Metodologi Studi Islam
Metodologi Studi Islam
Nurhakim
METODOLOGI STUDI
ISLAM
BAB I : IKHWAL BAB II :
STUDI ISLAM PARADIGMA PENDEK
ATAN DAN METODE S
TUDI ISLAM
BAB IV :
BAB III :
METODOLOGI
METODOLOGI
PENELITIAN
FILSAFAT ISLAM
MANUSKRIP
Penutup
BAB I : IKHWAL STUDI ISLAM
Pengertian
Metodologi
Studi Islam
Objek Dan
Ruang
Lingkup
Urgensi dan
Manfaat
Close
Pengertian Metodologi Studi Islam
Studi islam yang dikonotasikan dengan aktivitas-
aktivitas dan program-program pengkajian dan
penelitian terhadap sebagai objeknya
Metodologi ( baca : ilmu tentang metode-metode)
mengandung arti paradigma, pendekatan dan
metode yang dikaji tidak hanya satu tetapi banyak.
Jadi Pengertian metodologi studi islam adalah
pembahasan secara mendalam tentang berbagai
pendekatan dan metode dalam mengkaji dan
meneliti agama islam sebagai objeknya.
Close
Objek dan Ruang Lingkup Studi
Agama sudah pasti benar karena ia kebenaran wahyu dari Allah,
sedangkan penelitian dipahami sebagai ketidak percayaan terhadap
kebenaran itu. Pemahaman semacam ini dapat dimengerti karena
pengertian tentang agama dan penelitian waktu itu memang masih
demikian di masyarakat umum.
Oleh karena itu sisi doktrin merupakan suatu keyakinan atas
kebenaran wahyu, mmaka hal ini tidak memerlukan penelitian
didalamnya. Karena kebenarannya telah diterima sedmikian rupa
para pemeluknya
Seperti halnya ketika melihat suatu objek, maka kita tentu tidak bisa
melihat dimensi dibalik objek, tetapi mungkin orang lain dapat
melihatnya, karena ia berada di arah lain yang berbeda dengan kita.
Sementara, penelitian atau pengkajian agama hanya akan
memfokuskan diri pada sisi agama adalah sebagai gejala budaya
dan agama sebagai realitas sosial.
Close
Urgensi dan Manfaat
Bahwa dengan kita mempelajari metode
studi islam yang tepat akan membawa hasil
perkembangan ilmu-ilmu agama sehingga
lebih sesuai dengan apa yang semestinya,
baik dalam ukuran agama maupun
kebutuhan hidup manusia dewasa ini.
Dan dengan mempelajari metode studi
islam ini para penstudi akan mendapatkan
berbagai macam pendekatan dan metode
sesuai dengan tujuan-tujuan dan objek studi
Close
BAB II : Paradigma Pendekatan Dan
Metode Studi Islam
Paradigma
Studi Islam
Pendekatan
Studi Islam
Metode-
metode
studi Islam
Close
Paradigma Studi Islam
Dasar-dasar berfikir ini dijadikan cara berfikir (mood of though)
bagi penstudi dalam melihat permasalahan atau objek studi.
Selanjutnya, para penstudi menentukan pendekatan, metode,
dan teknik penelitian tertentu sesuai dengan dasar dasar berfikir
dan semacam inilah yang disebut paradigma (paradigm)
Untuk mengetahui paradigma studi islam, terlebih dulu kita
letakkan islam sebagai objek studi.
Paradigma pertama, islam merupakan kebenaran, doktrin, ajaran,
norma-norma dan keyakinan yang bersumber pada wahyu tuhan.
Dan paradigma kedua, islam merupakan keberadaan dan kondisi
riil islam, apakah masyarakat, dan sejarah islam.
Kedua dasar berfikir (paradigma) ini hendak dijadikan sebagai
pijakan sebagai cara pandang terhadap objek studi tentang islam
lebih lanjut, Islam sebagai doktrin dan islam sebagai realitas
Close
Pendekatan Studi Islam
Jika paradigma diartikan sebagai dasar pijakan dan cara pandang
terhadap suatu objek studi, maka pendekatan disini diartikan
sebagai sudut pandang (starting view), bagaimana suatu
permasalahan didekati, dibahas dan dianalisa, berdasarkan sudut
(ilmu atau teori) tertentu, sehingga mendapatkan kesimpulan yang
tepat.
Dan pendekatan bersifat lebih operasional dari pada paradigma,
dan tidak seoperasional metode apalagi teknik (jika dilihat sisi
perbedaan antara term paradigma, pendekatan, metode dan
teknik).
Pendekatan dalam konteks islam, agama yang dijadikan objek
studi tersebut dapat berupa dimensi ajarannya maupun dimensi
realitasnya.
Pendekatan tersebut dinamakan pendekatan normatif dan
pendekatan historis.
Close Next
Beberapa Teori dalam Pendekatan Normat
Pendekatan Teologis
Pendekatan Pendekatan
Pendekatan Filosofis
Legalistik Normatif
Pendekatan
Pendekatan Mistik
Hermeneutika
Pendekatan
Pendekatan Politik Pendekatan Kultural
Historis
Pendekatan Pendekatan
Psikologi Fenomenologi
Close
Pendekatan Mistik
Mistik dalam islam atau tassawuf memandang
agama dari dimensinya yang batin.
Yakni ajaran-ajaran spiritual, atau praktek-praktek
keagamaan yang dihayati secara spiritual guba
mendekatkan diri kepada tuhan dengan sedekat-
dekatnya. Pendekatan praktis tasawuf biasanya
dengan mempertajam jiwa atau mata hati melalui
latihan-latihan (riydlah) spiritual.
Misalnya, dengan cara memasuki dunia tarekat
secara langsung dan terlibat dalam beberapa
praktek ritual, kemudian mengambil kesimpulan-
kesimpulan.
Close
Pendekatan Hermeneutika
Pendekatan hermeneutika adalah cara
memahami pesan-pesan teks suci untuk
mengetahui makna-makna pesan yang
sebenarnya, dan bagaimana hubungannya
dengan konteks dimana teks itu kemudian
dipahami oleh manusia.
Inilah tugas pendektan hermeneutika, yakni
menafsirkan dari bahasa tuhan menjadi
bahasa manusia, sebab diasumsikan bahwa
bahasa tuhan berbed dengan bahasa manusia.
Close
Pendekatan Sosiologis
Pendekatan sosiologi melihat agama sebagai
objek baik berupa ajaran khususnya
masyarakat islam dalam kerangka teori-teori
sosiologi. Misalnya, menjelaskan ayat-ayat
tentang fakir miskin dengan kerangka teori
kemiskinan yang terdapat dalam sosiologi.
Contoh lain, menjelaskan konflik antar
pemeluk agama dijelaskan dengan faktor-
faktor sosial seperti struktur, stratifikasi dan
interaksinya.
Close
Pendekatan kultural
Pendekatan kultural memahami agama
denganmelihat wujud praktek keagamaan yang
tumbuh dan berkembang dalam suatu masyarakat.
Pendekatan ini dipergunakan untuk melihat
spesifikasi praktek keagamaan suatu masyarakat
muslim dan apa makna-maknanya bagi
pemeluknya
Mislanya, gamabaran Al-Qur`an tentang keadaan
atau tipologi Bani israel; dan, berbagai macam
bentuk peringatan maulid rasulullah di berbagai
daerah jawa.
Close
Pendekatan politik
Politik diartikan ilmu atau keterampilan dalam
mengurus kepentinganorang banyak (publik)
melalui organisasi negar. Sementara itu,
pendekatan politik dapat dipergunakan untuk
menjelaskan agama baik dalam dimensi ajaran-
ajaran maupun realitasnya.
Dengan kta lain, pendektan politik memandang
agaa dan politik secara intregal, tidak dapat
dipisahkan, hal ini dibuktikan dengan kenyataan
dari masa ke masa, bahwa umat islam senatiasa
menggunakan politik sebagai alat dakwah mereka.
Close
Pendekatan Psikologi
Psikologi atau ilmu jiwa mempelajari manusia dari
dimensi gejala perilaku yang dapat diamati. Dalam
studi agama, teori-teori psikologi digunakan untuk
menjelaskan gejala-gejaal lahiriyah orang
beragama, dimana hubungan antara perilaku yang
tampak dengan keyakinan keagamaan seorang
muslim.
Selain itu, dengan pendekatan ini diketahui tingkat
keagamaan yang dihayati, dipahami dan diamalkan
oleh seseorang. Juga, dapat digunakan untuk
memasukkan agama ke dalam jiwa seseorang
sesuai dengan tingkat usianya.
Close
Pendekatan Fenomenologi
Pendekatan ini sama dengan pendekatan
dengan hermeneutika untuk
menginterperitasikan teks suci untuk
mendapatkan pesan yang sebenarnya,
sedangkan pendekatan fenomenologi
memahami makna atau hakikat yang
sebenarnya dari suatu gejala objek yang dikaji
melaui jiwa dan kesadaran.
Pendekatan fenomenologi dapat memahami
adanay keterkaitan objek dengan nilai-nilai
tertentu, misalnya keadilan, kemanusiaan,dll
C. Metode-metode Studi Islam
Metode disini diartikan denga cara yang
ditempuh olehs eorang penstudi untuk
memahami dan mengkaji islam sebagai objek
studi.
Metode lebih teknis darpda pendekatan, aplagi
paradigma yang bersifat filosofis itu. Metode
berkaitan dengan penjelasan tentang
bagaimaan suatu pendekatan dijalankan.
Metode-metode itu adalah metode ilmiah-cum-
doktriner, metode ide dan biografi, dan metode
tipologi perbandingan.
Close
BAB III : Filsafat Islam
Close
Pengertian Filsafat Islam
Pertama, bahwa filsafat islamadalah suatu bahasan tentang
berbagai hal (pemikiran) yang diwarnai oleh islam,baik
islam sebagai substansi maupun sudut pandang kajiannya.
Sebagai contoh pengkajian para filosuf Muslim seperti Ibn
Rusd dan Ibn Sina tentang tuhan, manusia dan alam yang
dipengaruhi oleh kerangka atau substansi ajaran-ajaran
islam tentang objek kajiannya itu.
Kedua, dilsafat islam dalam arti filsafat tentang islam di
mana islam sebagi objek kajian yang sudut pandangnya
atau objek formalnya adalah filsafat.
Sebagai contoh kajianfilsafat yang dilakukan oleh orientalis
terhadap islam, seperti tentang ajaran-ajaran, sejarah
pemikiran tokoh, dan realitas islam.
Close
Asal-Usul dan Perkembangan
Pada perkembangan awal islam di masa Rasulullah, ajaran al-
Qur`an semacam ini belumlah tampak melembaga sebagai suatu
tradisi berfikir, apalagi berfilsafat. Yang ada baru apa sebagian ahli
sebut sebagai berfikir “hikmah”. Yaitu kegiatan berfikir yang
menekankan kepada mencari rahasia dan manfaat-manfaat yang
terdapat di balik objek atau peristiwa yang sedang difikirkan.
Dan pada pemerintahan Bani Abbas di baghdad (750-1258),
mengaharuskan ilmuwan ilmuwan muslim untuk bekerja keras
mengembangkan filsafat.
Dan tradisi berfikir filsafat masih terus dikembangkan di kalangan
umatislam syi`i.
Sekarang, bagaimana kemungkinan masa depan filsafat islam,
bukan dalam pengetian atatau modelnya. Dengan syariat mampu
menunjukkan fungsi dan kemampuannya dalam menyelesaikan
problem dunia.
Close
C. Metode Studi Filsafat Islam
Metode metode lazim yang dipergunakan dalam bidang filsafat yaitu
:
Metode deskriptif ialah suatu metode pengumpulan keerangan yang
mendekati hakikat, mendasar sifatnya, menyangkut esensinya yang
dpandang amat diperlukan untuk menyusun filsafat
Metode analisi ialah suatu metode untuk memahami nilai nilai
kefisafatan dengan cara menguraikan makna-makna yang
terkandung dalam data-data sehingga diperoleh kesimpulan akhir
yang benar.
Metode komporatif ialah suatu metode yang berusaha mendapatkan
esensi kefilsafatan melaui usah perbandingan dalam berfilsafat
Metode fenomenologik ialah suatu metode yang berusaha
memahami fenomena sebagai data dengan menekankan inti
kesadranny, bukan pikiran tau presepsi awal sang pneliti
Close
Model Studi Filsafat Islam
Model pengkajian filsafat islam dikembangkan
oleh para pengkaji atau peniliti sebagai berikut :
Pertama, Model studi pemikiran tokoh dengn
metode perbandingan dan perpustakaan
Kedua, model studi tematik atas beberapa tema
sentral para tokoh filosouf
Ketiga, model studi komprehensif (campuran)
tentang sejarah, tokoh dan pemikirannya, serta
kawasan
Keempat, Model studi tematik al-Qur`an dengan
kerangka filsafat.
Close
BAB IV : METODOLOGI TENTANG
MANUSKRIP
Sekilas Metode
tentang penyuntingan
Manuskrip Manuskrip
Singkatan
dan Tanda
Baca
Close
Sekilas tentang Manuskrip
Manuskrip adalah buku-buku yang belum dicetak secara
sempurna dan masih dalam bentuk tulisan penulis atau
pengarangnya.
Kebanyakan manuskrip sangat langkah. Demikian juga
kadang-kadang djumpai beebrapa lembar manuskrip yang
rusak di makan zaman karena penyimpanan yang tidak
aman. Karena itu perlu memerlukan alat-alat khusus untuk
membacanya.
Penggunaan manuskrip dalam penelitian ilmiah sudah umum.
Khususnya buku-buku penting yang belum tersebar. Karena
penelitian tidak akan mendalam tanpa menggunakan
manuskrip.
Untuk menyunting manuskrip manusjrip itu diperlukan
beberapa kaidah dan patokan yang harus dipegangi.
Close
B. Metode Penyuntingan Manuskrip
1.
Pengumpulan
Naskah
4.
2. 3.
Pengklasifika
Mensittemaikan Penyuntingan
si Manuskrip
Naskah Teks
dan Koding
Close
Pengumpulan Naskah
Apabila peneliti ingin menyunting manuskrip,
langkah, pertama yang harus dilaksanakan adalah
mencoba mengumpulkan naskah- naskah. Dalam hal
ini ada beberapa jalan sebagai berikut :
A. Mengetahui katalog manuskrip yang ada di
perpustakaan umum dan di tempat-tempat buku
berbahasa rab dan bahasa asing
B. Mencari tulisan-tulisan di perpustakaan khusus.
Apabila telah seleesai mengumpulkan naskah-
naskah yang ada di berbagai suatu tempat atau telah
memfotkopi,mulailah dengan langkah berikutnya.
Close
2. Mensistematikan Naskah
Dalam hal ini peneliti menyusun naskah-naskah yang berhasil
dikumpulkan melaui titik sebgai berikut.
A. Apabila naskah yang dipilih tertulis lengkap dengan nama
pengarang maka naskah ini dianggap asli, yang dapat dipakai
sebagai sandaran perluasan buku peneliti.
B. Kemudian, naskah ditulis dengan tulisan pengarang yang telah
dibaca, atau telah dibacakan kepadanya lau diijinkan
penggunaannya.
C. Lalu, naskah yang disalin dari tulisan penyusunnya.
D. Kemudian naskah-naskah yang tertulis di Zaman pengarangnnya
E. Stelah itu, naskah-naskah yang ditulis berikutnya. Dahulukan
naskah yang tertua ditulis. Karena, semakin tua naskah itu ditulis,
semakin berpeluang muncul banyak klemahan, mungkin karena
terdistorszi oleh masa
Close
3. Penyuntingan Teks
A. Peneliti harus menegaskan kebenaran buku itu,
melaui nama yang terdapat dalam buku, juga
mengecek kebenaran nama itu sendiri.
B. Apabila teks iti karya penulis sendiri, biarkan
seperti itu. Jika ia mengambil teks-teks dari orang
lain, ia harus memberikan tanda di pinggirnya, serta
menunjukkan tempat-tempat sumber yang ia ambil.
C. Apbalia terdapat lebih dari satu buku, yang dipilih
oleh peneliti, dan jika diantaranya terdapat buku yang
ditulis oleh penulis itu sendiri, maka ia harus
menjadikan buku itu menjadi objek penyuntingan.
Close
4..Pengklasifikasi Manuskrip dan Koding
Close
5. Menyusun Daftar Indek
Diantara daftar indek yang harus ada
pada tiap-tiap buku yang disunting
adalah :
A. Indek judul, bab dan sub bab;
B. Indek tempat dan negara;
C. Indek buku-buku yangtertulis dalam
naskah.
6. Menyusun Pendahuluan
Setelah selesai menyusun manuskrip, peneliti mulai menyusun
pendahuluan. Di antara poin- poin yang terpenting adalah.
A. Menjelaskan judul buku dan karya-karya semacam yang ditulis
sebelumnya.
B. Menjelaskan manuskrip dan buku-buku yang dijadikan pedoman
dalam penerbitannya, tempat terbit, tahun penulisan , dan
menunjukkan gambar-gambar dalam buku itu jika memungkinkan.
C. Lagkah-langkah yang diikuti peneliti dalam memnyusun
manuskrip, hal-hal yang mendorong melakukan penelitian, dan
menjelaskan jumlah buku yang tidak ada atau tidak ungkin
diakses, serta hal-hal yang turut membantu menyelesaikan
penulisan semuanya menjadi jelas dalam gambaran yang
memuaskan orang-orang yangbiasa terjun dalam bidang pemikiran
keilmuwan.
Close
7. Membuat Daftar Pusaka
Setelah selesai dari langkah-langkah
diatas dan naskah siap dicetak, pneliti
harus membuat daftar pusaka yang
telah dijadikan rujukan, dan yang telah
membantunya dalam menyelesaikan
buku itu pada akhir bagian Misalnya :
Brocklaman, Taarikh al-Adab wa al-
mufassiruun, Dar al-kutub, al-Haditsah,
Mesir, 1961.
Close
C. Singkatan dan Tanda baca
1. Singkatan
2. Tanda Baca
Kata
Close
Singkatan kata
Sebagian peneliti menetapkan kata-kata singkatan yang banyak terdapat di buku-
buku kuno dengan memberikan tanda pada kat-kata tersebut. Misalnya pada kitab
hadis :
- Shahih Bukhari ( Kho )
- Shahih Muslim ( Mim )
- Shahih Bukhari Muslim ( Qof )
- Al-Muwatha` ( Tho )
Dalam buku klasik misalnya :
- Rahimakumullah
- Radliya-Allahu `anhu
- Ta`ala
-Shalla-Allahu wa sallam
Dari sisi lain kitab klasik :
- Qabla al-Miladi
- Tarikh al-miladi
- Tarikh all-Hijri
- Juz
Close
2. Tanda Baca
Tanda Titik (.)
Diletakkan di akhir kalimat yang sudah sempurna.
Tanda koma (,)
Diletakkan di beberapa tempat berikut.
a. Setelah kata panggilan;
b. Setelah dua kalimat yang berhubungan dalam strukturnya
c. Antara syarat dan jawab
Tanda titik koma (;)
- Setelah kalimat. Kalimat yang jatuh setelah kalimat yang pertama yang
menjadi sebab kalimat itu.
Dua titik (:)
d. Antara kalimat dan perkataan lain;
e. Antara benda, bagian-bagiannya serta macam-macamnya;
f. Diletakkan sbelum contoh-contoh yang menjelaskan kaidah seperti
yang telah kami jelaskan
Close