Anda di halaman 1dari 19

Askep autisme

Disusun oleh: Kelompok II


Anggota: Andi endang kurniawan
Resky amelia
Dewy suryaningsih
Jarniati
Nur ilmi
Defenisi autisme
• Autisme adalah gangguan perkembangan saraf dengan gejala yang timbul yang
jelas sepanjang umur pasien. Autism Spectrum Disorde (ASD) ditandai dengan
gangguan interaksi social dan komunikasi yang terhambat dan menyimpang,
serta kumoulan aktivitas dan minat yang terbatas.
• Autisme adalah ketidak mampuan perkembangan yang biasanya terlihat
sebelum usia dua setengan tahun dan ditandai dengan gangguan pada wicara,
bahasa, mobilitas, persepsi dan hubungan interpersonal. Anak yang autisme
biasanya tiak memiliki kesadaran terhadap orang lain dan gagal membangun
hubungan interpersonal, bahkan dengan orang tuanya.
Etiologi autisme
1. Faktor Psikogenik
Ketika autisme pertama kali ditemukan tahun 1943 oleh Leo Kanner, autisme diperkirakan
disebabkan pola asuh yang salah.
2. Faktor Biologis dan Lingkungan
Seperti gangguan perkembangan lainnya, autisme dipandang sebagai gangguan yang
memiliki banyak sebab dan antara satu kasus dengan kasus lainnya penyebab bisa tidak sama.
3. Faktor Genetik
Pada beberapa survey, antara 2-4% saudara kandung anak autistik juga mengalami gangguan
autistik.
Lanjutan..
4. Faktor Imunologis
Beberapa laporan yang mengesankan bahwa ketidakcocokan imunologis
dapat turut berperan dalam gangguan autistic.
5. Faktor Perinatal
Perdarahan ibu setelah trimester pertama dan meconium di dalam cairan
amnion dilaporkan lebih sering di dalam riwayat anak dengan gangguan
autistik dibandingkan populasi umum.
Manifestasi klinis

• Gangguan dalam komunikasi verbal maupun non verbal Meliputi kemampuan


bahasa dan mengalami keterlambatan atau sama sekali tidak dapat bicara
• Gngguan dalam bidang interaksi social
• Gangguan dalam bermain
• Gangguan perilaku
• Gangguan perasaan dan emosi
• Gangguan dalam persepsi sensori
• Intelegasi
Patofisiologi

• Sel saraf otak (neuron) terdiri dari badan sel dan serabut untuk mengalirkan implus listrik (akson)
serta serabut untuk menerima impluslistrik (dendrite). Sel saraf terdapat pada lapisan luar otak yang
berwarna kelabu (korteks). Akson di bungkus selaput bernama myelin terletak dubagian otak
berwarna putih. Sel saraf berhubungan satu sama lain lewat sinaps.
• Sel saraf terbentuk saat usia kandungan tiga sampai tujuh bulan. Pada trimester ketiga, pmbentukan
sel saraf berhenti dan di mulai pembentukan akson, dendrite dan sinaps yang berlanjut sampai anak
berusia sekitar dua tahun. Setelah anak lahir, terjadi proses pertumbuhan otak berupa bertambah dan
berkurangnya struktur akson, dendrite dan sinaps. Proses ini dipengaruhi secara genetik melalui
sejumlah zat kimia yang dikenal sebagai brai growth factor Sn proses belajar anak.
•  Makin banyak sinaps terbentuk, anak makin cerdas, pembentukan akson, dendrite dan sinaps sangat
tergantung pada stimulasi dari lingkungan. Bagian otak yang digunakan dalam belajar menunjukan
pertambahan akson, dendrite dan sinaps, sedangkan bagian otak yang tak digunakan menunjukkan
kematian sel, berkurangnya akson, dendrite dan sinaps.
• Kelainan genetis, keracuanan logam berat, dan nutrisi yang tidak adekuat dapat menyebabkan
gangguan proses-proses tersebut. Sehingga akan menyebabkan abnormalitas pertumbuhan sel saraf.
Pemeriksaan penunjang
• Childhood Autism Rating Scale (CARS)
• Checklis for Autisn in Toddlers (CHAT)
• The Autism Screening Questionare
• The Screening Test for Autism in Two-Years Old
Komplikasi autisme
Komplikasi yang terjadi pada penderita autis biasanya adalah :
• Gangguan infeksi yang berulang-ulang
• Batuk
• Flu
• Demam berkepanjangan
Penatalaksaan autisme
1. Penatalaksanaan medis
• Umumnya terapi yang diberikan ialah terhadap gejala, edukasi dan penerangan kepada
keluarga, serta penanganan perilaku dan edukasi bagi anak. Manajemen yang efektif dapat
mempengaruhi outcome. Intervensi farmakologi, yang saat ini dievaluasi, mencakup obat
fenfluramine, lithium, haloperidol dan naltrexone. Terhadap gejala yang menyertai.
• Terapi prilaku sangat penting untuk membantu para anak autis untuk lebih bisa
menyesuaikan diri dalam masyarakat. Terapi prilaku terdiri dari terapi wicara, terapi
okupasi, dan menghilangkan prilaku yang asocial.
• Dalam terapi farmakologi dinyatakan belum ada obat atau terapi khusus yang
menyembuhkan kelainan ini. Medikasi (terapi obat) beguna terhadap gejala yang menyertai
Lanjutan…
2. Terapi keperawatan
• Mengurangi masalah prilaku
• Terapi perilaku dengan memanfaatkan keadaan yang terjadi dapat
meningkatkan kemahiran berbicara
• Meningkatkan kemampuan belajar dan perkembangan terutama bahasa.
pengkajian
• Identitas pasien
Pada tahap ini perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis kelamin, alamat rumah, agama, suku
bangsa, status perkawinan, pendidikan terakhir, nomor registrasi, pekerjaan pasien, dan nama
penanggung jawab.
• Keluhan utama
Keluhan utama merupakan faktor utama yang mendorong pasien mencari pertolongan atau berobat
ke rumah sakit. kajian.
• Riwayat kesehatan saat ini
Perlu ditanyakan pada keluarga mulai kapan keluhan itu muncul. Apa tindakan yang telah dilakukan
untuk menurunkan atau menghilangkan keluhan-keluhannya tersebut.
• Penyakit yang pernah diderita
Tanyakan apakah sebelumnya pasien pernah mengalami obesitas
Lanjutan…
• Riwayat imunisasi
Tanyakan pada keluarga pasien apakah pasien sudah mendapatkan imunisasi wajib
• Riwayat pertumbuhan
Tanyakan pada keluarga pasien bagimana pertumbuhan dari pasien apakah ada gangguan atau tidak
• Riwayat Sosial
Bagaimana riwayat sosial pasien kepada keluarga maupun orangorang yang berada di lingkungan
sekitar
• Riwayat Keluarga
Tanyakan kepada keluarga pasien bagimana lingkungan rumah serta apakah ada keluarga yang
memiliki penyakit yang sama dengan atau memiliki penyakit keturunan dari keluarga pasien
Lanjutan…
• Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum : Kesadaran, postur tubuh gemuk
2. Tanda-Tanda Vital : TD, N, RR, S Ukuran Anthropometri : TB, BB mengalami peningkatan, LK,
LiLa
3. Kulit
Kaji kebersihan, turgor, lesi, kelainan
4. Kepala
Kaji bentuk, lesi, kebersihan, edema
5. Mata
Kaji konjungtiva, sclera, kelainan mata
6. Telinga
Kaji fungsi pendengaran, kelainan, kebersihan
 
Lanjutan…
7. Hidung
Kaji kebersihan, kelainan
8. Mulut
Kaji kebersihan, bau, mukosa mulut, stomatitis
9. Leher
Kaji apakah ada pembesaran kelenjar
10. Dada
Kaji paru dan jantung dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi
11. Abdomen
Kaji abdomen dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultas
12. Genetalia
Kaji kebersihan, kateter, kelainan
Diagnosa keperawatan
• Gangguam komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan
neuromuskuler
• Gangguan interaksi social berhubungan dengan hambatan perkembangan
• Gangguan persepsi dan sensori berhubungan dengan gangguan
pengelihatan dan pendengaran
Intervensi keperawatan
No. Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
1 Gangguam komunikasi Setelah dilakukan asuhan 1.Monitor kecepatan, tekanan,
verbal berhubungan dengan keperawatan selama …x… jam, kualitas, volume, dan diksi
gangguan neuromuskuler diharapkan pasien dapat bicara.
berkomunikasi, dengan criteria 2. Identifikasi perilaku
hasil : emosional dan fisik sebagai
1. Berkomunikasi dengan baik bentuk komunikasi
2. Berkomunikasi dengan 3. Gunakan metode komunikasi
normal alternative (mis: menulis, mata
3. Berkomunikasi dengan berkedip, papan komunikasi
4. menyesuaikan ekspresi wajah dengan gambar dan huruf,
dan isyarat tangan dan computer)
Lanjutan..
No. Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
2 Gangguan interaksi Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi focus pelatihan
social berhubungan keperawatan selama …x… jam, keterampilan social
dengan hambatan diharapkan interaksi social pasien 2. Motivasi untuk berlatih
perkembangan membaik, dengan criteria hasil : keterampilan social
1. Di harapkan perasaan pasien 3. Libatkan keluarga selama
nyaman dengan situasi social latihan keterampilan social
2. Di harapkan perasaan pasien 4. Edukasi keluarga untuk
mudah menerima atau dukungan keterampilan social
mengkomunikasi perasaan. 5. Latih keterampilan social
3. Pasien mampu responsive pada secara bertahap
orang lain
Lanjutan..
No. Diagosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
3 Gangguan persepsi dan Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor perilaku yang
sensori berhubungan keperawatan selama …x… mengidentifikasi halusinasi
dengan gangguan jam, diharapkan pasiem 2. Monitor dan sesuikan tingkat
pengelihatan dan mampu melihat dan aktivitas dan stimulasi lingkunga
pendengaran mendengar dengan normal , 3. Pertahankan lingkungan yang
dengan criteria hasil : aman
1. mendengarkan bisikan 4. Anjurkan melakukan distraksi
2. melihat bayangan (mis : mendengarkan music,
3. meraba sesuatu melalui melakukan aktivitas dan Teknik
indera perabaan relaksasi)
4. menciumsesuatu melalui 5. Kolaborasi pemberian obat
indra penciuman antipsikotik dan antiansietas.
Sekian dan terima kasih

Anda mungkin juga menyukai