Anda di halaman 1dari 4

KASUS PEMBUNUHAN DAN ANALISA NYA

1. Antika Surya Harsiwi (20201540)

2. Diana Lukmawati (20201548)

3.Emiliana Zulfa (20201550)

4.Finda Aryani Putri Dewi (20201552)

5.Lisa Umi Kholifah (20201561)

6.Rahmawati Shinta Dewi (20201570)

7.Rizki Abdul Ghani ( 20201573)

8.Sailil Maghfiroh (20201575)

9.Sulfita Ayu Oktafia (20201576)


DIDUGA GANGGUAN JIWA, ANAK BUNUH AYAH KANDUNG DI KAMAR
Mohamad Chusna, Sindonews – Selasa 08 Febuari 2022 15:18 WIB

DENPASAR – I Made Nata (58), tewas setelah ditusuk oleh anak kandungnya yang diduga mengidap gangguan jiwa bernama I
Made Suardana (30), di kediamannya Desa Blahkiuh, Denpasar, Bali pada Senin 7 Febuari 2022 sekira pukul 23.00 WITA.
“Dugaan pelaku gangguan jiwa masih didalami” kata Kasi Humas Polres Badung Iptu I Ketut Sudana, Selasa (8/2/22).
Peristiwa itu terjadi saat Suardana meminta uang untuk membeli rokok kepada ibunya I Gusti Ayu Ariati (54). Saat pelaku pergi ke
warung, Ariati membuatkan kopi untuk anaknya. Tak lama kemudian, Suardana tiba di rumah dan minum kopi.
Setelah itu, pelaku pergi ke dapur kemudian masuk ke kamar orang tuanya. Tak lama setelah itu, terdengar keributan dari dalam
kamar. Ariati spontan datang ke kamar dan sempat melihat Suardana keluar kamar. Begitu tiba di kamar, dia mendapati suaminya
dalam kondisi bersimbah darah dibagian punggug.
Korban kemudian dilarikan ke Puskesmas Abiansemal 1 menggunakan ambulans. Usai mendapat perawatan, korban pulang
dengan dibonceng motor. Sekitar pukul 01.00 dinihari, korban tiba-tiba mengeluh sakit di seluruh tubuh lalu kejang, korban
kembali dilarikan ke Puskesmas. “Tiba di Puskesmas, korban dinyatakan sudah meninggal,” ujar Suardana. Polisi telah membawa
pelaku ke RSJ Bangli untuk dipastikan kondisi kejiwaannya, sambil menunggu hasil pemeriksaan medis, proses hukum tetap
dijalankan.
https://news.okezone.com/read/2022/02/08/340/2544094/diduga-gangguan-jiwa-anak-bunuh-ayah-kandung-di-kamar?page=2
(sumber)
ANALISA KASUS

• Kasus : Pembunuhan
• Judul : Diduga Gangguan Jiwa, Anak Bunuh Ayah Kandung di Kamar
• Lokasi : Desa Blahkiuh, Denpasar, Bali (Kamar orang tua pelaku)
• Pukul : Senin 7 Febuari 2022 sekira pukul 23.00 WITA
• Nama beserta usia yang terkait di berita : I Made Nata (58) Ayah pelaku/korban, I Made Suardana (30) Anak
korban/pelaku, I Gusti Ayu Ariati (54)/ibu pelaku/istri korban
• Kronologi : Peristiwa itu terjadi saat Suardana meminta uang untuk membeli rokok kepada ibunya, I Gusti Ayu
Ariati (54). Saat pelaku pergi ke warung, Ariati membuatkan kopi untuk anaknya. Tak lama kemudian, Suardana
tiba di rumah dan minum kopi. Setelah itu, pelaku pergi ke dapur kemudian masuk kamar orangtuanya. Tak lama
setelah itu, terdengar keributan dari dalam kamar. Ariati spontan datang ke kamar dan sempat melihat Suardana
keluar kamar. Begitu tiba di kamar, dia mendapati suaminya dalam kondisi bersimbah darah di bagian punggung
• Alasan pembunuhan : Diduga Suardana (anak korban) mempunyai gangguan jiwa
• Berikut bentuk-bentuk perbuatan pelanggaran HAM yang terjadi dalam peristiwa tersebut :
1. Hak untuk hidup
Sesuai dengan data yang ada, terdapat korban yang meninggal dunia atas nama I MADE NATA (58) akibat mengalami kekerasan (penusukan oleh anak
kandungnya yang diduga mengalami gangguan jiwa ) yang berujung pada kehilangan hak untuk hidup. Berdasarkan hal tersebut, maka telah terjadi
pelanggaran terhadap hak untuk hidup yang merupakan hak yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun. Sebagaimana dijamin dalam Pasal 28 I ayat
(1) UUD 1945, Pasal 4 dan 9 UU 39 Tahun 1999 tentang HAM serta Pasal 6 ayat (1) Konvenan Internasional Hak-Hak Sipik dan Politik yang telah
diratifikasi melalui UU 12 Tahun 2005.
2. Hak untuk tidak mendapat perlakuan yang kejam
Pada peristiwa tersebut korban I MADE NATA (58) mengalami tindak kekerasan antara lain, ditusuk dengan benda tajam. Berdasarkan hal tersebut telah
mengakibatkan terjadinya pelanggaran HAM sebagaimana dijamin Pasal 33 ayat (1) UU 39 Tahun 1999 tentang HAM, Pasal 7 UU 12 Tahun 2005 tentang
Pengesahan Konvenan Internasional Hak-hak Sipil dan Politik, Pasal 16 ayat (1) UU 5 Tahun 1998 tentang Pengesahan Konvensi Menentang Penyiksaan
dan Perlakuan atau Penghukuman Lain yang Kejam Tidak Manusia atau Merendahkan Martabat Manusia.
3. Hak atas rasa aman
Peristiwa ini telah menyebabkan rasa ketakutan dan kekhawatiran yang dialami oleh keluarga korban serta masyarakat sekitar juga, terutama bagi pembela
HAM. Berdasarkan hal tersebut maka telah terjadi pelanggaran hak atas rasa aman sebagaimana Pasal 28 G ayat (1) UUD 1945 Pasal 30 UU 39 Tahun 1999
tentang HAM.
• Pelanggaran kewajiban menghormati dan menghargai hak manusia lain
Pada kasus tersebut Suardana telah melakukan pengingkaran kewajiban sebagai warga negara negara yang tercantum dalam Pasal 28 J ayat 1 UUD 1945
yang berbunyi “Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia lain.” salah satu bentuk pelanggaran hak asasi manusia adsalah membunuh orang lain
yang merupakan pelanggaran hak hidup. Hak asasi manusia dimiliki oleh setiap warga negara. Karena itu, setiap warga negara wajib menghormati dan
menghargai hak asasi manusia lain.
• Kondisi pelaku : Polisi telah membawa pelaku ke RSJ Bangli untuk dipastikan kondisi kejiwaannya. Sambil menunggu hasil medis, proses hukum tetap
dijalankan
• Referensi : Mohamad Chusna, Sindonews.Selasa 08 Febuari 2022 15:18 WIB

Anda mungkin juga menyukai