Anda di halaman 1dari 10

MEMAHAMI KEBOLEHAN SHALAT MEMAKAI MASKER & SHAF BERJARAK

PADA MASA PANDEMI

TUGAS MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqih Ibadah

Dosen Pengampu : Drs. H Ismat Iskandar, M Pdi

Disusun Oleh Kelompok 5 :


Farhan Alkautsar ( 2021101015 )
Dwi Silviyana ( 2021101064 )

SEKOLAH TINGGI EKONOMI SYARIAH


BHAKTI NUGRAHA
KOTA TANGERANG
MEMAHAMI KEBOLEHAN
SHALAT MEMAKAI
MASKER &SHAF
BERJARAK
PADA MASA PANDEMI
COVID
Latar Belakang
• Merabaknya penyebaran Corona Virus 19 diseluruh dunia termasuk di
Indonesia membuat Pemerintah harus mengeluarkan status darurat
bencana selama pandemi Corona Virus Disease 19 ini. Berbagai macam
tindakan-tindakan telah dilakukan oleh pemerintah untuk berupaya
menyelesaikan permasalahan wabah luar biasa ini, salah satunya adalah
dengan mensosialisasikan penerapan Social Distancing.Hal ini yang
membuat Pemerintah harus mengeluarkan kebijakan untuk menghimbau
umat beragama agar beribadah di tempat yang aman (rumah) (Peraturan
Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala
Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019
(Corona Virus Disease 19), 2020). Ini untuk mencegah penyebaran Corona
Virus Disease 19, terutama untuk daerah yang terdampak virus yang
menyebabkan daerah tersebut menjadi zona merah.
APA HUKUMNYA MEMAKAI
MASKER DAN SHAF
BERJARAK SAAT SOLAT
BERJAMAAH
Komisi Fatwa MUI Pusat mengeluarkan Fatwa Nomor 24 Tahun 2021 tentang
Panduan Penyelenggaraan Ibadah di Bulan Ramadhan dan Syawal 1442 H. Ada
beberapa panduan di dalam fatwa tersebut, salah satunya adalah panduan
pelaksanaan protokol kesehatan dalam ibadah Ramadhan. Komisi Fatwa
menekankan bahwa pelaksanaan ibadah di dalam bulan Ramadhan ini, tetap harus
mengikuti protokol kesehatan.
Dalam konsisi darurat pandemi seperti sekarang ini, menjaga jarak saat shalat
jamaah dengan cara merenggangkan shaf hukumnya boleh, shalatnya sah dan
tidak kehilangan keutamaan berjamaah. Demikian juga, menggunakan masker
yang menutup mulut dan hidung saat shalat hukumnya boleh dan shalatnya sah
Fatwa ini juga menyatakan bahwa setiap muslim wajib melakukan ikhtiar
menjaga kesehatan dan menjauhi setiap hal yang dapat menyebabkan terpaparnya
penyakit, karena itu merupakan bagian dari menjaga tujuan pokok
beragama.Dengan demikian, masker telah menjadi suatu kebutuhan (al-ḥājah)
mendasar yang mendesak untuk dipenuhi. Hal ini selaras dengan kaidah
fikih,yang berbunyi
Adanya suatu kebutuhan menempati kondisi kedaruratan.
Apa tujuan memakai masker dan shaf
berjarak saat solat berjamaah ?
Masker digunakan dengan menutup area sekitar hidung dan mulut dengan tujuan menurunkan
risiko penularan penyakit
Dengan demikian, para ulama sepakat masker bisa digunakan pada saat tertentu dengan
alasan kuat. Dikutip dari situs Dar Al-Iftaa Al-Missriyyah, kondisi ini terjadi pada jamaah haji
yang menggunakan masker supaya tidak tertular penyakit.
Kembali ke kondisi darurat covid-19, maka tentu kondisi ini tidak sama dengan kondisi
normal. Kondisi covid-19 ini menghendaki seseorang berjarak dengan yang lainnya
(perenggangan fisik) untuk menghentikan penyebaran virus covid-19. Dalam ajaran Islam,
kita diminta untuk menjauh dari hal-hal yang membawa kepada kemudharatan. Rasulullah
bersabda: La dharar wa la dhirar (Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh
membahayakan orang lain). Dalam shaf yang rapat saat shalat jamaah di Masjid (atau
semisalnya yang diakses secara umum) tentu berpotensi adanya hal yang membahayakan
yaitu kemungkinan peyebaran virus covid-19. Maka hal yang membahayakan ini harus
dijauhi dengan cara merenggangkan shaf. Sehingga, shalat seseorang yang shafnya
renggang/berjarak antara satu dengan lainnya tetaplah sah dan inilah yang harus dilakukan
dalam kondisi darurat covid-19 ini.
Dampak memakai masker
dan shaf berjarak saat solat
berjamaah
Penggunaan masker kini mau tak mau jadi bagian new normal di tengah pandemi Covid-
19 yang belum pasti kapan berakhirnya,Tapi mulai muncul pertanyaan mengenai dampak
bagi kesehatan ketika memakai masker terlalu lama.

Mula-mula ada kritik dari pensiunan ahli bedah saraf, dokter Russell Blaylock soal
penggunaan masker N95 bagi tenaga medis. Mengutip sejumlah penelitian sebelumnya, kata
dia penggunaan masker N95 selama berjam-jam berpotensi menimbulkan efek sakit kepala.
Lalu bagaimana dengan damak yang terjadi dengan shaf berjarak ?
Pada dasarnya makmum dianjurkan untuk merapatkan jarak antarjamaah dan jarak shaf
shalat. Makmum yang berdiri terpisah dalam shalat berjamaah (termasuk Jumat yang wajib
dilakukan berjamaah) termasuk makruh.
Namun, ketika ada uzur atau situasi darurat yang sangat mendesak seperti darurat
penyebaran Covid-19, makmum boleh menjaga jarak satu sama lain tanpa makruh ,dan
dampak yang paling jelas adalah ketidaknyamanan saat solat karena kita belum terbiasa , dan
masih banyak juga pertanyaan pertanyaan apakah solat berjarak sah , dan itulah sebagian
kesil dari dampak yang ditimbulkan .
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari uraian diatas
adalah kita bisa menyimpulkan bahwa ibadah yang
dilakukan saat pandemi bisa dilaksanankan walaupun
dalam wabah corona yang melanda, akan tetapi kita
diharuskan menerapkan prokes covid-19 dengan alasan
dalil yang jelas dan tidak menyimpang dari aturan syariat
islam dan semua itu kita bisa merujuk pada Alqur’an ,Al
Hadist dan Ijma’ Ulama.

Kami sebagai penyusun makalah mohon maaf bila ada


kata-kata atau penulisan atau pengetikan yang kurang
tepat karena mutlak kebenaran itu semata-mata dari Allah
Swt dan kesalahan dari manusianya itu sendiri. Waallhu
a’lam bish-shawab.

Anda mungkin juga menyukai