Anda di halaman 1dari 44

Wibowo Ady Sapta,ST.,M.

Kes
Prodi D3 Sanitasi

NYAMUK
(Diptera:
Culicidae)
NYAMUK
(Diptera: Culicidae)
 Nyamuk termasuk serangga (Arthropoda: Insecta).
 Tubuhnya terbagi tiga bagian: kaput, toraks,
abdomen.
 Pada kepala ada bagian mulut yang disebut probosis
yang lurus ke depan (pada Tribus Culicini dan
Anophelini) atau bagian depannya melemgkung ke
arah perut (Tribus Megarhini), sepasang antena, dan
sepasang palpus maksilaris.
 Nyamuk jantan antena tipe plumose, yang betina tipe
pilose.
 Tipe bagian mulut menusuk dan mengisap.
 Pada toraks melekat 3 pasang kaki, dan sepasang
sayap, dan sepasang halter (sayap yang sangat
mereduksi, bentuknya seperti halter).
 Terdiri dari 3453 spesies
Fossil-fossil nyamuk
(umurnya sekitar 35 juta tahun y.l.)
NYAMUK (Diptera: Culicidae)
Posisi dalam kelasifikasi selanjutnya

Sub-ordo : Nematocera
Famili : Culicidae ---------- meliputi 3453 spesies nyamuk
1. Sub-fam. Anophelinae – Tribus Anophelini
Genus : Anopheles
Spesies : An. aconitus, dll.
2. Sub-fam: Culicinae --- Tribus Culicini
Genus : Aedes
Spesies : Ae. aegypti, dll
Genus : Culex
Spesies : Cx. quinquefasciatus, dll
Genus : Mansonia
Spesies : Ma. uniformis, dll
3. Sub-fam. Toxorhynchitinae --- Tribus Megarhini
Genus Toxorhynchites
Spesies: T. splendens
Pandangan samping kepala nyamuk, menunjukkan
bagian-bagian mulut
Gambaran morfologis nyamuk jantan dan betina:
bagian posterior (kiri), dan bagian kepala (kanan).
Gambaran skematis saluran makanan
pada nyamuk
Gambaran kelenjar liur nyamuk
Tribus Culicini (kiri), dan Tribus Anophelini (kanan)
Daur hidup nyamuk
Identifikasi Nyamuk
Kehidupan nyamuk (1)
 Nyamuk stadium dewasa (imago) menempuh kehidupan di daratan (terestrial atau
aerial); stadium pradewasa (telur, larva, pupa) berada dalam air atau tanah yang
sangat lembab (stadium akuatik). Semua stadia bernafas dengan trachea.
 Nyamuk mengalami metamorfosis sempurna.
 Larva nyamuk mengalami perkembangan dari instar I (yang baru menetas dari
telur) -> instar II -> instar III -> instar IV. Larva merupakan stadium makan.
 Stadium pupa (instar V) merupakan stadium tidak makan, yang nanti muncul
(eklosi) stadium dewasa.
 Stadium pradewasa berhabitat dalam berbagai kondisi air yang beragam,
bergantung kepada spesies dan strainnya: air tawar, atau air payau; air jernih atau
air kotor; terbuka kepada sinar matahari, atau di tempat teduh atau tertutup oleh
tumbuhan yang lebat (misal di hutan), berasosiasi dengan tumbuhan air tertentu
atau tidak sama sekali.
 Nyamuk jantan muncul lebih cepat dari pada nyamuk betinanya.
 Nyamuk jantan mengawini nyamuk betina segera setelah muncul dari pupa.
Kehidupan nyamuk (2)
 Nyamuk betina segera mencari pakan darah (manusia atau binatang) untuk
menyelesaikan siklus gonotropiknya, sedangkan yang jantan mencari
tumbuhan sumber nektar untuk kelangsungan hidupnya.
Kehidupan nyamuk (3)
 Aktivitas nyamuk betina dalam hal memilih dan menggigit/mengisap
darah beragam bergantung kpd spesiesnya, yang diistilahkan
menurut:
a) Waktu: malam –> nokturnal
siang  diurnal
senja/magrib –> krepuskular
b) Tempat: di dalam rumah –> endofagik
di luar rumah –> eksofagik
c) Sumber darah: manusia –> antropofilik
binatang  zoofilik
d) Jenis pakan: darah  hematofagik
cairan tumbuhan  fitofagik
Berbagai spesies nyamuk yang hematofagik/antropofilik:
Aedes aegypti (diurnal), Anopheles dirus (nokturnal), Mansonia sp.
(nokturnal), dan Culex sp. (nokturnal)
Daur hidup nyamuk Aedes
Stadia, dan berbagai stadia dan spesies nyamuk Aedes
Sifat-sifat nyamuk Aedes aegypti dan Ae. albopictus

 Nyamuk jantan fitofagik  mengkonsumsi nektar


 Nyamuk betina bersifat hematofagik, antropofilik,,
aktivitas diurnal, memilih tampungan air tawar yang
jernih. Ae. aegypti lebih banyak di dalam rumah
(endofilik, endofagik), termasuk kelompok ‘nyamuk
rumah’; nyamuk Ae. albopictus lebih banyak di luar
rumah (eksofilik, eksofagik).
Tempat-tempat penampung air (TPA)
yang menjadi habitat larva Aedes aegypti & Ae. albopictus
Arti penting nyamuk Aedes

 Sebagai pengganggu: nyamuk betina sifatnya yang


hematofagik, antropofilik, endofilik dan endofagik, dan
diurnal, adalah pengganggu aktivitas manusia sewaktu
bekerja siang hari, juga mengganggu anak-anak sekolah
sewaktu belajar di kelas.
 Sebagai vektor penyakit yang berbahaya:
a) penyakit viral: *Demam Dengue (DD) yang bisa menjadi
Demam Berdarah Dengue (DBD) yang dapat menyebabkan
kematian karena shock syndrome; **Chikungunya yang
menimbulkan gejala rematik yang akut lalu menjadi kronis.
b) penyakit filariasis: Filariasis bancrofti di Pasifik Selatan,
vektor Ae. polynesiensis.
Penyakit DBD terdapat di wilayah dunia yang diduduki
nyamuk Aedes aegypti
Musuh-musuh alami Aedes: Mesocyclops, ikan pemakan jentik,
bakteri: Bacillus sphaericus
Hilangkan sumber-sumber nyamuk Aedes !
Nyamuk Culex sp.

 Nyamuk Culex quinquefasciatus adalah salah satu anggota kelompok ‘nyamuk


rumah’. Sifatnya: hematofagik, nokturnal, endofilik, endofagik, memilih air
kotor spt comberan-comberan, air selokan yang kotor dan mampat, dll.
sebagai tempat bertelur dan tempat perkembangbiakan (breeding places).
 Nyamuk Culex ada juga yang larvaenya berhabitat di sawah-sawah 
‘nyamuk sawah’: Cx. tritaeniorhynchus, Cx. gelidus, dll. Sifatnya: zoofilik /
antropofilik, eksofagik, eksofilik, nokturnal, krepuskular.
Lahan persawahan tempat breeding nyamuk Culex
dan Anopheles
Arti penting nyamuk Culex
 Sebagai pengganggu: menggigit/mengisap darah waktu malam
mengganggu tidur atau kerja malam di dalam rumah atau mungkin
juga di luar rumah, di sawah, dll.
 Gigitannya bisa menimbulkan alergi kulit  dermatitis alergika.
 Sebagai vektor:
a) penyakit viral: Japanese Encephalitis (JE), dan
viral encephalitis lainnya, ditularkan oleh Cx.
tritaeniorhynchus, Cx. gelidus, Cx. quinquefasciatus, dll.
b) penyakit filariasis: Filariasis bancrofti tipe urban, ditularkan oleh
Cx. quinquefasciatus.
FILARIASIS LIMFATIK ->ELEFANTIASIS
Nyamuk Mansonia

 Nyamuk Mansonia berasosiasi dengan rawa-rawa, sungai besar di tepi


hutan atau dalam hutan; larvae dan pupa melekat dengan sifonnya
pada akar-akar atau ranting tanaman air, spt enceng gondok, teratai,
kangkung, dsb.
 Bersifat zoofilik/antropofilik, eksofagik, eksofilik, nokturnal.
Gambaran nyamuk Mansonia:
stadium dewasa (Ma. uniformis), dan stadium larva
Arti penting nyamuk Mansonia

 Sebagai pengganggu: sifatnya yang antropofilik,


nokturnal, eksofagik, mengganggu tidur atau aktivitas
manusia di luar rumah sewaktu malam.
 Sebagai vektor filariasis: Filariasis malayi, disebabkan
oleh Brugia malayi.
Sebaran global penyakit Filariasis limfatik
Nyamuk Anopheles

 Nyamuk Anopheles betina bersifat hematofagik, zoofilik/antropofilik,


eksofagik, eksofilik, aktivitas nokturnal, memilih tempat
perkembangbiakan air relatif jernih, tawar(sawah, rawa, tepian
sungai, dll) atau payau (laguna); larvae umumnya berasosiasi dengan
tumbuhan air yang kecil-kecil, tanaman padi yang masih muda,
ganggang air, dll.
 Terdiri dari sekitar 430 spesies
Breeding zones nyamuk Anopheles

 Tempat perkembangbiakan Anopheles mulai dari daerah pantai


berair payau sampai ke daerah pegunungan setinggi 2,800 meter
diatas permukaan laut. Ada Anopheles yang hidup 400 meter di bawah
permukaan tanah (di Laut Mati).
 Sebarannya juga mulai dari Equator sampai mendekati kutub
(Utara).
Daerah persawahan dan tepian sungai yang berair
potensial jadi tempat breeding nyamuk Anopheles
Nyamuk Anopheles sebagai inang definitif
parasit malaria
Nyamuk Anopheles dan Malaria
Arti penting nyamuk Anopheles
 Sebagai pengganggu: nyamuk menggigit dan mengisap
darah waktu malam, di dalam rumah atau di luar rumah 
menggangu tidur dan menyebabkan kejengkelan
 Sebagai vektor penyakit:
a) Malaria  ada sekitar 80 spesies vektor malaria di dunia;
di Indonesia ada 18 spesies yang jadi vektor malaria, 7
diantaranya termasuk efisien: An. sundaicus, An. aconitus,
An. sinensis, An. maculatus, An. balabacensis, An.
barbirostris, dan An. farauti.
b) Filariasis bancrofti tipe desa (rural). Vektornya An.
subpictus (di NTT), dan An. farauti (di Papua)
Sebaran global penyakit Malaria
Toxorhynchites

 Termasuk Tribus Megarrhini


 Probosis bagian depan membengkok ke ventral
 Termasuk paling besar ukurannya d.p nyamuk lainnya
(Anophelini dan Culicini).
 Nyamuk jantan dan betina bersifat fitofagik,
eksofagik,dan eksofilik.
 Habitat larvanya di tonggak-tonggak bambu atau
lubang-lubang pohon yang terisi air hujan.
 Larvanya sebagai predator dan musuh alami larva
nyamuk Aedes.
Toxorhynchites sebagai polinator bunga
Toxorhynchites: stadium larva yang predator larva
Aedes yang sehabitat, stadium pupa
Musuh-musuh alami stadium larva dan dewasa
nyamuk Anopheles
Cara pencegahan gigitan nyamuk

 Gunakan kelambu tidur tanpa atau dengan olesan insektisida (permethrin, taua yang
lain).
 Gunakan obat nyamuk bakar (fumigan) jika tidak ada efek sampingnya.
 Gunakan bahan repelen – bahan penolak nyamuk
 Gunakan kerudung kepala (head net), jaket, baju lengan panjang dan celana panjang
jika keluar malam.
 Kerjakan sanitasi lingkungan, hilangkan sumber nyamuk: tutup cekungan-cekungan
tanah, alirkan air tergenang, atur dan perbaiki irgasi, dsb.
 Gunakan tanaman-tanaman pengusit nyamuk di di dalam dan sekitar rumah.
Berbagai tanaman pengusir nyamuk

Anda mungkin juga menyukai