Anda di halaman 1dari 53

1

TERMINOLOGI
DIABETES MELITUS adalah penyakit
degenaratif dengan hiperglikemia yang
ditandai oleh ketiadaan absolut insulin atau
insensitivitas sel tehadap insulin.

DIABETES (Yunani) mengalirkan


(siphon)
MELITUS (Latin) untuk madu, atau gula
(manis). DIABETES MELITUS penyakit
dimana seseorang mengeluarkan sejumlah
besar urin yang terasa manis.
2
Definisi & Tipe

Diabetes melitus merupakan suatu


kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin, atau kedua-duanya.

Konsensus pengelolaan dan pencegahan DM tipe 2 di Indonesia, PERKENI, 2011


Tipe-tipe DM
Tipe 1
 Destruksi sel beta, menjurus ke defisiensi insulin
absolut
Tipe 2
 resistensi insulin & defisiensi insulin

Tipe lain
 Defek genetik fungsi sel beta dan kerja insulin,infeksi, dll

Diabetes mellitus gestational


 Intoleransi glukosa yang terjadi pada saat kehamilan

Konsensus pengelolaan dan pencegahan DM tipe 2 di Indonesia, PERKENI, 2011


Patofisiologi
Defek sekresi insulin
Defek aksi insulin (resistensi)
Peningkatan produksi glukosa intra-
hepatik
Penurunan pengambilan glukosa di
jaringan.

Adapted from Bergenstal et al. In: Degroot & Jameson


(eds). Endocrinology 2001;821–35
Diabetes tipe 2 merupakan
penyakit progresif
Diagnosa diabetes

Extrapolasi dari fungsi sel beta sebelum diagnosa

Tahun terdiagnosa

HOMA: homeostasis model assessment

Lebovitz. Diabetes Reviews 1999;7:139–53 (data are from the UKPDS population: UKPDS 16. Diabetes 1995;44:1249–58)
Gejala klinis
Gejala klasik

Polydipsia (banyak minum)


Polyphagy (banyak makan)
Polyuria (sering BAK)
Penurunan Berat Badan tanpa sebab yang
jelas
Gejala lain
Cara diagnosa DM
Belum pasti
Bukan DM DM
DM
Kadar glukosa Plasma vena <100 100-199 ≥200
darah sewaktu
(mg/dL) Darah kapiler <90 90-199 ≥200
Kadar glukosa Plasma vena <100 100-125 ≥126
darah puasa
(mg/dL)
Darah kapiler <90 90-99 ≥100

Konsensus pengelolaan dan pencegahan DM tipe 2 di Indonesia, PERKENI, 2011


Komplikasi
Eyes
Cerebrovascular

• Akut : (retinopathy)
disease

• Ketoasidosis diabetik Coronary

(KAD) heart disease

• Hiperosmolar Kidney
(nephropathy)

hiperglikemia
• Hipoglikemia
• Kronis :(jangka panjang) Peripheral
nervous system

• Komplikasi makrovaskular
(neuropathy)
Peripheral
Vascular disease

(penyakit jantung koroner, stroke,


penyakit vaskuler perifer) Diabetic foot

• Komplikasi mikrovaskular
(retinopati, nefropati, neuropati)
Konsensus pengelolaan dan pencegahan DM tipe 2 di Indonesia,
PERKENI, 2011
Pilar penatalaksanaan DM

Edukasi

Terapi gizi medis

Latihan jasmani

Intervensi farmakologi
Insulin vital untuk DM tipe 1 & penting juga untuk DM tipe2.
Insulin dimasukkan ke dalam WHO Essential Medicines List.
Titik Tangkap Kerja Obat
Antidiabetes
Insulin dapat diberikan di level
pengobatan manapun
• Jaman dahulu, insulin selalu diberikan sebagai terapi tahap akhir
• Sekarang, mempertimbangkan keuntungan dari pemberian insulin
dini,
insulin dapat diberikan sedini mungkin, sesuai kebutuhan.
Inadequate
Lifestyle
+ 1 OAD + 2 OAD + 3 OAD

Inisiasi Insulin
Indikasi terapi insulin
Diabetes Mellitus tipe 1

Penderita DM yang sedang hamil atau menyusui

Transiently:pada pasien DM tipe 2 dengan


kondisi2 tertentu seperti renal & hepatic disease,
pancreatitis, HHS, during surgery, infections etc.

Diabetes Mellitus tipe 2, yang tidak terkontrol


dengan OAD
Terapi Insulin Dini pada Diabetes
Tipe 2
Mayoritas pasien tidak terkontrol dengan baik, dengan
pemberian OAD saja.
Penambahan terapi insulin membantu memperbaiki resistensi
insulin dan sekresi insulin yang terganggu
Telah terbukti aman dan efektif; tidak ada “kegagalan insulin”
Terapi insulin lebih dini pada perjalanan penyakit dapat
mempertahankan fungsi sel Beta dan memperbaiki kontrol
glikemik jangka panjang

Sasali A, Leahy JL. Curr Diab Rep. 2003;3:378-385.


Campbell RK, White JR, Jr. J Am Pharm Assoc. 2002;42:602-611.
Insulin merupakan obat penurun gula darah yang efektif

Penurunan HbA1c: Potensi monoterapi

GLP-1 analogue
Pramlintide

Metformin
DPPIV inh

Exenatide

SU/GLIN

Insulin
AGIs

TZD
0

-0,5

-1
HbA1c %

-1,5

-2

-2,5

-3
Pengunaan insulin dini memberikan hasil
terapi yang lebih baik

Nathan et al., Diabetes Care 2009;32:193-203.


Target dari Terapi Insulin
• Untuk meciptakan kembali keseimbangan profil insulin di
dalam tubuh Insulin prandial
70

60
Insulin (µU/mL)

50

40

30 Insulin basal

20

10

0
6:00 10:00 14:00 18:00 22:00 2:00 6:00
Time of day
Breakfast Lunch Dinner

Polonsky et al. J Clin Invest 1988;81:442–48


Kendala dalam terapi Insulin

I don’t want it.!

It hurts ! Expensive !

Drug
addiction ?
Kendala dalam terapi Insulin
1. “Sekali mulai terapi insulin, tidak bisa di stop lagi ”
(Persepsi yang salah, seperti “kecanduan” obat )

Berikan insulin dengan “percobaan” jangka pendek :


“Cobalah suntik insulin selama 1 bulan saja, lalu kita
evaluasi lagi”

2. “ Suntik insulin sangat merepotkan”


(Pasien merasa tidak sanggup suntik sendiri)
• Demonstrasikan kepada pasien betapa simple nya suntikan insulin
• Berikan insulin 1x /hari untuk mengurangi ketidaknyamanan

Polonsky WH, Jackson RA. Clinical Diabetes 2004;22:147-50.


Kendala dalam terapi Insulin

3. “Kegagalan terapi adalah kesalahan saya”


(suntikan insulin sebagai hukuman karena kegagalan pribadi)
Jelaskan bahwa insulin diperlukan karena perjalanan penyakit DM yg progresif, bukan karena
kegagalan pasien mengelola penyakitnya)

4. “Famili saya disuntik insulin sebelum diamputasi kakinya ”


(Insulin diberikan bila Diabetes sudah berat)
Jelaskan bahwa suatu saat insulin diperlukan karena perjalanan alamiah penyakit DM yg
progresif

5. “ Saya tidak berani suntik insulin sendiri, karena nyeri ..! ”


(Anxietas terhadap suntik insulin)
Tunjukkan kepada pasien bahwa suntik insulin lebih tidak sakit dibandingkan dengan
pemeriksaan gula darah menggunakan glukometer

Polonsky WH, Jackson RA. Clinical Diabetes 2004;22:147-50.


HIPOGLIKEMIA
ANALOG INSULIN NOVO NORDISK
ANALOG INSULIN

NOVORAPID - RAPID ACTING

NOVOMIX - PREMIX

LEVEMIR -LONG ACTING ANALOG


PENGGOLONGAN DIABETES
American Diabetes Association (ADA)
merivisi klasifikasi Diabetes
Insulin Dependent Dibetes Melitus
(IDDM) Diabetes type I
Non Insulin Dependent Dibetes Melitus
(NIDDM) Diabetes type II

26
DIABETES Kelenjar endokrin
pankreas pulau (islet)
langerhans mempunyai 4 tipe sel
penghasil hormon :
 Sel Alfa Glukagon,
proglukagon
 Sel Beta Insulin, C-peptida,
proinsulin, Islet Amiloid
Polipeptida (IAPP)
 Sel Delta Somatostatin
 Sel PP (sel F) polipeptida
pankreas 27
Sel Alfa ( Glukogen) faktor
hiperglikemi memobilisasi
penyimpanan glycogen
Sel Beta (Insulin) faktor
penyimpanan dan anabolik tubuh
Sel D (Somatostatin) penghambat
universal sel pankreas
Sel PP (sel F) mempermudah
proses pencernaan

28
DIABETES TYPE I
 Hiperglikemi terjadi karena terjadi
kerusakan sel β akibat ketiadaan
absolut insulin.
 Diperkirakan timbul akibat destruksi
otoimun sel β di pulau langerhans
yang dicetuskan oleh lingkungan
 Sering dijumpai pada penderita yang
tidak gemuk

29
DIABETES TYPE II
 Terjadi kerusakan sekresi insulin dan
kerja insulin
 Sel β terganggu sehingga sukar /
sedikit atau lambat melepaskan insulin
sehingga kerja insulin terganggu
 Terjadi resistensi (daya tahan) insulin
menurun dan terjadi defisiensi insulin
 Sering dijumpai pada penderita yang
gemuk (obesitas)

30
DIBETES GESTASIONAL
 Diabetes yang terjadi pada wanita
hamil yang sebelumnya tidak
mengidap diabetes, namun setelah
kehamilan berakhir keadaan
diabetes kembali kekeadaan normal
 Penyebabnya adalah peningkatan
kebutuhan energi dan kadar
estrogen dan hormon pertumbuhan
yang terus naik selama kehamilan
 Akibat diabetes tersebut biasa terjadi
bayi mati, bayi bertubuh besar
31
ETIOLOGI
DIABETES TYPE I
Diperkirakan akibat destruksi otoimun
sel β yang dicetuskan oleh lingkungan,
serangan otoimun timbul setelah infeksi
virus : gondongan (mumps), rubela,
stimegalovirus kronik, nitosoamin yang
terdapat pada daging awetan

32
DIABETES TYPE II
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi
diduga genetik merupakan penyebab
utama

DIABETES GESTASIONAL
Penyebabnya adalah peningkatan
kebutuhan energi dan kadar estrogen
dan hormon pertumbuhan yang terus
naik selama kehamilan

33
34
DATA LABORATORIUM
Glukosa puasa 80-120 mg/dl
Glukosa sewaktu 80-180 mg/dl
Glukosa 1 jpp < 200 mg/dl

Dikatakan hipoglikemia kalau glukosa


darah < 50 mg/dl

35
Jenis Anti diabetika
Klorpropamid

Glibenclamide (10-15 ) jam Daonil


Glimepiride 918 jam) Amaryl
Sulfonilurea ( SU ) Gliklazid (12 jam) Diamikron

Glipizid (6 jam ) Minidiab


Glikuidon Glurenorm
Oral Biguanide Metformin Glucophage

Thiazolidindion Pioglitazon Actos

Dll Akarbose Glucobay

Suntikan Masa kerja Penampilan Onset

Kerja cepat (5 jam) jernih 15 menit-1 jam


Kerja singkat (6 jam) Jernih 1- 1,5 jam
Kerja sedang (6-12 Jam) jernih 6-12 jam
Kerja panjang (24 jam) jernih 24 jam
OBAT ANTIDIABETES
INSULIN
 Insulin kerja sangat pendek
Insulin lispro,
Humalog
 Insulin kerja pendek
Regular, Regular Humulin, Regular, lletin,
Velosin BR
 Insulin kerja menengah
Lente humulin, Lente lletin, Lento Novo,
NPH Humulin, NPH lletin, NPH
37
 Insulin kerja panjang
Ultralente Humulin U
 Insulin campuran
Novolin 70/30, Humulin 70/30 dan
50/50

38
 Sebagian besar insulin dibuat dgn
teknologi rekombinan DNA
 Insulin diberikan secara injeksi
subkutan (SK), laju absorpsi insulin
dapat diperpanjang dengan kombinasi
insulin + Zink atau Protamin
 Insulin aksi pendek
Onset ± 30 menit
Puncak aktifitas 1-3 jam
Durasi 7 jam
Diberikan secara IV, sebagai obat
emergensi hyperglikemi
39
 Aksi menengah
Durasi 14-22 jam
 Aksi panjang
Durasi 36 jam

40
 Semilente (suspensi seng insulin
amorphous),
 Lente (campuran seng insulin
amorphous (30%) + kristal seng
insulin (70%)
 NPH (Neutral Protamine Hagedorn)
atau isophane insulin (protamin +
insulin) durasinya ± 20 jam mirip
lente
 Biphasic fixed mixtura (isophane +
insulin larut)
 Ultralente suspensi yang kurang larut
41
EFEK SAMPING
Hipoglikemi yaitu terjadi akibat
kelebihan insulin atau tidak cukupnya
pemasukan kalor hal tersebut dapat
mengakibatkan komplikasi serius
( diberikan suntika secara IV bila pasien
tidak sadar)

42
REGIMEN DOSIS
Untuk pasien diabetes type I sebagian
besar diberikan injeksi insulin
kombinasi aksi pendek dan menegah
secara SK, 2 x sehari sebelum makan
pagi dan makan malam
Untuk normoglikemi digunakan insulin
ultralente backup dengan insulin larut, 3
x sehari sebelum makan.

43
OBAT HIPOGLIKEMI ORAL (OHO)
SECRETAGOGUE (SULFONILUREA)
Glibenklamid 1,25-20 mg 10-24 jam
Tolbutamid 0,5-2 g/DT 6-12 jam
Acetohexamide 0,25-1,5/DT 12-24 jam
Chlorpamide 0,1-0,5/DTG 60 jam
Glipizide 5-30 mg 10-24 jam
Glimepride 1-4 mg 12-24 jam
Tolazamide 0,1-1 g/DT 10-14 jam

Merangsang sekresi insulin di pankreas


sehingga hanya efektif bila sel beta
pankreas masih dapat berproduksi 44
SECRETAGOGUE (MEGLITINIDE)
Repaglinide0,25-4 mg ac 4-5 jam
BIGUANIDE
Metformin 1-2,5 g /DT/hr 10-12 jam
Menghambat glukoneogenesis dan
meningkatkan penggunaan glukosa di
jaringan.obat ini hanya efektif pada
insulin endogen.
TIAZOLIDINEDIONE
Pioglitazone 1 x 15-25 mg
Rosiglitazone 1 x 2-8 mg
Troglitazone 1 x 200-600 mg dc 45
PENGHAMBAT GLUCOSIDASE-ALFA
Acarbose 25-100 mg ac
Myglitol 25-100 mg ac

Menghambat alfa glukosidase sehingga


memperlambat dan menghambat
penyerapan karbohidrat.
Sebagai tambahan terhadaap
sulfonilurea atau biguanid pada DM
yang tidak dapat dikendalikan dengan
obat dan diet.
46
47
48
49
50
51
52
53

Anda mungkin juga menyukai