Manajemen Kas
Manajemen Kas
DAN
SURAT BERHARGA
Pendahuluan
Kas dan surat berharga: Jenis aktiva
yang paling likuid bagi perusahaan.
Kas: Seluruh uang tunai yang ada di
tangan (cash on hand) dan dana yang
disimpan di bank.
Surat berharga: Investasi jangka
pendek yang bersifat temporal, yang
bila perusahaan memerlukan kas
dengan segera dapat dijual/diubah
dalam bentuk kas.
Kebutuhan Kas
Aliran kas keluar (cash outflow)
Kebutuhan kas untuk pembayaran
T C
Total Biaya b i
C 2
2bT
C*
i
Model Persediaan
Dimana:
C = Kas yang optimal
b = Biaya tetap transaksi
T = Total permintaan kas pada periode tsb
i = Tk.bunga surat berharga (asumsi konstan)
T/C = Banyaknya transaksi pada periode tsb
(T/C) b = Total biaya tetap selama periode tsb.
C/2 = Rata-rata kas
(C/2) i = Laba yang hilang krn menahan kas
Model Persediaan
Total
Total Biaya
Biaya
Biaya (Rp)
Holding
Holding cost
cost
Liquid
Liquid Asset
Asset
C*
C*
Model Persediaan
Contoh:
Kebutuhan kas selama 1 periode
Rp8.000.000,-. Biaya tetap setiap
transaksi Rp400,-, tingkat bunga
yang berlaku 15%, berapa kas
yang optimal?
2 (400) (8.000.000)
C* Rp206.556
0.15
Model Persediaan
Kelemahan:
Kesulitan dalam mengukur biaya
tetap, mencakup biaya eksplisit dan
implisit
Metode dapat diterapkan dg asumsi
permintaan dana setiap periode
konstan
Pembayaran tunai sulit diramalkan
Model Stokhastik
Dikemukakan Miller-Orr
Penentuan kas optimal dalam kondisi yg tidak pasti
Perusahaan harus menetapkan jumlah saldo kas yang paling
tinggi sebagai batas atas dan saldo kas terendah sebagai batas
bawah
Bila saldo kas mencapai batas atas, perusahaan hendaknya
merubah sebagian kas tsb dalam surat berharga agar saldo kas
kembali pd jumlah yg ideal.
Sebaliknya, bila saldo kas mencapai batas minimal (batas
bawah), perusahaan dapat menjual surat berharga shg
mencapai jumlah saldo kas yang ideal.
Selama kas berada diantara batas atas dan bawah, perusahaan
tidak perlu melakukan transaksi
Asumsi: biaya tetap diketahui, dimana biaya tetap untuk
menjual surat berharga sama dengan biaya tetap untuk
membeli
Model Stokhastik
h Batas atas
Cash Balance
Batas bawah
0
Waktu
Bila saldo kas mencapai batas atas, perusahaan membeli
h – z rupiah surat berharga, sehingga saldo kas menjadi
z.
Saat kas mencapai 0, perusahaan menjual surat berharga
sebesar z rupiah, sehingga saldo kas menjadi z kembali
Model Stokhastik
2
3br
z 3 h 3z
4i
z h
rata - rata kas
3
Dimana:
z = Jumlah kas setelah terjadinya transaksi
h = batas atas atas
b = biaya tetap transaksi surat berharga
r2 = variance aliran kas masuk bersih setiap hari
i = bunga harian surat berharga
Model Stokhastik
Contoh:
Bila biaya tetap setiap
transaksi Rp500,-,
r2=Rp1.000,-, bunga I = 18% (1
tahun = 360hari), berapa
besarnya Z, h dan rata-rata
kas?
Model Stokhastik
2
3br 3 (500) (1000)
z 3 3 Rp908,56
4i 4(0,18/360)
h 3z 3 (Rp908,56) Rp2.725,68
908,56 2.725,68
rata - rata kas
3
Rp1.211,41
Anggaran Kas
Anggaran kas (cash budget)
Skedul yang menyajikan perkiraan
aliran kas masuk dan kas keluar
suatu perusahaan selama periode
tertentu pada waktu yang akan
datang.
Perusahaan akan mengetahui
keadaan kas yang ada secara lebih
pasti demi menjaga likuiditas
perusahaan
Anggaran Kas
Tujuan:
Membuat taksiran posisi kas pada setiap akhir
periode kegiatan operasi perusahaan
Mengetahui adanya kelebihan/ kekurangan kas
yg terjadi pada periode tertentu
Merencanakan besarnya kas untuk menutup
kekurangan (defisit) yang terjadi
Menentukan besarnya kas untuk pembayaran2
dan kelebihan kas yang dapat digunakan untuk
melakukan investasi
Mengetahui waktu kapan suatu pinjaman atau
kewajiban lainnya harus dibayar
Anggaran Kas
1. Menyusun rencana
penerimaan dan pengeluaran
operasi perusahaan
2. Menyusun rencana transaksi
finansial
3. Menyusun anggaran kas final
aliran uang kas masuk