Anda di halaman 1dari 43

KEGAWATDARURATAN

OBSTETRI
 kondisi kesehatan yang mengancam
jiwa yang terjadi dalam kehamilan
atau selama dan sesudah
persalinan
KEGAWAT-DARURATAN OBSTETRI
I. PADA IBU
a. SELAMA KEHAMILAN
b. SELAMA PERSALINAN
c. PASCA PERSALINAN
II. PADA JANIN
a. SELAMA KEHAMILAN
b. SELAMA PERSALINAN
III. PADA BAYI BARU LAHIR
KEGAWATAN IBU dlm
KEHAMILAN
 TRIMESTER I & II
 PERDARAHAN
 PENYAKIT PEMBERAT dlm KEHAMLAN
 TRIMESTER III
 PER/PEB/EKLAMSI
 PERDARAHAN
 PENYAKIT PEMBERAT dlm KEHAMILAN
KEGAWATAN-DARURATAN IBU
dlm PERSALINAN
 PEB/EKLAMSI
 PERDARAHAN
 PLASENTA PREVIA
 SOLUSIO PLASENTA
 RUPTUR UTERI

 PENYAKIT PEMBERAT LAIN


KEGAWAT-DARURATAN IBU
pasca PERSALINAN
 PERDARAHAN
 ATONIA UTERI
 RETENSI PLASENTA
 ROBEKAN JALAN LAHIR

 EKLAMSI
 PENYAKIT PEMBERAT
 SEPSIS
KEGAWATAN-DARURATAN JANIN

 PADA TRIMESTER I & II awal


 ABRTUS
 FETAL DEATH

 PADA TRIMESTER III


 FETAL DISTRES
 IUGR

PENYEBAB ??
KEGAWAT-DARURATAN
BAYI BARU LAHIR
 ASFIKSIA
 BERAT BADAN LAHIR RENDAH
 SEPSIS
 DLL

DX?TX?
TINDAKAN??

 DIAGNOSA DINI
 ANAMNESA
 RIWAYAT PENYAKIT
 FAKTOR RESIKO
 PEMERIKSAAN FISIK
 PEMERIKSAAN PENUNJANG
 LABORATORIUM
 USG
 CTG
Perdarahan Antepartum
 Perdarahan yang terjadi setelah
kehamilan 22 minggu
 Kausa: solutio plasenta, plasenta previa,
vasa previa pecah
 Permasalahan:
1. Prematuritas
2. Gangguan hemodinamik ibu
 Prinsip penanganan:
1. Evaluasi Airway Breathing Circulation
2. Pemasangan infus line (abocath no 16
atau ukuran >besar)
3. Resusitasi cairan jika terjadi gangguan
hemodinamik
4. Oksigenasi
5. Tegakkan diagnosis jika memungkinkan
6. Rujuk ke fasilitas yang memadai (memiliki
fasilitas operasi dan perinatal )
Eklampsia
 Kejang yang terjadi pada wanita
hamil dengan preeklampsia
 Permasalahan:
1. Iskemia uteroplasenter
2. Trauma
3. Aspirasi cairan
4. Spasme arterioler
Penanganan:
1. Potong kejang dengan obat2an
2. Evaluasi ABC
3. Pemasangan infus line dan oksigenasi
4. Fiksasi
Partus Lama
 Persalinan berlangsung lebih dari 18 jam
 Fase laten > 8 jam
 Melewati garis waspada pada fase aktif
 DD:
1. False labor
2. Prolonged latent phase
3. Prolonged aktif phase
4. Prolonged second stage
Masalah:
1.Dehidrasi
2.Fetal distress
3.Ibu kelelahan dan stress
4.Fistula
5.Ruptur uteri
Penanganan
1. Evaluasi tanda vital, tanda dehidrasi
2. Tegakkan diagnosis dan penyebab (3P)
3. Infus line
4. Terapi sesuai causa
Perdarahan postpartum
 Perdarahan setelah bayi lahir sebanyak
500 cc
 Kausa: 4T
1. Tonus: atonia uteri
2. Tissue: retensio plasenta, plasenta restan,
selaput ketuban dll
3. Trauma: laserasi jalan lahir
4. Trombosit: faktor pembekuan darah
Penangan:
1. Evaluasi ABC
2. Infus line
3. Resusitasi cairan dan oksigenasi
4. Tegakkan diagnosis
5. Terapi sesuai penyebab
6. Jika perlu dirujuk ke fasilitas yang lebih
memadai dalam kondisi stabil
Prolapsus Tali Pusat
 Keadaan dimana tali pusat berada
sejajar atau dibawah bagian terbawah
janin pada keadaan inpartu dan kulit
ketuban sudah pecah
 Penyebab:
1. Tidak tertutupnya pintu atas panggul oleh
janin
2. Polihidramnion
3. Kelainan tali pusat
Masalah:
1. Fetal distress atau bayi mati
2. Infeksi intra partum
3. Partus prematurus
Penanganan:
1. Diagnosis ditegakkan dengan cepat
2. Persalinan segera diakhiri
3. Pemberian tokolitik terbutalin/salbutamol
4. Ibu tidur tredelenberg
5. Ibu dilarang mengedan
6. Dicoba reposisi tali pusat
 Jika
pembukaan belum lengkap:
reposisi/ seksio cesarea

 Jikapembukaan lengkap dan


syarat pervaginam memenuhi:
ekstraksi vakum/forceps,
ekstraksi bokong/kaki, seksio
cesarea
Distosia Bahu
 Kesulitan melahirkan bahu pada
persalinan kala II
 Predisposisi: bayi besar, DM, deformitas
panggul
Faktor Penyebab

 Antepartum
 Obesitas maternal
 Diabetes millitus
 Kehamilan postmatur

 Intrapartum
 Kala II yang memanjang
 Induksi atau stimulasi Oksitosin
 Ekstraksi midforsep atau ekstraksi vakum (William)
Hindari 4 “P” :
 • Panic
 • Pulling (pada kepala)
 • Pushing (pada fundus)
 • Pivoting (memutar kepala secara tajam,

dengan koksigis sebagai tumpuan)


PENANGANAN DISTOSIA BAHU
HELPERR Mnemonic, yaitu
(American College of Obstetricians and Gynecologist )

H Call for Help


E Evaluate for Episiotomy
L Legs (The Mc Roberts Manuver )
P Suprapubic Pressure
E Enter manuvers (Internal Rotation)
R Remove the posterior arm
R Roll the patient
Call for Help
 Segera minta bantuan pada personel
yang kompeten, biasanya ahli anestesi
dan ahli anak, karena disamping ikut
membantu dalam melakukan tekanan
suprapubik juga bisa melakukan
prosedur lifesaving
Evaluate for Episiotomy
 Episiotomi dilakukan dengan
tujuan agar tangan operator lebih
leluasa dalam melakukan internal
rotasi
Legs Manuver McRoberts
cara :
1. Angkat kedua tungkai ibu
dari penyanggah

2. Lakukan fleksi tungkai


keatas perut.
Tindakan ini akan meluruskan sacrum
terhadap vertebra lumbalis dan diikuti rotasi
simpisis pubis ke arah cranial, sehingga
mengurangi sudut panggul. Perasat ini
tidak memperluas rongga panggul tetapi
rotasi kepala bayi didalam panggul akan
membebaskan bahu anterior yang terjepit.
Suprapubic Pressure
 Dengan rubin I, yaitu bahu bayi
digoyangkan dari sisi ke sisi
dengan menggerakan perut ibu.
Sehingga bahu bisa terbebas

 Resnik atau Hibard yaitu tangan


asisten diletakkan pada
suprapubik tepat diatas bahu
depan dan dengan gerakan
seperti melakukan RJP
mendorong sisi posterior bahu
depan kearah anterior/dada bayi
Enter Manuver (Internal Rotation)
 Rubin II
 Rubin II + Woods Corkscrew Manuver
 Reverse Woods Corkscrew Manuver
Rubin II
 Bahu bayi yang paling
mudah dicapai (bahu
anterior) didorong kedepan
dinding anterior dada bayi
sehingga terjadi abduksi
kedua bahu bayi dan
diperoleh diameter antar
bahu yang lebih kecil dan
membebaskan bahu anterior
yang terjepit..
Rubin II + Woods Corkscrew Manuver
Cara :
1. Masukkan dua jari tangan kanan kearah
anterior bahu belakang janin (Hindari
x
dorongan fundus kearah bawah )

2. Kemudian putar (searah putaran jarum


jam) kearah depan (ventral terhadap ibu)
sehingga lahir bahu belakang

x
3. Kemudian masih diikuti dengan
dorongan pada fundus uteri dilakukan
putaran berlawanan dengan arah
putaran pertama sehingga akan
menyebabkan bahu depan dapat
melewati simpisis.
Perhatikan perhatikan posisi punggung bayi karena putaran bahu
belakang kedepan adalah kearah punggung bayi.
Reverse Woods Corkscrew Manuver

 Jika gagal lakukan maneuver


Woods terbalik

cara :
 Pindahkan jari-jari kesisi
posterior bahu belakang,
lakukan putaran 180o dengan
arah yang berlawanan
Remove the Posterior arm
Dengan keluarnya bahu lengan belakang ↓Ǿ
biakromial posisi bayi sesuai dengan lengkung
sacrum dan akan terbebas dari impaksi.

Cara:
1. masukkan tangan mengikuti lengkung sacrum sampai
jari penolong mencapai fosa antekubiti

2. Dengan tekanan jari tengah, lipat lengan bawah kearah


dada

3. Setelah terjadi fleksi tangan, keluarkan lengan dari


vagina (menggunakan jari telunjuk untuk melewati dada
dan kepala bayi atau seperti mengusap muka bayi),
kemudian tarik hingga bahu belakang dapat dilahirka

4. Bahu depan dapat lahir dengan mudah setelah bahu


dan lengan belakang dilahirkan
x
5.Bila bahu depan sulit dilahirkan, putar bahu belakang
kedepan (jangan menarik lengan bayi tetapi dorong
bahu belakang) dan putar bahu depan ke
posterior(mendorong anterior bahu depan dengan jari
telunjuk dan jari tengah operator) mengikuti arah
punggung bayi sehingga bahu depan dapat dilahirkan.
(Schwart-Dixon Manuver)

Schwart-Dixon
Manuver
Roll the Patient
 Ubah posisi pasien dari posisinya
keempat penjuru/sisi, biasanya bahu
terbebas selama proses ini. Pada saat
perubahan posisi, gaya gravitasi
membantu disimpaksi bahu.
UPAYA AKHIR

 Pematahan tulang Zavanelli


maneuver
klavikula
 Zavanelli maneuver
 Symhysiotomy
 Abdominal surgery
with histerotomy
KOMPLIKASI
Janin :
1. Meninggal intrapartum/neonatal
2. Paralisis plexus brachialis (Erb Syndrom)
3. Fraktur klavikula

Ibu :
4. Robekan perineum dan vagina yang luas
5. Perdarahan Postpartum
6. Infeksi Puerpuralis
Ruptura Uteri
 Adanya robekan atau diskontinuitas dinding
rahim akibat terlampauinya daya regang
myometrium
 Penyebab: CPD, partus macet, trauma.
 Gejala:
1. Perdarahan pervaginam
2. Hilangnya kontraksi
3. Didahului bandl ring dan nyeri perut bawah
4. Syok
5. Bagian janin mudah diraba
6. Perdarahan intraabdominal
Penanganan:
1. Lakukan evaluasi ABC
2. Infus line dan resusitasi cairan isotonik
3. Setelah stabil  laparotomi atau dirujuk
ke pelayanan kesehatan yang lebih
lengkap
4. Dilakukan histerektomi atau reparasi
uterus
5. Antibiotika adekuat, serum anti tetanus
Persalinan Macet
 Adanya ketidakmajuan
dalam persalinan dengan
his yang adekuat
 Masalah:
1. Fetal distress
2. Ruptura uteri
Penanganan:
1. Tegakkan diagnosis penyebab
2. Persalinan harus diakhiri
3. Rujuk ke fasilitas yang memadai

Anda mungkin juga menyukai