Anda di halaman 1dari 17

MODUL SESAK NAPAS

KELOMPOK II
Nama anggota kelompok
• Agustina Fernandez
• Aurelia A. Lalong
• Frederik Botha
• George Sanu Putra
• Gerson Mangi
• Margareta J. Sono
• Maria Ch. Y. Mada
• Rahmat Sakur
• Rahmi Aludin
• Rico Rotinggo
• Rina Messakh
• Yurinda K. Rambu Sori
• Yoyarib Baitanu
Skenario (kasus 2)
Seorang perempuan usia 4 tahun dibawa ke
Puskesmas dengan keluhan sesak napas.
Penderita terlihat pucat dan kebiruan. Nadi
teraba cepat dan lemah. Penderita tidak batuk
dan tidak demam.
Kata Kunci
• Perempuan 4 tahun
• Sesak napas
• Pucat dan kebiruan
• Nadi cepat dan lemah
• Tidak batuk dan tidak demam
ETIOLOGI
• Trauma : thoraks, kepala, abdomen,
muskuloskeletal, vertebra servikal, leher
• Non Trauma : penyakit infeksi, penyakit
kongenital, penyakit imunologis
Tanda-tanda sesak napas
• Pernapasan cuping hidung
• Penggunaan otot bantu napas
• Bunyi tambahan saat bernapas
• Penderita hanya dapat berbicara kata demi
kata secara terputus-putus
• Sianosis
• Kesadaran menurun
Kriteria Sesak Napas
AIRWAY AND BREATHING
Look, Listen, Feel
pernapasan
Pembebasan jalan
napas dengan alat dan
tanpa alat

Ada napas dan gerak


Tidak ada napas Ada suara tambahan
dada baik

- Napas buatan dari mulut ke mulut Ada sumbatan jalan napas


Terapi oksigen dengan menutup hidung korban atau  bebaskan
mulut ke hidung dengan menutup mulut Terapi oksigen
korban
- Terapi Oksigen
Penanganan awal sesak napas

TRAUMA
Circulation
• Dilakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP)
• Selain pengecekan nadi, jika ada perdarahan dan
tanda-tanda shock maka harus dilakukan kontrol
perdarahan dengan bebat tekan dan posisikan
penderita pada pondisi shock yaitu kaki lebih
tinggi dari dada.

• Pasang infus kristaloid untuk mengurangi


kekurangan cairan.
Jangan lakukan RJP. Setelah semua ABC
Nadi + Lanjutkan resusitasi clear  Kontrol
paru dengan keadaan korban sampai
Nafas - memberi nafas mendapat perawatan
buatan dan bantuan yang tepat
Periksa denyut
nadi a. carotis
dan pernafasan
Dilakukan 4 x siklus
Nadi - Lakukan sampai nadi teraba
Nafas - RJP dan pernapasan
normal kembali
Jika ABC sudah clear, dilakukan penanganan
lanjutan
Tetapi jika ABC RJP belum menimbulkan denyut
jantung spontan, maka harus dilakukan DEF
hanya oleh tenaga medis.
Drug and Fluid
Adrenalin : 0,5 – 1,0 mg dosis untuk orang
dewasa, 10 mcg/ kg pada anak- anak.
Cara pemberian : iv, intratrakeal lewat pipa
trakeal. Di ulang tiap 5 menit dengan dosis
sama sampai timbul denyut spontan atau mati
jantung.
• EKG
Meliputi fibrilasi ventrikuler, asistol ventrikuler
dan disosiasi elektro mekanis.
• Fibrilation Treatment
Elektroda dipasang disebelah kiri puting susu kiri
disebelah kanan sternum atas, defibrilasi luar
arus searah 5 : 200 – 300 joule pada dewasa. 100
– 200 joule pada anak. 50 – 100 joule pada bayi.
Cara Pemberian Oksigen
1. Kanula hidung (Nasal kanul atau nasal kateter
sebaiknya tidak diberikan pada pasien gawat
karena kadar O2 terlalu rendah)
2. Sungkup sederhana
3. Sungkup dengan reservoir rebreathing
4. Sungkup dengan reservoir non rebreathing
5. Sungkup venturi

Setiap pasien gawat, kadar oksigen yang diberikan


harus lebih dari 40-50 %.
Sungkup sederhana
Sungkup dengan reservoir non rebreathing

Sungkup venturi
Penyakit - penyakit

Anda mungkin juga menyukai