Anda di halaman 1dari 13

Budidaya Pembenihan Ikan Lele

Andi Muh. Ijlal


XI MIPA 1
Proses Pembenihan Ikan Lele
Pembenihan adalah suatu tahap kegiatan dalam budi daya yang sangat
menentukan tahap kegiatan selanjutnya yaitu pembesaran. Pembenihan juga
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pemeliharaan yang bertujuan untuk
menghasilkan benih dan selanjutnya menjadi komponen input untuk kegiatan
pembesaran. Berikut merupakan diagram alir proses produksi pembenihan
ikan konsumsi mulai dari persiapan sarana dan prasarana sampai
pemeliharaan larva dan benih seperti diperlihatkan pada Gambar
Dalam kegiatan pembenihan ikan konsumsi khususnya ikan lele, perlu
diperhatikan beberapa hal agar memenuhi standar produksi yaitu :

1. Persiapan sarana dan prasarana (media pemijahan indukan)

Dalam pemijahan indukan ikan, langkah utama yang harus dilakukan adalah persiapan kolam.
Kolam yang digunakan dapat terbuat dari terpal, fiberglass, kolam semi permanen, dan
permanen (tembok bersemen). Pastikan kolam yang akan digunakan bersih agar anakan ikan
yang baru menetas tidak terkontaminasi penyakit.
2. Pemeliharaan induk

Pemeliharaan induk bertujuan untuk menumbuhkan dan mematangkan gonad (sel telur
dan sperma). Penumbuhan dan pematangan dapat dipacu dengan pendekatan
pengendalian kondisi lingkungan, pakan berkualitas, dan hormonal. Pada pendekatan
lingkungan, media hidup dibuat seoptimal mungkin sehingga nafsu makan ikan meningkat
di dalam wadah pemeliharaan. Ciri-ciri induk ikan lele siap memijah adalah calon induk
jantan dan betina terlihat mulai berpasang-pasangan dan kejar-kejaran.

Ciri-ciri induk lele jantan

• Kepalanya lebih kecil dari induk ikan lele betina.


• Warna kulit dada agak tua bila dibanding induk ikan lele betina.
• Urogenital papilla (kelamin) agak menonjol, memanjang ke arah belakang, terletak
dibelakang anus, dan warna kemerahan.
• Gerakannya lincah, tulang kepala pendek dan agak gepeng (depress).
• Perutnya lebih langsing dan kenyal bila dibanding induk lele betina.
• Kulit lebih halus dibanding induk lele betina.
2. Pemeliharaan Induk

Ciri-ciri induk lele betina :

• Kepalanya lebih besar dibanding induk lele jantan.


• Warna kulit dada agak terang.
• Urogenital papilla (kelamin) berbentuk oval (bulat daun), berwarna
kemerahan, lubangnya agak lebar, dan terletak di belakang anus.
• Gerakannya lambat, tulang kepala pendek, dan agak cembung.
• Perutnya lebih besar dan lunak
2. Pemeliharaan Induk

Syarat induk lele yang baik:

• Kulitnya lebih kasar dibanding induk lele jantan.


• Induk lele diambil dari lele yang dipelihara dalam kolam sejak kecil supaya terbiasa
hidup di kolam.
• Berat badannya berkisar antara 100-200 gram, tergantung kesuburan badan dengan
ukuran panjang 20-5 cm.
• Bentuk badan simetris, tidak bengkok, tidak cacat, tidak luka, dan lincah.
• Umur induk jantan di atas tujuh bulan, sedangkan induk betina berumur satu tahun.
• Frekuensi pemijahan bisa satu bula sekali, dan sepanjang hidupnya bisa memijah
lebih dari 15 kali dengan syarat apabila makanannya mengandung cukup protein.
3. Pemijahan / Pembenihan

Pemijahan/pembenihan adalah proses pembuahan telur oleh


sperma. Telur dihasilkan oleh induk betina dan sperma dihasilkan
oleh induk jantan. Induk betina yang telah matang gonad berarti
siap melakukan pemijahan. Proses pemijahan/pembenihan dapat
berlangsung secara alami dan buatan. Pemijahan/pembenihan
ikan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pembenihan alami
dan buatan.
3. Pemijahan / Pembenihan
1) Pembenihan Alami
Pembenihan alami dilakukan dengan cara menyiapkan induk betina sebanyak 2 x
jumlah sarang yang tersedia dan induk jantan sebanyak jumlah sarang atau satu
pasang per sarang. Tata caranya sebagai berikut:
• masukkan induk yang terpilih ke kolam,
• masukkan makanan yang berprotein tinggi (cacing, ikan rucah, pellet, dan
semacamnya) setiap hari dengan dosis (jumlah berat makanan) 2-3% dari berat total
ikan yang ditebarkan,
• kemudian induk ikan dibiarkan selama 10 hari,
• setelah induk dalam kolam selama 10 hari, air dalam kolam dinaikkan sampai 10-15
cm di atas lubang sarang peneluran atau kedalaman air dalam sarang sekitar 20-25
cm,
• kemudian induk ikan dibiarkan selama 10 hari dan tidak perlu diberi makan,
• selama 10 hari berikutnya induk ikan telah memijah dan bertelur,
• setelah 24 jam, telur telah menetas di sarang dan benih ikan akan hidup
bergerombol (berkumpul), selanjutnya benih ikan dikeluarkan dari sarang dan
dimasukan ke kolam pendederan.
3. Pemijahan / Pembenihan

2) Pembenihan Buatan

Pembenihan buatan dapat dilakukan dengan penambahan larutan ovaprim untuk


mempercepat kematangan gonad induk sehingga cepat melakukan pemijahan.
Pemijahan/pembenihan buatan (Induced Breeding atau hypophysasi) yaitu perangsang,
indukan untuk kawin dengan cara memberikan suntikan cairan hormon (ovaprim) ke
dalam tubuh ikan. Pada selang waktu 12 jam penyuntikan, telur mengalami ovulasi
(keluarnya telur dari jaringan ikat indung telur). Selama ovulasi, perut ikan betina akan
membengkak sedikit demi sedikit karena ovarium menyerap air sebagai waktu yang
tepat untuk melakukan pengurutan perut (stripping). Setelah telur ikan keluar,
selanjutnya dilakukan pembuahan (fertilisasi) dengan cara menambahkan sperma
indukan jantan. Selang 8 jam, telur tersebut menetas dan menjadi benih, selanjutnya
benih ikan didederkan sampai ukuran yang ditentukan.
4. Penetasan Telur

Setelah indukan lele dipijahkan biasanya akan menghasilkan telur. Telur hasil pemijahan
menempel pada serabut kakaban. Kakaban diletakkan dengan posisi rata dan semua
permukaan kakaban harus terendam di dalam air. Hal ini dimaksudkan agar seluruh telur
juga ikut terendam.

Jika ada telur yang tidak terendam air, dapat dipastikan telur tersebut tidak akan
menetas. Telur yang terbuahi berwarna hijau bening dengan inti berwarna merah pada
bagian tepi, sedangkan telur yang tidak terbuahi berwarna putih susu. Telur yang
terbuahi akan menetas menjadi larva setelah 24 – 48 jam. Telur yang baik akan menetas
menjadi larva sedangkan telur yang jelek akan membusuk.
4. Penetasan Telur

Apabila larva-larva ikan lele sudah bermunculan maka langkah selanjutnya adalah
perawatan larva-larva tersebut, sebaiknya segera kita ambil larva tersebut dari kolam
penetasan. Kemudian larva tersebut dipindahkan ke kolam aquarium, kenapa kita pilih
aquarium karena aquarium memudahkan kita dalam pemantauan.

Larva yang telah menetas biasanya berwarna hijau dan berkumpul pada dasar kolam
penetasan. Kondisi air pun juga harus diperhatikan, sebaiknya lakukan pergantian air
kolam pemeliharaan larva setiap 2 hari sekali. Ini bertujuan untuk membuang kotoran,
serta cangkang telur dari penetasan begitu juga telur-telur yang tidak menetas
5. Pemeliharaan Larva dan Benih

Larva ikan lele yang sudah menetas jangan langsung diberi pakan, karena larva ikan lele
tersebut masih memiliki cadangan makanan. Cadangan makanan tersebut bisa bertahan
selama 4 hari.

Setelah larva berumur 5 hari maka pakan yang kita berikan harus bernutrisi tinggi dan
harus sesuai dengan ukuran mulut larva. Pakan yang dapat diberikan berupa emulsi
kuning telur, Daphnia sp (kutu air), Tubifex sp (cacing sutra) atau Artemia sp.

Pemberian pakan jangan terlalu banyak, yang penting sesuai kebutuhan larva saja.
Apabila pakan terlalu banyak biasanya pakan yang tidak dimakan akan mengendap
kedasar kolam, dan akan membusuk menyebabkan kolam menjadi kotor. Berikan pakan
secara berkala 5 kali dalam sehari sesuai dosis.

Mengenai jatah pakan, ketika larva berumur 4-5 hari kita berikan emulsi kuning telur,
selanjutnya untuk hari ke-6 sampai hari ke-13 kita berikan Artemia SP, selanjutnya pada
hari ke-12 sampai hari ke-17 kita berikan Daphnia, dan untuk hari ke-17 sampai hari ke-21
kita berikan Tubifex. Jadwal pemberian pakan selanjutnya kita sesuaikan pada ukuran
bibit lele tersebut.
Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai