Anda di halaman 1dari 68

Kegawat Daruratan Muskuloskeletal

Asuhan Keperawatan Gawar


Darurat Fraktur Servikal

Riza Nur Fauzy / P07220218028


Santi Rosita / P07220218030
pembahasan

01 02 03
Askep Fraktur Servikal Sindrom kompartemen Emboli paru
01

ASUHAN KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT
FRAKTUR SERVIKAL
Pengertian Fraktur Servikal

Fraktur cervikal adalah fraktur


yang terjadi pada tulang servikal, dimana
terjadi putusnya
hubungan dari badan tulang
vertebra servikalis (C1- C7),
(Corwin, 2014).
Penyebab fraktur servikal
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT FRAKTUR SERVIKAL

Pengkajian Fraktur Cervikal


Pengkajian primer
• Data Subyektif
Riwayat Penyakit Sekarang
1. Mekanisme Cedera
2. Kemampuan Neurologi
3. Status Neurologi
4. Kestabilan Bergerak
Riwayat Kesehatan Masa Lalu
5. Keadaan Jantung dan pernapasan
6. Penyakit Kronis
Data objektif

1. Airway
Adanya desakan otot diafragma dan interkosta akibat
cedera spinal sehingga mengganggu jalan napas.
2. Breathing
Pernapasa dangkal, penggunaan otot-otot pernapasan, pergerakan
dinding dada.
3. Circulation
Hipotensi (biasanya sistole kurang dari 90 mmHg),
Bradikardi, Kulit teraba hangat dan kering, Poikilotermi
(Ketidakmampuan mengatur suhu tubuh, yang mana
suhu tubuh bergantung pada suhu lingkungan)
Data objektif

4. Disability
Kaji Kehilangan sebagian atau keseluruhan
kemampuan bergerak, kehilangan
sensasi, kelemahan otot.
5. Exposure
Adanya deformitas tulang belakang
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT FRAKTUR SERVIKAL

Pengkajian Sekunder
1. Five Intervensi
Hasil AGD menunjukkan keefektifan pertukaran gas dan upaya ventilasi,
CT Scan untuk menentukan tempat luka atau jejas, MRI untuk mengidentifikasi kerusakan saraf
spinal, foto Rongen Thorak untuk mengetahui keadaan paru,
sinar – X Spinal untuk menentukan lokasi dan jenis cedera tulang
(Fraktur/Dislokasi)
2. Give Comfort
Kaji adanya nyeri ketika tulang
belakang bergerak
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT FRAKTUR SERVIKAL

Pengkajian Sekunder
3. Head To Toe
• Leher :Terjadinya perubahan bentuk tulang servikal akibat
cedera
• Dada :Pernapasa dangkal, penggunaan otot-otot pernapasan,
pergerakan dinding dada, bradikardi, adanya desakan otot diafragma dan
interkosta akibat cedera spinal
• Pelvis dan Perineum :Kehilangan control dalam eliminasi urin dan
feses, terjadinya gangguan pada ereksi penis
(priapism)
• Ekstrimitas : terjadi paralisis, paraparesis, paraplegia atau
quadriparesis/quadriplegia
• Inspeksi Back / Posterior Surface.
• Kaji adanya spasme otot, kekakuan, dan deformitas pada tulang belakang.
Diagnosa Keperawatan (SDKI)

1. Pola napas 2. Nyeri akut b.d 3. Perfusi perifer


tidak efektif agen pencedera tidak efektif b.d
b.d cedera pada fisiologis (mis. penurunan aliran
medulla spinalis Inflamasi, iskemia, arteri atau vena
(D.0005) neoplasma) (D.0077) (D.0009)
Intervensi dan Kriteria Hasil (SIKI dan SLKI)

SDKI SLKI SIKI

Setelah dilakukan asuhan


keperawatan 1x4 jam
diharapkan mencapa
1. Pola napas tujuan dengan kriteria 1.1 Manajemen jalan napas
tidak efektif hasil Pola napas (L.01004) 1.2 Monitor pola napas
• Ventilasi semenit meningkat 1.3 Monitor bunyi napas
b.d cedera pada (5) 1.4 Pertahankan kepatenan jalan napas
medulla spinalis • Kapasitas vital meningkat dengan jaw trust
(D.0005) (5)
1.5 Pemantauan respirasi
• Tekanan ekspirasi dan
• inspirasi meningkat (5) 1.6 Monitor adanya sumbatan jalan napas
• Penggunan otot bantu napas 1.7 Monitor saturasi oksigen
menurun (5) 1.8 Monitor nilai AGD
• Eksursi dada membaik (5) 1.9 Monitor X-ray
Intervensi dan Kriteria Hasil (SIKI dan SLKI)

SDKI SLKI SIKI

Setelah dilakukan asuhan


keperawatan 1x4 jam diharapkan
mencapai tujuan
dengan kriteria hasil manajemen 2.1 Kaji PQRST pasien.
2. Nyeri akut b.d nyeri : 2.2 Pantau tanda-tanda vital
agen pencedera • Tanda-tanda vital dalam 2.3 Berikan analgesic untuk menurunkan
• batas normal (Nadi60-100 x/ nyeri.
fisiologis (mis. In- mnt),(Suhu 36,5-37,5), (TD 2.4 Gunakan servikal collar,
flamasi, iskemia, 110-140/60-90 mmHg),(RR 16- imobilisasi lateral kepala, meletakkan
neoplasma) 20 x/menit)
papan di bawah tulang belakang.
• Penurunan skala nyeri
(D.0077) (skala 0-10)
• Wajah pasien tampak tidak
meringis
Intervensi dan Kriteria Hasil (SIKI dan SLKI)

SDKI SLKI SIKI

3.1 Atur posisi kepala dan leher untuk mendukung


Setelah dilakukan tindakan airway (jaw thrust).
keperawatan selama 1x4 jam
3.2 Jangan memutar atau menarik leher ke
diharapkan perfusi jaringan
3. Perfusi jaringan adekuat. belakang (hiperekstensi), mempertimbang
Kriteria hasil : pemasangan intubasi nasofaring.
perifer tidak efektif
• Nadi teraba kuat 3.3 Tinggikan ekstremitas bawah.
berhubungan dengan • Tingkat kesadaran compos 3.4 Gunakan servikal collar, imobilisasi
penyumbatan mentis lateral kepala,meletakkan papan dibawah tulang
aliran darah • Sianosis atau pucat tidak ada. belakang.
• CRT < 2 detik
(D.0021) • GCS 13-15
3.5 Sediakan oksigen dengan nasal canul untuk
• AGD normal mengatasi hipoksia
3.6 Ukur tanda-tanda vital.
3.7 Awasi pemeriksaan AGD
02

ASUHAN KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT
SINDROME KOMPARTEMEN
Pengertian Sindrom kompartemen

Sindrom kompartemen merupakan masalah


yang terjadi saat perfusi jaringan dalam otot kurang
yang dibutuhkan untuk kehidupan  jaringan. Ini bisa
disebabkan karena, penurunan kompartemen otot
karena fasia yang membungkus otot terlalu ketat atau • Click icon to add picture
gips atau balutan yang menjerat, peningkatan isi
kompartemen otot karena edema atau perdarahan
sehubungan dengan berbagi masalah (Smeltzer & Bare,
2001).
Epidemiologi Sindrom kompartemen

Insiden 2-12% sindrom kompartement terjadi pada


fraktur tibia. DeLee dan Stiehl menemukan
bahwa 6% dari pasien dengan fraktur tibia terbuka
berkembang menjadi sindrom kompartement,
sedangkan pada fraktur tibia tertutup hanya 1,2%. • Click icon to add picture
Etiologi Sindrom Kompartemen
Penyebab dari sindrom kompartemen dibagi menjadi dua
yaitu

01. Peningkatan volume intra-kompartemen


dengan luas ruang kompartemen tetap

02. Penurunan luas ruankompartemen dengan


volume intra-kompartemen yang tetap
Penatalaksanaan Sindrom Kompartemen

1. Menempatkan kaki setinggi jantung, untuk mempertahankan ketinggian kompartemen


yang minimal,elevasi dihindari karena dapat menurunkan aliran darah dan akan
memperberat iskemi
 
2. Pada kasus penurunan ukuran kompartemen, gips harus dibuka dan pembalut
kontriksi harus dilepas

3. Pada kasus gigitan ular berbisa, pemberian anti racun dapat menghambat perkembangan • Click icon to add picture
sindrom kompartemen Mengoreksi hipoperfusi dengan cairan kristaloid dan produk
darah

4. Pada peningkatan isi kompartemen, diuretic dan pemakaian manitol dapat


mengurangi tekanan kompartemen, manitol mereduksi edema seluler, dengan
memproduksi kembali energy seluler yang normal dan mereduksi sel otot yang
nekrosis melalui kemampuan dari radikal bebah
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
SINDROM KOPARTEMEN

Pengkajian Primer

Airway
1. Bersihan jalan napas
2. Ada/tidak sumbatan jalan napas
3. Distress pernapasan
4. Tanda-tanda perdarahan dijalan napas, muntahan, edema laring
5. Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas • Click icon to add picture
Pengkajian Primer

Breathing dan Ventilasi


1. I : Frekuensi napas, usaha napas dan pergerakan dindingdada
2. A:suara pernapasan, suara napasterdengar ronchi,
3. P : adanya massa asing pada paru-paru
4. P : abnormalitas tulang rusuk
• Click icon to add picture
Pengkajian Primer

Circulation
1. Denyut nadi carotis
2. Tekanan darah hipo/hiper
3. Warna kilit, kelembapankulit
4. Tanda-tanda perdarahan
• Click icon to add picture
Pengkajian Primer

Disability :
1. Tingkat kesadaran
2. Gerakan ekstermitas PSM
3. GCS
4. Ukuran pupildan respon pupil terhadap cahaya
• Click icon to add picture
Eksprosure
Tanda-tanda trauma yang ada
Pengkajian Sekunder
Pengkajian Riwayat Penyakit
Metode pengkajian :
S (Signs and symptons) : tanda dan gejala yang diobserasi dan dirasakan klien
A (Allergis) : alergi yang dipunyai kllien
M (Medications) : tanyakan obat yang telah diminum klien untuk mengatasi nyeri
P (Pertinent past medical hystori) : riwayat penyakit yang diderita klien
L (Last oral intake solid or liquid) : makan/minum terakhir, jenis makanan, ada
penurunan atau peningkatan kualitas makan
E (event leading to injury or ilnes) : pencetus/kejadian penyebab keluhan

Pengkajian fisik
a) Kesadaran penderita : sopor, apatis, koma, gelisah, kompos mentis
b) Keadaan penyakit : ringan, sedang, berat akut,
c) Tanda-tandai vital
d) Pemeriksaan head-to-toe. Harus diperhatikan keadaan proksimal, serta bagian distal
terutama mengenai status neurovaskuler.
Pengkajian Sekunder
Pemeriksaan Penunjang Laboratorium

01. Comprehensive metabolic panel (CMP)

02. Complete blood cell count (CBC)


Pengkajian Sekunder
Pemeriksaan Penunjang Radiologi

1. Rongent
pada ekstremitas yang terkena

02. USG
Untuk membantu mengevaluasi aliran arteri dalam
memvisualisasi Deep Vein Thrombosis (DVT).
Diagnosa Keperawatan (SDKI)

1. Hipovolemia b.d 2. Perfusi Perifer- 3. Nyeri Akut b.d


perdarahan Tidak Efektif b.d Agen Pencedera Bi-
(D.0023) Terbatasnya Ruangan ologis
Kompartemen (D.0077)
(D.0009)
Intervensi dan Kriteria Hasil (SIKI dan SLKI)

SDKI SLKI SIKI

Setelah dilakukan asuhan


keperawatan 1x4 jam diharapkan
mencapai tujuan
Manajemen Syok Hipovolemik (I.02050)
dengan kriteria hasil status cairan O:
1. Hipovolemia b.d membsik (L.03028) : 1.1 Monitor status cairan
perdarahan • Dispnea menurun (5) 1.2 Pantau Tingkat Kesadaran dan respon pupil
(D.0023) • Edem anasarka menurun (5) T:
• Edem Perifer menurn (5) 1.3 Berikan Oksigen untuk mempertahankan sat-
urasi oksigan >94%
1.4 Pasang jalur IV besara
K:
Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 1-2 L
Intervensi dan Kriteria Hasil (SIKI dan SLKI)

SDKI SLKI SIKI

Setelah dilakukan asuhan


keperawatan 1x4 jam diharapkan
mencapai tujuan
Perawatan Sirkulasi (I.02079)
dengan kriteria hasil Perfusi perifer O:
2. Perfusi Perifer meningkat (L.02011) : 2.1 Periksa sirkulasi perifer
Tidak Efektif b.d Ter- • Warna kulit pucat menurn (5) T:
batasnya Ruangan • Tugor kulit membaik (5) 2.2 Hindari pemasangan infus atau pengambilan
Kompartemen darah di area keterbatasan perfusi
(D.0009) 2.3 lakukan pencegahan infeksi
E:
Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus
dilaporkan
Intervensi dan Kriteria Hasil (SIKI dan SLKI)

SDKI SLKI SIKI

Setelah dilakukan asuhan


keperawatan 1x4 jam diharapkan
mencapai tujuan
Manajemen nyeri (I.08238)
dengan kriteria hasil Tingkat nyeri O:
Nyeri Akut b.d Agen menurun (L.02011) : 3.1 Identifikasi lokasi, Karakteristik, durasi,
Pencedera Biologis • Keluhan nyeri menurun(5) frekuensi, kualitas, intesitas nyeri
(D.0077) • Sikap protektif menurun (5) 3.2 Identifikasi skala nyeri
• Gelisah menurun (5) 3.3 Identifikasi faktor yang memperberat dan mem-
peringan nyeri
T:
3.4 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
K:
Kolaborasi pemberian analgetik.
03

ASUHAN KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT
Fat Embolism Sindrome
Pengertian Fat Embolism Sindrome

FES adalah suatu sindrom yang disebabkan oleh


lepasnya lemak sumsum tulang ke dalam sirkulasi
sehingga menyebabkan suatu embolisasi lemak
yang sistemik dan ditandai dengan insufisiensi
• Click icon to add picture
respiratorik, abnormalitas neurologis, dan petekhie
yang muncul 24 – 72 jam setelah kejadian pencetus
yang biasanya adalah trauma tulang panjang atau
pelvis (Salter, 2009).
Etiologi Fat Embolism Sindrom

Dalam bidang orthopedi penyebab terjadinya sindrom emboli lemak meliputi

pemasangan intramedular
Fraktur tulang panjang dan
pelvis nailing dan hip knee Osteomyelitis
arthroplasy
Patofisiologi Fat Embolism Sindrom
Menurut Smeltzer dan Bare (2001) terdapat dua teori yang dipercaya saat ini mengenai
patofisiologi fat embolism syndrome yaitu:
2022 Teori Mekanik
2022 Adanya trauma berat mengakibatkan kerusakan yang luas pada jaringan lemak dan vaskuler.
Kenaikan tekanan pada area trauma (>200 mmHg) yaitu tekanan pada sumsum tulang
memaksa lemak yang terlepas masuk ke pembuluh darah yang memiliki tekanan lebih rendah
(28-32 mmHg).

2022 Teori Biokimia

Perubahan hormonal dan reaksi stres akibat trauma dan/atau sepsis dapat melepaskan
katekolamin yang memicu lemak bebas seperti khilomikron dan memudahkan terjadinya
globula lemak dalam aliran darah.
Tanda Dan Gejala

Nyeri dada Oliguria

Sesak napas

Takikardi

Ruam peteachiae

Hipertemia

Sakit Kepala
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
FAT EMBOLISM SINDROM

Pengkajian primer
1. Airway
Airway Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret akibat kelemahan reflek  batuk maupun
jatuhnya pangkal lidah akibat penurunan kesadaran.Jika ada obstruksi maka lakukan:
• Chin lift / jaw Chin lift / jaw trust
• Suction / hisap
• Guedel airway
• Intubasi trakhea dengan leher ditahan (imobilisasi) pada posisi netral.  

2. Breathing
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur, suara nafas
terdengar ronchi /aspirasi, whezing, sonor, stidor/ ngorok, ekspansi dinding dada

3. Circulation
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini,
disritmia, kulit dan membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut

4. Disability
Menilai kesadaran dengan cepat,apakah sadar, hanya respon terhadap respon terhadap nyeri atau atau sama sekali tidak nyeri
atau atau sama sekali tidak sadar. Tidak dianjurkan mengukur GCS. Adapun cara yang cukup jelas dan cepat adalah
• Awake :A  
• Respon bicara :V
• Respon nyeri :P
• Tidak ada respon :U

5. Eksposure
Lepaskan baju dan penutup tubuh pasien agar dapat dicari semua cidera yang mungkin ada, jika ada kecurigan cedera leher
atau tulang belakang, maka imobilisasi in line harus dikerjakan
Pengkajian Sekunder
• Riwayat penyakit sekarang
Kaji kronologi terjadinya FES dengan menanyakan bagaimana terjadinya patah tulang
(penyebabnya), dimana letak patah tulang, pertolongan apa yang telah didapatkan, dan apakah
sudah berobat ke dukun patah, serta
apakah ada luka bakar disekitar fraktur.
• Riwayat penyakit dahulu
Kaji penyakit terdahulu yang pernah diderita seperti kanker tulang,
osteomielitis, diabetes militus, pernah melakukan prosedur orthopedi, dll.
• Riwayat penyaklit keluarga
Penyakit keluarga yang berhubungan dengan patah tulang adalah faktor predispossisi terjadinya
fraktur, seperti osteoporosis yang sering terjadi pada beberapa keturunan dan kanker tulang yang
cenderung diturunkan secara
genetik.

• Melakukan pemeriksaan head to toe secara menyeluruh


Pengkajian Sekunder
• B1 (Breathing)
Pada pemeriksaan sistem pernafasan, didapatkan bahwa klien FES mengalami kelainaan pernafasan. Pasien mengeluhkan
adanya sesak napas dan nyeri dada. Pada data objektif ditemukan takipnea dan penggunaan otot bantu pernapasan, dan dapat
terjadi hipoksia pada kondisi-kondisi parah. Pada palpasi thorak, didapatkan taktil fremitus seimbang kanan dan kiri.
Pada auskultasi tidak terdapat suara tambahan.
• B2 (Blood) 
Palpasi nadi meningkat dan iktus cordis teraba, auskultasui suara S1 dan S2 tunggal, serta sering ditemukan adanya suara
tambahan pada jantung.
• B3 (Brain)
Tingkat kesadaran biasanya menurun, adanya gangguan disorientasi, gelisah, dan terkadang pingsan.

• B4 (Bladder)
Kaji urine yang meliputi wana, jumlah dan karakteristik urine, termasuk berat jenis urine, dan frekuensi BAK. Biasanya klien
fraktur dengan
komplikasi FES mengalami gangguan ini eliminasi urin.
• B5 (Bowel)
Inspeksi abdomen: bentuk datar, simetris, tidak ada herniarteri Palpasi: turgor baik, tidak ada defans muskular dan hepar tidk
terabarteri Perkusi: suiara timpani, ada pantulan gelombang cairan. Auskultasi peristaltik normal. Inguinal,genital: hernia
tidak teraba, tidak ada pembesaran limfe
dan tidak ada kesulitan BAB.
Pengkajian Sekunder
• B1 (Breathing)
Pada pemeriksaan sistem pernafasan, didapatkan bahwa klien FES mengalami kelainaan pernafasan. Pasien mengeluhkan
adanya sesak napas dan nyeri dada. Pada data objektif ditemukan takipnea dan penggunaan otot bantu pernapasan, dan dapat
terjadi hipoksia pada kondisi-kondisi parah. Pada palpasi thorak, didapatkan taktil fremitus seimbang kanan dan kiri.
Pada auskultasi tidak terdapat suara tambahan.
• B2 (Blood) 
Palpasi nadi meningkat dan iktus cordis teraba, auskultasui suara S1 dan S2 tunggal, serta sering ditemukan adanya suara
tambahan pada jantung.
• B3 (Brain)
Tingkat kesadaran biasanya menurun, adanya gangguan disorientasi, gelisah, dan terkadang pingsan.

• B4 (Bladder)
Kaji urine yang meliputi wana, jumlah dan karakteristik urine, termasuk berat jenis urine, dan frekuensi BAK. Biasanya klien
fraktur dengan
komplikasi FES mengalami gangguan ini eliminasi urin.
• B5 (Bowel)
Inspeksi abdomen: bentuk datar, simetris, tidak ada herniarteri Palpasi: turgor baik, tidak ada defans muskular dan hepar tidk
terabarteri Perkusi: suiara timpani, ada pantulan gelombang cairan. Auskultasi peristaltik normal. Inguinal,genital: hernia
tidak teraba, tidak ada pembesaran limfe
dan tidak ada kesulitan BAB.
Pengkajian Sekunder
• B6 (Bone)
Adannya fraktur akan mengganggu secara lokal, baik fungsi motorik,
sensorik maupun peredaran darah.
• Pemeriksaan saraf kranial
Saraf I: fungsi penciuman tidak ada gangguan. Saraf II: ketajaman penglihatan normal
Saraf III, IV, VI: tidak ada gangguan mengangkat kelopak mata, pupil isokor. Saraf V: tidak mengal;ami paralisis
pada otot wajah.
Saraf VII: persepsi pengecapan dalam batas normal dan wajah simetris. Saraf VIII: tidak ditemukan tuli konduktif
dan tuli persepsi.
Saraf IX dan X: kemampuan menelan baik
Saraf XI: tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius.
Saraf XII: lidah simeteris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak ada
faskulasi. Indra pengecapan normal.
• Pemeriksaan refleks
Biasanya tidak ditemukan reflek patologis.
• Pemeriksaan sensori
Daya raba klien FES berkurang terutama pada bagian fraktur, sedangkan indra
yang lain dan kognitifnya tidak mengalami gangguan. Selain itu, timbul nyeri akibat fraktur dan nyeri kepala.
Pengkajian Sekunder
Pemeriksaan Penunjang Laboratorium

01. Pemeriksaan sitologi urin, darah dan dahak dapat


mendeteksi gelembung- gelembung lemak yang bebas
atau yang di dalam makrofag. Tes ini memiliki
sensitivitas rendah dan hasilnya dapat negative.

02. Analisa gas darah akan menunjukkan hipoksia, PO2


biasanya kurang dari 8 kPa (60mmHg) dan hipokapnia

03. Trombositopenia, penurunan hematokrit terjadi 24


sampai 48 jam dihubungkan dengan perdarahan
intraalveolar. Kadar kalsium
berkurang.
Pengkajian Sekunder
Pemeriksaan Penunjang Radiologi

1. Rontgen dada: terdapat infiltrat atau konsolidasi


pada paru dan adanya dilatasi sisi kanan jantung.

2. CT scan: temuan mungkin normal atau terdapat difus putih


dikarenakan perdarahan ptekie dengan cedera mikrovaskuler.
CT scan juga akan menunjukkan penyebab lain dari penurunan
tingkat kesadaran.

03. Pemeriksaan MRI otak dapat membantu dalam diagnosis


serebral emboli lemak
Diagnosa Keperawatan (SDKI)

1. Pola Napas Tidak 2. Gangguan 3. Nyeri Akut b.d 4. Perfusi Perifer 5. Intoleransi
Efektif b.d Pertukaran Gas b.d Pelebaran Tidak Efektif b.d Aktivitas b.d
Penyumbatan Penurunan Kerja Pembuluh Darah Suplai Oksigen Pembatasan
Kapiler Pulom Ak- Otak Akibat Tidak Adekuat Aktivitas akibat
Paru
ibat Lemak Dalam Penyumpatan (D.0009) Ketidakseimbangan
Pembuluh Darah (D.0003) suplai Darah
Aliran Darah Oleh
(D.0005) Lemak (D.0077) Dengan
Kebutuhan
(D.0056)
no Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan

1 Pola Napas Tidak Efektif b.d Penyumbatan


Kapiler Pulom Akibat Lemak Dalam Pembuluh
L01004
Pola Napas
I.01012
Manajemen Jalan Napas
Darah
(D.0005)

2 Gangguan
Pertukaran Gas b.d Penurunan Kerja
L.01003
Pertukaran Gas
I.01026
Terapi Oksigen
Paru
(D.0003)

3 Nyeri Akut b.d Pelebaran


Pembuluh Darah Otak Akibat
L.08066
Tingkat Nyeri
I.08238
Manajemen Nyeri
Penyumpatan
Aliran Darah Oleh Lemak (D.0077)

4 . Perfusi Perifer Tidak Efektif b.d L.02011


Perfusi Perifer
I.02079
Perawatan Sirkulasi
Suplai Oksigen
Tidak Adekuat (D.0009)

5 . Intoleransi
Aktivitas b.d
L.05047
Toleransi Aktivitas
I.05186
Terapi Aktivitas
Pembatasan
Aktivitas akibat
Ketidakseimbangan suplai Darah
Dengan
Kebutuhan (D.0056)
Thanks !
FES adalah suatu sindrom yang disebabkan oleh
lepasnya lemak sumsum tulang ke dalam sirkulasi
sehingga menyebabkan suatu embolisasi lemak
yang sistemik dan ditandai dengan insufisiensi
• Click icon to add picture
respiratorik, abnormalitas neurologis, dan petekhie
yang muncul 24 – 72 jam setelah kejadian pencetus
yang biasanya adalah trauma tulang panjang atau
pelvis (Salter, 2009).
Section Break Slide Title

01. 02. 03. 04.


Lorem ipsum Lorem ipsum Lorem ipsum Lorem ipsum
Lorem ipsum dolor sit Lorem ipsum dolor sit Lorem ipsum dolor sit Lorem ipsum dolor sit
amet, consectetur adipisic- amet, consectetur adipisic- amet, consectetur adipisic- amet, consectetur adipisic-
ing elit, sed do eiusmod ing elit, sed do eiusmod ing elit, sed do eiusmod ing elit, sed do eiusmod
tempor tempor tempor tempor
Section Break
Slide Title
20XX – Company Name - Job Position
20XX Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut
labore et dolore magna aliqua.

20XX – Company Name - Job Position


Present Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut
labore et dolore magna aliqua.
Proficiency

Lorem ipsum dolor sit amet Consectetur adipiscing elit


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit,
sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore
magna aliqua. magna aliqua.

Sed do eiusmod tempor Incididunt ut labore


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit,
sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore
magna aliqua. magna aliqua.
Certifications

Lorem ipsum Lorem ipsum Lorem ipsum


Lorem ipsum dolor sit Sed do eiusmod tempor Ut enim ad minim ve-
amet, consectetur adip- incididunt ut labore et niam, quis nostrud ex-
iscing elit dolore magna aliqua ercitation ullamco
Lorem ipsum dolor sit amet
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do
eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua.

Lorem Ipsum
consectetur adipiscing elit
Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco
laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.
Achievement Gallery

• Click icon to add picture • Click icon to add picture

Lorem ipsum dolor sit amet Lorem ipsum dolor sit amet
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do
eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore
Achievement Gallery

• Click icon to add picture • Click icon to add picture • Click icon to add picture • Click icon to add picture

Achievement Title Achievement Title Achievement Title Achievement Title


(20XX) (20XX) (20XX) (20XX)
Lorem ipsum dolor sit Lorem ipsum dolor sit Lorem ipsum dolor sit Lorem ipsum dolor sit
amet, consectetur adipisc- amet, consectetur adipisc- amet, consectetur adipisc- amet, consectetur adipisc-
ing elit ing elit ing elit ing elit
Communication Skills

Mother tongue(s) Other language(s)

Language 01 Language 01 ●●●●●


Language 01 Language 01 ●●●○○
Language 01 ●●●●○
Office Address Website Telephone
Lorem ipsum dolor sit amet, www.company name.com 00-00-000-000
consectetur adipisicing elit

Click icon to add picture


Break Section
01:00pm ~ 01:30pm
World Map Slide
Title text block &
Mobile project

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing


elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et
dolore magna aliqua.
• Click icon to add picture
Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation
ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo con-
sequat.
Title text block &
Tablet project

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing


elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et
dolore magna aliqua.
Click icon to add picture
Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation
ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo con-
sequat.
Title text block &
Desktop project

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing


elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et
Click icon to add picture dolore magna aliqua.
Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation
ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo con-
sequat.
Icon
You can resize these icons keep-
ing the quality.

You can change the stroke and fill


color; just select the icon and
click on the paint bucket/pen.
Icon
You can resize these icons keep-
ing the quality.

You can change the stroke and fill


color; just select the icon and
click on the paint bucket/pen.
Thanks !
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit.
Etiam aliquet eu mi quis lacinia
You are allowed to:
1. Use our templates for personal or commercial presentations or prints. (For presentation purposes only)
2. Edit, and customize our templates for your own needs.
3. Link a page to a presentation template on your website or your blog.

It cannot be used as any design derivative other than for presentation purposes.
(Example: brochure, catalog, business card, web, etc.)

You are not allowed to:


4. Republish or redistribute our presentation templates, offline or online and even for free.
5. Sell, rent or sub-license our presentation templates.
6. Extract any part of the presentation templates (background, images …) in order to use your website or personal blog.

by PPTMON.com
Presentation template by

http://pptmon.com/ Ctrl + Click to follow link


Montserrat Font download by

https://fonts.google.com/specimen/Montserrat Ctrl + Click to follow link

Anda mungkin juga menyukai