Anda di halaman 1dari 46

DISKUSI TOPIK

INFEKSI VIRUS
Novta Rouli Sihombing
I4061192019

Pembimbing:
dr. Herni, Sp.KK

KEPANITERAAN KLINIK STASE KULIT DAN KELAMIN


RUMAH SAKIT SULTAN SYARIF MOHAMMAD ALKADRIE
PONTIANAK
INFEKSI KULIT

Herpes Zoster Varisela

Variola

Moluskum Veruka
Kontagiosum
HERPES ZOSTER
01
HERPES ZOSTER

Definisi Epidemiologi
Herpes zoster atau shingles adalah  2-3 kasus/1000 orang/tahun
manifestas reaktivasi infeksi laten  Meningkat dengan
endogen virus varisela-zoster di bertambahnya usia
ganglion saraf, dengan masnifestasi  Lebih dari ½ kasus pada usia
erupsi vesikular berkelompok >60 tahun
dengan dasar eritematosa disertai  Menular
nyeri radikular unilateral yang
umumnya terbatas di satu
dermatom.
Etiopatogenesis
Penurunan Ruam kulit
Infeksi laten VVZ Reaktivasi infeksi
imunitas dan titer terlokalisir di satu
di ganglion saraf VVZ
antibodi virus dermatom

A Chickenpox B Latent phase C Herpes zoster


Gejala Klinis
Gejala prodromal Erupsi kulit
Gatal & nyeri terlokalisata: makula
 Nyeri otot lokal
kemerahan,→ papul → vesikel jernih
 Nyeri tulang
berkelompok (3-5 hari) → keruh → pecah
 Pegal
→ krusta (7-10 hari)→ involusi (2-4
 Parestesia sepanjang dermatom
minggu)
 Gatal
 Rasa terbakar
Komplikasi
Gejala konstitusi
Kelainan mata, infeksi sekunder, neuropati
 Nyeri kepala motorik, meningitis, ensefalitis/mielitis,
 Malaise neuralgia pasca herpes (NPH), sindrom
 Demam Ramsay-Hunt
Diagnosis Diagnosis Banding
• Dermatitis venenata
• Dermatitis kontak
• Diagnosis jelas karena memiliki • Herpes simpleks → herpes zoster
gambaran klinis tersendiri di area genitalia
• Deteksi antigen atau nucleic acid • Varisela → herpes zoster
varicella zoster virus diseminata
• Isolasi virus
• Pemeriksaan antibodi IgM spesifik
• PCR
• Pemeriksaan direct-immunofluorecent
antigen-staining
Tatalaksana
SISTEMIK:
 Obat antivirus: famsiklovir 3x500 mg, valasiklovir 3x1000 mg, asiklovir 5x800 mg diberikan
sebelum 72 jam awitan lesi selama 7 hari
 Kortikosteroid oral
 Analgetik: AINS (asetosal, piroksikam, ibuprofen, diklofenak), analgetik non opioid (parasetamol,
tramadol, asam mefenamat), opioid (kodein, morfin/oksikodon)
 Antidepresan & antikonvulsan: antidepresan trisiklik/gabapentin

TOPIKAL:
 Analgetik topikal: kompres dingin, kompres terbuka (solusio Burowi/alumunium asetat 5%),
dilakukan 4-6 kali/hari selama 30-60 menit & AINS: bubuk aspirin dalam kloroform/etil eter,
krim indometasin & diklofenak
 Anestesik lokal
 Kortikosteroid
Pencegahan
Pemberian booster vaksin varisela strain Oka terhadap
orangtua
MOLUSKUM
02 KONTAGIOSUM
MOLUSKUM KONTAGIOSUM

Definisi Epidemiologi
Penyakit disebabkan oleh virus poks,
 Terutama menyerang anak-
klinis berupa papul berbentuk kubah,
anak, juga pada dewasa dan
berkilat, dan pada permukaannya
pasien imunokompromais
terdapat lekukan (delle/umbilikasi),
 Pada dewasa tergolong IMS
berisi massa yang mengandung badan
 Menular
moluskum
Etiopatogenesis
 Virus moluskum (virus DNA genus Molluscipox)
 4 subtipe: tipe 1 (menyerang individu imunokompeten)
 Masa inkubasi: 2-28 minggu
 Beberapa toll like receptors (TLRs) mampu mengenali struktur dan
merespon infeksi virus
Gejala Klinis
Predileksi Erupsi kulit
• Wajah
• Leher Papul berbentuk bulat mirip kubah (ukuran
• Ketiak miliar sampai lentikular) berwarna putih
• Badan dan berkilat seperti lilin.
• Ekstremitas; Ditengah papul terdapat lekukan (delle)
• Pubis
• Genitalia (dewasa)

Komplikasi
Infeksi sekunder sehingga timbul supurasi
Diagnosis Pencegahan
 Morfologi klinis khas (papul bulat, keras,  Menjaga kebersihan diri
berkilat mirip lilin, delle)  Tidak saling meminjam alat mandi
 PCR  Mencegah kontak fisik sesama teman
 Selama sakit dilarang berenang
 Histopatologik: badan moluskum
(intracytoplasmic inclusion body)
 Pulasan gram, wright atau giemsa

Diagnosis Banding
 Miliaria
 Folikulitis
 Lesi awal varisela
Tatalaksana
 Mengeluarkan masa yang mengandung badan moluskum: ekstraktor komedo, jarum
suntik, kuret, elektrokauterisasi/bedah beku dengan CO2 dan N2
 Obat topikal kantaridin 0,7-0,9%, kombinasi kantaridin-salisilat, krim imiquimod 1-5%
 Salep/krim natrium fusidat/mupirosin
 Pengolesan fenol jenuh
 Keratotik topikal: tretinoin, bichloroeticacid, trichloroacetic acid & asam salisilat
 Antivirus: cidofovir
03 VARIOLA
VARIOLA

Definisi Epidemiologi
Penyakit virus yang disertai keadaan  Penyebaran kosmopolit
umum yang buruk, dapat  Insidens tinggi: Amerika
menyebabkan kematian, efloresensinya Tengah & Selatan, Hindia
bersifat monomorf terutama terdapat di Barat, dan Timur Jauh
perifer tubuh  Vaksinasi menurunkan
insidens
Etiopatogenesis
Transmisi secara aerogen (masuk ke dalam tubuh) → multiplikasi dalam
sistem retikuloendotelial → masuk ke dalam darah → melepaskan diri
melalui kapiler dermis → sel epidermis (epidermotropik) → badan inklusi
intra sitoplasma di inti sel (badan Guarneri)
Gejala Klinis
Stadium Inkubasi Erupsi Stadium Vesikulo-Pustulosa
 Nyeri kepala  Vesikel
 Nyeri tulang  Pustul
 Sendi  suhu tubuh meningkat
 Demam tinggi  umbilikasi
 Menggigil
 Lemas
 Muntah-muntah
Stadium Resolusi
 Krusta
Stadium Makulo-Papular  Suhu tubuh menurun
 Makula Eritematosa  Sikatriks atrofi
 Papul  Black variola
 Suhu Kembali Normal
Komplikasi Tatalaksana
 Bronkopneumonia, infeksi kulit sekunder  Dikarantinakan
(impetigo, furunkel), ulkus kornea,  Diawasi: infeksi sekunder, infeksi
ensefalitis, efluvium, telogen nosokomial, cairan tubuh & elektrolit
 Makanan lunak
 Sistemik (Antiviral:
asiklovir/valasiklovir, & globulin
gama)
Penunjang Diagnosis  Topikal (Kompres dengan
antiseptik/salep antibiotik)
 Inokulasi pada korioalantoik
 Pemeriksaan virus dengan mikroskop elektron
 Deteksi antigen virus pada agar-sel
 Histopatologik
 Tes serologik (tes ikatan komplemen)
Profilaksis Prognosis
 Vaksinasi dengan virus vaksinia  Tergantung penatalaksanaan pertama
dengan metode multiple puncture & fasilitas perawatan yang tersedia
 Kontraindikasi: atopi, penderita yang  Mortalitas 1-50%
mendapat kortikosteroid, defisiensi  Jaringan parut diperbaiki dengan
imunologik dermabrasi/collagen implant
04 VARISELA
VARISELA

Definisi Epidemiologi
Infeksi akut primer oleh virus varisela-  Penyebaran kosmopolit
zoster yang menyerang kulit & mukosa,  Anak-anak (90%) & dewasa
manifestasi klinis didahului gejala (2%)
konstitusi, kelainan kulit polimorf,  Transmisi aerogen
terutama berlokasi di bagian sentral
tubuh
Etiopatogenesis
 Penyebab: virus varisela-zoster (VVZ)
 VVZ masuk melalui mukosa saluran napas atas & orofaring
 Multiplikasi di tempat masuk (port d’entry) → pembuluh darah & limfe
 Viremia primer
 Eliminasi sistem pertahanan tubuh non spesifik & imunitas spesifik
 Jika gagal eliminasi virus viremia sekunder (erupsi varisela di bagian
sentral tubuh)
 Virus masuk ke ujung saraf sensorik
 Laten di ganglion dorsalis posterior
 Reaktivasi VVZ
 Manifestasi sesuai dermatom
Gejala Klinis

Stadium Prodormal
 Demam tidak terlalu tinggi
 Malaise
 Nyeri kepala

Erupsi Kulit
 Polimorfi
 Papul Eritematosa
 Vesikel (Tear Drop) diatas dasar yang
eritematosa,
 Pustul
 Krusta
Gejala Klinis

Penyebaran Komplikasi
 Badan  Ensefalitis
 Setrifugal ke wajah  Pneumonia
 Ekstremitas  Glomerulonefritis
 Selaput lendir, mata  Karditis
 Saluran napas bagian atas  Hepatitis
 Keratitis
 Konjungtivitis
 Otitis
 Arteritis
 kelainan darah (purpura)
Diagnosis Diagnosis Banding
 Anamnesis  Variola
 Gejala prodromal, rasa gatal, manifestasi  insects bite
klinis berdasarkan tempat predileksi dan  Hand, Foot and Mouth Disease,
morfologi yang khas dari varisela PLEVA
 skabies impetigenisata

Pemeriksaan Penunjang
 Sediaan darah tepi (leukosit ↓, enzim hepatik ↑)
 Tes Tzanck
 PCR, serologik, tes aglutinasi lateks
Tatalaksana
 Simtomatik: anti-piretik, analgesik, sedatif/antihistamin
 Terapi lokal: bedak (mentol, kamfora)
 Infeksi sekunder: antibiotik oral atau salap
 Antivirus: asiclovir (bayi/anak 10-20 mg/kgBB/hari dosis terbagi 4-5 x 20 mg/kg BB/kali
maks. 800 mg/kali selama 7 hari, dewasa 5 x 800 mg/hari selama 7 hari,
immunokompremais 10 mg/kgBB iv atau iv drip 3x sehari minimal 10 hari atau 5 x 800
mg/hari/oral minimal 10 hari)
 Varicella zoster immunoglobuline
Pencegahan Prognosis
Vaksinasi → Pemberian secara subkutan Perawatan yang teliti dan memperhatikan
sebesar 0,5 ml diulang dengan dosis yang higiene memberi prognosis yang baik dan
sama setelah 4-8 minggu dapat mencegah timbulnya jaringan parut
05 VARUKA VULGARIS
VARUKA VULGARIS

Definisi Epidemiologi
Papul verukosa yang disebabkan oleh
infeksi virus human papilloma virus  Jarang pada bayi & anak kecil
(HPV)  Meningkat selama umur
sekolah
 Menurun setelah umur 20
tahun
Etiopatogenesis
 Penyebab utama: HPV 2
 HPV 1 & 4
 Menyebar karena autoinokulasi
 Hilang spontan 65% dalam masa 2 tahun
Gejala Klinis

Lokasi Predileksi
 Punggung, tangan & jari tangan
 Nyeri bila di palmar/plantar dan
merusak kuku
 Anak-anak: wajah dan leher

Erupsi Kulit
 Papul padat verukosa
 Keratotik (ukuran beberapa mm
sampai1 cm)
 Bila berkonfluensi dapat menjadi lebih
besar
Gejala Klinis

Penyebaran Komplikasi
 Badan  Ensefalitis
 Setrifugal ke wajah  Pneumonia
 Ekstremitas  Glomerulonefritis
 Selaput lendir, mata  Karditis
 Saluran napas bagian atas  Hepatitis
 Keratitis
 Konjungtivitis
 Otitis
 Arteritis
 kelainan darah (purpura)
Diagnosis Diagnosis Banding
 Gambaran klinis  Keratosis Seboroik
 Pemeriksaan histopatologis  Nevus Verukosus

Pemeriksaan Penunjang
Biopsi kulit untuk pemeriksaan histopatologis: akantosis,
hiperkeratosis, papilomatosis, rete ridges
Tatalaksana Prognosis
Non-medikamentosa Bila destruksi baik tidak terjadi rekurensi,
dapat terjadi infeksi berulang/regresi
 Menjaga hygiene perorangan (menghindari spontan
kontak langsung)

Medikamentosa
 Destruksi (bedah listrik, bedah beku, bedah laser, bahan
keratolitik, kaustik)
 Topikal (asidum salisilikum 25-50%, trikloroasetat
25%, fenol liquefaktum, kantaridin, imiquimod, 5
fluorourasil)
 Terapi intralesi (bleomisin, interferon)
06 VARUKA PLANA
VARUKA PLANA

Definisi Epidemiologi
Papul datar kecil yang disebabkan oleh Usia sekolah & dewasa muda
infeksi human papilloma virus (HPV)

Etiopatogenesis
Penyebab: HPV 3 & 10
Dapat regresi & didahului peradangan
Gejala Klinis
Lokasi Predileksi
 Lokasi tersering: wajah, punggung
tangan & tungkai bawah

Erupsi Kulit
 Papul datar agak menimbul dengan
permukaan licin & warna seperti
kulit/abu-abu/kehitaman
 Bentuk bulat atau poligonal ukuran 1-5
mm
 Lesi dapat bersatu tersusun linier pada
bekas garukan
Diagnosis Diagnosis Banding
 Gambaran klinis  Liken planus
 Pemeriksaan histopatologis  Akrokeratosis verusiformis

Pemeriksaan Penunjang
Biopsi kulit untuk pemeriksaan histopatologis: akantosis,
hiperkeratosis, tanpa papilomatosis, stratum korneum seperti
rajutan keranjang (basket-weave)
Tatalaksana Prognosis
Non-medikamentosa Bila destruksi baik tidak terjadi rekurensi,
dapat terjadi infeksi berulang/regresi
 Menjaga hygiene perorangan (menghindari spontan
kontak langsung)

Medikamentosa
 Destruksi (bedah listrik, bedah beku, bedah laser, bahan
keratolitik/kaustik dengan konsentrasi lebih ringan
daripada untuk veruka vulgaris)
Thank You !

Anda mungkin juga menyukai