Anda di halaman 1dari 19

Jurnal Presentasi

Diagnosis and Management of Trigeminal Neuralgia in Dental Office –


An Evidence Based Presentation
*Rajat Aggarwal, **Sanjeev Kumar ,***Rajnish Jain ,****Uday kakadia
*Lecturer, Dept. of Oral & Maxillofacial Surgery, **Prof. & Head, Dept. of Oral & Maxillofacial
Surgery, ***Consultant Endodontist, ****Post Graduate, Dept. of Oral & Maxillofacial Surgery,
Subharti Dental College, Meerut (U.P.)

Oleh:
drg Yahul Mazfar
RESIDEN BEDAH MULUT &
MAKSILOFASIAL PPDGS FKG UGM
Definisi

• Trigeminal Neuralgia terdiri dari dua kata yaitu


trigeminal dan neuralgia.Neuralgia berasal dari bahasa
Yunani yaitu “neuron “dan algia (nyeri) Trigeminal
neuralgia adalah nyeri yang hebat disebabkan oleh injury
atau kerusakan syaraf nervus trigeminal, (nervus kranial
kelima).
Anatomi
• Nervus Trigeminal memberikan
impuls sensory kewajah, mulut,
lidah dan kulit kepala.
• Nervus trigeminal terdiri dari
tiga cabang, divisi ophthalmik,
divisi maxilla dan divisi
mandibular. Divisi mandibular
dari nervus trigeminal juga
mensupply otot mengunyah
seperti temporalis, masseter dan
otot pterygoid, serta sensasi
sepanjang ophthalmik, maxilla
dan mandibular.
Karakteristik
• Unilateral
• Nyeri berat paroksismal, spontan, singkat, menusuk, pedih
seperti listrik didaerah region trigeminal.
• Durasi Singkat (hitungan detik sd 2 menit)
• Berulang tersebar di satu atau lebih region trigeminal
• Mencukur, mandi, makan, berbicara atau bahkan Paparan angin
bisa memicu rasa sakit berulang, dan pasien sering melindungi
area pemicu dengan tangan atau spt menunjukkan sakit gigi,
• Ketika serangan pasien meringis, wajah memerah
• Pada kondisi ekstrim pada saat serangan wajah pasien tdk
bergerak seperti topeng
• Tidak muncul saat tidur
Predileksi
• Insiden trigeminal neuralgia 4/100000 penduduk,
• biasa pada laki -laki lebih dari 50 tahun,
• wanita dua kali lebih sering dari laki-laki,
• trigeminal neuralgia dua kali lebih sering disebelah
kanan (60%) dan sebelah kiri 39%,
• nyeri biasanya di divisi maxilla (20%), mandibular 17%,
divisi ophthalmik hanya 2%.
• kombinasi ophthalmik dan maxilla 14 %, kombinasi
maksila dan mandibular 42%,kombinasi ketiga divisi 5%
Etiologi & Patogenesis
• 10% dari kasus karena kondisi patologis spt tumor pada
cerebellar pontine angle, demyelinating plaque pd
multipel sclerosis, atau malformasi vascular
• Idiopathi
• Teori yang paling dapat menjelaskan trigeminal neuralgia
pada sebagian besar kasus adalah atherosclerosis
pembuluh darah yang menimbulkan tekanan pada area
nervus trigeminal yang mengakibatkan fokal dimyelinasi
dan rangsang berlebih pada serabut syaraf sehingga
mengakibatkan trigemnal neuralgia.
Diagnosis
• Anamnesis lengkap,
• Terdapat triger point
• Tidak kambuh pada saat tidur
• Pemeriksaan penunjang spt MRI, dan CT scan
• Pada usia muda, kecurigaan thd lesi di
intrakranial, atau kelainan arteri maupun vena
dapat dipertimbangkan
BLOCK DIAGNOSIS
• Injeksi diagnostik anestesi lokal agen ke area trigger utk menghilangkan rasa sakit
sementara
• Selalu diawali suntikan di permukaan yang sakit dan kemudian bergerak secara
proksimal. Sebagai contoh, Jika rasa sakit dirasakan di bibir bawah, pertama injeksi
diawali pada bibir bawah, lalu saraf mental dan kemudian saraf alveolar inferior.
• Suntikkan 0,5 cc larutan saline di area trigger sbg test, tunggu 5 menit. Jika sakit
hilang, atau berkurang kemungkinan nyeri psikogenik.
• Jika rasa sakit terus berlanjut, maka suntikkan 0,5 ml 2% lignokain tanpa adrenalin di
permukaan dan tunggu selama 5 menit. Jika sakit hilang atau berkurang kemudian
terapi langsung pada nociceptor fibers kecil.
• Jika rasa sakit terus berlanjut – injeksi sedikit diperdalam dan tunggu 5 menit, jika
sakit hilang atau berkurang maka pertimbangkan asal rasa sakit bersumber pd
muskuloskeletal.
• Jika rasa sakit tidak lega, lakukan suntikan lebih proksimal bagian saraf - jika nyeri
terasa hilang atau berkurang langsung terapi di lokasi.
Treatment
• Manejemen pertama dilakukan medikasi
terlebih dahulu dengan Carbamazepine dan
fenitoin. Terapi ini terdiri dari titrasi dan
perawatan dengan obat antikonvulsan.
• Apabila tidak ada perbaikan, baru tindakan
pembedahan diperlukan
Prosedur Invasif Minimal:
• Injeksi Alkohol
• Injeksi Glicerol
• Injeksi Streptomycin
• Neurotomy & cryotherapy pd nervus perifer
Carbamazepine
• Adalah antikonvulsant, dan sebagai medikai utama pada
TN, dosis therapi 100 mg 2x1 selama 2 minggu. Kemudian
dpt ditingkatkan 100 mg 3x1 selama 3 hari dpt
ditingkatkan kembali sampai dosis maksimal 1000 mg per
hari atau timbul efek samping
• Efek samping: penglihatan kabur, pucat, somnolent,
urtikaria, ataxia, terkadang disertai disfungsi hati,
leucopenia, dan trombocytopenia.
• Ketika Efek samping muncul dosis dikurangi sebesar 200
mg terbukti pada beberapa kasus dapat mengurangi efek
samping
Injeksi Alkohol

• Diawali dengan LA, kemudian injeksi 0,5-1,0


ml alkohol murni
• Angka keberhasilan 3-5 bulan sebesar 85-90%
• Komplikasi yang dapat ditimbulkan: Avascular
nekrosis, infeksi & reaksi lokal (inflamasi &
fibrosis), facial paresis, trismus, dan sensasi
terbakar
Injeksi Periperal Glycerol
• Dengan LA Nerve Blok, kemudian injeksi glycerol murni 0.5 ml, 1.0 ml,
1.5 ml pada area n. infraorbita,n. mental, dan n. Mandibula
• Efektif menghilangkan nyeri 6 bln, sdg 2 th

Injeksi Periperal Streptomycin


• Dengan LA Nerve Blok, kemudian injeksi streptomycin sulfate pada
cabang perifer maxila atau mandibula sebanyak 5 kali suntikan dengan
interval 1 minggu
• Pd kasus idiophatik dan post traumatik trigeminal neuralgia tdk efektif
• Perbandingan dengan injeksi Lidokain tidak menunjukkan perbedaan
Periperal Neurotomy (Nerve Avulsion) dan Cryosurgery

• Metode yang sudah lama, dan paling efektif


• Sederhana dan reliabel
• Dengan menghambat alur afferen impulses ke sentral trigeminal
• Kerugiannya membutuhkan full anasthesia atau deep hypoesthesia
• Dapat rekuren apabila proliferasi dari saraf yg terpotong spt menjadi
neuroma
• Lebih baik dilakukan nervus periperal di avulsi baik dari tulang maupun
jaringan lunak
• Durasi nyeri dapat memanjang apabila terjadi pemotongan nervus dan
di cauterisasi, ataupun penjahitan langsung pada otot periosteum dan
jaringan lunak untuk mencegah pembentukan neuroma
Infraorbital Neurectomy
• Infraorbital Neurectomy dilakukan dengan
incisi CWL pada mukosa bukal regio fosa
kanina> merefleksi flap ke superior > foramen
infraorbita> avulsi Nervus Infraorbita >
foramen diisi dengan Polyethylene plug >
kemudian penjahitan dengan simple
interupted
Inferior Alveolar Neurectomy
• Dpt dilakukan dengan EO dan IO
• Dengan EO, dg risdon incisi
• Dengan IO dg incisi sepanjang border ramus
ascenden anterior membentuk huruf Y terbalik
dengan perluasan kelingual dan bukal/ pada regio
mental incisi dibuat vestibulum area mentalis >
diseksi tumpulterlebih dahulu memishkan ottot
temporal, dan otot pterygoid medial>avulsi nervus
alveolar inferior>kemudian penjahitan dengan
simple interupted
Cryotherapy or cryoneurolysis
• Diperkenalkan sejak th 1976
• Dapat dilakukan dgn LA & GA
• Menggunakan pembekuan dg larutan netrogen sehingga
nervus pada area yang diaplikasikan menjadi lisis krn
terdestruksi
• Aplikasi menggunakan cryoprobe, dengan durasi
pembekuan 40 detik, dan 90 detik(sebanyak 2 kali).
Kemudian diulangi 3 kali dengan interval selama 5 menit.
• Efektif 1 sdg 5 thn, dan efek samping lebih minimal drpd
bedah invasif lain spt MVD
Refference
• Aggarwal R, Kumar S, dkk. 2009. Diagnosis Dan
Management Of Trigeminal Neuralgia In
Dental Office-an Evidence Based Persentation
• Abdullah Nella. 2011. Ablasi Radio Frequensi
Pada Trigeminal Neuralgia
• Lindstrom M, N Thuring. 2012. The value of
Cryosurgery in the management of trigeminal
neuralgia: a systematic review

Anda mungkin juga menyukai