Anda di halaman 1dari 21

Perencanaan dan Evaluasi Kebijakan Kesehatan

-ANALISIS KEBIJAKAN GERMAS-

KELOMPOK I

MUHAMMAD YASDAR BAHRI (007810152021)


MARWAYANTI SORAYA (007910152021 )
VIVI ALFIONOTA YONIKO (003710152021 )
AMALIA FERIAL MARANNU KAHAR (002510152021 )
RINGKASAN EKSEKUTIF

Pada era 1990, penyakit menular seperti ISPA, Tuberkulosis dan Diare merupakan penyakit
terbanyak dalam pelayanan kesehatan. Namun perubahan gaya hidup masyarakat menjadi
salah satu penyebab terjadinya pergeseran pola penyakit (transisi epidemiologi). Tahun 2015,
PTM seperti Stroke, Penyakit Jantung Koroner (PJK), Kanker dan Diabetes justru menduduki
peringkat tertinggi.
Perubahan pola hidup masyarakat yang makin modern menjadi salah satu dasar GERMAS
atau Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dicanangkan oleh Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. Berhadapan dengan situasi itu, tidak ada cara lain untuk menjawabnya kecuali
dengan masyarakat yang lebih sehat, lebih berkualitas dan produktif, dengan tidak membebani
terlalu berat keuangan negara. Maka, pemerintah mengeluarkan kebijakan melalui Inpres
nomor 1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
Germas merupakan upaya untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan bagi setiap orang untuk hidup sehat agar peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud
Tata kelola Germas menjadi tanggung jawab utama tiga kementerian,
Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PPN/Bappenas, dan
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan, Rencana kegiatan, sesuai dengan Pedoman Umum
Pelaksanaan Germas, focus pada kegiatan yang memberi sumbangan
penting pada pembudayaan klaster Germas. Masalah yang timbul
dalam pelaksanaanya banyak dikarenakan dari ketidakpatuhan baik
dalam melakukan aktifitas dan konsumsi makanan.
Keberhasilan Germas tidak terlepas dari berbagai kontribusi dari berbagai pihak,
baik dariperan dan partisipasi masyarakat maupun dari pihak tenaga kesehatan.
Germas merupakan suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara
bersama – sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan
kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Selain masih
perlunya intensitas promotif preventif yang dilakukan oleh pemerintah dan tenaga
kesehatan, kita juga harus sadar akan pentingnya berperilaku hidup sehat
DAFTAR ISI
BAB 1. KAJIAN KEBIJAKAN
1.1 Masalah Dasar
1.2 Tujuan Yang Ingin Dicapai
1.3 Subtansi Kebijakan
1.4 Ciri Kebijakan
BAB 2. KONSEKUENSI DAN RESISTENSI
2.1 Perilaku Yang Muncul
2.2 Resistensi
2.3 Masalah Yang Baru Timbul
BAB 3. PREDIKSI KEBERHASILAN
3.1 Prediksi Keberhasilan
BAB 4. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1 Kesimpulan
4.2 Rekomendasi
KAJIAN KEBIJAKAN

1.1 MASALAH DASAR


Saat ini, Indonesia tengah menghadapi tantangan serius berupa beban ganda penyakit.
Perubahan gaya hidup masyarakat ditengarai menjadi salah satu penyebab terjadinya
pergeseran pola penyakit (transisi epidemiologi) dalam 30 tahun terakhir. Meningkatnya
kasus PTM akan menambah beban pemerintah karena penanganannya membutuhkan biaya
yang besar. Selain itu, kasus PTM juga menyebabkan hilangnya potensi/modal sumber daya
manusia dan menurunnya produktivitas (productivity loss) yang pada akhirnya akan
mempengaruhi pembangunan sosial dan ekonomi. Upaya promotif dan preventif merupakan
upaya yang sangat efektif untuk mencegah tingginya kesakitan dan kematian akibat PTM dan
PM.
1.2 TUJUAN YANG INGIN DICAPAI
GERMAS dilakukan sebagai penguatan upaya promotif dan preventif masyarakat.
Tujuan GERMAS, antara lain:
 Menurunkan beban penyakit menular dan penyakit tidak menular, baik kematian maupun
kecacatan;
 Menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas penduduk
 Menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena meningkatnya penyakit dan
pengeluaran kesehatan. Prinsip GERMAS, yaitu Kerjasama multisektor; Keseimbangan
masyarakat; keluarga dan individu; Pemberdayaan masyarakat;
 Penguatan sistem kesehatan; Pendekatan siklus hidup; Jaminan Kesehatan Nasional (JKN);
dan berfokus pada pemerataan layanan
1.3 SUBSTANSI KEBIJAKAN
GERMAS merupakan gerakan nasional yang diprakarsai oleh Presiden RI yang mengedepankan
upaya promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif-rehabilitatif dengan
melibatkan seluruh komponen bangsa dalam memasyarakatkan paradigma sehat. Untuk
menyukseskan GERMAS, tidak bisa hanya mengandalkan peran sektor kesehatan saja. Peran
Kementerian dan Lembaga di sektor lainnya juga turut menentukan, dan ditunjang peran serta
seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari individu, keluarga, dan masyarakat dalam
mempraktekkan pola hidup sehat, serta Pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah dalam
menyiapkan sarana dan prasarana pendukung, memantau dan mengevaluasi pelaksanaannya.
Salah satu dukungan nyata lintas sektor untuk suksesnya GERMAS, diantaranya Program
Infrastruktur Berbasis Masyarakat (IBM) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
yang berfokus pada pembangunan akses air minum, sanitasi, dan pemukiman layak huni, yang
merupakan infrastruktur dasar yang mendukung Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan
Badan Pengawas Obat dan Makanan dalam hal keamanan pangan. GERMAS mengajak
masyarakat untuk membudayakan hidup sehat, agar mampu mengubah kebiasaan-kebiasaan
atau perilaku tidak sehat.Secara khusus, GERMAS diharapkan dapat meningkatkan partisipasi
dan peran serta masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan produktivitas masyarakat, dan
mengurangi beban biaya kesehatan
Rencana kegiatan, sesuai dengan Pedoman Umum Pelaksanaan Germas, focus pada
kegiatan yang memberi sumbangan penting pada pembudayaan enam klaster Germas
berikut:
 Peningkatan aktivitas fisik;
 Peningkatan perilaku hidup sehat;
 Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi;
 Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit;
 Peningkatan kualitas lingkungan; dan
 Peningkatan edukasi hidup sehat
1.4 CIRI KEBIJAKAN
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat. Dalam rangka mempercepat dan mensinergiskan tindakan dari upaya promotif dan
preventif hidup sehat yang lebih sistematis guna meningkatkan produktivitas penduduk dan
menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan akibat penyakit. Pelaksanaan GERMAS
harus dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat yang
membentuk kepribadian, mulai dari proses pembelajaran hingga menuju kemandirian. .
Pelaksanaan Germas diintegrasikan dalam upaya pembangunan kesehatan yang lebih luas
yaitu Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, dikenal dengan singkatan PIS-
PK. PIS mempunyai 3 pilar, yaitu paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan, dan
pemenuhan universal health coverage (Jaminan Kesehatan Nasional).
KONSEKUENSI DAN
RESISTENSI

2.1 PERILAKU YANG MUNCUL


Perubahan perilaku masyarakat dilihat dari pengetahuan masyarakat yang baik, tersedianya
fasilitas layanan kesehatan serta sikap dan perilaku petugas kesehatan yang mendukung.
Peningkatan derajat kesehatan dapat dilihat dari angka kesakitan. Angka kesakitan pada
penyakit hipertensi dan DM mengalami kenaikan disebabkan karena meningkatnya screening
yang dilakukan sehingga banyak ditemukan penyakit pada tahun 2018 terutama pada usia
dewasa dan lansia. Hambatan dari kampanye ini warga sudah memiliki pengetahuan dan
kesadaran namun belum rutin melakukan perilaku hidup sehat
RESISTENSI
Adanya aktifitas fisik yang harus dilakukan dalam gerakan masyarakat
hidup sehat yaitu selama 30 menit dan dilakukan 3-5 kali seminggu hal ini
bagai beberapa kalangan atau pekerja bukanlah menjadi suatu
hambatan, namun kadang bagi orang yang mempunyai pekerjaan
tertentu, atau berusia dewasa ataupun yang biasa disertai rasa malas
yang membuat hal ini sulit dicapai.
2.3 MASALAH BARU YANG TIMBUL
selain pelaksanaan aktifitas fisik yang kurang, yang disebabkan karena kesibukan rasa malas
atau hambatan karena factor usia, sehingga belum dapat melakukan aktivitas fisik. masalah
yang muncul juga yaitu dengan masyarakat dengan sosial ekonomi rendah akan merasa kesulitan
dalam memenuhi pola makan sehat seperti konsumsi sayur dan buah. Dimana status sosial
ekonomi mempengaruhi pembelian dan konsumsi diet tidak sehat, dimana makanan yang kurang
bergizi dan tinggi kalori umumnya lebih murah dibandingkan makanan dengan kandungan gizi
lebih baik, sehingga konsumsi buah dan sayur menjadi kurang
PREDIKSI KEBERHASILAN
 Peran Masyarakat

Di dalam kehidupan masyarakat, tokoh masyarakat menduduki posisi yang


penting, oleh karena ia dianggap orang serba tahu dan mempunyai pengaruh yang besar
terhadap masyarakat. Sehingga segala tindak-lanjutnya merupakan pola aturan yang
patut diteladani oleh masyarakat. (Gide, 2016)

Menurut (Riswan, Sunoko et al. 2011) tokoh masyarakat merupakan orang yang
memiliki pengaruh dan dihormati oleh masyarakat karena kekayaan pengetahuan maupun
kesuksesannya dalam menjalani kehidupan. Ia menjadi contoh atau teladan bagi orang
lain karena pola pikir yang dibangun melalui pengetahuan yang dimiliki sehingga
dipandang sebagai seseorang yang pandai dan bijaksana juga menjadi panutan bagi
banyak orang. (Gide, 2016)
 Partisipasi Masyarakat

Menurut Manalu (2009) partisipasi masyarakat adalah di mana individu, keluarga


maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung jawab terhadap kesehatan diri, keluarga
atau kesehatan masyarakat dilingkungannya. Pentingnya partisipasi masyarakat dalam
pembangunan kesehatan bukan semata-mata karena ketidakmampuan pemerintah dalam
upaya pembangunan, melainkan memang disadari bahwa masyarakat mempunyai hak dan
potensi untuk mengenal dan memecahkan masalah kesehatan yang dihadapinya, mengingat
sebagian besar masalah kesehatan disebabkan perilaku masyarakat itu sendiri. (Gide, 2016)
 Peran Tenaga Kesehatan

Peran Tenaga Kesehatan Masyarakat dalam Program Indonesia Sehat dengan


Pendekatan Keluarga ini, Menkes berfokus pada tiga pilar program Indonesia Sehat, yakni:
Paradigma Sehat, Penguatan Pelayanan Kesehatan, dan Jaminan Kesehatan Nasional.
Paradigma Sehat sebagai sudut pandang upaya kesehatan kini lebih mengutamakan promotif,
preventif dan dikuatkan pelaksanaannya dengan Inpres Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). GERMAS dalam konsep paradigm menempatkan kewajiban
masyarakat untuk berperilaku hidup sehat.

Menurut Muzaham (2007), sesuatu yang bermanfaat untuk mempelajari interaksi antara
individu sebagai pelaku (actors) yang menjalankan berbagai peranan. Suatu peranan, apakah
dokter, perawat, bidan atau petugas kesehatan lain mempunyai kewajiban atau paling tidak
diharapkan untuk menjalankan suatu tugas atau kegiatan yang sesuai dengan peranannya. (Gide,
2016)
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
 Kesimpulan

Germas mengajak masyarakat membudayakan hidup sehat, agar mampu mengubah


kebiasaan-kebiasaan atau perilaku tidak sehat. Kampanye Germas dapat meningkatkan
pengetahuan dan mengubah perilaku warga dalam mewujudkan derajat kesehatan yang lebih
baik.

 Rekomendasi

Pemerintah perlu menambah intensitas promotif dan preventif dalam menumbuhkan


dan mengembangkan kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup bersih, sehat, serta
melakukan kerjasama dengan lintas sektoral seperti camat, kepala desa, kader kesehatan
untuk melaksanakan kegiatan kunjungan ke rumah-rumah warga serta memberikan edukasi
melalui media promosi kesehatan.
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai