Anda di halaman 1dari 16

STUDI KASUS NON INFEKSI

“EPILEPSI”
Kelompok 4

• NEFRINDA MEAGESI (2141013013)


• RINI SANTIKA (2141013015)
• RUKHSYAH HAYATI (2141013017)
• SARAH AMELIA AZHAR (2141013019)
• ZILFIA AGUSTIN (2141013021)
• RESTU TRIA NURUL HAYATI (2141013023)
• OVI ARISTANTI (2141013025)
• PRISKA RAHMATILLAH (2141013027)
• DWI APRILIANI (2141013029)
KASUS
 Wanita (Ny.S.H), 20 tahun, datang ke IGD RSUAM Pasien datang dengan keluhan
kejang 3 jam sebelum masuk rumah sakit. Keluarga mengatakan bahwa saat kejang
kedua tangan pasien lurus dan lebih kaku, mulut pasien tampak seperti mengigit sesuatu,
tidak keluar busa dari mulut, mata menatap ke atas. Keluarga pasien juga mengatakan
bahwa saat serangan kejang terjadi, pasien menjadi tidak sadar. Ketika kejang pasien
tidak mengompol dan berkeringat, atau wajah memucat

 Serangan terjadi selama kurang lebih 2-5 menit. Tidak terdapat kelamahan pada tangan
dan kakinya, tidak mengalami gangguan dalam buang air besar atau kecil. Kejang
dialami pasien 3-4 kali dalam 1 bulan dan kemudian berulang pada bulan berikutnya.
Keluarga mengatakan bahwa serangan kejang pertama kali dialami pasien pada usia 7
tahun. Saat ini keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sedang hamil 3 bulan dan
merupakan kehamilan anak kedua.
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Ny. S.H
 Umur : 20th

 Jenis Kelamin : Perempuan


ANALISA KASUS
Subyektif

 Keluhan : keluhan kejang 3 jam sebelum masuk rumah sakit.


Keluarga mengatakan bahwa saat kejang kedua tangan pasien
lurus dan lebih kaku, mulut pasien tampak seperti mengigit
sesuatu, tidak keluar busa dari mulut, mata menatap ke atas.
Keluarga pasien juga mengatakan bahwa saat serangan kejang
terjadi, pasien menjadi tidak sadar. Ketika kejang pasien tidak
mengompol dan berkeringat, atau wajah memucat
 Riwayat penyakit : Kejang dialami pasien 3-4 kali dalam
1 bulan dan kemudian berulang pada bulan berikutnya,
pertama kali dialami pasien pada usia 7 tahun
 Riwayat pengobatan : -
OBYEKTIF

PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN DARAH


UMUM LENGKAP
 kesadaran compos mentis  Hb 14,4 g/dl (N),
 GCS E4 V5 M6 = 15  GDS 67 mg/dl (↓),
 vital sign tekanan darah 110/70 mmHg  LED 15 mm/jam (N),
 nadi 86 x/menit  Na 138 mmol/l (N),
 RR 22 x/menit  leukosit 9.100/ul (N),
 Suhu 36,7 o C  K+ 4 mmol/l (N),
 Trombosit 257.000/ul (N).
Assesment
 Diagnosis klinis pada pasien ini epilepsi serangan umum
tipe tonik + G2P1A0 hamil 15-16 minggu
PLANNING

 Tujuan Terapi :
 Mencegah timbulnya Kejang yang berulang
 Mencegah keparahanan penyakit epilepsi
 Memperbaiki kualitas hidup pasien.

 Sasaran Terapi :
 Mengurangi bahkan menghilangkan kejadian kejang pada
pasien
 Meminimalisir mal-formasi/ kecacatan pada mental anak
yang sedang dikandung
STRATEGI TERAPI

Terapi farmakologi Terapi non farmakologi

 Gabapentin 2 x 300mg,  diperbolehkan berolahraga


neuroprotektor : B1B6 tab 2x1, dengan pengawasan dan
Asam Folat tablet 0,5 mg 2x1
dilakukan di lapangan /gedung
olahraga (tidak di jalan umum,
ketinggian, atau air).
 Aspek pekerjaan, hendaknya
didampingi ketika melakukan
kegiatan sehari-hari yang
memiliki resiko bahaya lebih
berat seperti memasak air.
 Analisis Kerasionalan Terapi (4T 1W)
Analisis rasionalitas terapi dilakukan dengan
melakukan analisis obat-obat yang digunakan dengan lima
kategori yaitu tepat indikasi, tepat obat, tepat pasien, tepat
dosis dan waspada terhadap efek samping obat (4T 1W).
Berikut ini adalah uraian analisis rasionalitas obat yang
digunakan :
TEPAT INDIKASI
Nama Obat Indikasi Mekanisme Aksi Keterangan
Gabapentin Terapi tambahan untuk epilepsi parsial meningkatkan aktivitas , lutamic acid decarboksilase Tepat indikasi
dengan atau tanpa seizure umum, yang tidak (GAD). Agonis GABA ini juga mengatur aliran
dapat dikendalikan dengan antiepilepsi lain kalsium dalam sel sehingga menurunkan firing of the
transmission cell dan menghambat pelepasan
glutamat.
B1B6 Neuroprotektor • (b1) berikatan dengan adenosine triphosphate Tepat indikasi
(ATP) di hati, ginjal, dan leukosit untuk
memproduksi tiamine diphosphate. Tiamin
berfungsi untuk mengubah karbohidrat dan lemak
menjadi energi.

• (b6) berperan untuk mengubah makanan yang


dikonsumsi menjadi energi, memproduksi sel darah
merah, dan menjaga kerja jaringan saraf.

Asam Folat Untuk defisiensi asam folat, Asam folat oral Asam folat meningkatkan fungsi endotel tanpa Tepat indikasi
untuk meningkatkan kadar folat plasma menurunkan homosistein
 TEPAT OBAT
Nama Obat Mekanisme Aksi Keterangan
Gabapentin meningkatkan aktivitas , lutamic acid decarboksilase (GAD). Agonis GABA ini juga mengatur Tepat obat
aliran kalsium dalam sel sehingga menurunkan firing of the transmission cell dan menghambat
pelepasan glutamat.

B1B6 • (b1) berikatan dengan adenosine triphosphate (ATP) di hati, ginjal, dan leukosit untuk Tepat obat
memproduksi tiamine diphosphate. Tiamin berfungsi untuk mengubah karbohidrat dan lemak
menjadi energi.

• (b6) berperan untuk mengubah makanan yang dikonsumsi menjadi energi, memproduksi sel
darah merah, dan menjaga kerja jaringan saraf.

Asam Folat Asam folat meningkatkan fungsi endotel tanpa menurunkan homosistein Tepat obat
TEPAT PASIEN

Nama Obat Kontra indikasi Keterangan


Gabapentin hipersensitivitas, pankreatitis akut, tidak efektif pada kejang generalisasi primer, galaktosemia Tepat pasien
(intoleransi galaktosa) untuk sediaan kapsul gabapentin yang mengandung laktosa.

B1B6 terdapat riwayat anafilaktik dengan suplemen ini atau komponennya Tepat pasien

Asam Folat reaksi hipersensitivitas terhadap asam folat beserta formulasinya Tepat pasien
TEPAT DOSIS

Nama Dosis yang


Dosis standar keterangan
Obat diberikan
Gabapen 3600 mg per hari 2 x 300 mg Tepat dosis
tin

B1B6 25–500 mg per hari 2x1 (dosis 100 mg) Tepat dosis

Asam 400 – 500 mcg per hari 0.5 mg 2x1 Tepat dosis
Folat
Untuk ibu hamil
WASPADA EFEK SAMPING OBAT

Nama Obat Efek Samping Obat Saran

gabapentin Samnolen, pusing, lelah, sakit kepala, Konsumsi sebelum makan,


tremor, mual dan muntah istirahat yang cukup

neuroprotektor Defiensi vitamin bisa menimbulkan Hentikan penggunaan jika


penyakit beri-beri terdapat reaksi yang tidak
diiginkan

Asam folat Defisiensi folat dapat menyebabkan Hentikan penggunaan jika


terjadinya defek neural tube terdapat reaksi yang tidak
diiginkan
MONITORING DAN RENCANA
TINDAK LANJUT
No. Monitoring Rencana Tindak Lanjut
1. Monitoring terhadap GDS, elektrolit,
dan EEG
2. Monitoring Terhadap terapi untuk Evaluasi selanjutnya dilakukan 1-6 bulan untuk
mengobati epilepsi pasien di melihat epilepsi dapat terkontrol, jika terkontrol
pantau 1-2 minggu. dengan baik tahap pengobatan dapat diturunkan
dengan bertahap, sebaliknya jika epilepsi tidak
terkontrol maka terapi perlu dinaikkan dosisnya
secara bertahap.

3 Memantau efektivitas terapi dan Jika terapi dengan gabapentin menunjukkan


efek samping penggunaan aktifitas terapi tetapi muncul efek samping yang
gabapentin tidak dapat ditoleransi maka sebaiknya obat
diganti dengan golongan lain yang digunakan
untuk antiepilepsi. Dan jika kejang telah
terkontrol maka untuk menangani serangan kejang
akut dapat di atasi dengan inhalasi.

4 Monitoring terhadap Jika tidak terdapat masalah pada janin selama


perkembangan janin pengobatan, maka pengobatan dilanjutkan
KONSULTASI, INFORMASI DAN
EDUKASI PASIEN (KIE)
 Adapun konsultasi, informasi dan edukasi yang diberikan kepada
pasien untuk menunjang proses pengobatan pasien adalah sebagai
berikut : 
 Memberikan informasi tentang obat baik mengenai nama obat, dosis,
aturan pakai dan cara penggunaan obat.
 Memberikan informasi, instruksi, dan peringatan kepada pasien dan
keluarganya tentang efek terapi dan efek samping yang mungkin
timbul selama pengobatan.
 Memberikan edukasi kepada pasien dan yang merawat pasien
mengenai tindakan yang dapat diambil untuk mengatasi serangan
epilepsi

Anda mungkin juga menyukai