• Trigeminal Neuralgia terdiri dari dua kata yaitu
trigeminal dan neuralgia.Neuralgia berasal dari bahasa Yunani yaitu “neuron “dan algia (nyeri) Trigeminal neuralgia adalah nyeri yang hebat disebabkan oleh injury atau kerusakan syaraf nervus trigeminal, (nervus kranial kelima). Anatomi • Nervus Trigeminal memberikan impuls sensory kewajah, mulut, lidah dan kulit kepala. • Nervus trigeminal terdiri dari tiga cabang, divisi ophthalmik, divisi maxilla dan divisi mandibular. Divisi mandibular dari nervus trigeminal juga mensupply otot mengunyah seperti temporalis, masseter dan otot pterygoid, serta sensasi sepanjang ophthalmik, maxilla dan mandibular. Karakteristik • Unilateral • Nyeri berat paroksismal, spontan, singkat, menusuk, pedih seperti listrik didaerah region trigeminal. • Durasi Singkat (hitungan detik sd 2 menit) • Berulang tersebar di satu atau lebih region trigeminal • Mencukur, mandi, makan, berbicara atau bahkan Paparan angin bisa memicu rasa sakit berulang, dan pasien sering melindungi area pemicu dengan tangan atau spt menunjukkan sakit gigi, • Ketika serangan pasien meringis, wajah memerah • Pada kondisi ekstrim pada saat serangan wajah pasien tdk bergerak seperti topeng • Tidak muncul saat tidur Predileksi • Insiden trigeminal neuralgia 4/100000 penduduk, • biasa pada laki -laki lebih dari 50 tahun, • wanita dua kali lebih sering dari laki-laki, • trigeminal neuralgia dua kali lebih sering disebelah kanan (60%) dan sebelah kiri 39%, • nyeri biasanya di divisi maxilla (20%), mandibular 17%, divisi ophthalmik hanya 2%. • kombinasi ophthalmik dan maxilla 14 %, kombinasi maksila dan mandibular 42%,kombinasi ketiga divisi 5% Etiologi & Patogenesis • 10% dari kasus karena kondisi patologis spt tumor pada cerebellar pontine angle, demyelinating plaque pd multipel sclerosis, atau malformasi vascular • Idiopathi • Teori yang paling dapat menjelaskan trigeminal neuralgia pada sebagian besar kasus adalah atherosclerosis pembuluh darah yang menimbulkan tekanan pada area nervus trigeminal yang mengakibatkan fokal dimyelinasi dan rangsang berlebih pada serabut syaraf sehingga mengakibatkan trigemnal neuralgia. Diagnosis • Anamnesis lengkap, • Terdapat triger point • Tidak kambuh pada saat tidur • Pemeriksaan penunjang spt MRI, dan CT scan • Pada usia muda, kecurigaan thd lesi di intrakranial, atau kelainan arteri maupun vena dapat dipertimbangkan BLOCK DIAGNOSIS • Injeksi diagnostik anestesi lokal agen ke area trigger utk menghilangkan rasa sakit sementara • Selalu diawali suntikan di permukaan yang sakit dan kemudian bergerak secara proksimal. Sebagai contoh, Jika rasa sakit dirasakan di bibir bawah, pertama injeksi diawali pada bibir bawah, lalu saraf mental dan kemudian saraf alveolar inferior. • Suntikkan 0,5 cc larutan saline di area trigger sbg test, tunggu 5 menit. Jika sakit hilang, atau berkurang kemungkinan nyeri psikogenik. • Jika rasa sakit terus berlanjut, maka suntikkan 0,5 ml 2% lignokain tanpa adrenalin di permukaan dan tunggu selama 5 menit. Jika sakit hilang atau berkurang kemudian terapi langsung pada nociceptor fibers kecil. • Jika rasa sakit terus berlanjut – injeksi sedikit diperdalam dan tunggu 5 menit, jika sakit hilang atau berkurang maka pertimbangkan asal rasa sakit bersumber pd muskuloskeletal. • Jika rasa sakit tidak lega, lakukan suntikan lebih proksimal bagian saraf - jika nyeri terasa hilang atau berkurang langsung terapi di lokasi. Treatment • Manejemen pertama dilakukan medikasi terlebih dahulu dengan Carbamazepine dan fenitoin. Terapi ini terdiri dari titrasi dan perawatan dengan obat antikonvulsan. • Apabila tidak ada perbaikan, baru tindakan pembedahan diperlukan Prosedur Invasif Minimal: • Injeksi Alkohol • Injeksi Glicerol • Injeksi Streptomycin • Neurotomy & cryotherapy pd nervus perifer Carbamazepine • Adalah antikonvulsant, dan sebagai medikai utama pada TN, dosis therapi 100 mg 2x1 selama 2 minggu. Kemudian dpt ditingkatkan 100 mg 3x1 selama 3 hari dpt ditingkatkan kembali sampai dosis maksimal 1000 mg per hari atau timbul efek samping • Efek samping: penglihatan kabur, pucat, somnolent, urtikaria, ataxia, terkadang disertai disfungsi hati, leucopenia, dan trombocytopenia. • Ketika Efek samping muncul dosis dikurangi sebesar 200 mg terbukti pada beberapa kasus dapat mengurangi efek samping Injeksi Alkohol
• Diawali dengan LA, kemudian injeksi 0,5-1,0
ml alkohol murni • Angka keberhasilan 3-5 bulan sebesar 85-90% • Komplikasi yang dapat ditimbulkan: Avascular nekrosis, infeksi & reaksi lokal (inflamasi & fibrosis), facial paresis, trismus, dan sensasi terbakar Injeksi Periperal Glycerol • Dengan LA Nerve Blok, kemudian injeksi glycerol murni 0.5 ml, 1.0 ml, 1.5 ml pada area n. infraorbita,n. mental, dan n. Mandibula • Efektif menghilangkan nyeri 6 bln, sdg 2 th
Injeksi Periperal Streptomycin
• Dengan LA Nerve Blok, kemudian injeksi streptomycin sulfate pada cabang perifer maxila atau mandibula sebanyak 5 kali suntikan dengan interval 1 minggu • Pd kasus idiophatik dan post traumatik trigeminal neuralgia tdk efektif • Perbandingan dengan injeksi Lidokain tidak menunjukkan perbedaan Periperal Neurotomy (Nerve Avulsion) dan Cryosurgery
• Metode yang sudah lama, dan paling efektif
• Sederhana dan reliabel • Dengan menghambat alur afferen impulses ke sentral trigeminal • Kerugiannya membutuhkan full anasthesia atau deep hypoesthesia • Dapat rekuren apabila proliferasi dari saraf yg terpotong spt menjadi neuroma • Lebih baik dilakukan nervus periperal di avulsi baik dari tulang maupun jaringan lunak • Durasi nyeri dapat memanjang apabila terjadi pemotongan nervus dan di cauterisasi, ataupun penjahitan langsung pada otot periosteum dan jaringan lunak untuk mencegah pembentukan neuroma Infraorbital Neurectomy • Infraorbital Neurectomy dilakukan dengan incisi CWL pada mukosa bukal regio fosa kanina> merefleksi flap ke superior > foramen infraorbita> avulsi Nervus Infraorbita > foramen diisi dengan Polyethylene plug > kemudian penjahitan dengan simple interupted Inferior Alveolar Neurectomy • Dpt dilakukan dengan EO dan IO • Dengan EO, dg risdon incisi • Dengan IO dg incisi sepanjang border ramus ascenden anterior membentuk huruf Y terbalik dengan perluasan kelingual dan bukal/ pada regio mental incisi dibuat vestibulum area mentalis > diseksi tumpulterlebih dahulu memishkan ottot temporal, dan otot pterygoid medial>avulsi nervus alveolar inferior>kemudian penjahitan dengan simple interupted Cryotherapy or cryoneurolysis • Diperkenalkan sejak th 1976 • Dapat dilakukan dgn LA & GA • Menggunakan pembekuan dg larutan netrogen sehingga nervus pada area yang diaplikasikan menjadi lisis krn terdestruksi • Aplikasi menggunakan cryoprobe, dengan durasi pembekuan 40 detik, dan 90 detik(sebanyak 2 kali). Kemudian diulangi 3 kali dengan interval selama 5 menit. • Efektif 1 sdg 5 thn, dan efek samping lebih minimal drpd bedah invasif lain spt MVD Refference • Aggarwal R, Kumar S, dkk. 2009. Diagnosis Dan Management Of Trigeminal Neuralgia In Dental Office-an Evidence Based Persentation • Abdullah Nella. 2011. Ablasi Radio Frequensi Pada Trigeminal Neuralgia • Lindstrom M, N Thuring. 2012. The value of Cryosurgery in the management of trigeminal neuralgia: a systematic review