Anda di halaman 1dari 58

VARIABEL PENELITIAN

Yoerdy Agusmal Saputra


Metodologi Penelitian
Pertemuan ke-2
Variabel

Karakteristik yang melekat pada populasi, bervariasi

variabel merupakan sesuatu yang di dalamnya terdapat


atribut-atribut, unit-unit, dimensi-dimensi atau nilai-
nilai yang beragam
Kegunaan Variabel Penelitian:

1. Untuk mempersiapkan alat dan metode


pengumpulan data;
2. Untuk mempersiapkan metode
analisis/pengolahan data;
3. Untuk pengujian hipotesis.
Variabel Penelitian Yang Baik

1. Relevan dengan tujuan penelitian


2. Dapat diamati dan dapat diukur
Dalam suatu penelitian, variabel perlu
Diidentifikasi, diklasifikasi dan
didefinisikan secara operasional dengan
jelas dan tegas agar tidak menimbulkan
kesalahan dalam pengumpulan dan
pengolahan data serta dalam pengujian
hipotesis.
Definisi
Variabel Penelitian adalah setiap hal dalam suatu
penelitian yang datanya ingin diperoleh. Dinamakan
variabel karena nilai dari data tersebut beragam.

Motivasi : Jenis kelamin : Penghasilan :


Tinggi Laki-laki 500 ribu
Menengah Perempuan 300 ribu
Rendah 100 ribu
Dlsb.

Usia : Produktivitas:
12 tahun, 15 tahun, Tinggi
20 tahun, 60 tahun, Cukup
Dlsb. Rendah
Jenis-Jenis Varibel

1. Variabel Bebas (independent variable)


2. Variabel Terikat (dependent variable)
3. Variabel Penengah (moderating variable)
4. Variabel Sela/Antara (intervening variable)
5. Variabel Kontrol (control variable)
6. Variabel Perancu (counfonding variable)
Variabel Bebas (independent variable)

Variabel independen adalah variabel yang


mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Dinamakan sebagai variabel independen karena bebas


dalam mempengaruhi variabel lain.
Variabel Bebas (independent variable)
Sering disebut sebagai variabel stimulus,
predictor, antecedent, variabel pengaruh, variabel
perlakuan, kausa, treatment, risiko, atau variable
bebas.
Contoh : Pasien Strok
Variabel Independen Variabel Depeden

Kepatuhan Diet

Tipe Strok
Kualitas Hidup
Dukungan Sosial Pasien
Keluarga

Tingkat Depresi
Variabel Bebas (independent variable)
• Variabel independen (dalam eksperimen) dapat
dimanipulasi oleh peneliti.
• variabel dependen akan diketahui tingkat
perubahannya bila variabel terlebih dahulu
dipersiapkan.
• Contoh: Seorang Apoteker, misalnya, ingin tahu dosis
pemberian jus alovera dan khasiatnya, maka ia harus
terlebih dahulu menakar alovera yang akan
diberikannya kepada ‘kelinci’ percobaannya.
• Variabel independen adalah variabel yang meramalkan,
sedangkan variabel dependen adalah variabel yang di
ramalkan.
Variabel Terikat (dependent variable)

Variabel Terikat merupakan variabel yang dipengaruhi


atau yang menjadi akibat karena adanya variabel
bebas.

Disebut Variabel Terikat karena variabel ini


dipengaruhi oleh variabel bebas/variabel independent
Variabel Terikat (dependent variable)
Variabel akibat atau variabel yang akan berubah
akibat pengaruh atau perubahan yang terjadi pada
variabel independent
Sering disebut sebagai Variabel output, kriteria,
konsekuen, variabel efek, variabel terpengaruh,
variabel terikat atau variabel tergantung.
Variabel Independen Variabel Depeden
Kepatuhan Diet
Tipe Strok
Kualitas Hidup
Dukungan Sosial Pasien
Keluarga
Tingkat Depresi
Variabel respon atau output  akan muncul sebagai
akibat dari manipulasi suatu variabel independen
Contoh :
1. Pengaruh pemberian rebusan buah jambu
biji putih terhadap penurunan kadar glukosa
darah pada pasien Diabetes mellitus tipe 2 .
2. Pengaruh Diabetes Self Management Education
(DSME) terhadap Pengelolaan Diabetes
Mandiri
pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2.
Variabel Penengah/Moderator

Variabel Moderator adalah variabel yang


mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah)
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel moderator disebut juga variabel independen
kedua.
Contoh Hubungan Variabel
Independen–Moderator–Dependen

Hubungan motivasi dan prestasi belajar akan semakin


kuat bila peranan dosen dalam menciptakan
iklim/lingkungan belajar sangat baik, dan hubungan
semakin rendah bila peranan dosen kurang baik
dalam menciptakan iklim belajar.
Motivasi Belajar Prestasi Belajar
(Variabel Bebas) (Variabel Terikat)

Iklim Belajar
(Variabel Moderator)
Variabel Sela/Antara (intervening
variable)

Variabel intervening adalah variabel yang secara


teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat, tetapi tidak dapat diamati
dan diukur.
Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang
terletak diantara variabel bebas dan variabel terikat,
sehingga variabel bebas tidak secara langsung
mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel
terikat.
Contoh:
Tinggi rendahnya penghasilan akan mempengaruhi
secara tidak langsung terhadap umur harapan hidup. Di
sini ada variabel antaranya yaitu yang berupa Gaya
Hidup seseorang. Antara variabel penghasilan dan
gaya hidup terdapat variabel moderator yaitu Budaya
Lingkungan Tempat Tinggal.
Penghasilan Gaya Hidup Umur Harapan
(Variabel Bebas) (Variabel Hidup
Intervening) (Variabel Terikat)

Budaya Lingkungan
(Variabel
Moderator)
Variabel Kontrol (control variable)

Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan


atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel bebas
terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor
luar yang tidak diteliti.
Variabel kontrol sering dipakai oleh peneliti dalam
penelitian yang bersifat membandingkan, melalui
penelitian eksperimental.
Variabel Kontrol (control variable)

• Disebut V. Kontrol, karena variabel tersebut berfungsi


untuk mengontrol variabel independen dan atau
variabel dependen.
• Tujuan dari pemunculan variabel kontrol yang paling
penting adalah, untuk;
a) menetralisir pengaruh variabel-variabel luar yang
tidak perlu, dan atau
b) menjembatani hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen.
Variabel Kontrol (control variable)
• Karena itu variabel kontrol dapat menempati posisi-posisi
tertentu dalam hubungan antar variabel; ada yang
ditempatkan sebelum variabel independen dan ada yang
berada di antara variabel independen-dependen.
• Variabel kontrol yang ditempatkan sebelum variabel
independen adalah variabel penekan (suppressor variable)
atau variabel pengganggu (distorter variable),
• sedangkan variabel kontrol yang berada di antara variabel
independen-dependen adalah variabel antara (intervening
variable)
Variabel Kontrol (control variable)
Contoh :
1. Pengaruh senam nifas ibu pasca salin terhadap involusi
uteri. Faktor usia dan paritas dapat dianggap sebagai
variabel kontrol.
2. Pengaruh metode pembelajaran terhadap penguasaan
keterampilan pertolongan persalinan Kala II. Variabel
bebasnya adalah metode pembelajaran, misalnya
metode ceramah & metode demonstrasi. Sedangkan
Variabel Kontrol yang ditetapkan adalah sama,
misalnya Standard Keterampilan sama, dari kelompok
mahasiswa dengan latar belakang sama
(tingkat/semesternya sama), dari institusi yang sama
Variabel Kontrol (control variable)
Dengan adanya variabel kontrol tersebut, maka
besarnya pengaruh metode pembelajaran terhadap
penguasaan keterampilan pertolongan persalinan kala
II dapat diketahui lebih pasti.
Metode Ceramah & Penguasaan Keterampilan
Metode Demonstrasi Pertolongan Pers. Kala II
(Variabel Bebas) (Variabel Terikat)

Tk/Semester, Institusi
sama
(Variabel Kontrol)
Variabel Perancu (counfonding variable)

Variabel lain yang berhubungan baik dengan variabel


independen maupun variabel dependen

Keberadaan variabel perancu akan mempengaruhi


hubungan antara variabel independen dan variabel
dependen

Harus diidentifikasi secara konseptual, dikendalikan


(Ex. merokok  hipertensi  minum Kopi)
Variabel Perancu (counfonding variable)

Distorsi dalam menaksir pengaruh variabel independen


terhadap variabel dependen, akibat dari tercampurnya
pengaruh sebuah atau beberapa variabel lain

Variabel lain yang menyebabkan kerancuan disebut


faktor perancu (counfounding factor)
Secara konseptual suatu variabel disebut
counfounding, jika memenuhi 3 kriteria:

1. Variabel perancu merupakan faktor risiko (variabel


yang berpengaruh) terhadap variabel dependen.
Contoh Penelitian:
Hubungan asupan nutrisi dengan kualitas hidup pada
pasien cancer paru.
* Stadium cancer  variabel perancu yang
mempengaruhi kualitas hidup pasien.
2. Variabel perancu berhubungan dengan variabel
independen (paparan).
• Penentuan hubungan antara VP dengan VI didasarkan
pada pemahaman secara teori/ substansi dari masalah
yang diteliti.
• Pembuktian lebih lanjut dilakukan dg uji statistik
korelasi antara VP dengan VI.
• Semakin lanjut stadium kanker maka semakin
meningkat keluhan mual, muntah serta penurunan nafsu
makan  menurunkan asupan nutrisi.
3. Variabel Perancu bukan merupakan variabel antara
(intervening variable) dalam hubungan kausal VI
dengan VD.
Contoh : aktivitas fisik bukan merupakan variabel
perancu karena asupan nutrisi yang kurang
menyebabkan penurunan aktivitas fisik sehingga
mempengaruhi kualitas hidup.
Jadi: aktivitas fisik merupakan variabel antara bukan
variabel perancu
Hubungan/Pengaruh Satu Variabel Independen
Terhadap Satu Variabel Dependen

VARIABEL VARIABEL
BEBAS TERIKAT

VARIABEL
PERANCU
Hubungan Beberapa (Lebih Dari Satu) Variabel
Independen Dengan Satu Variabel Dependen

VARIABEL
BEBAS
VARIABEL
BEBAS VARIABEL
VARIABEL TERIKAT
BEBAS
VARIABEL
BEBAS
Contoh lain: Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja Apoteker dalam melaksanakan pelayanan
kefarmasian
VARIABEL BEBAS VARIABEL ANTARA VARIABEL TERIKAT

Reward dan
Punishment

Pengetahuan
Tentang Hak
dan Kewajiban Motivasi Kinerja
Kerja Apoteker
Jenjang
Pendidikan

Pengalaman
Kerja
Hubungan Antar Variabel

•Pada hakikatnya inti dari setiap kegiatan


penelitian ilmiah adalah mencari hubungan
antar variabel.
•Hubungan yang paling dasar adalah
hubungan antara variabel bebas/independen
dengan variabel terkat/dependen (X dengan
Y).
Skema hubungan antar variabel

VARIABEL VARIABEL
INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN/
/ ANTARA TERIKAT
BEBAS

VARIABEL
VARIABEL COUNFOUNDIN VARIABEL
ANTARA G/PERANCU LUAR
Pengukuran Variabel

• Pengukuran variabel merupakan tahap awal dari


kegiatan pengukuran dalam penelitian.
• Tujuan pengukuran variabel ini baru pada tahap
menjawab pertanyaan “bagaimana cara untuk
mengukur variabel tersebut”? Selanjutnya muncul
pertanyaan lanjutan; “apa yang diukur” atau
“bagaimana cara merubah konsep, dan “apa alat
ukurnya? ”.
Pengukuran Variabel
• Mengukur adalah sebuah proses kuantifikasi, karena itu
setiap kegiatan pengukuran berkaitan dengan jumlah,
dimensi atau taraf dari sesuatu obyek/gejala yang diukur.
• Hasil dari pengukuran itu biasanya dilambangkan dalam
bentuk bilangan.
• Prosedur pengukuran variabel dimulai dari pembuatan
definisi operasional konsep variabel.
• Kerlinger mengungkapkan, bahwa definisi operasional
itu melekatkan arti pada suatu konsep variabel dengan
cara menetapkan kegiatan- kegiatan atau tindakan-
tindakan yang perlu untuk mengukur suatu konsep
variabel itu.
Pengukuran Variabel Penelitian dapat dikelompokkan
menjadi 4 Skala Pengukuran, yaitu:

1. Skala Nominal
Adalah suatu himpunan yang terdiri dari anggota–anggota
yang mempunyai kesamaan tiap anggotanya, dan memiliki
perbedaan dari anggota himpunan yang lain.
Misalnya:
Jenis Kelamin : laki–laki dan perempuan
Pekerjaan : petani, pegawai, pedagang
Golongan Darah : 0, A, B, AB
Ras : Mongoloid, Kaukasoid, Negroid.
Suku Bangsa : Minangkabau, Toraja, Jawa, Bugis,
Batak, dsb.
Variasinya tidak menunjukkan perurutan atau
kesinambungan, tiap variasi berdiri sendiri secara terpisah.
Dalam Skala Nominal tidak dapat dipastikan apakah
kategori satu mempunyai derajat yang lebih tinggi atau
lebih rendah dari kategori yang lain ataukah kategori itu
lebih baik atau lebih buruk dari kategori yang lain.
2. Skala Ordinal
Adalah skala variabel yang menunjukkan tingkatan–
tingkatan.
Skala Ordinal adalah himpunan yang beranggotakan menurut
rangking, urutan, pangkat atau jabatan.
Skala Ordinal adalah kategori yang dapat diurutkan atau
diberi peringkat.
Skala Ordinal adalah skala data kontinum yang batas satu
variasi nilai ke variasi nilai yang lain tidak jelas, sehingga
yang dapat dibandingkan hanyalah nilai tersebut lebih tinggi,
sama atau lebih rendah daripada nilai yang lain.
Contoh:
Tingkat Pendidikan: dikategorikan Pendidikan dasar (SD),
Pendidikan menengah (SMP dan SMA), dan PT (Akademi
dan Sarjana).
Pendapatan: dikategorikan Tinggi, Sedang, Rendah.
Tingkat Keganasan Kanker: dikategorikan dalam Stadium I,
II, dan III. Hal ini dapat dikatakan bahwa : Stadium II lebih
berat daripada Stadium I dan Stadium III lebih berat
daripada Stadium II. Tetapi kita tidak bisa menentukan
secara pasti besarnya perbedaan keparahan itu.
Sikap (yang diukur dengan Skala Linkert): Setuju, Ragu–
ragu, Tidak Setuju. Dsb.
3. Skala Interval
• Adalah Skala Data Kontinum yang batas variasi nilai satu
dengan yang lain jelas, sehingga jarak atau intervalnya
dapat dibandingkan.
• Dikatakan Skala Interval bila jarak atau perbedaan antara
nilai pengamatan satu dengan nilai pengamatan lainnya
dapat diketahui secara pasti.
• Nilai variasi pada Skala Interval juga dapat dibandingkan
seperti halnya pada skala ordinal (Lebih Besar, Sama,
Lebih Kecil, dsb); tetapi Nilai Mutlaknya TIDAK DAPAT
DIBANDINGKAN secara Matematis, oleh karena itu
batas – batas Variasi Nilai pada Skala Interval bersifat
ARBITRER (ANGKA NOL-nya TIDAK Absolut).
Contoh:
Temperature/Suhu Tubuh: sebagai skala interval, suhu
360C jelas lebih panas daripada suhu 240C. Tetapi tidak
bisa dikatakan bahwa suhu 360C 1½ kali lebih panas
daripada suhu 240C.
Alasannya: Penentuan skala 00C Tidak Absolut (=00C
tidak berarti Tidak Ada Suhu/Temperatur sama sekali).
Tingkat Kecerdasan/IQ, dsb.
4. Skala Ratio
Skala Ratio atau skala perbandingan adalah Skala yang
disamping batas intervalnya jelas, juga variasi nilainya
mempunyai batas yang tegas dan mutlak (mempunyai nilai
NOL ABSOLUT ).
Misalnya:
 Tinggi Badan: sebagai Skala Ratio, tinggi badan 180 cm dapat
dikatakan mempunyai selisih 60 cm terhadap tinggi badan 120
cm, hal ini JUGA dapat dikatakan Bahwa: tinggi badan 180
adalah 1½ kali dari tinggi badan 120 cm.
 Denyut Nadi: Nilai 0 dalam denyut nadi dapat dikatakan Tidak
Ada Sama Sekali denyut nadinya.
 Berat Badan
 Dosis Obat, dsb.
Skala Ratio, Interval, Ordinal dan Nominal berturut–turut
memiliki nilai kuantitatif dari yang Paling Rinci ke yang
Kurang Rinci.
Skala Ratio mempunyai sifat – sifat yang dimiliki Skala
Interval, Ordinal dan Nominal.
Skala Interval memiliki ciri – ciri yang dimiliki Skala
Ordinal dan Nominal, sedangkan Skala Ordinal memiliki
sifat yang dimiliki Skala Nominal.
Adanya perbedaan tingkat pengukuran memungkinkan
terjadinya Transformasi Skala Ratio dan Interval menjadi
Ordinal atau Nominal.
Transformasi ini dikenal sebagai Data Reduction atau
Data Collapsing  Hal ini dimaksudkan agar dapat
menerapkan metode statistik tertentu, terutama yang
menghendaki skala data dalam bentuk Ordinal atau
Nominal. Contoh: tinggi badan, <140 cm = pendek, 141
cm sampai 170 cm = sedang, >170 cm = tinggi
(transformasi data dengan skala rasio menjadi data dengan
skala ordinal)
Sebaliknya, Skala Ordinal dan Nominal tidak dapat
diubah menjadi Interval atau Ratio.
Skala Nominal yang diberi label 0, 1 atau 2 dikenal
sebagai Dummy Variable (Variabel Rekayasa).
Misalnya: Pemberian label 1 untuk laki – laki dan 2 untuk
perempuan tidak mempunyai arti kuantitatif (tidak
mempunyai nilai/hanya kode).
Definisi Operasional Variabel

Menggambarkan / mendeskripsikan variable penelitian


sedemikian rupa, sehingga variable tersebut bersifat:
- Spesifik (Tidak Berinterpretasi Ganda)
- Terukur (Observable atau Measurable).
Contoh variabel yang berinterpretasi ganda: Status Gizi.
Variable ini dapat diukur dan dideskripsikan dengan
bermacam kombinasi pengertian atau pengukuran, seperti:
1. Berat Badan (BB) dengan Tinggi Badan (TB)
2. BB–TB dengan Usia
3. Kadar Protein serum
4. Lingkar Lengan Atas dan Lingkar Kepala, dsb.
Definisi Operasional
Adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati yang
memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi
atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek
atau fenomena.
Definisi Operasional ditentukan berdasarkan Parameter
yang dijadikan ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara
pengukuran adalah Cara dimana variabel dapat diukur dan
ditentukan karakteristiknya.
Dalam Definisi Operasional mencakup penjelasan
tentang:
• Nama variabel
• Definisi variabel berdasarkan konsep/maksud penelitian.
• Hasil Ukur/Kategori
• Skala Pengukuran.
Contoh:
Suatu penelitian dengan judul “Faktor–faktor yang
mempengaruhi terjadinya hipertensi pada ibu hamil…”
Berdasarkan judul tersebut, maka:
Variabel bebasnya (misalnya) adalah Obesitas, Diet
Tinggi Garam, Genetik dan Umur danVariabel
terikatnya adalah Hipertensi.
Definisi Operasional
VARIABE HASIL UKUR/
NO DO SKALA
L KATEGORI
1. Obesitas Kelebihan massa tubuh 1 : IMT > 27 kg/m2 Nominal
responden yang didapat 2 : IMT ≤ 27 kg/m2
berdasarkan perhitungan
rasio berat badan dan tinggi
badan pada kurun waktu
tiga bulan terakhir.
2. Diet Tinggi Kebiasaan responden dalam Intensitas : Nominal
Garam mengkonsumsi makanan 1 = Sering
yang rasanya asin. 2 = Tidak Pernah
3. Genetik Faktor keturunan yang 1: Ada Keluarga Nominal
dimaksud adalah adanya yg Hipertensi
riwayat hipertensi dalam 2: Tidak ada
keluarga yaitu orang tua keluarga yg
atau saudara kandung. hipertensi.
VARIAB HASIL UKUR/
NO DO SKALA
EL KATEGORI
4. Umur Usia responden yang 1: Muda Ordinal
terhitung sejak lahir (16 – 25 tahun)
hingga ulang tahun 2: Dewasa
terakhir. (26 – 35 tahun)
3: Tua
(36 – 46 tahun.
5. Hipertensi Suatu keadaan Borderline : Ordinal
dimana tekanan • TS : 140 – 159 mmHg.
darah responden (ibu • TD : 90 – 99 mmHg.
hamil) melebihi Ringan :
batas normal yaitu • TS : 160 – 179 mmHg.
sistolik ≥ 150 mmHg • TD : 100 – 109 mmHg.
dan Diastolik > 90 Sedang :
mmHg. • TS : 180 – 209 mmHg.
• TD : 110 – 119 mmHg.
Berat :
• TS : > 210 mmHg.
• TD : > 120 mmHg.
Definisi Operasional
• Merupakan spesifikasi kegiatan peneliti dalam
mengukur suatu variabel atau memanipulasaikannya.
• Tujuan : membuat variabel menjadi lebih konkrit dan
dapat diukur, mempermudah peneliti dalam
mengembangkan instrumen penelitian, menentukan
bagaimana metode pengumpulan data dan jenis
data/skala pengukurannya.
Dalam mendefinisikan variabel : apa yang harus
diukur, bagaimana mengukurnya, kriteria
pengukurannya, instrumen yg digunakan, skala
pengukurannya.
Hipotesis Penelitian
• Hipotesis : pernyataan sementara ttg hubungan antar
variabel penelitian.

• Dalam pernyataan hipotesis pada dasarnya peneliti


telah menyampaikan variabel yang akan diteliti hanya
masih bersifat abstrak (masih belum tergambar apa yg
akan diukur, kriteria apa yang akan digunakan dalam
pengukuran, bagaimana mengukurnya, dll).
Contoh Penelitian:
Hubungan pengetahuan perawat tentang infeksi
nosokomial dan perilaku perawat dalam pelaksanaan
program Universal Precaution (UP) di IGD RSUP
Fatmawati Jakarta Tahun 2020.
Hipotesis:
Semakin baik pengetahuan perawat tentang infeksi
nosokomial maka akan semakin baik perilaku perawat
dalam pelaksanaan program Universal Precaution (UP).
Atau
Adanya hubungan antara pengetahuan perawat tentang
infeksi nosokomial dengan perilaku perawat dalam
pelaksanaan program Universal Precaution (UP).
Ada 2 variabel yang teridentifikasi:
1. Pengetahuan perawat tentang infeksi nosokomial
2. Perilaku perawat dalam pelaksanaan program
Universal Precaution (UP)

Agar variabel lebih konkrit dan dapat diukur maka


HARUS diDEFINISIKAN secara OPERASIONAL.
Terimakasih..
Metodologi Penelitian

Anda mungkin juga menyukai