Anda di halaman 1dari 13

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 16 TAHUN 2018

TENTANG
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

1
MENIMBANG
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah mempunyai peran
penting dalam pelaksanaan pembangunan nasional, untuk
peningkatan pelayanan publik dan pengembangan
perekonomian nasional dan daerah.

Menetapkan

Peraturan presiden tentang pengadaan


barang/jasa pemerintah.

Mengingat
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara dan Undang-Undang Nomor
30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan.

2
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Penyelenggara Swakelola

Lembaga Organisasi,kelompok masyarakat

Perangkat Daerah
Jasa konsultasi
Pemerintah Daerah Penunjukan langsung

Lembaga Kebijakan Pengadaan


Barang/Jasa Usaha mikro,kecil,menengah

Pengadaan Berkelanjutan
Kuasa Pengguna Anggaran pada Pelaksanaan APBN,APBD
Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa

Pejabat Pembuat Komitmen

3
KETENTUAN UMUM

PASAL 2 PASAL 3

Ruang lingkup pemberlakuan peraturan Pengadaan Barang/Jasa dalam Peraturan


Presiden dalam bidang Pengadaan Barang/Jasa di Presiden ini meliputi barang, pekerjaan konstruksi, jasa
lingkungan Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang konsultansi, jasa lainnya dan dilaksanakan dengan cara
menggunakan anggaran belanja dari APBN/APBD dan yaitu swakelola serta penyedia.
yang sebagian atau seluruhnya dibiayai dari pinjaman luar
negeri atau hibah luar negeri.

4
TUJUAN, KEBIJAKAN, PRINSIP, DAN ETIKA
PENGADAAN BARANG/JASA

PASAL 4 PASAL 5

a. menghasilkan barang/jasa yang tepat dari setiap uang yang a. meningkatkan kualitas perencanaan Pengadaan Barang/Jasa.
dibelanjakan,aspek kualitas, jumlah, waktu, biaya, lokasi, b. melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa yang lebih transparan, terbuka,
dan Penyedia. dan kompetitif.

c. memperkuat kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia


b. meningkatkan penggunaan produk dalam negeri.
Pengadaan Barang/Jasa.
c. meningkatkan peran serta Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan d. mengembangkan E-marketplace Pengadaan Barang/Jasa.
Usaha Menengah.
e. menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, serta transaksi
d. meningkatkan peran pelaku usaha nasional. elektronik.

e. mendukung pelaksanaan penelitian dan pemanfaatan f. mendorong penggunaan barang/jasa dalam negeri dan Standar
Nasional Indonesia (SNI).
barang/jasa hasil penelitian.
g. memberikan kesempatan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan
f. meningkatkan keikutsertaan industri kreatif. Usaha Menengah.
g. mendorong pemerataan ekonomi. h. mendorong pelaksanaan penelitian dan industri kreatif.
h. mendorong Pengadaan Berkelanjutan. i. melaksanakan Pengadaan Berkelanjutan.

5
TUJUAN, KEBIJAKAN, PRINSIP, DAN
ETIKA Prinsip

PENGADAAN BARANG/JASA
Pasal 6

a. Efisien.
b. Efektif.
c. Transparan.
d. Terbuka.
e. Bersaing.
f. Adil.
g. Akuntabel.

6
TUJUAN, KEBIJAKAN, PRINSIP, DAN
ETIKA
PENGADAAN BARANG/JASA Pasal 7
Etika
(1) Semua pihak yang terlibat dalam Pengadaan Barang/Jasa :
a.
Melaksanakan tugas secara tertib.
b.
Bekerja secara profesional.
c.
Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung.
d.
Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan.
e.
Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan pihak yang terkait.
f.Menghindari dan mencegah pemborosan dan kebocoran keuangan negara.
g.
Menghindari dan mencegah.
h.
Tidak menerima, tidak menawarkan, atau tidak menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat, dan apa saja dari atau kepada siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan dengan Pengadaan Barang/Jasa.

7
Pasal 8
A. Pengguna Aanggaran
Melakukan tindakan dalam pengeluaran
anggaran belanja dan mengadakan perjanjian

PELAKU PENGADAAN BARANG/JASA dengan pihak lain, dalam batas anggaran belanja
yang telah ditetapkan serta menetapkan perencanaan
pengadaan, menetapkan mengumumkan RUP.
Melaksanakan konsolidasi pengadaan barang/
jasa serta menetapkan pemenang pemilihan/
penyedia untuk metode pemilihan melalui
dua cara yaitu, tender/Penunjukan Langsung/E
purchasing dan Seleksi/Penunjukan Langsung
untuk paket Pengadaan Jasa Konsultansi.

8
Pasal 10
B. Kuasa Pengguna Anggaran
Berwenang menjawab sanggah banding
peserta tender pekerjaan konstruksi, KPA dapat
PELAKU PENGADAAN BARANG/JASA menugaskan PPK untuk melaksanakan kewenangan
terkait dalam melakukan pengeluaran anggaran belanja
dan/atau mengadakan perjanjian dengan pihak lain
dengan batas anggaran belanja yang telah ditetapkan.
KPA dapat dibantu oleh pengelola pengadaan
barang/jasa. Dalam hal tidak ada personel yang dapat
ditunjuk sebagai PPK, KPA dapat merangkap sebagai
PPK.

9
Pasal 11
C. PPK

Pejabat Pembuat Komitmen dalam Pengadaan


Barang/Jasa sebagaimana bertugas dalam menyusun
PELAKU PENGADAAN BARANG/JASA perencanaan pengadaan, menetapkan spesifikasi
teknis/kerangka acuan kerja, menyerahkan hasil pekerjaan
pelaksanaan kegiatan kepada PA/KPA dengan berita acara
penyerahan dan menyimpan dalam menjaga keutuhan seluruh
dokumen pelaksanaan kegiatan, serta menilai kinerja Penyedia.

10
Pasal 12
D. Pejabat Pengadaan

Pejabat Pembuat Komitmen dalam Pengadaan


Barang/Jasa sebagaimana bertugas dalam menyusun
PELAKU PENGADAAN BARANG/JASA perencanaan pengadaan, menetapkan spesifikasi
teknis/kerangka acuan kerja, menyerahkan hasil pekerjaan
pelaksanaan kegiatan kepada PA/KPA dengan berita acara
penyerahan dan menyimpan dalam menjaga keutuhan seluruh
dokumen pelaksanaan kegiatan, serta menilai kinerja Penyedia.

11
Pasal 13
E. Kelompok Kerja Pemilihan

Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan


pemilihan penyedia, mampu melaksanakan pemilihan penyedia
PELAKU PENGADAAN BARANG/JASA untuk katalog elektronik dan menetapkan pemenang
pemilihan/penyedia untuk metode pemilihan tender/penunjukan
langsung. Untuk paket pengadaan barang/pekerjaan
konstruksi/jasa seleksi/penunjukan langsung untuk paket
pengadaan jasa konsultansi dengan nilai pagu anggaran.

12
Pasal 14
Agen Pengadaan

PELAKU PENGADAAN BARANG/JASA

13

Anda mungkin juga menyukai