Anda di halaman 1dari 29

UNIVERSITAS INDONESIA MEMBANGUN

Manajemen Keuangan II
Sesi 1

Manajemen Modal Kerja

Dr. Riyandi Nur Sumawidjaja,SE.,M.M.

inaba.ac.id
MANAJEMEN MODAL KERJA
Manajemen modal kerja (working capital management) menurut Harjito dan Martono
(2014) merupakan manajemen dari elemen-elemen aset/aktiva lancar dan elemen-elemen
hutang lancar.

Kebijakan modal kerja (working capital policy) menunjukkan keputusan-keputusan


mendasar mengenai target masing-masing elemen (unsur) aset/aktiva lancar dan
bagaimana aset/aktiva lancar tersebut dibelanjai

Tujuan manajemen modal kerja adalah mengelola aset/aktiva lancar dan hutang lancar
sehingga diperoleh modal kerja neto yang layak dan menjamin tingkat likuiditas
perusahaan.

Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa perhatian utama dalam manajemen modal
kerja adalah pada manajemen aset/aktiva lancar perusahaan, yaitu kas, sekuritas, piutang
dan persediaan, serta pendanaan

inaba.ac.id
Darimana sumber- sumber modal kerja berasal:
1. Hasil operasi perusahaan.
2. Keuntungan investasi jangka pendek
3. Penjualan aset tidak lancar
4. Penjualan saham atau obligasi

Beberapa hal yang terkait modal kerja dijelaskan sebagai berikut :


• Modal kerja adalah investasi dalam harta jangka pendek atau investasi dalam harta
lancar (current assets). Modal kerja dapat dikategorikan menjadi dua yaitu modal
kerja kotor (gross working capital) dan modal kerja bersih (net working capital).
• Modal kerja kotor adalah jumlah harta lancar,
• Modal kerja bersih adalah jumlah harta lancar dikurangi jumlah utang lancar
(current liabilities).
• Manajemen modal kerja mengelola harta lancar dan utang lancar agar harta lancar
selalu lebih besar daripada utang lancar.

inaba.ac.id
• Modal kerja dalam hal ini adalah modal kerja bersih, berubah
mengikuti transaksi bisnis, khususnya tingkat penjualan.
• Manajemen pada umumnya mengambil kebijakan modal kerja agresif,
moderat, konservatif, tergantung keberaniannya mengambil resiko
bisnis.
• Kesalahan dalam mengelola modal kerja mengakibatkan hilangnya
kepercayaan internal dan eksternal.
• Kepercayaan internal adalah kepercayaan dari pegawai dan buruh,
yang disebabkan karena gaji dan upah tidak dibayar tepat waktu.
• Sedangkan kepercayaan eksternal adalah kepercayaan dari partner
bisnis khususnya kreditur, yang disebabkan karena utang yang jatuh
tempo tidak dibayar tepat waktu.
• Jika suatu perusahaan kehilangan dua kepercayaan tersebut dapat
dipastikan akan bangkrut.

inaba.ac.id
Manfaat Manajemen Modal Kerja
1. Mengingat investasi dlm Modal kerja cukup besar, maka perlu dikelola dengan baik.
2. Kegiatan manajemen keuangan, lebih separuh waktu dialokasikan untuk mengelola
Aset Lancar.
3. Modal kerja penting untuk kelancaran kegiatan perusahaan.
4. Perusahaan kecil, keputusan modal kerja lebih penting daripada keputusan investasi
jangka panjang.
5. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aset
lancar.
6. Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada
waktunya.
7. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya atau
kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.
8. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk
melayani konsumen

inaba.ac.id
• Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang
lebih menguntungkan kepada para langganannya.
• Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih
efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa
yang dibutuhkan.
• Laporan modal kerja akan sangat berguna bagi management untuk
mengadakan pengawasan terhadap modal kerja
 
Konsep Modal Kerja
Pengertian modal kerja di atas masih umum sehingga masih mengalami
kesulitan untuk menetapkan elemen-elemen modal kerja. Menurut
Riyanto (2015: 57-59) dapat dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu:
 

inaba.ac.id
A. Konsep Kuantitatif
Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam
unsur-unsur aktiva lancar di mana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali
berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva di mana dana yang tertanam
di dalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan demikian
modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar.
Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bruto (gross
working capital).
 
B. Konsep Kualitatif
Apabila pada konsep kuantitatif modal kerja itu hanya dikaitkan dengan
besarnya jumlah aktiva lancar saja, maka pada konsep kualitatif ini pengertian
modal kerja juga dikaitkan dengan besarnya jumlah utang lancar atau utang yang
harus segera dibayar. Dengan demikian maka sebagian dari aktiva lancar ini
harus disediakan untuk memenuhi kewajiban finansiil yang harus segera
dilakukan, di mana bagian aktiva lancar ini tidak boleh digunakan untuk
membiayai operasinya perusahaan untuk menjaga likuiditasnya
inaba.ac.id
Oleh karenanya maka modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari
aktiva lancar yang benar-benar digunakan untuk membiayai operasinya
perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu yang merupakan
kelebihan aktiva lancar di atas utang lancarnya. Modal kerja dalam
pengertian ini sering disebut modal kerja neto (net working capital).
 
C. Konsep Fungsional
Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan
pendapatan (income). Setiap dana yang dikerjakan atau digunakan dalam
perusahaan adalah dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Ada
sebagian dana yang digunakan dalam suatu periode accounting tertentu yang
seluruhnya langsung menghasilkan pendapatan bagi periode tersebut
(current income) dan ada sebagian dana lain yang juga digunakan selama
periode tersebut tetapi tidak seluruhnya digunakan untuk menghasilkan
“current income”.

inaba.ac.id
Konsep Modal Kerja W. B. Taylor
Mengenai jenis-jenis modal kerja, menurut W. B. Taylor ) menggolongkannya dalam:
 
A. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)
Modal kerja permanen (permanent working capital) adalah modal kerja yang harus
tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain
modal kerja yang secara terus-menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Permanent
working capital ini dapat dibedakan dalam:
(1) Modal Kerja Primer (Primary Working Capital)
Modal kerja primer (primary working capital) yaitu jumlah modal kerja minimum
yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.
(2) Modal Kerja Normal (Normal Working Capital)
Modal kerja normal (normal working capital) yaitu jumlah modal kerja yang
diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal. Pengertian “normal”
di sini adalah dalam artian yang dinamis.

inaba.ac.id
B. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)
Modal kerja variabel (variable working capital) adalah modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, dan modal kerja ini
dibedakan antara:
(1) Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital)
Modal kerja musiman (seasonal working capital) yaitu modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim.
(2) Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital)
Modal kerja siklis (cyclical working capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya
berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi konjungtur.
 (3) Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital)
Modal kerja darurat (emergency working capital) yaitu modal kerja yang
besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui
sebelumnya (misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perubahan keadaan
ekonomi yang mendadak).
inaba.ac.id
Perputaran Modal Kerja
Salah satu alat ukur untuk menentukan keberhasilan manajemen modal
kerja menurut Kasmir (2013) adalah diukur dari perputaran modal kerjanya
atau working capital turnover-nya. Dengan diketahuinya perputaran modal
kerja dalam satu periode, maka akan diketahui seberapa efektif modal kerja
suatu perusahaan. Jadi, dapat dikatakan bahwa perputaran modal kerja atau
working capital turnover, merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau
menilai keefektifannya modal kerja perusahaan selama periode tertentu.
Artinya, seberapa banyak modal kerja berputar selama suatu periode atau
dalam beberapa periode.
Rumus yang digunakan untuk mencari perputaran modal kerja adalah sebagai
berikut:
Perputaran modal kerja =
atau
Perputaran modal kerja =
 
Sebagai contoh dapat dilihat dari data di bawah ini:
inaba.ac.id
Komponen Laporan Keuangan 2018 2019
Penjualan Bersih (Net Sales) 3.850 4.150
Total Aset Lancar (Current Assets) 865 800

Untuk tahun 2018 dapat dilihat sebagai berikut:


Perputaran modal kerja = = 4,45 kali dibulatkan (4,5 kali).
Artinya, perputaran modal kerja tahun 2018 sebanyak 4,5 kali di mana
penggunaan setiap Rp. 1,- modal kerja dapat menghasilkan penjualan
sebesar Rp. 4,5,-
Perputaran modal kerja = = 5,18 kali dibulatkan (5,2 kali).
Perputaran modal kerja tahun 2019 sebanyak 5,2 kali artinya setiap Rp. 1,-
modal kerja dapat menghasilkan Rp. 5,2,- penjualan.

inaba.ac.id
Faktor yang mempengaruhi besarnya kebutuhan modal kerja :
1. Volume Penjualan
Perusahaan yang bekerja dengan penjualan yang yang konstan akan bekerja
dengan modal kerja yang relatif konstan pula, sedangkan perusahaan yang sedang
mengalami pertumbuhan akan membutuhkan modal kerja yang meningkat.
2. Faktor-faktor Musiman
Beberapa perusahaan akan mengalami fluktuasi musiman dalam permintaan akan
barang dan jasa yang dihasilkan (pengalengan ikan, buah-buahan, perusahan
penjual makanan, pakaian).
3. Kemajuan Teknologi
Bilamana perusahaan membeli mesin yang dapat mengolah bahan-bahan dengan
tingkat kecepatan yang lebih tinggi memungkinkan perusahaan mengolah bahan-
bahan lebih banyak, persediaan permanen cenderung naik.
4. Kebijaksanaan Perusahaan
Politik penjualan kredit dan penentuan persediaan

inaba.ac.id
Untuk mengetahui besarnya kebutuhan modal kerja
Menurut Kasmir (2013), dapat dihitung dengan beberapa cara atau
metode. Penggunaan metode mana yang akan digunakan tergantung dari
pimpinan perusahaan. Berikut ini metode yang digunakan untuk menghitung
kebutuhan modal kerja dapat digunakan dengan dua cara, yaitu:
a. Metode saldo rata-rata
b. Metode unsur-unsur biaya
Kebutuhan modal kerja dihitung dengan cara metode saldo rata-rata
adalah dengan membandingkan antara penjualan bersih dengan perputaran
modal kerja. Berikut ini rumus yang digunakan sebagai berikut:
Besarnya modal kerja =
Sedangkan metode unsur-unsur biaya merupakan metode yang menggunakan
unsur-unsur biaya yang dibutuhkan dalam suatu periode tertentu. Untuk
memudahkan pemahamannya kita gunakan ilustrasi berikut ini.

inaba.ac.id
Contoh: 2
PT. TICTOC memproduksi produk X sebanyak 200 unit/hari dan beroperasi selama 25 hari
dalam sebulan. Biaya produksi per unit produk X sebagai berikut: (Dalam Ribuan Rupiah)
- Bahan plastik & melamin Rp. 2.000,-
- Bahan tembaga Rp. 500,0-
- Upah langsung Rp. 750,-
Untuk pembelian bahan plastik diperlukan:
• Uang muka rata-rata 5 hari sebelumnya.
• Proses produksi memerlukan waktu 3 hari.
• Dan sesudahnya harus disimpan 2 hari.
• Penjualan dilakukan secara kredit dengan syarat pembayaran 5 hari sesudah
barang diambil.
• Biaya administrasi per bulan Rp. 200.000,-
• Gaji pimpinan Rp. 300.000,-
• Sediaan kas minimum Rp. 100.000,-

inaba.ac.id
Pertanyaan:
Berapa modal kerja dibutuhkan PT. Tictoc ?
Jawab:
(1) Periode Perputaran
Bahan plastik & melamin = 5 + 3 + 2 + 5 = 15 hari
Bahan tembaga = 3 + 2 + 5 = 10 hari
 
(2) Kebutuhan Modal Kerja
Bahan plastik & melamin = 200 x Rp. 2.000 x 15 hari = Rp 6.000.000,-
Bahan tembaga = 200 x Rp. 500 x 10 hari = Rp 1.000.000,-
Upah langsung = 200 x Rp. 750 x 10 hari = Rp 1.500.000,-
Biaya adm. dan gaji = (500.000 : 25) x 10 hari = Rp 200.000,-
Sediaan minimum kas = Rp 100.000,-
Jumlah modal kerja yang dibutuhkan = Rp 8.800.000,-
 
inaba.ac.id
Beberapa cara utk menentukan besarnya modal kerja
1. Metode keterikatan dana
2. Metode perputaran aset lancar (modal kerja)
 
Metode keterikatan dana adalah metode yang menekankan pada :
• Berapa lama Dana yg terikat
• Berapa besarnya Kebutuhan Setiap Harinya
 
a. Metode keterikatan dana
Pengeluaran kas perhari adalah jumlah pengeluaran kas rata-rata setiap
hari untuk keperluan pembelian bahan mentah, bahan pembantu, upah
buruh dan biaya-biaya lainnya.
Untuk Perusahaan Dagang

inaba.ac.id
Untuk Perusahaan Dagang

KAS BARANG PIUTANG KAS

Untuk Perusahaan Manufaktur/Industri

BAHAN PROSES BARANG PIUTANG


KAS KAS
BAKU PRODUKSI JADI DAGANG

inaba.ac.id
Contoh :
Perusahaan dagang X memiliki data sebagai berikut :
Rata-rata periode keterikatan modal kerja :
• Lama barang disimpan 7 hari
• Lama pengumpulan piutang 13 hari

Rata-rata pengeluaran kas setiap hari :


• Pembelian barang dagangan 1.000.000,-
• Upah karyawan 100.000,-
• Biaya administrasi dan umum 10.000,-
• Biaya penjualan 35.000,-
• Biaya lainnya 5.000,-
Jumlah 1.150.000,-
Kas minimal berjumlah 150.000,-
Modal kerja yang dibutuhkan = ( 20 x 1.150.000,-) + 150.000,- = 23.150.000,-

inaba.ac.id
Contoh :
Perusahaan Industri X memiliki data sebagai berikut :
Rata-rata periode keterikatan modal kerja :
• Lama bahan mentah disimpan 8 hari
• Lama proses produksi 6 hari
• Lama barang jadi disimpan 5 hari
• Lama pengumpulan piutang 11 hari

Rata-rata pengeluaran kas setiap hari :


• Pembelian bahan mentah 180.000,-
• Upah karyawan 150.000,-
• Biaya administrasi dan umum 30.000,-
• Biaya penjualan 25.000,-
• Biaya lainnya 15.000,-
Jumlah 400.000,-
Kas minimal berjumlah 100.000,-
Modal kerja yang dibutuhkan = ( 30 x 400.000,-) + 100.000,- = 12.100.000,-
inaba.ac.id
b. Metode perputaran aset lancar (modal kerja)
Dengan metode ini, besarnya modal kerja ditentukan dengan cara
menghitung perputaran elemen-elemen pembentuk modal kerja seperti
perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan.Metode ini
merupakan metode yg menggunakan tingkat perputaran aset lancar utk
menentukan besarnya modal kerja.
Berdasarkan metode ini besarnya kebutuhan modal kerja ditentukan oleh
perputaran dari komponen-komponen aset lancar (modal kerja) yaitu
perputaran kas, piutang, persediaan. Perputaran kas merupakan berputarnya
kas menjadi kas kembali

Masa perputaran modal kerja ini menunjukan tingkat efisiensi penggunaan


modal kerja, semakin cepat masa perputaran modal kerja, semakin efisien
penggunaan modal kerja dan tentunya investasi pada modal kerja semakin kecil.
Masa perputaran modal kerja yakni sejak kas ditanamkan pada elemen-elemen

inaba.ac.id
Contoh : Perusahaan “JAYA” mempunyai laporan keuangan berupa
neraca dan laporan rugi laba sbb :
NERACA PT.JAYA
Per 31 Desember 2017(dlm Juta Rupiah)

inaba.ac.id
inaba.ac.id
inaba.ac.id
inaba.ac.id
Apabila pada tahun 2018 diperkirakan akan mampu menjual
sebanyak Rp.30.000.000.000 maka kebutuhan modal kerja adalah :
Rp. 30.000.000.000/12,24 = Rp. 2.450.000.000

Contoh untuk menghitung modal kerja fungsional :

inaba.ac.id
KETERANGAN :
• Penyusutan setiap tahunnya :
- Bangunan dan Gedung Rp. 50.000.000
- Mesin-mesin Rp. 40.000.000
• Penjualan kredit dengan profit margin sebesar 30%.
• Maka atas dasar data tersebut di atas, dapat dihitung
besarnya modal kerja menurut konsep fungsional yaitu
sebagai berikut :

inaba.ac.id
• Modal kerja Fungsional
Kas Rp 15.000.000
PiutangDagang(70%) Rp 52.500.000
Persediaan Barang Rp 120.000.000
Penyusutan Bangunan & Gedung Rp. 50.000.000
Penyusutan Mesin Rp 40.000.000 +
Total Modal Kerja (fungsional) Rp 277.500.000.

• Modal Kerja Potensial (potensial working capital):


Efek Rp 50.000.000,-
Margin laba (30%) Rp 22.500.000.-+
Total Modal kerja potensial Rp 77.500.000.-

Bukan Modal Kerja (non working capital):


Tanah Rp 150.000.000,-
Bangunan & Gedung Rp 250.000.000,-
Mesin-mesin Rp 210.000.000.-+
Total Rp 610.000.000.-

inaba.ac.id
Selesai

inaba.ac.id

Anda mungkin juga menyukai