Anda di halaman 1dari 52

BAGIAN XIII.

UANG DAN
LEMBAGA KEUANGAN

SUB POKOK BAHASAN :

13.1. UANG
13.2. LEMBAGA KEUANGAN
13.3. LEMBAGA KEUANGAN INFORMAL
13.1. UANG

DEFINISI UANG
Legal formal : Alat transaksi perdagangan
Fungsi : Sesuatu yang secara umum dapat diterima dalam
transaksi perdagangan serta untuk
pembayaran hutang-piutang
Arti sempit : Berfungsi untuk mendorong transaksi ekonomi
berupa uang kartal dan uang giral
Arti Luas : Semua bentuk benda yang dapat digunakan
untuk kegiatan transaksi yang tidak hanya
terbatas pada uang kartal atau uang giral
saja tetapi benda lain yang dapat berfungsi
sebagai “uang” seperti sertifikat deposito,
saham, obligasi dsb
KRITERIA UANG

1) Acceptability dan cognizability


(dapat diterima dan diketahui secara umum)
2) Stable in value (Nilai stabil)
3) Durable (Tahan lama)
4) Portable (Mudah dibawa)
5) Divisible into small (dapat dipecah kedalam satuan
yang kecil)
6) Elasticity of supply (elastis terhadap penawaran)
FUNGSI UANG

1) Medium of Exchange (Media Pertukaran)


2) Store of value (Pengukur Nilai)
3) Unit of account (Satuan kekayaan)
4) Measure of value (Pengukur nilai)
5) Standart for deffered payment (Standar Pembayaran
6) It facilitates one way payment

Fungsi Asli Uang : 1 s.d 3)


Fungsi Turunan Uang : 4) s.d 6)
FUNGSI UANG
Alat tukar menukar
Fungsi Asli
Satuan Hitungan

Fungsi Turunan
 Penunjuk harga
 Alat menyimpan / menabung
 Pendorong kegiatan ekonomi
 Pembentuk dan pemindah kekayaan
 Standar pembayaran utang
 Alat pencipta kesempatan kerja
KLASIFIKASI UANG MENURUT NILAI

1. Full Bodied Money


Nilai yang tertera di atas uang tersebut sama nilainya
dengan bahan yang digunakan. Dengan kata lain,
nilai nominal = nilai instrinsik. Jika uang tersebut
terbuat dari emas, maka nilai uang itu sama dengan
nilai emas yang dikandungnya.
2. Representative Full Bodied Money

Uang ini terbuat dari kertas, dengan demikian nilainya


sebagai barang tidak ada (nol). Uang jenis ini hanya
mewakili (represent) dari sejumlah barang/logam di
mana nilai logam sebagai barang sama dengan nilainya
sebagai uang. Misal: surat emas (gold certificate) yang
beredar di AS sebelum ditarik pada tahun 1933.
1. Uang Tanda (Token Money)

Sedangkan yang dimaksud dengan uang tanda adalah


apabila nilai yang tertera diatas uang lebih tinggi dari
nilai bahan yang digunakan untuk membuat uang atau
dengan kata lain nilai nominal lebih besar dari nilai
intrinsik uang tersebut.
JENIS-JENIS UANG

Uang Kartal

Uang Giral
TEORI PERMINTAAN UANG

I. Pandangan Klasik Tentang Permintaan Uang

Teori Klasik tentang permintaan agregat disebut juga


sebagai teori kuantitas uang. Klasik berpendapat bahwa
permintaan uang akan meningkat apabila tambahan
keuntungan atas pembelian komoditas sama dengan
tambahan biayanya.
Teori-teori permintaan uang Klasik dipengaruhi oleh teori
permintaan uang yang dikemukakan oleh Irving Fisher,
yaitu (Froyen, 2002):

MVT = PTT .......... (1)

Dimana; M = kuantitas uang, VT = velositas uang,


PT = indeks harga pada barang/jasa yang
diperdagangkan, T = volume transaksi.
Variabel T termasuk tidak hanya penjualan dan pembelian
dari barang-barang produksi baru, tetapi juga pertukaran
atas barang-barang yang diproduksi sebelumnya dan aset-
aset keuangan. Sehingga persamaan (1) juga bisa
diekspresikan sebagai berikut;

MV = PY .................. (2)
atau
V = (PY)/M
• 
Dalam perkembangannya teori kuantitas uang Klasik
dikembangkan oleh para ilmuwan dari Universitas Cambridge
atau lebih dikenal dengan sebutan Pendekatan Cambridge
yang dipelopori oleh Alfred Marshall dan A.C. Pigou.

Marshall dan para Ekonom Cambridge mengasumsikan bahwa


permintaan uang adalah proporsi dari pendapatan, yang
secara matematis dapat ditulis sebagai berikut (Froyen, 2002).

Md = k PY ........ (4)
Dimana; Md = permintaan uang yang diasumsikan
proporsional (k) terhadap pendapatan nominal, tingkat
harga (P) dikalikan tingkat pendapatan riil (Y).
Secara umum, formulasi yang sama atas penjelasan
Cambridge dan Fisher dalam pertukaran adalah;
1
M  PY
k

Dimana; V = 1/k.
II. Pandangan Keynes Tentang Permintaan Uang
Keynes mempertimbangkan ada 3 motif seseorang
memegang uang, yaitu: motif transaksi, motif berjaga-
jaga, dan motif spekulasi.
Pertama, motif transaksi
Secara matematis permintaan uang untuk motif transaksi
dapat ditulis sebagai
Md = kY
Dimana; Md = permintaan akan uang, k = proporsi
terhadap pendapatan, dan Y = pendapatan.
Kedua, motif berjaga-jaga

Jumlah uang yang digunakan untuk motif berjaga-jaga


berhubungan secara positif dengan pendapatan, Md = L
(Y).

Ketiga, motif spekulasi


Secara matematis, permintaan uang untuk motif spekulasi
dapat ditulis sebagai berikut;
Md = λ(r) .W
atau Md = L (Y, r)
Dimana; r = tingkat bunga dan W = kekayaan total.
Karena analisa Keynes jangka pendek, maka W dianggap
konstan sehingga permintaan uang total untuk motif
transaksi, motif berjaga-jaga, dan motif spekulasi dapat
dirumuskan sebagai berikut

Md = (kY) + λ (r)
III. Pandangan Monetarist Tentang Permintaan Uang

Beberapa penganut Aliran Monetarist adalah Milton


Friedman (1912), Anna Schwartz (1915), Karl Brunner
(1916 – 1989), dan Allan Meker (1928). Para Ekonom
Monetarist di masing-masing negara antara lain di US
(Michael Darby, 1945; Phillip Cagan, 1927; Robert Hetzet
1944; William Poole, 1937; Robert Rasche, 1941; Clark
Warburton, 1896 – 1979), di Canada (David Laidler, 1938),
di German (Manfred Naumann, 1933), di Israel (Alex
Cukiernann, 1938), di Inggris (Alan Walters, 1926).
Friedman memformulasikan fungsi permintaan uang sebagai berikut:

M 1 dP Y
 f (ib , ie , , w , ,u )
P P d P

Dimana; M/P = sejumlah uang riil yang dipegang oleh masyarakat, ib


= suku bunga obligasi, ie = imbal hasil nominal dari ekuitas, 1/P (dP/d
) = tingkat inflasi, w = ratio antara kekayaan non SDM terhadap
kekayaan SDM, Y/P = pendapatan permanen dibagi dengan indeks
harga, u = variabel selera dan preferensi.
JUMLAH UANG BEREDAR

Para ekonom mendefinisikan uang (juga mengacu pada money


supply) sebagai sesuatu yang diterima umum dalam pembayaran atas
transaksi barang-barang atau jasa-jasa atau untuk pembayaran
kembali hutang. Pada saat setiap orang berbicara atau membahas
uang berarti mereka membahas mata uang (currency). Uang juga
digunakan untuk menunjukkan kekayaan seseorang. Selain itu, uang
juga menjelaskan tentang pendapatan seseorang (Mishkin, 2001).
Money supply dalam perekonomian ditetapkan sekaligus merupakan
kewajiban otoritas moneter kepada masyarakat.
Secara umum, pendefinisian money supply
didasarkan pada jenis-jenisnya.

1. M1 terdiri atas checkable accounts di lembaga


keuangan, uang yang dipegang oleh masyarakat,
tavelers checks of non-bank issue.
2. M2 = M1 + (tabungan, deposito, money market mutual
fund, money market deposit accounts).
3. M3 = M2 + (deposito, institutional money market
funds).
Definisikan lain money supply berdasarkan klasifikasi
sebagai berikut:

1. M-1 A, money supply terdiri atas uang yang terdapat dalam


sirkulasi ditambah non interest bearing demand deposits
2. M-1 B, money supply terdiri atas M-1 A ditambah dengan
interest bearing demand deposits
3. Definisi money supply yang lebih luas adalah M-1 B
ditambah dengan deposito yang tidak selalu dapat digunakan
sebagai alat pembayaran atau deposito berjangka.
Kenaikan jumlah uang beredar tergantung dari faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Secara teori, uang beredar ditentukan oleh
money multiplier dan persamaan non borrowed monetary base
(Miskin,2001) yaitu:

I. Money multiplier (m)


Secara matematis m dapat ditulis sebagai berikut.

m=

Dimana, C adalah currency, D; checkable deposit, rD; reserve


requirement ratio, ER/D; excess reserve ratio, C/D; currency ratio.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi money
multiplier adalah;

a. Perubahan di dalam reserve requirement (rD), dimana money


multiplier dan money supply berhubungan negatif dengan rD.
b. Perubahan di dalam rasio currency (C/D), dimana money
multiplier dan money supply berhubungan negatif dengan C/D.
c. Perubahan di dalam rasio excess reserve (ER/D), dimana money
multiplier dan money supply berhubungan negatif dengan ER/D.
Faktor-faktor lain yang menentukan money supply
didasarkan atas persamaan berikut;

MBn = MB – DL
Dimana, MBn adalah nonborrowed monetary base, MB;
monetary base, dan DL; discount loan from the Fed.
Monetary base/high powered money/reserve money adalah suatu
set asset yang dipegang oleh lembaga deposit dan publik yang
membatasi besarnya money stock. Money stock adalah currency
dalam sirkulasi (di luar lembaga deposit dan Bank Sentral) ditambah
checkable deposit.
Monetary base ditentukan dengan cara;

Kredit Bank Sentral Uang yang dipegang Reserve dari


Surat Berharga oleh Bank Sentral Lembaga Deposit
Pemerintah
Emas
- Deposito Bank = +
Uang yang Sentral pada
dikeluarkan oleh Bank Foreigners
Sentral Currency dalam
sirkulasi
SDR Lain-lain
Dari persamaan di atas, dapat dijelaskan bahwa:
a) Perubahan di dalam MBn akan berpengaruh terhadap
money supply secara positif.
b) Perubahan di dalam DL akan berpengaruh terhadap
money supply secara positif.
c) Tingkat suku bunga pasar dan tingkat diskonto. Dua
variabel tersebut akan mempengaruhi discount loan,
dimana suku bunga pasar berhubungan positif
terhadap DL sedangkan tingkat diskonto berhubungan
negatif dengan DL.
Jika dilihat pada kasus di Indonesia, faktor-faktor yang
mempengaruhi uang beredar adalah aktiva luar negeri,
tagihan kepada pemerintah pusat, tagihan kepada
pemerintah dan BUMN, tagihan kepada Perusahaan
Swasta dan Perorangan, dan lain-lain. Dengan semakin
bertambahnya nilai dari faktor-faktor yang
mempengaruhi uang beredar di Indonesia, maka akan
berdampak pula pada kenaikan jumlah uang beredar.
Konsep tentang uang beredar (money supply), telah dikembangkan
oleh berbagai aliran pemikiran seperti Pendekatan Klasik, Keynesian,
dan Monetarist.

Klasik dan Keynesian mendasarkan teori penawaran uangnya pada


Teori Kuantitas Uang, yaitu:

MV=PT

Dimana, M adalah jumlah uang di masyarakat, V; kecepatan


peredaran uang, P; tingkat harga umum, T; transaksi atau output.
A. Klasik beranggapan bahwa perekonomian selalu dalam
keadaan full employement (FE) sehingga:

1. M dapat disebut Ms dapat pula Md, karena dalam keadaan FE


apa yang di supply akan habis di demand. Besarnya Ms adalah
tertentu karena berdasarkan otoritas moneter.
2. P atau tingkat harga adalah fleksibel. Di dalam perekonomian
yang FE biaya produksi (upah) dan juga tingkat harga akan
berubah disebut sebagai wage and price flexibility.
3. T atau jumlah output dianggap tetap, yaitu sebesar tingkat
output FE.
B. Teori Keynes Tentang Penawaran Uang
Keynesian beranggapan bahwa perekonomian selalu berada dalam keadaan
belum full employment (under employment) atau terdapat pengangguran
sehingga:
1. M adalah Ms. Besarnya Ms adalah tertentu karena sudah ditentukan oleh
otoritas moneter. M juga disebut sebagai permintaan uang untuk transaksi
(M1).
2. P atau tingkat harga adalah rigid dengan kecenderungan menurun di dalam
perekonomianya Keynesian yang under employment menuju full
employment, karena dalam perekonomian dimana ada pengangguran biaya
produksi (upah) dan juga tingkat harga akan tetap dengan kecenderungan
menurun. Hal ini disebut sebagai wage and price rigidity downward biased.
3. T atau jumlah output oleh Keynesian dianggap tidak tetap, tetapi bergerak
meningkat menuju tercapainya tingkat output FE.
C. Teori Monetarist Tentang Penawaran Uang

Monetarist beranggapan bahwa pada saat tingkat harga sebagai nilai


tukar antara uang dan barang, kenaikan pada uang beredar, cateris
paribus, akan meningkatkan harga. Teori uang yang dikembangkan
oleh Monetarist didasarkan pada teori permintaan uang yang
dikembangkan oleh Milton Friedman, yaitu; M V = P Q. Tiga definisi
tentang uang yang dijelaskan oleh Monetarits adalah uang dalam arti
sempit (M1), terdiri atas currency dan checkable deposits, M2 terdiri
atas M1 ditambah asset yang likuid , dan M3 terdiri atas M2
ditambah asset-asset likuid yang lain.
Perbandingan Pendekatan Teori Penawaran Uang

Pendekatan Konsep Kelebihan Kelemahan


Klasik  Perekonomian dalam keadaan Perekonomian dianggap akan Asumsi-asumsi yang digunakan
full employment dapat menentukan kondisi untuk menganalisis aktivitas
 Besarnya Ms ditentukan oleh keseimbangannya sendiri, jangka ekonomi terlalu
Otoritas Moneter panjang. menyederhanakan realita yang
 Output dianggap tetap ada.

Keynesian  Perekonomian dalam keadaan Keynes menekankan pentingnya  


under employment peran stabilisasi oleh
 Besarnya Ms ditentukan oleh pemerintah, menjabarkan
Otoritas Moneter penjelasan tentang definisi dan
 Output dianggap tidak tetap fungsi uang secara lebih luas.

Monetarist  Kenaikan pada uang beredar Memfokuskan analisis pada  


akan dapat meningkatkan pentingnya sektor moneter
harga untuk mengatasi ketidakstabilan
 Fluktuasi uang beredar ekonomi.
berdampak pada fluktuasi
ekonomi
SISTEM KEUANGAN INDONESIA
Sistem Lembaga Keuangan Bukan Bank Sistem Moneter/Perbankan

Lembaga Penjamin
Departemen Keuangan RI Bank Indonesia
Simpanan

Modal Asuransi Dana Pasar Modal Perusahaan


Lembaga Pegadaian
Pensiun Penjaminan Bank Umum
Pembiayaan Ventura
Bank Perkreditan
Secondary
Mortgage Rakyat
As. Dana Pensiun
PMV Bursa Efek
Leasing Kerugian Pemberi Kerja
Daerah
Perush. Efek
Factoring As.Jiwa Dana Pensiun Bank BUMN
PMV Reksa Dana
Nasional Lembaga
Consumer As.Sosial Keuangan Bank BPD
Finance
PMV Re- Bank Asing
Credit Card Patungan asuransi
Company Bank Campuran
Broker
Asuransi
SISTEM KEUANGAN INDONESIA
No. Perbedaan Lembaga Dana Asuransi Pegadaian Perbankan
Pembiayaan Pensiun

1. Dasar Hukum Keppres No. 61 Tahun UU No.11/92 UU No. 2/92 PP No. 7/1969 UU No.7/1992 ttg
1988 Keppres No. Perbankan sbgmn tlh
Kep Menkeu No. 55/1985 diubah dgn UU No.
1251/KMK.013/’88 jo PP No. 103/’00 10/1998
Kep Menkeu No. Perum Pegadaian UU No. 23/’99 sbgmn tlh
1256/KMK.000/’89 jo diubah dgn UU No. 3/2004
Kep Menkeu No. ttg Bank Indonesia
468/KMK.017/’95 jo
Kep Menkeu No.
448/KMK.017/’00 jo
Kep Menkeu No.
172/KMK.06/’02

2. Otoritas Izin MenKeu, MenKeu MenKeu MenKeu Izin BI


Pemberian Izin Pengawasan MenKeu
dan Pengawasan dan BI

3. Sumber Dana Sebagian besar Iuran Peserta Premi Pinjaman & Sebagian besar dari
pinjaman, modal sendiri Modal Sendiri Simpanan (kl. 90%)

4. Usaha •Factoring (anjak Memberikan Memberikan Meminjamkan •Menghimpun dana


piutang) manfaat perlindungan uang kepada •Menyalurkan dana
•Leasing (sewa guna pensiun bagi bagi nasabah •Menerbitkan, menjual-
usaha) peserta pemegang beli dan menjamin surat
•Kartu Kredit polis terhadap berharga
•Pembiayaan Konsumer resiko •Penyertaan
•Modal Ventura (Venture •Memberikan jasa-jasa di
Capital) bidang lalu lintas
pembayaran / perbankan
13.2 LEMBAGA KEUANGAN

Pengertian Lembaga Keuangan:


Adalah setiap perusahaan yang bergerak di
bidang keuangan, menghimpun dana,
menyalurkan dan atau kedua-duanya
Lembaga Keuangan dibagi 2:
1. Lembaga Keuangan Bank
2. Lembaga Keuangan lainnya
LEMBAGA KEUANGAN

UU RI NO.10 Tahun 1998:


Bank  Badan usaha yg menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak
PERAN LEMBAGA KEUANGAN

1. Pengalihan Aset (Asset Transmutation)

2. Likuiditas (Liquidity)

3. Alokasi Pendapatan (Income Allocation)

4. Transaksi (Transaction)
Lembaga Keuangan

Lembaga Keuangan Bank: Lembaga Keuangan Lain:

> Bank Sentral > Pasar Modal


> Ps Uang & valas
> Bank Umum > Pegadaian
> BPR > Leasing
> Asuransi
> Bank Syariah> Dana Pensiun
> Koperasi
> Modal Ventura
> Anjak Piutang dll
BANK SENTRAL
Pengertian:
• Bank Sentral adalah bank yang bertugas memelihara
agar sistem moneter berjalan atau bekerja secara
efisien sehingga dapat menjamin tercapainya tingkat
pertumbuhan kredit/ uang yang beredar sesuai dengan
yang diperlukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi
tanpa mengakibatkan inflasi
BI SEBAGAI BANK SENTRAL INDONESIA

BERTUGAS:
1. Menetapkan dan melaksanakan Kebijakan Moneter
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran
3. Mengatur dan mengawasi Bank Umum dan BPR
4. Hubungan dengan Pemerintah dan Internasional
5. Akuntabilitas dan Anggaran
BANK UMUM KONVENSIONAL

>Lembaga Keuangan  tujuan mencari keuntungan


 Keuntungan diperoleh dari selisih biaya dan
pendapatan
 Sumber pendapatan utama diperoleh dari
“spread ”
JENIS-JENIS BANK UMUM

1. Bank-bank Pemerintah:
> Pemerintah Pusat
> Pemerintah Daerah
2. Bank-bank Swasta:
> Swasta Nasional
> Swasta Asing
JENIS BANK DARI SEGI MENENTUKAN HARGA

1. Berdasarkan Prinsip Konvensional:


Menetapkan bunga sebagai harga baik simpanan maupun
pinjaman  spread
2. Berdasarkan Prinsip Syariah
Penentuan harga produknya berdasarkan hukum Islam :
1. Bagi hasil/ mudharabah
2. Penyertaan modal/ musyarakah
3. Keuntungan jual beli/ murabahah
4. Sewa murni/ ijarab
5. Pemindahaan kepemilikan sewa/ ijarah
wa iqtina
FUNGSI BANK UMUM (1)
1. Menghimpun dana & menyalurkan dana kpd masyarakat dlm bentuk
pinjaman
2. Menyediakan mekanisme & alat pembayaran yg efisien dlm kegiatan
ekonomi
3. Menciptakan uang melalui pembayaran kredit & investasi
4. Menyediakan jasa pengelolaan dana & trust atau wali amanat bagi
individu & perusahaan
5. Menyediakan fasilitas untuk perdagangan internasional
6. Memberikan pelayanan penyimpanan untuk barang-barang berharga
7. Menawarkan jasa-jasa keuangan lain berupa: kartu kredit, cek perjalanan,
ATM, transfer dana dll
FUNGSI BANK UMUM (2)

1. AGENT OT TRUST
> Percaya dari masyarakat kepada Bank
> Percaya dari Bank kepada masyarakat
2. AGENT OF DEVELOPMENT
Memperlancar kegiatan pembangunan
3. AGENT OF SERVICE
Memberikan penawaran jasa-jasa perbankan kepada
masyarakat
BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) &
BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS)

Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara


konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
PERBEDAAN BANK UMUM DAN BPR
No PERBEDAAN BANK UMUM BANK PERKREDITAN RAKYAT
1. Definisi Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
konvensional dan atau berdasarkan prinsip atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
syariah yang dalam kegiatannya memberikan memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (Ps.1 angka4)
jasa dalam lalu lintas pembayaran (Ps.1 angka
3)

2. Tempat Kedudukan Dimana saja dalam wilayah Indonesia Di kecamatan di luar ibukota, kabupaten, kotamadya, propinsi
atau ibukota negara.

3. Modal Disetor Rp 3 trilliun a) Rp. 5 miliar untuk DKI Jakarta;


Cat: Bank Syariah Rp. 1 Trilliun b) Rp. 2 milyar untuk di ibukota propinsi di Pulau Jawa dan Bali
dan di wilayah kabupaten atau kotamadya Botabek;
c) Rp. 1 milyar untuk ibukota propinsi di luar Pulau Jawa dan
Bali wilayah dan di wilayah Pulau Jawa dan Bali selain
wilayah butir a) dan b) di atas; dan
d) Rp 500 juta di wilayah lain di luar wilayah sebagaimana
disebut dalam butir a), b) dan c).

4. Pemilikan Boleh dimiliki WNA atau badan hukum asing Harus dimiliki oleh WNI atau badan hukum Indonesia (Pasal 23)

5. Bentuk Hukum Perseroan Terbatas (PT), Koperasi, Perusahaan Perusahaan Daerah, Koperasi, Perseroan Terbatas & bentuk
Daerah (PD) & bentuk lainnya (Pasal 21) B lainnya jo Pasal 58
Syariah PT

6. Bentuk Penghimpunan Giro, tabungan, deposito, dan sertifikat Tabungan, deposito berjangka (Pasal 13 huruf a) (bukan pencipta
Dana deposito (Ps.6 huruf a) Mencipta uang giral uang giral)

7. Kegiatan Valuta Asing Boleh (Ps. 7 huruf a) Tidak boleh

8. Penyertaan Boleh (Ps. 7 huruf b) Tidak boleh


9. Kliring Peserta Kliring-RTGS Tidak ikut Kliring-RTGS
13.3 LEMBAGA KEUANGAN INFORMAL

Lembaga keuangan informal adalah lembaga yang


menjalankan fungsi lembaga keuangan namun tidak
berlandaskan kekuatan hukum. Di Indonesia lembaga-
lembaga ini terutama beroperasi di pedesaan atau
masyarakat kelompok bawah. Umumnya prosedur dan
perjanjian peminjaman amat cepat, sederhana, dan
berdasarkan perjanjian lisan atau tertulis yang sederhana.
Bentuk-bentuk usaha Lembaga Keuangan Informal

Bentuk-bentuk usaha lembaga keuangan informal yang


ada di Indonesia antara lain riba dan ijon. Usaha riba
adalah usaha memberi pinjaman dengan mengenakan
bunga yang sangat tinggi, sehingga sering disebut
sebagai lintah darat atau rentenir.
SEKIAN
&
MATUR TAMPIASIH

Anda mungkin juga menyukai