Anda di halaman 1dari 30

FISIKA

TERAPAN
Kelompok 3 A Indralaya

Dosen Pengampu: Rizka Wulandari, ST.,


MT.
KELOMPOK 3
1. Dwi Fajar Saraswati (03031182126007)

2. Grace Hendriette Tampubolon (03031182126013)

3. M. Ridho Gilang Saputra (03031282126037)

4. M. Rizki Akbar (03031282126089)

5. Mahdi Al Achyar Endriko (03031182126019)

6. Nafiza Tasyabela (03031182126021)

7. Naomi Anggraini Samosir (03031282126069)

8. Ralfi Sukriah Isra (03031282126083)

9. Riflah Nardillah (03031282126073)

10.Muhammad Rizki Akbar (030301282126089)

11.Sherline Claudia Sihombing (03031282126067)

12.Ulfah Sakinah (03031282126065)


ARUS
LISTRIK
TOPIK BAHASAN

01 Arus Listrik

02 Hukum Ohm

03 Resistensi & Resistivitas

04 Daya Listrik & Energi


Apa itu Arus Listrik?
Current atau arus dilambangkan dengan I. Arus listrik ini adalah sebuah
aliran yang terjadi banyaknya muatan listrik yang mengalir dari satu titik ke
titik lainnya pada rangkaian listrik tiap satuan waktu.

Arus listrik dapat timbul saat terjadi beda potensial dalam rangkaian
penghantar atau biasa disebut beda potensial antara dua titik.Semakin besar
perbedaan yang ada maka nilai arus listrik yang terjadi juga semakin besar.

Rumus Arus Listrik

● I = arus listrik (A)


I = q/t ● q = muatan listrik yang mengalir (C)
● t = waktu yang diperlukan (t)
Sifat-Sifat Arus Listrik

Arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaian dapat


menimbulkan suatu energi yang merupakan sifat dari arus
listrik, yaitu:
1. Menghasilkan energi panas
2. Menghasilkan energi magnet
3. Menghasilkan energi cahaya
4. Menimbulkan reaksi kimia
JENIS ARUS LISTRIK

❖ Arus Listrik Direct Current (DC)

Ini merupakan arus searah. Arus yang mengalir dari titik dengan tegangan tinggi
ke titik bertegangan rendah (kutub positif menuju negatif). Arus listrik seperti ini
bisa kita temukan di baterai atau aki.

❖ Arus Listrik Alternating Current (AC)

Pengertian arus listrik AC (bolak-balik) adalah arus yang mengalir tidak konsisten
(berubah seiring garis waktunya). Jenis arus ini banyak kita jumpai dalam listrik hasil
generator yang bersumber dari induksi.
Hambatan Arus Listrik

Hambatan arus listrik merupakan perbandingan antara potensial listrik


dari suatu komponen elektronik dengan arus listrik yang melaluinya. Untuk
mendapatkan hasilnya, digunakan rumus berikut:

R = V/I

R = Satuan SI untuk Hambatan (Ohm/R)

V = Tegangan

I = Arus.
CONTOH SOAL ARUS LISTRIK
Sebuah rangkaian listrik memiliki hambatan seri sebanyak 2 buah dengan nilai masing-masing 10 Ohm

dan 20 Ohm. Tentukan kuat arus bila beda potensial yang terjadi pada rangkaian tersebut adalah 30 Volt?

Diketahui:

Beda potensial listrik (V) = 30 Volt

Hambatan (R) = 10 Ohm dan 20 Ohm

Jawaban :

Rangkaian Seri = R1+ R2

Rangkaian Seri = 10 + 20

Rangkaian Seri = 30 Ohm

I= V/R

I= 30/30

I= 1 A

Jadi, Kuat arus listrik (I) suatu rangkaian tersebut adalah 1 Ampere
HUKUM
OHM
Bunyi Hukum Ohm

Besarnya kuat arus yang timbul pada suatu penghantar


(konduktor) berbanding lurus dengan beda potensial
atau tegangan antara kedua ujung penghantar tersebut.

Rumus

Hukum Ohm
Oleh: Georg Simon Ohm
Keterangan:
Dari rumus tersebut diketahui bahwa
V = Tegangan (volt)
hukum ohm merupakan hukum yang
I = Kuat Arus (A)
menunjukkan hubungan antar
R = Hambatan (Ω)
tegangan, kuat arus, dan hambatan

listrik.
Kuat Arus Listrik
Aliran listrik ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu
penghantar. Arah arus listrik (I) yang timbul pada penghantar berlawanan
arah dengan arah gerak elektron yaitu mengalir dari kutub positif ke kutub
negatif.
Kuat Arus Listrik
Kuat arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang Jika ditinjau dari hukum ohm yang juga menyatakan
bahwa pada tegangan yang konstan, jika nilai
mengalir dalam kawat penghantar tiap satuan tahanan diperkecil maka akan diperoleh arus yang
waktu. Jika dalam waktu t mengalir muatan listrik lebih kuat, begitu juga sebaliknya. Maka kuat arus
sebesar Q, maka kuat arus listrik I adalah: listrik dapat dihitung dengan rumus berikut:

Keterangan:
Keterangan:
I = Kuat arus listrik (Ampere)
I = Kuat arus listrik (Ampere)
Q = Muatan listrik (Coulomb)
V = Tegangan (volt)
t = Waktu (sekon)
R = Hambatan (Ω)
Beda Potensial atau Tegangan Listrik
Terjadinya arus listrik dari kutub positif ke kutub negatif dan aliran elektron dari kutub negatif ke
kutub positif, disebabkan oleh adanya beda potensial antara kutub positif dengan kutub negatif,
dimana kutub positif mempunyai potensial yang lebih tinggi dibandingkan kutub negatif. Beda
potensial antara kutub positif dan kutub negatif dalam keadaan terbuka disebut gaya gerak listrik
dan dalam keadaan tertutup disebut tegangan jepit. Tegangan listrik dapat diukur dengan
voltmeter.
Resistor
Resistor merupakan komponen elektronik yang memiliki dua pin dan didesain untuk mengatur
tegangan listrik dan arus listrik. Resistor memiliki sifat menghambat arus listrik.

❖ Dua atau lebih resistor yang dihubungkan sedemikian rupa sehingga muatan yang sama
harus mengalir melalui keduanya dikatakan bahwa resistor itu terhubung secara seri.
❖ Dua resistor yang dihubungkan sedemikian rupa sehingga beda potensial yang sama
antara keduanya yang dikatakan bahwa mereka dihubungkan secara paralel.
Contoh Soal Perhitungan Hambatan
Berapa hambatan sebuah lampu mobil yang melalui kuat arus 2,50 A dan mengalir dengan tegangan 12,0 V?
Diketahui : I = 2,50 A , V = 2,0 V
Ditanya :R=?
Jawab :
Sesuai dengan materi hukum ohm yang telah dijelaskan sebelumnya, rumusnya adalah:

Maka nilai R dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:


R = V/I = 12,0 V/2,50 A = 4,80 Ω
Jadi, besar hambatan pada lampu mobil tersebut adalah 4,80 Ω.
Penjelasan :
Ini adalah hambatan yang relatif kecil, tetapi lebih besar dari hambatan dingin lampu depan. Seperti yang akan kita lihat
dalam Resistensi dan Resistivitas, resistansi biasanya meningkat dengan suhu, dan bohlam memiliki resistansi yang
lebih rendah saat pertama kali dinyalakan dan akan menarik banyak lebih banyak arus selama periode pemanasan
singkatnya.
RESISTENSI
&
RESISTIVITA
Pengertian Resistensi & Resistivitas
Resistivitas (ρ) adalah kemampuan suatu bahan untuk mengantarkan arus listrik
yang bergantung terhadap besarnya medan istrik dan kerapatan arusA. Semakin
besar resistivitas suatu bahan maka semakin besar pula medan listrik yang
dibutuhkan untuk menimbulkan sebuah kerapatan arus. Satuan untuk resistivitas
adalah Ω.m. Sedangkan Resistansi adalah perbandingan antara tegangan listrik dari
suatu komponen elektronik (misalnya resistor).
A.Bahan dan Bentuk Ketergantungan Resistansi
Hambatan suatu benda tergantung pada
bentuk dan bahan penyusunnya.

Pada gambar diatas dapat diperhatikan sebuah silinder seragam dengan panjang L dan luas
penampang A Resistansi listrik silinder R adalah berbanding lurus dengan panjangnya L.
Semakin panjang silinder, semakin banyak tumbukan yang terjadi dengan atomnya, semakin
besar hambatannya. Semakin besar diameter silinder, semakin banyak arus yang dapat
dibawanya (sekali lagi mirip dengan aliran fluida melalui pipa).
Untuk suatu bentuk tertentu, hambatannya tergantung pada bahan penyusun benda tersebut.
Bahan yang berbeda menawarkan ketahanan yang berbeda terhadap aliran muatan.
Resistansi (R) dari silinder homogen dengan panjang L, luas penampang A , dan
terbuat dari bahan dengan resistivitas (ρ), dirumuskan dengan :
R = Resistansi (Ohm)
ρ = Resistivitas (Ohm.m)
L = Panjang (m)
A = Luas penampang (m2)

Maka dari rumus tersebut disimpulkan bahwa resistivitas (ρ) suatu zat terhadap resistansi
(R) suatu benda berbanding lurus.
Resistivitas (p) adalah sifat intrinsik suatu bahan, tidak

bergantung pada bentuk atau ukurannya . Berikut

tabel resistivitas (p) beberapa bahan :

Konduktor memiliki resistivitas terkecil


dan isolator memiliki resistivitas yang
terbesar sedangkan semikonduktor
memiliki resistivitas menengah.
B. Variasi Suhu Resistansi

Resistivitas semua bahan tergantung pada suhu. Resistivitas bervariasi dengan perubahan
suhu T seperti yang dinyatakan dalam persamaan berikut:

Dimana po adalah resistivitas asli dan adalah koefisien temperatur dari resistivitas, tanda
positif diatas untuk logam yang berarti resistivitasnya meningkat dengan suhu.
BERIKUT TABEL VARIASI SUHU TERHADAP
RESISTANSI SUATU BAHAN:

Pada tabel berikut terdapat tanda negatif yang menandakan bahwa


bahan tersebut semikonduktor yang berarti resistivitasnya menurun
dengan meningkatnya suhu.
Contoh Perhitungan Resistansi
Sebuah kabel dengan luas A=1,5 mm2 dan resistansi jenis 17,32 ohm
mm2/km. Berapa resistansi kabel tembaga dengan panjang 200m?
Penyelesaian :
Diketahui :
p = 17,32 ohm mm2/km
l = 200m = 0,2km
Ditanya : R= ?
Jawab :
r = 17,32 ohm mm2/km / 1,5 mm2
r = 11,545 ohm/km
R = r*L/A = 11,545 ohm/km * 0,2 km / 1,5 mm2
R =1,539 ohm
Jadi resistansi kabel tembaga dengan panjang 200m adalah 1,539 ohm.
DAYA
LISTRIK &
ENERGI
Daya Listrik Apa itu Daya
atau dalam bahasa Inggris Listrik dan
Semakin Energi?
banyak peralatan listrik yang Anda
disebut dengan Electrical Power adalah gunakan dan semakin lama dibiarkan
jumlah energi yang diserap atau dihasilkan menyala, semakin tinggi tagihan listrik
dalam sebuah sirkuit/rangkaian. Sumber Anda. Fakta yang akrab ini didasarkan pada
Energi seperti Tegangan listrik akan hubungan antara energi dan daya. Anda
membayar untuk energi yang digunakan.
menghasilkan daya listrik sedangkan beban
Karena :
yang terhubung dengannya akan menyerap
daya listrik tersebut. P = E / t atau E = P.T
Dimana :

P = Daya Listrik

E = Energi dengan satuan Joule

t = waktu dengan satuan detik


Rumus Daya Listrik
Energi listrik tergantung pada tegangan yang terlibat dan muatan yang dipindahkan. Ini dinyatakan paling
sederhana sebagai PE = qV, di mana q adalah muatan yang dipindahkan dan V adalah tegangan (atau lebih
tepatnya, perbedaan potensial yang dilalui muatan). Daya adalah laju perpindahan energi, sehingga daya
P = PE/t = q V/t
listrik adalah :

Mengakui bahwa arus adalah I = q/t (perhatikan bahwa △t = t di sana), daya listrik menjadi :

Dimana :
P = Daya Listrik dengan satuan Watt (W)
V = Tegangan Listrik dengan Satuan Volt (V)
I = Arus Listrik dengan satuan Ampere (A)
R = Hambatan dengan satuan Ohm (Ω)
Contoh Perhitungan Daya Listrik
Seperti yang terlihat pada rangkaian di samping kanan hitunglah Daya
Listrik yang dikonsumsi oleh Lampu Pijar tersebut. Yang diketahui dalam
rangkain dibawah ini hanya Tegangan dan Hambatan.
Penyelesaian :
Diketahui :
V = 24V R = 3Ω
Ditanya : P = ?
Jawab :
P = V2/R
P = 242 V / 3Ω
P = 576 V / 3Ω
P = 192W
Jadi daya listrik yang dikonsumsi adalah 192W.
Dalam contoh kasus di atas, variabel yang diketahui hanya Tegangan (V) dan Hambatan (R),
jadi kita tidak dapat menggunakan Rumus dasar daya listrik yaitu P=VI, namun kita dapat
menggunakan persamaan berdasarkan konsep Hukum Ohm untuk mempermudah
perhitungannya.

Hukum Ohm :
V=IxR
Jadi, jika yang diketahui hanya Arus Listrik (I) dan Hambatan (R) saja.
P=VxI
P = (I x R) x I
P = I2R dapat menggunakan rumus ini untuk mencari daya listrik
Sedangkan penjabaran rumus jika diketahui hanya Tegangan (V) dan Hambatan
(R) saja.
P=VxI
P = V x (V / R)
P = V2 / R –> dapat menggunakan rumus ini untuk mencari daya listrik
THANK YOU!
Any Question?

Anda mungkin juga menyukai