Anda di halaman 1dari 23

MANAJEMEN KAS

DAN
SURAT BERHARGA
Pendahuluan
 Kas dan surat berharga: Jenis aktiva
yang paling likuid bagi perusahaan.
 Kas: Seluruh uang tunai yang ada di
tangan (cash on hand) dan dana yang
disimpan di bank.
 Surat berharga: Investasi jangka
pendek yang bersifat temporal, yang
bila perusahaan memerlukan kas
dengan segera dapat dijual/diubah
dalam bentuk kas.
Kebutuhan Kas
Aliran kas keluar (cash outflow)
 Kebutuhan kas untuk pembayaran

Aliran kas masuk (cash inflow)


 Aliran sumber darimana kas diperoleh
 Aliran kas masuk rutin (kontinyu)
 Penjualan produk utama perusahaan yang
dijual tunai, penerimaan piutang
 Aliran kas masuk tidak rutin
 Penerimaan uang sewa gedung, penjualan
aktiva yang tidak terpakai, dll.
Motif Mempertahankan Kas

Transactions Motive – kebutuhan untuk


melakukan transaksi usaha; membayar upah
TK, membayar pajak, dividen, pengadaan
persediaan, dll.
Precautionary Motive – kebutuhan untuk
berjaga-jaga; ketidakpastian aliran kas pada
masa datang
Speculative Motive – kebutuhan untuk
spekulasi, kebutuhan kas untuk memperoleh
keuntungan karena perubahan surat
berharga.
Risiko dan Keuntungan

Keuntungan memiliki kas yang cukup:


 Memperoleh bunga dari investasi pada surat
berharga
 Memperoleh potongan pembelian dari
supplier.
 Likuiditas
Risiko mempertahankan kas yang kecil:
 Terganggunya operasional (kegiatan sehari-
hari) perusahaan.
Menentukan Kas Optimal
 Kas dan surat berharga yang optimal
 Jika kondisi yang akan datang diketahui
pasti, maka akan mudah menentukan kas
yang optimal.
 Bila perusahaan kelebihan kas,
diinvestasikan ke dalam bentuk surat
berharga
 Jika tidak ada biaya transaksi dan surat
berharga dapat diubah menjadi kas
dalam waktu singkat, perusahaan tidak
memerlukan kas.
Menentukan Kas Optimal
 Perlu pengelolaan/manajemen kas yang
efektif dan efisien.
 Berapa besar kas minimal yang harus ada di
perusahaan
 Berapa kas ideal yang bisa disimpan
perusahaan sehingga operasi tidak
terganggu dan kas yang ada tidak
menganggur terlalu lama.
 Model Manajemen Kas:
 Model Persediaan
 Model Stokhastik
Model Persediaan
 Dikemukakan William Baumol
 Menggunakan konsep EOQ untuk
menentukan kas optimal dalam kondisi
kepastian.
 Asumsi: Perusahaan memiliki permintaan
kas yang relatif konstan setiap periode.
 Perusahaan dapat memperoleh dana dengan
menjual surat berharga
 Carrying cost menahan uang tunai –
opportunity cost atas bunga yang hilang –
sama dengan biaya tetap untuk mengubah
surat berharga menjadi uang tunai (kas)
Model Persediaan

T C
Total Biaya  b  i
C 2
2bT
C* 
i
Model Persediaan

Dimana:
 C = Kas yang optimal
 b = Biaya tetap transaksi
 T = Total permintaan kas pada periode tsb
 i = Tk.bunga surat berharga (asumsi konstan)
 T/C = Banyaknya transaksi pada periode tsb
 (T/C) b = Total biaya tetap selama periode tsb.
 C/2 = Rata-rata kas
 (C/2) i = Laba yang hilang krn menahan kas
Model Persediaan

Total
Total Biaya
Biaya
Biaya (Rp)

Holding
Holding cost
cost

Liquid
Liquid Asset
Asset

C*
C*
Model Persediaan

Contoh:
 Kebutuhan kas selama 1 periode
Rp8.000.000,-. Biaya tetap setiap
transaksi Rp400,-, tingkat bunga
yang berlaku 15%, berapa kas
yang optimal?
2 (400) (8.000.000)
C*   Rp206.556
0.15
Model Persediaan

Kelemahan:
 Kesulitan dalam mengukur biaya
tetap, mencakup biaya eksplisit dan
implisit
 Metode dapat diterapkan dg asumsi
permintaan dana setiap periode
konstan
 Pembayaran tunai sulit diramalkan
Model Stokhastik
 Dikemukakan Miller-Orr
 Penentuan kas optimal dalam kondisi yg tidak pasti
 Perusahaan harus menetapkan jumlah saldo kas yang paling
tinggi sebagai batas atas dan saldo kas terendah sebagai batas
bawah
 Bila saldo kas mencapai batas atas, perusahaan hendaknya
merubah sebagian kas tsb dalam surat berharga agar saldo kas
kembali pd jumlah yg ideal.
 Sebaliknya, bila saldo kas mencapai batas minimal (batas
bawah), perusahaan dapat menjual surat berharga shg
mencapai jumlah saldo kas yang ideal.
 Selama kas berada diantara batas atas dan bawah, perusahaan
tidak perlu melakukan transaksi
 Asumsi: biaya tetap diketahui, dimana biaya tetap untuk
menjual surat berharga sama dengan biaya tetap untuk
membeli
Model Stokhastik
h Batas atas
Cash Balance

Batas bawah
0
Waktu
 Bila saldo kas mencapai batas atas, perusahaan membeli
h – z rupiah surat berharga, sehingga saldo kas menjadi
z.
 Saat kas mencapai 0, perusahaan menjual surat berharga
sebesar z rupiah, sehingga saldo kas menjadi z kembali
Model Stokhastik
2
3br
z  3 h  3z
4i
z h
rata - rata kas 
3
Dimana:
 z = Jumlah kas setelah terjadinya transaksi
 h = batas atas atas
 b = biaya tetap transaksi surat berharga
 r2 = variance aliran kas masuk bersih setiap hari
 i = bunga harian surat berharga
Model Stokhastik

Contoh:
 Bila biaya tetap setiap
transaksi Rp500,-,
r2=Rp1.000,-, bunga I = 18% (1
tahun = 360hari), berapa
besarnya Z, h dan rata-rata
kas?
Model Stokhastik

2
3br 3 (500) (1000)
z 3 3  Rp908,56
4i 4(0,18/360)
h  3z  3 (Rp908,56)  Rp2.725,68
908,56  2.725,68
rata - rata kas 
3
 Rp1.211,41
Anggaran Kas
 Anggaran kas (cash budget)
 Skedul yang menyajikan perkiraan
aliran kas masuk dan kas keluar
suatu perusahaan selama periode
tertentu pada waktu yang akan
datang.
 Perusahaan akan mengetahui
keadaan kas yang ada secara lebih
pasti demi menjaga likuiditas
perusahaan
Anggaran Kas
Tujuan:
 Membuat taksiran posisi kas pada setiap akhir
periode kegiatan operasi perusahaan
 Mengetahui adanya kelebihan/ kekurangan kas
yg terjadi pada periode tertentu
 Merencanakan besarnya kas untuk menutup
kekurangan (defisit) yang terjadi
 Menentukan besarnya kas untuk pembayaran2
dan kelebihan kas yang dapat digunakan untuk
melakukan investasi
 Mengetahui waktu kapan suatu pinjaman atau
kewajiban lainnya harus dibayar
Anggaran Kas

Fokus anggaran kas:


 Merencanakan aliran uang kas
masuk
 Merencanakan aliran uang kas
keluar
Penyusunan
Anggaran Kas

1. Menyusun rencana
penerimaan dan pengeluaran
operasi perusahaan
2. Menyusun rencana transaksi
finansial
3. Menyusun anggaran kas final
aliran uang kas masuk

Anda mungkin juga menyukai