of Law) Konsep • Ajaran tentang Pilihan hukum ini muncul berkaitan dengan adanya asas kebebasan berkontrak dalam suatu hubungan keperdataan. • Pada prinsipnya para pihak dalam suatu kontrak bebas untuk melakukan pilihan, mereka dapat memilih sendiri hukum yang harus dipakai untuk kontrak yang mereka buat. Para pihak dapat memilih hukum tertentu. Mereka hanya bebas memilih, tetapi mereka tidak bebas untuk menentukan sendiri perundang-undangan. Batasan dalam melakukan Pilihan hukum • Ajaran/prinsip yang harus dipegang dalam melakukan pilihan hukum ini adalah pada asasnya para pihak memang bebas untuk melakukan pilihan hukum yang mereka kehendaki. Namun kebebasan itu bukan berarti mereka boleh sebebas-bebasnya / sewenang- wenang. Dalam arti ada batas-batas tertentu dalam melakukan pilihan hukum khususnya jika pilihan hukum itu dilakukan dalam kontrak- kontrak internasional (HPI). • Batasan itu meliputi hal-hal sebagai berikut: Batasan dalam melakukan Pilihan hukum 1. Pilihan hukum hanya dapat dilakukan sepanjang tidak bertentangan dengan Ketertiban umum 2. Pilihan hukum tidak boleh mengandung unsur- unsur penyelundupan hukum. 3. Pilihan hukum hanya boleh dilakukan dalam bidang hukum kontrak. 4. Pilihan hukum tidak boleh melanggar kaidah- kaidah hukum pemaksa ( spt, bidang kontrak kerja, bidang perdagangan yang dilarang oleh suatu peraturan perundang-undangan yang bersifat pemaksa) Lanjut ..Batasan dalam melakukan Pilihan hukum 5. Pilihan hukum dibatasi pada sistem-sistem hukum tertentu yakni yang mempunyai hubungan riil dengan kontrak bersangkutan. 6. Pilihan hukum dapat terjadi untuk beberapa sistem hukum. 7. Pilihan hukum dapat dilakukan untuk pada sebagian dari sistem hukum tertentu atau meliputi semua bagian dari sistem hukum tertentu yang dipilihnya. 8. Pilihan hukum dapat dibuat sebelum atau sesudah terjadinya suatu sengketa. Macam-Macam Pilihan Hukum 1. Pilihan hukum secara tegas; artinya secara tegas dicantumkan dalam salah satu clausul/ pasal dalam suatu kontrak. 2. Pilihan hukum secara diam-diam ; pilihan hukum ini dapat diketahui dengan menyimpulkan maksud dari para pihak mengenai hukum yang mereka kehendaki, dari sikap para pihak sebagaimana terdapat dalam setiap clausul /isi kontrak dan dari bentuk kontrak yang mereka kehendaki. Lanjut...Macam-Macam Pilihan Hukum 3. Pilihan Hukum yang dianggap ; yakni pilihan hukum yang merupakan anggapan dari hakim yang mengadili perkara (sang hakim) berdasarkan dugaan-dugaan hukum dari sang hakim (preasumptio iuris) 4. Pilihan hukum secara Hipotetis; para pihak sebenarnya tidak ada kemauan untuk melakukan pihan hukum, pilihan hukum ini terjadi hanya didasarkan pada kehendak dari hakim yang mengadili perkara (sang hakim) berdasarkan fictie hukum yang dilakukan oeh sang hakim.