DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 5
1. LAELATUL
ANDALUSIA
2. SALWA HANY PUTRI
3. KHOIRUNNISA
PENGERTIAN SAKARATUL MAUT
1. Mentalqinkannya
• Yakni membimbing seseorang tersebut untuk membaca
• “ La ilaha illallah." Hal itu sebagaimana dalam hadits berikut Dari Abu Sa'id al-Khudri, bahwa Rasulullah saw. bersabda:
"Ajarkanlah orang-orangmu yang akan meninggal membaca La ilaha illallah!" (HR. Muslim, Abu Daud dan Turmudzi).
1. Menghadapkan orang tersebut ke arah kiblat dan dalam kondisi berbaring pada sisi tubuh yang kanan.
2. Membasahi kerongkongan orang yang sedang sakaratul maut
3. Membacakan Surah Yasin.
4. Bila seseorang sudah meninggal tutupkan kedua matanya.
5. Menutup tubuhnya agar tidak terlihat orang lain
6. Menyegerakan perawatan dan pemakaman jenazah.
7. Segera menyelenggarakan pemakamannya, bila telah diyakini kematiannya.
8. Segera melunasi utang orang yang meninggal
9. Hendaklah mendoakannya dan janganlah mengucapkan dihadapannya kecuali kata-kata yang baik.
1. Penginderaan dan gerakan menghilang secara berangsur-angsur
yang dimulai pada anggota gerak paling ujung khususnya pada
ujung kaki,tangan, ujung hidung yang terasa dingin dan lembab.
CIRI-CIRI
2. Kulit nampak kebiru-biruan kelabu atau pucat.
3. Nadi mulai tak teratur, lemah dan pucat.
MAUT
5. Menurunnya tekanan darah, peredaran darah perifer menjadi
terhenti dan rasa nyeri bila ada biasanya menjadi hilang.
Kesadaran dan tingkat kekuatan ingatan bervariasi tiap individu.
Otot rahang menjadi mengendur, wajah pasien yang tadinya
kelihatan cemas nampak lebih pasrah menerima.
Setelah Allah mengingatkan kepada kita bahwasanya setiap perkataan yang terlontar dari
mulut kita tercatat disisi Allah Subhanahu wata’ala, ada malaikat yang senantiasa mengawasi
bahkan bisikan – bisikan dalam hati dan jiwa kita pun diketahui oleh Allah Subhanahu
wata’ala dimana semuanya akan kita pertanggungjawabkan dihari kemudian, oleh karenanya
seorang hamba ketika mengetahui akan hal tersebut melalui wahyu dari Allah Subhanahu
wata’ala lewat Al-Qur’an yang kita baca maka akan kita tingkatkan ke waspadaan dan kehati –
hatian kita serta muraqabah kepada diri – diri kita dari apa yang kita lakukan dan kerjakan, apa
yang terlontar dari lisan – lisan kita, apa yang didengarkan oleh telinga kita, apa yang dilihat
oleh kedua mata kita, apa yang dikerjakan oleh kedua tangan kita, kemana kedua kaki kita
melangkah akan semakin kita jaga dengan baik apakah diridhoi oleh Allah Subhanahu
wata’ala atau tidak, apakah mendatangkan rahmat Allah atau murka Allah, yang diucapkan
dari lisan yang tidak bertulang yang diibaratkan seperti pedang yang bermata 2 bisa menjadi
saksi dan penolong bagi kita ketika dimanfaatkan dalam kebaikan atau menjadi boomerang
bagi kita ketika digunakan dalam mengucapkan atau mengeluarkan perkataan yang dimurkai
oleh Allah Subhanahu wata’ala.
Selanjutnya Allah Subhanahu wata’ala berfirman :
ت ِم ْنهُ تَ ِحي ُد َ ِق ۖ ٰ َذل
َ ك َما ُك ْن ِّ ت بِ ْال َح
ِ ت َس ْك َرةُ ْال َم ْو
ْ َو َجا َء
“Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari
daripadanya”. (QS. Qaf : 19).