Anda di halaman 1dari 21

VARIABEL TINGKAT

INDIVIDUAL
1. Karakteristik Biografis
2. Kemampuan
3. Kerpibadian
4. Pembelajaran
1. Karakteristik Biografis
Karakteristik biografis merupakan karakterisitik pribadi yang
dimiliki perorangan seperti :
A. usia
B. Jenis kelamin
C. status perkawinan
D. jumlah tanggungan
E. masa kerja
A. USIA
Hubungan antara usia dan kinerja diperkirakan akan terus menjadi isu yang
pentingdimasa yang akan datang. Hal ini disebabkan setidaknya oleh alasan,
yaitu :
 keyakinan yang meluas bahwa kinerja merosot seiring meningkatnya usia
 realita bahwa angkatan kerja menua
 mulai adanya perundang-undangan yang melarang segala macam bentuk
pensiun yang bersifat perintah.

Usia mempunyai hubungan positif dengan tingkat keluar masuknya pegawai, pr
oduktifitas dan kepuasan kerja. semakin tua usia, semakin kecil untuk keluar dar
i suatu perusahaan, semakin produktif dan semakin menikmati kepuasan akan pe
kerjaan. Tetapi usia berbanding terbalik dengan tingkat kemungkinan walaupun t
idak mutlak. Riset terakhir menemukan bahwa umur dan kinerja tidak memiliki
hubungan. Mc Donald yang mengerjakankaryawan yang sudah berumur di atas
55 tahun ternyata kinerja mereka tidak kalah dengan yang lebih muda.
B. Jenis kelamin
Dari segi jenis kelamin, umumnya tidak ada perbedaan yang
konsisten antara pria dan wanita dalam hal kemampuan
memecahkan masalah, keterampilan analisis, dorongan
kompetitif,motivasi, sosiabilitas, produktivitas pekerjaan,
kepuasan kerja atau kemampuan belajar. Namun hasil studi
menunjukkan bahwa wanita lebih bersedia mematuhi wewenang,
dibandingkan pria yang lebih agresif dan lebih besar
kemungkinannya dalam memiliki harapan untuk sukses,namun
tetap saja perbedaannya kecil. Biasanya, yang membuat adanya
perbedaan adalah karena posisi wanita sebagai ibu yang juga
harus merawat anak-anaknya. Ini juga yang mungkin
menimbulkan anggapan bahwa wanita lebih sering mangkir
daripada pria. Jika anak-anak sakit, tentulah ibu yang akan
merawat danmenemani dirumah.
C. Status Perkawian
Hasil riset menunjukkan bahwa pegawai yang sudah berkeluarga
tingkat absennya lebih rendah dan juga mengalami pergantian
yang rendah serta cenderung lebih puas dari pada yang belum
berkeluarga. tidak ada cukup bukti dari hasil riset bahwa terdapat
dampak produktivitas.
D. Jumlah Tanggungan
Nirman (1999) menulis bahwa tidak ada informasi yang cukup
tentang hubungan antara jumlah tanggungan seseorang dengan
produktivitasnya. Tetapi jumlah anak yang dimiliki oleh pekerja
berhubungan erat dengan tingkat absensi dan kepuasan kerjanya
E. Masa kerja
Masa kerja adalah peramal yang cukup baik mengenai kecenderungan karyawan seperti
karyawan yang telah menjalankan suatu pekerjaan dalam masa tertentu, produktivitas dan
kepuasannya akan meningkat, sementara tingkat kemangkiran berkurang dan kemungkinank
keluar masuk karyawan lebih kecil.
Masa kerja juga tidak mempunyai alasan bahwa karyawan yang lebih lama bekerja(senior) akan
lebih produktif dari pada yang junior. Senioritas/masa kerja berkaitan secara negatif dengan
kemangkiran dan dengan tingkat turnover. Berikut ilustrasinya :
 Masa kerja tinggi = tingkat absensi dan turnover rendah
 Masa kerja rendah = tingkat absensi dan turnover tinggi
Kedua hal di atas berkaitan secara negatif

 Masa kerja tinggi = kepuasan kerja tinggi


 Masa kerja rendah = kepuasan kerja rendah
Kedua hal di atas berkaitan secara positif
2. KEMAMPUAN
Kemampuan adalah suatu kapasitas yang dimiliki seorang
individu untuk mengerjakan berbagai tugas suatu pekerjaan
Robbins 2001, ada 2 jenis kemampuan, yaitu :
1. Kemampuan intelektual
kemampuan intelektual merupakan kemampuan yang diperlukan untuk melakukan atau
menjalankan kegiatan mental. Robbins 2001 mencatat 7 dimensi yang membentuk
kemampuan intelektual, yakni :
 Kecerdasan numerik adalah kemampuan berhitung dengan cepat dan tepat,
 Pemahaman verbal, yaitu kemampuan memahami apa yang dibaca atau didiengar
 Kecepatan perseptual, yaitu kemampuan mengenal kemiripan dan perbedaan visualdengan
cepat dan tepat
 Penalaran induktif adalah kemampuan mengenal suatu urutan logis dalam satu masalah
dan pemecahannya
 Penalaran deduktif adalah kemampuan menggunakan logika dan menilai implikasi
darisuatu argument
 visualisasi ruang, yaitu kemampuan membayangkan bagaimana suatu obyek akan tampak
seandainya posisi dalam ruang diubah
 ingatan, yaitu kemampuan menahan dan mengenang kembali pengalaman masa lalu.
Beberapa profesi yang erat kaitannya dengan kemampuan intelektual diantaranya adalah
akuntan, periset
2. KEMAMPUAN FISIK
Kemampuan fisik merupakan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut daya
stamina, kecekatan dan keterampilan. Penelitian terhadap berbagai persyaratan yangdibutuhkan
dalam ratusan pekerjaan telah mengidentifikasi sembilan kemampuan dasar yang tercakup dalam
kinerja dari tugas-tugas fisik, yaitu :
 kekuatan dinamis
 kekuatan tubuh
 kekuatan statis
 kekuatan eksplosif
 fleksibilitas luas
 fleksibilitas dinamis
 koordinasi tubuh,keseimbangan dan stamina.
Setiap individu memiliki kemampuan dasar tersebut se!ara berbeda- beda. kemampuan
intelektual berperanan besar dalam pekerjaan yang rumit, sedangkankemampuan fisik hanya
menguras kapabilitas fisik.
3. Kepribadian
Para psikolog cenderung mengartikan kepribadian sebagai suatu konsep dinamis yang
mendeskripsikan pertumbuhan dan perkembangan seluruh sistem psikologis seseorang.
Definisi kepribadian yang paling sering digunakan dibuat oleh Gordon Allport hampir 70
tahun yang lalu. Ia mengatakan bahwa kepribadian adalah “organisasi dinamis dalam suatu
sistem psikofisiologis individu yang menentukan caranya untuk menyesuaikan diri secara
unik terhadap lingkungannya”. kepribadian juga dapat diartikan keseluruhan cara dimana
seorang individu bereaksi dan berinteraksi. kepribadian paling sering dideskripsikan dalam
istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang yaitu :
 Umar Nimran kepribadian adalah keseluruhan cara bagaimana individu bereaksi dan
berinteraksi dengan orang lain yang digambarkan dalam bentuk sifat-sifat yang
dapatdiukur dan dilihatkan seseorang.
 Robbins, kepribadian itu sebagai total dari cara-cara dimana seseorang) individu bereaksi
dan berinteraksi dengan orang lain, yang digambarkan dalam bentuk sifat-sifatyang dapat
diukur dan dapat diperlihatkan.
 Robert Kreitner dan Angelo Kinicki ,mendefinisikan kepribadian sebagaigabungan dari
ciri fisik dan mental yang bersifat tetap yang memberi identitas padaseseorang)individu.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepribadian seseorang menurut Robbins disebutkan
ada 3, yaitu :
1. FAKTOR KETURUNAN
 Faktor keturunan merujuk pada faktor genetis seorang individu. Tinggi fisik,
bentuk wajah,gender, temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan
irama biologis adalah karakteristik yang pada umumnya dianggap, entah
sepenuhnya atau secara substansial, dipengaruhi oleh siapa orang tua, yaitu
komposisi biologis, psikologis dan psikologis bawaan mereka. Pendekatan
keturunan berpendapat bahwa penjelasan pokok mengenai kepribadian seseorang
adalah struktur molekul dari gen yang terdapat dalam kromosom. Terdapat tiga
dasar penelitian berbeda yang memberikan sejumlah kredibilitas terhadapargumen
bahwa faktor keturunan memiliki peran penting dalam menentukan kepribadian
seseorang yaitu :
 Dasar pertama berfokus pada penyokong genetis dari perilaku dan temperamen
anak-anak.
 Dasar kedua berfokus pada anak-anak kembar yang dipisahkan sejak lahir.
 Dasar ketigameneliti konsistensi kepuasan kerja dari waktu ke waktu dan dalam
berbagai situasi.
2. FAKTOR LINGKUNGAN
Faktor lain yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap
pembentukan karakter kita adalah lingkungan dimana kita
tumbuh dan dibesarkan norma dalam keluarga, teman, dan
kelompok sosial dan pengaruh-pengaruh lain yang kita alami.
Faktor-faktor lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk
kepribadian kita.
3. FAKTOR SITUASI
Faktor lainnya adalah situasi. Ini berarti, kepribadian sesorang yang banyak
ditentukanoleh bawaan lahir, lingkungan yang relatif stabil, akan dapat berubah karena
adanya kondisi dan situasi tertentu yang berubah.Robbins (2001) mencatat 16 ciri-ciri
kepribadian sebagai sumber prilaku yaitu sebagai berikut :
 Pendian vs Ramah
 Kuraurang cerdas vs Cerdas
 Emosi labil vs Emosi mantap
 Mengalah vs Dominan
 Serius vs Senang-senang
 Kompromis vs Hati-hati
 Malu-Malu vs Petualang
 Keras hati vs Peka
 Percaya vs Curiga
 Praktis vs Imajinatif
 Terus terang vs Lihai
 Ercaya Diri vs Takut-takut
 Konservatif vs Suka bereksperimen
 Bergantung elompok vs Mandiri
 Tak terkendali vs Terkendali
 Santai vs Tegan
4. Pembelajaran
Definisi pembelajaran secara umum adalah setiap perubahan
perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari
pengalaman. Ironisnya disini kita dapat mengatakan bahwa
perubahan perilaku menunjukkan bahwa pembelajaran telah
terjadi dan pembelajaran adalah perubahan perilaku. Sedangkan
definisi lain menurut Robbins (2001) mengatakan pembelajaran
dalam prespektif perilaku keorganisasian adalah proses
perubahan yang relatif konstan dalam tingkah laku yang terjadi
karena pengalaman atau pelatihan. Menurut Robbins ada 3 teori
untuk menjelaskan bagaimana orang mendapatkan pola-pola
perilaku, yaitu sebagai berikut
1. PENGKONDISIAN KLASIK
Pengkondisian klasik tumbuh berdasarkan eksperimen untuk
mengajari anjingmengeluarkan air liur sebagai respons terhadap
bel yang bordering. Model ini diperkenalkan olehseorang ahli
fisiolog rusia bernama Ivan Pavlov pada tahun 1900-an. Pada
dasarnya, model ini mempelajari sebuah respons berkondisi
mencakup pembangunan hubungan antara rangsangan
berkondisi dan rangsangan tidak berkondisi. Ketika rangsangan
tersebut, yang satu menggoda dan yang lainnya netral,
dipasangkan rangsangan yang netral menjadi sebuah
rangsangan berkondisi dan dengan demikian mengambil sifat-
sifat dari rangsangan tidak berkondisi tersebut.
2. PENGKONDISIAN OPERANT
Pengkondisian operant menyatakan bahwa perilaku merupakan fungsi dari
konsekuensi-konsekuensinya. Individu belajar berperilaku untuk mendapatkan sesuatu
yang mereka inginkan atau menghindari sesuatu yang tidak mereka inginkan. Perilaku
operant berarti perilaku secara sukarela atau yang dipelajari, kebalikan dari perilaku
refleksi atau tidak dipelajari. Kecendrungan untuk mengulangi perilaku seperti ini
dipengaruhi oleh ada atau tidaknya penegasan dari konsekuensi-konsekuensi yang
dihasilkan oleh perilaku. Dengan demikian, penegasan akanmemperkuat sebuah
perilaku dan meningkatkan kemungkinan perilaku tersebut diulangi.Psikolog Harvard,
B. F Skinner, mengemukakan bahwa menciptakan konsekuensi yang menyenangkan
untuk mengikuti bentuk perilaku tertentu akan meningkatkan frekuensi perilaku
tersebut. Ia mendemonstrasikan bahwa individu berkemungkinan besar akan
melakukan perilakuyang diharapkan jika mereka ditegaskan secara positif untuk
melakukannya, paling efektif, penghargaan diberikan segera setelah respons yang
diharapkan diperoleh dan perilaku yang tidak diberi penghargaan atau dihukum,
berkemungkinan lebih kecil untuk di ulang.
3. PEMBELAJARAN SOSIAL
Seseorang dapat belajar dengan mengamati apa yang terjadi pada individu lain dan hanya dengan
diberi tahu mengenai sesuatu, seperti belajar dari pengalaman langsung. Disini teori
pembelajaran sosial adalah sebuah perluasan dari pengkondisian operant. Teori ini berasumsi
bahwa sebuah fungsi dari konsekuensi- teori ini juga mengakui keberadaan pembelajaran melalui
pengamatan atau observasi dan pentingnya persepsi dalam pembelajaran. individu merespons
pada bagaimana mereka merasakan dan mendefinisikan konsekuensi, bukan pada
konsekuensiobjektif itu sendiri. Ada empat model yang telah ditemukan oleh Robbins 2001 untuk
menentukan pengaruh sebuah model pada seorang individu, yaitu;
 Proses Perhatian, Idividu berminat belajar dari suatu model bila model itu cukup dikenal, !
ukup dapat menarik perhatiannya sedemikian rupa serta apa yang disajikan penting buatnya.
 Proses Penyimanan, Pengaruh dari suatu model bergantung kepada seberapa baik individu
mengingat tindakan model setelah model tersebut tidak lagi tersedia.
 Proses Reroduksi, Setelah seseorang melihat sebuah perilaku baru denganmengamati model,
pengamatan tersebut harus diubah menjadi tindakan. Proses inikemudian menunjukkan
bahwa individu itu dapat melakukan aktivitas yang di!ontohkanoleh model tersebut.
 Proses Penegasan, Individu akan termotivasi untuk menampilkan perilaku yang di contohkan
jika tersedia insentif positif atau penghargaan. Perilaku yang ditegaskan secara positif akan
mendapat lebih banyak erhatian
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai