Anda di halaman 1dari 9

MICROLEARNING 2

SUMBER HUKUM ISLAM


SUMBER HUKUM ISLAM

 Sumber hokum Islam ada 3 : Al-Quran, Hadis, Ijtihad.


 AL-QURAN berarti kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.
dengan bahasa Arab melalui malaikat Jibril, sebagai mu’jizat dan argumentasi
dalam mendakwahkan kerasulannya dan sebagai pedoman hidup untuk mencapai
kedamaian dunia akhirat.
 SUNNAH DAN HADIS
 Dalam makna aslinya , sunnah berarti perbuatan nabi, sedangkan hadis berarti
laporan atau reportase dari kegiatan sunnah tersebut.
 IJTIHAD berarti mengerahkan segala kemampuan secara maksimal dalam
mengungkapkan kejelasan hukum Islam atau untuk menjawab dan menyelesaikan
persoalan-persoalan yang muncul
AL-QURAN

 https://www.youtube.com/watch?v=cy14tVjJTpk&t=145s
Tonton video di atas sampai habis

 Para ulama sepakat bahwa al-Quran adalah sumber dari segala sumber hukum.
Kata hakama dalam alquran merujuk pada pengertian keteraturan yang saling
menguatkan. Hukum tidak selalu berkaitan dengan pengadilan seorang bersalah
atau tidak, namun lebih kepada pesan universal bahwa segala sesuatu di alam ini
diciptakan sesuai dengan hokum dan qodar (kadar)nya. Itulah sunnatullah.
 Jadi, bagi seorang muslim al-Quran dikarenakan al-Quran menjadi sumber hukum
oleh karena itu al-Quran meresap dalam darah dan menjadi way of life.
Al-Quran

 Menurut Quraisy Shihab tujuan diturunkannya Al-Qur’an bisa disarikan antara lain sebagai berikut
:
 Untuk membersihkan akal dan menyucikan jiwa dari segala bentuk syirik serta memantapkan
keyakinan tentang keesaan yang sempurna bagi Tuhan seru sekalian alam, keyakinan yang tidak
semata-mata sebagai suatu konsep teologis, tetapi falsafah hidup dan kehidupan manusia.
 Untuk mengajarkan kemanusiaan yang adil dan beradab, yakni bahwa umat manusia merupakan
suatu umat yang seharusnya dapat bekerja sama dalam pengabdian kepada Allah swt. dan
pelaksanaan tugas kekhalifahan.
 Untuk membasmi kemiskinan material dan spiritual, kebodohan dan penderitaan hidup serta
pemerasan manusia atas manusia dalam bidang sosial, ekonomi, politik dan juga agama.
 Untuk menekankan peranan ilmu dan teknologi, guna menciptakan satu peradaban yang sejalan
dengan jati diri manusia, dengan panduan dan paduan nur Ilahi. Demikianlah kehadiran Al-Qur’an
suci yang kalau kandungannya diaktualisasikan dalam kehidupan nyata, dijamin oleh Allah swt.
kedamaian dunia akan terwujud dan kebahagiaan akhirat akan tercapai.
SUNNAH ATAU HADIS
 Fungsi hadis terhadap Al-Qur’an :
 Memberikan rincian, yakni as-sunnah memberikan rincian terhadap ayat Al-Qur’an yang masih bersifat
global, seperti rincian tentang pelaksanaan ibadah shalat, yang meliputi cara, sarat rukunnya, waktunya,
jumlahnya dan sebagainya.
 Membatasi kemutlakan, yakni sunnah memberi penjelasan dengan membatasi kemutlakan pengertian yang
terkandung dalam redaksi ayat, misalnya ketetapan Al-Qur’an mengenai wasiat :
 “Diwajibkan kepada kamu apabila seorang diantara kamu telah kedatangan tanda-tanda maut, jika ia
meninggalkan harta yang banyak, berwasiatlah kepada bapak, ibu dan karib kerabatnya secara ma’ruf,
sebagai suatu hak atas orang yang bertaqwa” ( Qs. 2 : 180 ). Dalam ayat tersebut wasiat itu diungkapkan
secara mutlak ( tanpa ada batasan jumlahnya ). As-sunnah membatasi banyaknya wasiat agar tidak melampaui
sepertiga dari harta yang ditinggalkan. Hal ini terdapat dalam sebuah hadis, ketika Sa’ad bin Abi Waqas ingin
berwasiat dengan 2/3 dari kekayaannya, oleh Rasulullah dilarang, kemudian mengajukanlagi ½-nya, tapi rasul
juga menolak dan akhirnya dibolehkan 1/3-nya saja ( Bukhari dan Muslim ).
 As-sunnah menetapkan hukum baru yang tidak ditetapkan oleh Al-Qur’an, misalnya :
 “Rasulullah saw. melarang semua yang mempunyai taring dari binatang dan dari semua burung yang
bercakar” ( HR. Muslim dari Ibnu Abbas ).
LANJUTAN

 Memberikan pengecualian terhadap pernyataan Qu’an yang masih umum,


misalnya Al-Qur’an mengharamkan bangkai dan darah dengan firman-Nya :
 “Diharamkan bagimu ( memakan ) bangkai, darah, daging babi, binatang
yang disembelih atas nama selain Allah, yang dicekik, yang dipukul, yang
jatuh, yang ditanduk,yang dimakan binatang buas, kecuali kamu sempat
menyembelihnya, dan yang disembelih untuk berhala. Dan diharamkan pula
bagimu mengundi nasib dengan anak panah, karena itu sebagai bentuk
kefasikan” ( QS. 5 : 3 ). As-Sunnah memberikan pengecualian dengan
membolehkan memakan jenis bangkai tertentu, bangkai ikan, belalang dan
darah tertentu ( hati dan limpa ) sebagaimana diriwayatkan oleh Ahmad, As-
Syafi’I, Ibnu Majah, Baihaqi dan Daruquthni ).
ijitihad

 Ijtihad menggunakan pertimbangan akal secara jelas diundangkan dalam sebuah


hadis, sebagai alat untuk mencapai keputusan, apabila tidak ada petunjuk dalam Al-
Qur’an maupun Al-Hadis. Hadis berikut dianggap sebagai basis ijtihad dalam Islam
 “Pada waktu Mu’adz bi Jabal ditetapkan sebagai gubernur di Yaman,beliau ditanya
oleh Nabi saw. : ‘Bagaimana engkasu akan mengadili, jika suatu perkara diajukan
kepadamu, Mu’adz bin Jabal menjawab : “ Aku akan mengadili dengan undang-
undang Qur’an”, tetapi jika engkau tidak mnemukan suatu petunjuk dalam Al-
Qur’an ? tanya Nabi saw. “maka aku akan mengadili menurut sunnah Nabi,
jawabnya. Tetapi jika engkau tidak menemukan petunjuk dalam sunnah nabi ? tanya
nabi, “maka aku akan menggunakan pertimbangan akalku ( ajtahidu ) dan mengadili
menurut itu”, jawabnya. Nabi saw. lalu menepuk lengan beliau sambil berkata,
“Maha suci kepunyaan Allah, yang telah memberi petunjuk kepada utusannya,
seperti yang Ia kehendaki” ( HR. Abu Dawud dan Tirmidzi ).
Sebagai pelengkap, silahkan menyimak
video berikut ini.
 https://www.youtube.com/watch?v=QH_zhL6MZ5c&t=128s

Anda mungkin juga menyukai