.
Subsistem dari setiap GI umumnya tidak mempunyai
hubungan listrik satu sama lain ( lihat Gambar 3)
• Gambar 3 memperlihatkan sebagian dari sistem interkoneksi
yang terdiri dari sebuah pusat listrik, dua buah GI beserta
subsistem distribusinya. Karena operasi pusat-pusat listrik dalam
sistem interkoneksi saling mempengaruhi satu sama lain,maka
perlu koordinasi operasi. Koordinasi operasi ini dilakkukan oleh
ousat pengatur beban. Koordinasi terutama meliputi:
• a. Koordinasi pemeliharaan.
• b. Pembagian beban yang ekonomis.
• c. Pengaturan frekuensi.
• d. Pengaturan tegangan.
• e. Prosedur mengatasi gangguan.
Gambar 3 Sebagian dari sistem interkoneksi, yaitu sebuah
pusat listrik, dua GI beserta subsistem distribusi
Proses Penyediaan Tenaga Listrik
• Setelah tenaga listrik dibangkitkan dalam pusat listrik,
maka tenaga listrik ini disalurkan ( ditransmisikan ) lalu
didistribusikan para konsumen tenaga listrik. Proses
penyediaan tenaga listrik bagi para konsumen ini secara
singkat digambarkan oleh Gambar 4.Gambar 5
sesungguhnya merupakan salah satu bagian dari sistem
interkoneksi yang digambarkan oleh Gambar 3
Gambar 4.1 Proses penyediaan tenaga
listrik (pembangkitan dan penyaluran)
Gambar 4.2 Proses penyedian tenaga
listrik bagi para konsumen
• Dalam pusat listrik, energi primer dikonversikan menjadi
energi listrik. Kemudian energi listrik ini dinaikkan
tegangannya untuk disalurkan melaui saluran transmisi.
Tegangan transmisi yang digunakan PLN:70 Kv,150kV,
275Kv, dan 500Kv. Saluran trnsmisi dapat berupa saluran
udara atau saluran kabel tanah.
• PLN menggunakan frekuensi 50 Hz. Di gardu induk,
tegangan diturunkan menjadi tegangan distribusi
primer. Tegangan distribusi primer yang digunakan PLN
adalah 20 kV.
• Dari GI, energi didistribusikan melalui penyulang-penyulang
distribusi yang berupa saluran udara atau saluran kabel
tanah. Pada penyulang – penyulang distribusi ini trdapat
gardu- gardu distribusi.
• Fungsi gardu distribusi adalah menurunkan tegangan
distribusi primer menjadi tegangan rendah 380/220 Volt
yang didistribusikan melalui jaringan tanah rendah ( JTR ).
Konsumen tegangan listrik disambung dari JTR dengan
menggunakan sambungan rumah ( SR ) .
• Dari SR,tegangan listrik masuk,masuk ke alat pembatas dan
pengukur ( APP ) trlebih dahulu sebelum memasuki instansi
rumah milik konsumen. APP berfungsi membatasi daya dan
mengukur pemakaian energi listrik oleh konsumen.
Transmisi dan Distribusi
• Apabila saluran transmisi menyalurkan tenaga
listrik bertegangan tinggi ke pusat-pusat beban
dalam jumlah besar, maka saluran distribusi
berfungsi membagikan tenaga listrik tersebut
kepada pihak pemakai melalui saluran tegangan
rendah.
• Generator sinkron di pusat pembangkit biasanya menghasilkan
tenaga listrik dengan tegangan antara 6-20 kV yang kemudian,
dengan bantuan transformator tegangan tersebut dinaikkan
menjadi 150-500 kV.
• Saluran
tegangan Tinggi (STT) menyalurkan tegangan listrik
menuju pusat penerima, disini tegangan siturunkan menjadi
tegangan subtransmisi 70 kV.
• Pada gardu induk (GI), tenaga listrik yang diterima kemudian
dilepaskan menuju trafo distribusi (TD) dalam bentuk tegangan
menengah 20 kV.
• Melalui
trafo distribusi yang tersebar diberbagai pusat-pusat
beban, tegangan distribusi primer ini diturunkan menjadi
tegangan rendah 220/380 V yang akhirnya diterima pihak
pemakai.

Anda mungkin juga menyukai