Anda di halaman 1dari 13

Prosedur Audit

Siklus Pendapatan

Kelompok 4
01 02
Albert Honggara Nurul Safaria
(1901036173) Dahlan
(1901036172)

03
Kiki Nurwati Doayo
(1901036154)
PEMBAHASAN MATERI

Menjelasakan Menjelaskan Petuntuk


Proses Pemeriksaan Perpos
Pemeriksaan

menjelaskan Menjelasakan
Tujuan Audit Materialitas
Tujuan Audit
Setiap audit harus memiliki tujuan audit. Agar audit dapat dijalankan dengan efektif,
tujuan audit harus ditetapkan dengan jelas. Tujuan ini akan memberikan arah bagi
auditor dalam melakukan audit. Tujuan-tujuan audit berkaitan dengan mengapa audit
dilakukan dan apakah audit tersebut didasarkan pada perintah dari otoritas yang lebih
tinggi.
Menurut GAO, tujuan audit dapat merupakan kombinasi dari lebih dari satu jenis
audit, tidak hanya terbatas pada satu tujuan audit saja.

Tujuan audit sektor publik dipertegas dalam UU No. 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Undang-undang ini
menyatakan bahwa pemeriksaan berfungsi untuk mendukung keberhasilan upaya
pengelolaan keuangan negara secara tertib dan taat pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Penetapan tujuan dan ruang lingkup audit
bertujuan secara umum

Mengetahui batasan-batasan
yang ada pada pekerjaan audit Memastikan bahwa auditor telah
memenuhi persyaratan hukum
yang berlaku
Mengidentifikasikan
wewenang yang dimiliki dalam
pelaksanaan audit
Lanjut
Mengidentifikasi pihak-pihak yang
Memberikan keyakinan bahwa berhak menerima laporan audit Dalam
pendekatan audit yang menyatakan apa yang akan dicapai oleh
direncanakan telah sesuai dengan audit,.
kebijakan audit yang ditetapkan

Memastikan bahwa
tujuan audit telah
memenuhi kebutuhan
legislatif
Menjelaskan Proses Pemeriksaan
Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang
dilakukan secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar
pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan
keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara
Materialitas
Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi
akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan
perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan
kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah
saji itu.

26 Pernyataan FASB No. 2 mendefinisikan materialitas sebagai jumlah atau


besarnya kekeliruan atau salah saji dalam informasi akuntansi yang, dalam
kaitannya dengan kondisi yang bersangkutan, mungkin membuat pertimbangan
pengambilan keputusan pihak yang berkepentingan berubah atau terpengaruh
oleh salah saji tersebut.
Lanjut
Materialitas bergantung pada ukuran pos atau kesalahan dan bergantung
pada situasi-situasi tertentu yang melingkup kesalah sajian atau peniadaan
informasi. Oleh karena itu, materialitas lebih merupakan pemberian suatu
batasan daripada suatu karakteristik kualitatif primer yang harus dimiliki
oleh informasi yang berguna
Langkah-langkah Penerapan
Materialitas

Mengalokasikan
Menetapkan pertimbangan Mengestimasikan
pertimbangan materialitas awal ke salah saji total
materialitas awal setiap bagian disetiap bagian
pengauditan pengauditan
Petunjuk Pemeriksaan Perpos
Tujuan adanya audit siklus pendapatan adalah untuk mengungkapkan ada tidaknya salah saji yang material dalam
pos Pendapatan Organisasi, Dana Transfer, dan Lain-lain Pendapatan yang sah.
Pemeriksaan atas siklus pendapatan mencakup pemeriksaan atas:
1) Pendapatan organisasi, contohnya: pos pajak daerah, retribusi laba, bagian laba usaha daerah, dan lain-lain
pendapatan asli daerah.
2) Dana perimbangan mencakup atas bagi hasil pajak bukan pajak, dana alokasi umum, dana alokasi khusus, dan
dana perimbangan dari pusat.
3) Pendapatan lain-lain yang sah sesuai dengan lingkup pemeriksaan tersebut. maka koreksi dilakukan atas salah
saji yang ditemukan dalam pemeriksaan.

Transaksi-transaksi dalam siklus pendapatan ini sangat berpengaruh terhadap laporankeuangan. Kesalahan dalam
membedakan pendapatan yang diterima secara tunai dan pendapatanyang diterima secara kredit (piutang) akan
menyebabkan laporan keuangan yang salah saji
Lanjutan
Risiko bawaan siklus pendapatan pada banyak organisasi sektor publik, adalah tinggi. Ada berbagai faktor yang menyebabkan tingginya risiko
bawaan siklus pendapatan ini, antara lain:
a.Volume transaksi yang selalu tinggi.
b. Masalah akuntansi yang berkembang.

Tingginya volume transaksi, akan memperbesar kemungkinan terjadinya salah saji. Semakin tinggi volume transaksi, semakin tinggi
kemungkinan kesalahan pencatatan transaksi tersebut. Di samping itu, masalah akuntansi yang sedang berkembang perlu diperhitungkan.Jenis
koreksi pembukuan yang harus dikoreksi atas pendapatan adalah:
a) Kesalahan Pembukuan dan atau Penyajian Saldo Awal Tahun Anggaran/Sisa Perhitungan Anggaran Tahun Lalu.
b) Kesalahan Pembukuan dan atau Penyajian Pendapatan Daerah.
c) Kesalahan Pembukuan dan atau Penyajian Saldo Akhir Tahun Anggaran/Sisa Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Perhitungan.
d) Kesalahan Penyajian dalam Daftar Lampiran Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Perhitungan.
e) Kesalahan yang Wajib Dikoreksi oleh Auditor, terdiri atas:

1. Kesalahan Pembukuan (kekeliruan pencatatan),

2. Kesalahan Pembebanan.

3. Kesalahan Penjumlahan dan Pengurangan Angka (aritmatika).


01

Thanks

Anda mungkin juga menyukai