nama : delita
nim : 2013030020
kelas : hukum tata negara (htn a )
Dosen Pengampu :
Muhammad Ridho Nur Lc .M.Ag
Resume 1
“Fiqih Muamalah Maliyah”
Pengertian
Fiqih Muamalah Maliyah adalah pengetahuan tentang kegiatan atau
transaksi yang berdasarkan hukum-hukum syariat mengenai perilaku
manusia dalam kehidupanya berhubungan dengan pengelolaan harta,
perputaran uang, mencari rizki, seperti jual beli, perdagangan dll.
Al – Qardh
Qardh adalah akad pinjaman yang wajib dikembalikan dengan jumlah yang
sama pada waktu yang disepakati. Secara teknis, pinjaman ini diberikan oleh
seseorang atau lembaga keuangan syariah pada orang lain yang kemudian
digunakan untuk kebutuhan yang mendesak. Pembayarannya bisa dilakukan
dengan diangsur atau lunas sekaligus.
Syarat dan Rukun Qardh
Qardh dapat berlaku dengan sah jika semua pihak yang terlibat memenuhi
syarat dan rukunnya. Berikut syarat dan rukun dalam akad qardh: peminjam
dan pemberi pinjaman .
Resume 5
Dasar – Dasar Fiqih Muamalah
A. KAIDAH DASAR (ASAS) YANG MENGUATKAN MU’AMALAH
(KEUANGAN) ISLAM
Hukum Asal dari Mu’amalah adalah Halal
Telah sepakat para ulama bahwa hukum asal dari akad dan transaksi itu
adalah halal kecuali jika memang ada pengecualian dari hukum (Syara‟) ,
akan tetapi jika kita bicara konsesus mengenai hal ini adapun dalil yang
membicarakan tentang ini adalah Q.S. Al-Maidah ayat 1.
Maka diambil dari dalil ini bahwa sesungguhnya jika tidak ada yang
mengharamkan dari hal ini (yang diharamkan dalam dalil ini) maka hukum
asalpadanya adalah boleh .
Dan adapun dari dalil-dalil tersebut menunjukkan bahwa hukum asal
dari transaksi dan akad adalah halal , sah , tanpa adanya pengharaman.
Hukum Asal sebuah Persyaratan dalam Mu’amalah adalah Halal
Maka suatu syarat dapat Terjadi berdasarkan perkara dibawah ini :
1. Posisi terjadinya suatu syarat dalam sebuah akad adalah sebelum akad itu
apabila telah ada kesepakatan antara keduanya yang berakad terhadap syarat
tersebut.
2. Dia akan menjadi penguat sebuah akad ketika terjadinya dua khiar ( khiar
syarat dan khiar majlis ).
B. LARANGAN GHARAR
Pengertian Gharar
Gharar mengacu pada ketidakpastian yang disebabkan karena ketidakjelasan
berkaitan dengan objek perjanjian atau harga objek yang diperjanjikan dalam
akad.
Wahbah al-Zuhaili: Gharar adalah penampilan yang menimbulkan kerusakan atau
sesuatu yang tampaknya menyenangkan tetapi hakikatnya menimbulkan
kebencian.
Jenis-jenis Gharar
Dilihat dari peristiwanya, jual-beli Gharar yang diharamkan bisa ditinjau dari
tiga sisi, yaitu:
1. Jual-beli barang yang belum ada (Ma‟dum)
2. Jual-beli barang yang tidak jelas (majhu) baik yang mutlak
3. Jual-beli barang yang tidak mampu diserahterimakan
Hukum Gharar
Dalam syari‟at Islam, jual-beli gharar ini terlarang , ” Berdasarkan hukumnya
gharar terbagi menjadi tiga:
1. Gharar yang diharamkan secara ijma ulama, yaitu gharar yang menyolok (al-
gharar alKatsir) yang sebenarnya dapat dihindari dan tidak perlu dilakukan.
2. Gharar yang dibolehkan secara ijma ulama, yaitu gharar ringan (algharar al-
yasir)
3. Gharar yang masih diperselisihkan, apakah diikutkan pada bagian pertama
atau kedua? Misalnya ada keinginan menjual sesuatu yang terpendam
ditanah, seperti wartel, kacang tanah, bawang dan yang lainlainnya
C. LARANGAN QIMAR/MAYSIR
Pengertian Maisir
Maisir adalah transaksi yang digantungkan pada suatu keadaan yang tidak
pasti dan bersifat untung-untungan. Identik dengan kata maisir adalah qimar.
Hukum Maisir
Dari as-Sunnah, terdapat sabda Rasulullah SAW “Barangsiapa yang
menyatakan kepada saudaranya, „mari aku bertaruh denganmu‟ maka
hendaklah dia bersedekah” (HR. Bukhari- Muslim)
Resume 6
Pembiayaan Gratis Dalam Fiqih
Muamalah
Pengertian Pembiayaan Non Biaya
Pembiayaan non biaya dapat didefinisikan sebagai
memberikan uang kepada pihak lain tanpa pertimbangan materi,
berdasarkan keyakinan orang tersebut dan prinsip-prinsip
kemanusiaan nya.
Pembagian Pembiayaan Non Biaya
Pembiayaan gratis dibagi menjadi dua bagian:
1. Wajib: itu diwajibkan oleh Syariah
2. Sukarela:
Hubungan Pembiayaan Non Biaya Dengan Peningkatan Ekonomi
Pembiayaan Baru
Keuangan Islam dibagi menjadi tiga bagian:
1. Pembiayaan gratis, yang pada gilirannya dibagi menjadi pembiayaan
sukarela gratis dan wajib.
2. Pembiayaan sukarela dan konsiliasi.
3. Pembiayaan investasi.