Anda di halaman 1dari 7

BAB 4

MELAKSANAKAN
PENGURUSAN
JENAZAH
DALAM KONDISI TERTENTU, KADANG TERDAPAT ORANG YANG MENINGGAL
DI TENGAH LAUTAN. JIKA DIPAKSA DIBAWA KE DARATAN, MAKA JENAZAH
TERSEBUT AKAN MEMBUSUK. LANTAS BAGAIMANA HUKUM MENGUBUR
JENAZAH TERSEBUT DI LAUT DENGAN CARA DITENGGELAMKAN, APAKAH
BOLEH?
‫إذا مات في سفينة إن كان بقرب الساحل أو بقرب جزيرة انتظروا ليدفنوه في البر وإال شدوه بين لوحين لئال ينتفخ وألقوه في البحر ليلقيه البحر إلى‬
‫الساحل لعله يقع إلى قوم يدفنونه فإن كان أهل الساحل كفارا ثقل بشىء ليرسب‬

Artinya, “Jika seseorang meninggal di sebuah kapal–sekiranya posisi kapal di


dekat pantai atau di dekat sebuah pulau–, maka penumpang kapal perlu
menunda untuk menguburkannya di daratan. Jika tidak, mereka dapat
mengikatnya pada dua lembar papan agar jenazah tidak membengkak lalu
mereka melarungkannya ke laut arah pantai. Bisa jadi jenazah itu akan sampai
pada sekelompok orang yang dapat menguburkannya. Tetapi jika sekiranya
penduduk pantai adalah non-Muslim, maka jenazah tersebut dibanduli
dengan benda berat agar dapat tenggelam ke dasar laut,” (Lihat Imam An-
Nawawi, Raudhatut Thalibin wa Umadatul Muftin, [Beirut, Darul Fikr: 2005
M/1425-1426 H], juz II, halaman 59).
‫وإذا ألقوه بين لوحين أو في البحر وجب عليهم قبل ذلك غسله وتكفينه والصالة عليه بال خالف‬
 Artinya, “Jika penumpang kapal melarungkan jenazah dengan dua papan atau
melemparnya ke laut, maka sebelum itu mereka wajib memandikan,
mengafani, dan menshalatkannya tanpa ikhtilaf ulama,” (Lihat Imam An-
Nawawi, 2005 M/1425-1426 H: II/60).
‫قال أصحابناـ رحمهم الله إذا مات مسلم في البحر ومعه رفقة فان كان بقرب الساحل وامكنهم الخروج به الي الساحل‬
‫وجب عليهم الخروج به وغسله وتكفينه والصالة عليه ودفنه قالوا فاـن لم يمكنهم لبعدهم من الساحل أو لخوف عدو أو‬
‫سبع أو غير ذلك لم يجب الدفن في الساحل بل يجب غسله وتكفينه والصالة عليه ثم يجعل بين لوحين ويلقى في‬
‫البحر ليلقيه الي الساحل فلعله يصادفه من يدفنه‬
 Artinya, “Sahabat kami dari Mazhab Syafi’i berkata, jika seorang Muslim meninggal di laut
dan ada bersamanya sahabat–bila posisinya di dekat pantai dan memungkinkan mereka untuk
membawanya ke tepi pantai–maka mereka wajib membawa, memandikan, mengafani,
menshalatkan, dan memakamkannya. Menurut sahabat kami, jika kondisi tidak memungkinkan
mereka untuk membawa jenazah ke pantai karena posisi kapalnya yang terlalu jauh dari bibir
pantai, khawatir serangan musuh, binatang buas, atau uzur lainnya, maka mereka tidak wajib
menguburkannya di pantai. Mereka hanya wajib memandikan, mengafani, dan
menshalatkannya. Jenazah kemudian ditempatkan pada dua papan, lalu dilarung untuk dibawa
ombak ke pantai. Bisa jadi jenazah akan ditemukan oleh orang yang dapat menguburkannya,”
(Lihat Imam An-Nawawi, Al-Majmu‘ Syarhul Muhadzdzab, [Kairo, Al-Maktabah At-
Taufiqiyyah: 2010 M], juz V, halaman 223).
Tata cara menangani jenazah :
Jika ada seseorang yang meninggal di kapal laut dan untuk mencapai daratan
masih diperlukan 4 hari perjalanan, cara menangani jenazah tersebut adalah
1. Dimandikan
2. Dikafani
3. Dishalatin
4. Diberi pemberat
5. Dan ditenggelamkan di laut
Orang yang meninggal di tengah lautan, maka ia tetap wajib diurus seperti
jenazah pada umumnya, yaitu dimandikan, dikafani, dishalati, dan
dikuburkan. Hanya saja, jika ia tidak bisa dibawa ke daratan, baik karena
posisi sangat jauh dari daratan sehingga jika dibawa ke daratan akan
membusuk maupun sebab lainnya, maka ia wajib diletakkan di dalam peti
kemudian dikuburkan dengan cara ditenggelamkan ke dalam lautan.
Hukumnya mubah (boleh).

Anda mungkin juga menyukai