Manajamen Strategik Topik Perkuliahan: Strategy Formulation : Corporate Strategy
Oleh : Galih Ramadhan Febrianto, SE., ME.
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Mulana Malik Ibrahim Malang STRATEGI KORPORAT Strategi perusahaan akan berkaitan dengan tiga masalah utama yang dihadapi oleh perusahaan, yaitu: 1. Orientasi keseluruhan perusahaan terhadap pertumbuhan, stabilitas dan penghematan (Directional Strategy). 2. Industri atau pasar tempat perusahaan bersaing melalui produk dan unit bisnisnya (Portfolio Analysis). 3. Cara manajemen mengoordinasikan kegiatan dan mentransfer sumber daya serta mengembangkan kemampuan di antara lini produk dan unit bisnis (Parenting Strategy). Strategi korporat, mencakup keputusan mengenai aliran keuangan dan sumber daya dari/ke lini produk dan unit bisnis perusahaan. Melalui serangkaian perangkat koordinasi, perusahaan akan mentransfer keterampilan dan kemampuan yang dikembangkan dalam satu unit ke unit lain yang membutuhkan sumber daya tersebut. Dengan cara ini, perusahaan mencoba untuk mendapatkan sinergi diantara banyak lini produk dan unit bisnis sehingga secara akumulatif perusahaan lebih besar daripada jumlah bagian unit bisnis individualnya. DIRECTIONAL STRATEGY Setiap produk atau unit bisnis harus mengikuti strategi bisnis untuk meningkatkan posisi kompetitifnya, setiap perusahaan juga harus memutuskan orientasinya ke arah pertumbuhan dengan mengajukan tiga pertanyaan berikut: 1. Haruskah kita memperluas, mengurangi, atau tetap tanpa perubahan kegiatas bisnis kita? 2. Haruskah kita memusatkan kegiatan kita dalam industri kita saat ini, atau haruskah kita mendiversifikasi ke industri lain? 3. Jika kita ingin tumbuh dan berkembang secara nasional dan global, apakah kita harus melakukannya melalui pengembangan internal atau melalui akuisisi eksternal, merger, atau aliansi strategis? Directional strategy perusahaan terdiri dari tiga orientasi umum yaitu: 1. Strategi pertumbuhan untuk memperluas kegiatan perusahaan. 2. Strategi stabilitas dengan tidak mengubah aktivitas perusahaan saat ini. 3. Strategi penghematan untuk mengurangi tingkat aktivitas perusahaan. Strategi Pertumbuhan 1. Concentration, Jika lini produk perusahaan saat ini memiliki potensi pertumbuhan yang baik, maka konsentrasi sumber daya pada lini produk tersebut digunakan sebagai strategi untuk pertumbuhan. Dua strategi konsentrasi dasar adalah pertumbuhan vertikal dan pertumbuhan horizontal. Pertumbuhan vertikal dapat dicapai dengan mengambil alih fungsi yang sebelumnya disediakan oleh pemasok atau distributor. Perusahaan pada dasarnya tumbuh dengan membuat persediaannya sendiri dan/atau dengan mendistribusikan produknya sendiri. Ini dapat dilakukan untuk mengurangi biaya, mendapatkan kendali atas sumber daya yang langka, dan menjamin kualitas input utama. Sedangkan sebuah perusahaan dapat mencapai pertumbuhan horizontal dengan memperluas operasinya ke lokasi geografis lain dan/atau dengan meningkatkan jangkauan produk dan jasa yang ditawarkan pada pasar saat ini. Penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang tumbuh secara horizontal dengan memperluas lini produk mereka memiliki tingkat kelangsungan hidup yang tinggi. 2. Strategi Diversifikasi, Richard Rumelt berpendapat bahwa perusahaan mulai berpikir tentang diversifikasi ketika pertumbuhan mereka telah stabil dan peluang untuk pertumbuhan dalam bisnis utama telah habis. Hal ini terjadi ketika suatu industri telah menjadi matang dan sebagian besar perusahaan yang telah mencapai batas pertumbuhan menggunakan strategi pertumbuhan vertikal dan horizontal. Dua strategi diversifikasi dasar adalah konsentris dan konglomerat. Diversifikasi Konsentris (Terkait). Pertumbuhan melalui diversifikasi konsentris ke dalam industri yang sama mungkin merupakan strategi perusahaan yang sangat tepat ketika perusahaan memiliki posisi kompetitif yang kuat tetapi daya tarik industrinya rendah. Diversifikasi Konglomerat (Tidak Terkait). Ketika manajemen menyadari bahwa industri saat ini tidak menarik dan perusahaan tidak memiliki kemampuan yang dapat dengan mudah ditransfer ke produk atau industri lain, strategi yang paling mungkin adalah diversifikasi konglomerat, yaitu diversifikasi ke dalam industri yang tidak terkait dengan industri saat ini. Strategi Stabilitas Perusahaan dapat memilih stabilitas daripada pertumbuhan dengan melanjutkan aktivitasnya tanpa perubahan arah yang signifikan. Strategi ini sangat populer dikalangan pemilik usaha kecil yang telah menemukan celah dan kesuksesan dengan ukuran yang dikelola perusahaan mereka. Strategi stabilitas bisa sangat berguna dalam jangka pendek, tetapi bisa berbahaya jika diikuti terlalu lama. Beberapa yang lebih populer dari strategi ini adalah strategi jeda/lanjutkan dengan hati-hati, tanpa perubahan, dan keuntungan. 1. Strategi jeda/lanjutkan dengan hati-hati adalah waktu tunggu atau kesempatan untuk beristirahat sebelum melanjutkan strategi pertumbuhan. hal Ini biasanya dipahami sebagai strategi sementara untuk digunakan sampai lingkungan menjadi lebih ramah atau memungkinkan perusahaan mengkonsolidasikan sumber dayanya setelah pertumbuhan pesat yang berkepanjangan. 2. Strategi tanpa perubahan adalah keputusan untuk tidak melakukan sesuatu yang baru yaitu pilihan untuk melanjutkan operasi dan kebijakan saat ini untuk masa mendatang. Jarang diartikulasikan sebagai strategi yang pasti, keberhasilan strategi tanpa perubahan bergantung pada tidak adanya perubahan signifikan dalam situasi perusahaan. 3. Strategi profit adalah keputusan untuk tidak melakukan sesuatu yang baru dalam situasi yang memburuk, tetapi bertindak seolah- olah masalah perusahaan hanya sementara. Strategi profit adalah upaya untuk mendukung laba secara buatan ketika penjualan perusahaan menurun dengan mengurangi investasi dan pengeluaran yang tidak penting dalam jangka pendek. Strategi Penghematan Sebuah perusahaan dapat mengunakan strategi penghematan ketika memiliki posisi kompetitif yang lemah pada semua lini produknya yang mengakibatkan kinerja yang buruk, penjualan turun dan mengalami kerugian. Strategi ini memaksakan banyak tekanan untuk meningkatkan kinerja. Dalam upaya untuk menghilangkan kelemahan yang menyebakan perusahaan ke bawah, manajemen dapat mengikuti salah satu dari beberapa strategi penghematan, mulai dari turnaround, captive company, sell out, dan likuidasi. 1. Strategi turnaround, yaitu strategi dengan menekankan pada peningkatan efisiensi operasional dan paling tepat dilakukan ketika masalah perusahaan mulai meluas namun belum pada tahapan kritis. Penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang berkinerja buruk diindustri yang matang mampu meningkatkan kinerja mereka dengan memotong biaya dan pengeluaran dengan menjual aset. 2. captive company strategy, yaitu strategi memiliki arti ketika perusahaan dengan posisi kompetitif yang lemah mungkin tidak dapat terlibat dalam strategi turnaround. Manajemen akan menawarkan untuk menjadi perusahaan tawanan kepada salah satu pelanggan yang besar untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dengan kontrak jangka panjang. • Strategi sell-out dapat dilakukan jika manajemen masih dapat memperoleh harga jual yang baik bagi pemegang sahamnya dan karyawan dapat mempertahankan pekerjaan mereka dengan menjual seluruh perusahaan ke perusahaan lain. Harapannya adalah bahwa perusahaan lain akan memiliki sumber daya yang diperlukan dan dapat mengembalikan perusahaan pada kondisi yang lebih baik. • Ketika sebuah perusahaan berada dalam situasi buruk dengan posisi kompetitif yang buruk dalam industri, maka manajemen hanya memiliki beberapa alternatif dan semuanya tidak menyenangkan. Karena tidak ada yang tertarik untuk membeli perusahaan yang lemah dalam industri yang tidak menarik, perusahaan harus memutuskan strategi likuidasi. ANALISIS PORTOFOLIO Salah satu alat bantu yang paling populer untuk mengembangkan strategi korporasi dalam perusahaan multibisnis adalah analisis portofolio. Analisis portofolio menempatkan kantor pusat perusahaan sebagai bankir atau sumber pendanaan internal. Dalam analisis portofolio, manajemen puncak memandang unit bisnisnya sebagai serangkaian cabang investasi yang mengharapkan pengembalian yang menguntungkan. Unit bisnis membentuk portofolio investasi yang mana manajemen puncak harus terus-menerus memantau dan mengevaluasi untuk memastikan pengembalian terbaik atas uang yang diinvestasikan disetiap unit bisnis. Matriks Pangsa Pertumbuhan BCG (Boston Consulting Group)
Menggunakan Matriks Pertumbuhan BCG yang
digambarkan adalah cara paling sederhana untuk menggambarkan portofolio investasi perusahaan. Setiap lini produk atau unit bisnis perusahaan diplot pada matriks sesuai dengan tingkat pertumbuhan industri di mana ia bersaing dan pangsa pasar relatifnya. Posisi kompetitif relatif suatu unit didefinisikan sebagai pangsa pasarnya dalam industri dibagi dengan pesaing terbesar lainnya. Dengan perhitungan ini, pangsa pasar relatif di atas 1,0 milik pemimpin pasar. Tingkat pertumbuhan bisnis adalah persentase pertumbuhan pasar, yaitu persentase peningkatan penjualan suatu unit bisnis tertentu dari klasifikasi produk. Pertumbuhan Tinggi/Posisi Persaingan Rendah (Question Mark) adalah produk baru dengan potensi keberhasilan, tetapi masih membutuhkan banyak modal untuk pengembangan. Jika produk semacam itu ingin menjadi pemimpin pasar dengan menjadi stars, maka uang harus diambil dari produk yang lebih matang dan dibelanjakan untuk Question Mark. Misalnya, setelah bertahun-tahun bereksperimen tanpa hasil dengan mobil listrik, perusahaan General Motors akhirnya memutuskan pada 2006 untuk mengembangkan mobil Chevrolet Volt. Pertumbuhan Tinggi/Posisi Persaingan Tinggi (Stars) adalah pemimpin pasar yang berada di puncak siklus hidup produk mereka dan mampu menghasilkan cukup uang untuk mempertahankan pangsa pasar yang tinggi dan biasanya berkontribusi tinggi pada keuntungan perusahaan. Bisnis printer HP telah disebut sebagai “crown jewel” perusahaan HP karena 41% pangsa pasarnya di printer dan kendalinya atas pasar kartrid pengganti. Ketika tingkat pertumbuhan pasar bintang melambat, maka akan menjadi Cash Cow. Pertumbuhan Rendah/Posisi Persaingan Tinggi (Cash Cows) biasanya produk pada posisi ini menghasilkan lebih banyak keuntungan untuk mempertahankan pangsa pasar mereka. Dalam tahap penurunan siklus hidup mereka, produk- produk ini "diperah" untuk mendapatkan uang tunai yang akan diinvestasikan dalam question mark baru. Perekam kaset video (VCR) Panasonic pindah ke kategori ini ketika penjualan menurun dan pemutar/perekam DVD menggantikannya. Question mark tidak dapat memperoleh pangsa pasar yang dominan (dan dengan demikian menjadi bintang) pada saat tingkat pertumbuhan industri pasti melambat menjadi dogs. Pertumbuhan Rendah/Posisi Persaingan rendah (Dogs) memiliki pangsa pasar yang rendah dan tidak memiliki potensi (karena mereka berada dalam industri yang tidak menarik) untuk menghasilkan banyak uang. Menurut Matriks Pertumbuhan BCG, dogs harus dijual atau dikelola dengan hati-hati. Misalnya, IBM ketika menjual bisnis PC-nya ke Grup Lenovo China untuk menekankan pada bisnis layanannya yang berkembang. CORPORATE PARENTING Analisis portofolio menjawab permasalahan dengan mengelola unit bisnis dengan menggunakan kas yang dihasilkan dari unit yang matang untuk membangun lini produk baru. Sayangnya, analisis portofolio gagal menjawab pertanyaan tentang industri apa yang harus dimasuki perusahaan atau bagaimana perusahaan dapat mencapai sinergi diantara lini produk dan unit bisnisnya. Seperti namanya, analisis portofolio cenderung melihat masalah finansial mengenai unit bisnis dan lini produk sebagai investasi yang terpisah dan independen. Corporate parenting, memandang korporasi sebagai sumber daya dan kapabilitas yang dapat digunakan untuk membangun nilai unit bisnis serta menghasilkan sinergi antar unit bisnis. Menurut Campbell, Perusahaan multibisnis menciptakan nilai dengan memengaruhi atau merawat bisnis yang mereka miliki. Perusahaan induk yang baik menciptakan nilai lebih daripada pesaing mereka jika mereka memiliki bisnis yang sama. Perusahaan- perusahaan itu memiliki apa yang kami sebut sebagai parenting advantage. Campbell, Goold, dan Alexander merekomendasikan bahwa pencarian strategi perusahaan yang tepat melibatkan tiga langkah analitis: • Periksa setiap unit bisnis dalam hal faktor strategisnya. • Periksa setiap unit bisnis dalam hal area dimana kinerja dapat ditingkatkan. • Menganalisis seberapa baik perusahaan induk cocok dengan unit bisnis. Strategi Horizontal dan Multipoint Kompetisi Strategi horizontal adalah strategi perusahaan yang melintasi batas unit bisnis untuk membangun sinergi antar unit bisnis dengan tujuan untuk meningkatkan posisi kompetitif satu atau lebih unit bisnis. Ketika digunakan untuk membangun sinergi, maka akan berfungsi seperti strategi pengasuhan. Ketika digunakan untuk meningkatkan posisi kompetitif dari satu atau lebih unit bisnis, dapat dianggap sebagai strategi kompetitif perusahaan. Dalam persaingan multipoint, perusahaan multibisnis besar bersaing dengan perusahaan multibisnis besar lainnya di sejumlah pasar. Misalnya perusahaan P&G, Kimberly-Clark, Scott Paper, dan Johnson & Johnson (J&J) bersaing satu sama lain dalam berbagai kombinasi produk mulai dari popok sekali pakai hingga tisu wajah. Jika perusahaan J&J baru saja mengembangkan tisu toilet yang dipilihnya untuk menantang merek Charmin dengan pangsa tinggi perusahaan P&G di distrik tertentu, ia mungkin mengenakan strategi harga rendah pada merek barunya untuk membangun penjualan dengan cepat. P&G mungkin tidak memilih untuk menanggapi serangan terhadap sahamnya ini dengan memotong harga produk Charmin-nya. Karena pangsa pasar Charmin yang tinggi, P&G akan kehilangan lebih banyak dolar penjualan secara signifikan dalam perang harga daripada J&J dengan merek awalnya yang pangsa pasarnya rendah. Untuk membalas, P&G mungkin akan menantang sampo bayi dengan pangsa pasar tinggi J&J dengan merek sampo bayi dengan pangsa rendah milik P&G di distrik yang berbeda. Setelah J&J merasakan respons P&G, ia mungkin memilih untuk berhenti menantang Charmin sehingga P&G akan berhenti menantang sampo bayi J&J. Pesaing multipoint adalah perusahaan yang bersaing satu sama lain tidak hanya dalam satu unit bisnis, tetapi juga di sejumlah unit bisnis. Pada satu waktu, pesaing yang kaya uang dapat memilih untuk membangun pangsa pasarnya sendiri di pasar tertentu yang merugikan unit bisnis perusahaan lain. Meskipun setiap unit bisnis memiliki tanggung jawab utama untuk strategi bisnisnya sendiri, namun kadang memerlukan bantuan dari induk perusahaannya, terutama jika unit bisnis pesaing mendapatkan dukungan keuangan yang besar dari induk perusahaannya. Dalam hal ini, kantor pusat perusahaan mengembangkan strategi horizontal untuk mengoordinasikan berbagai tujuan dan strategi unit bisnis terkait.