Anda di halaman 1dari 33

10.

Geologi Teknik
PEMETAAN DAN PENYELIDIKAN
GEOLOGI TEKNIK
Oleh :
Doddy Setia Graha

Universitas Bina Bangsa


20 Desember 2019
Bagan alir
pemetaan dan penyelidikan geologi teknik
Mulai kerja 1. PERENCANAAN
2. PEKERJAAN LAPANGAN

1. Pemetaan Geologi 3. Pemetaan Geologi Teknik

2. Pemetaan Geofisika Pemboran Inti Pembuatan Test Pit


Pengambilan Sample
Impermeable Test 3. Pengujian Laboratorium

4. Analisis dan Evaluasi Data

Peta Geologi dan Analisa Test Investigasi

5. LAPORAN
Laporan
1. Penyelidikan Geologi
• Data dan informasi geologi permukaan
mencakup:
sebaran batuan/litologi,
morfologi,
struktur geologi,
bahan galian.
• Hasil pemetaan dan penyelidikan diharapkan
dapat berguna sebagai data dasar dalam
menunjang kegiatan lanjutan.
1a. Peta geologi
• Peta geologi adalah peta
yang memberikan
gambaran mengenai
seluruh penyebaran dan
susunan dari lapisan-
lapisan batuan dengan
memakai warna atau
simbol, yang dapat
memberikan pencerminan
dalam tiga dimensi
mengenai susunan batuan
dibawah permukaan.
• Isi peta geologi
 Lokasi
 Penyebaran batuan
 Geomorfologi
 Stratigrafi
 Struktur
 Sejarah Geologi
 Sumber Daya Mineral
1b. Manfaat peta geologi
Pemanfaatan sumber daya alam
Mendukung perencanaan pembangunan
Antisipasi bencana
Peta geologi untuk pembangunan nasional
Untuk eksplorasi sumber mineral
Tata ruang kawasan bencana
Rencana tata ruang
Transportasi dan komunikasi
Administrator wilayah baru
Memberikan informasi bawah permukaan
Memberikan keterangan lokasi pengeboran
Memberikan pengamatan formasi
Sebagai peta struktur
Untuk studi stereoskopik
Membedakan daerah mengandung air
Informasi sumber daya migas dan mineral
Mencari endapan mineral berharga
Sebagai peta dasar untuk peta geologi teknik
2. Penyelidikan Geofisika
Penyelidikan Geofisika
• Mendapatkan gambaran keadaan bawah permukaan di
daerah yang luas dalam waktu yang pendek.
• Memudahkan membuat intrepetasi penampang geologi.
• Memperkecil jumlah titik-titik pengeboran, karena akan
mempermudah korelasi antara titik-titik pengeboran.
• Membuat lebih effisien dan memperkecil biaya
penyelidikan
2a. Aplikasi metode geofisika
2b. Peta-peta geofisika

Peta resistivitas Peta gravitasi

Peta magnetik Peta seismik


3. Pemetaan Dan Penyelidikan Geologi Teknik
• Pemetaan dan penyelidikan geologi teknik ini
dimaksudkan untuk mengumpulkan berbagai data dan
informasi geologi teknik permukaan dan bawah
permukaan yang mencakup:
 Sebaran serta sifat fisik tanah/batuan,
 Kondisi air tanah,
 Morfologi,
 Bahaya beraspek geologi.
• Hasil pemetaan dan penyelidikan diharapkan dapat
berguna sebagai data dasar dalam menunjang
perencanaan pembangunan maupun penataan ruang di
daerah.
3a. Metoda pemetaan dan penyelidikan
geologi teknik
1. Metoda kualitatif
yaitu melaksanakan pengamatan lapangan,
pengukuran struktur, diskripsi sifat fisik dan
keteknikan tanah/batuan, kondisi keairan, dan
menginventarisasi kebencanaan geologi yang ada.
2. Metoda kuantitatif
yaitu melakukan perhitungan dan analisis seperti
daya dukung, kemantapan lereng, kompresibilitas
dan perosokan tanah.
3b. Lingkup pekerjaan
1. Perencanaan
2. Pekerjaan Lapangan
3. Pekerjaan Laboratorium
4. Analisis dan evaluasi data
5. Penyusunan laporan
3b1. Perencanaan
Perencanaan sebelum ke lapangan
• Perncanaan ini meliputi hal-hal yang sangat mendasar sebelum tim berangkat ke
lapangan, yang menyangkut:
• masalah administrasi, konsolidasi personalian tim, kesiapan transportasi dan
peralatan lapangan, serta keperluan-keperluan lain untuk pekerjaan pujian di
lapangan.
• Pengumpulan data lapangan yang telah ada atau laporan dari penyelidik
terdahulu.
• Penyiapan peta dasar baik peta topografi maupun foto udara dengan skala yang
disesuaikan dengan maksud dan tujuan pemetaan/penyelidikan.
Perencanaan selama di lapangan
• Merupakan perencanaan yang dilakukan di base camp sebelum melakukan
pemetaan/penyelidikan geologi teknik. Sebaiknya sebelum kegiatan dilakukan,
terlebih dahulu dilakukan penyelidikan pendahuluan (reconnaise) dengan
maksud untuk mengenal medan, situasi daerah dan kebiasaan-kebiasaan
penduduk yang berada di daerah pemetaan/penyelidikan. Dari hasil penyelidikan
pendahuluan baru direncanakan kegiatan selanjutnya secara lebih terarah, yaitu
dengan membuat rencana lintasan.
3b2. Pekerjaan lapangan
1. Pemetaan Geologi Teknik
• Dilakukan pada setiap alternatif rencana pembangunan dan harus
mencakup pembahasan yang meliputi:
Keadaan geomorfologi
Penyebaran satuan-satuan batuan (litologi) yang termasuk batu maupun
tanah harus jelas dibedakan, seperti batuan dasar, over burden, tingkat
pelapukan, sifak fisik, tekstur, cementing dan lainnya.
Harus diperhatikan dan diteliti seperti strukutur geologi
Strike dip dari perlapisan, sistem joint dan patahan.
Stratigrafi yang berupa urut-urutan dari satuan batuan secara vertikal
berdasarkan pembentukan sesuai dengan sejarah geologinya.
Gejala-gejala lainnya seperti : longsoran, kegempaan, air tanah dan lain-
lain.
• Peta yang dipakai untuk pekerjaan
pemetaan Geologi teknik :
Peta daerah geologi teknik dengan skala 1 :
lanjutan
10.000 atau 1 : 50.000
Peta semi detail dengan skala 1 : 25.000 atau
1 : 5.000
Peta detail dengan skala 1 : 2.000 atau 1 :
1.000
Peta Geologi skala 1 : 25.000 dari Pusat Survey
Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral
• Peta topografi adalah peta yang
memetakan tempat-tempat dipermukaan
bumi dengan menunjukkan bentuk dan
ketinggian permukaan melalui garis ‐ garis
ketinggian.
• Peta kontur adalah peta yang
menggambarkan ketinggian tempat
dengan menggunakan garis kontur.
lanjutan
2. Pengujian keteknikan tanah dan batuan
• Pengujian lapangan terhadap sifat fisik dan
mekanik tanah maupun batuan seperti
konsistensi, kepadatan dan plastisitas tanah,
kekerasan dan kekompakan batuan dicatat
pada kolom diskripsi tanah dan batuan pada
setiap penampang pengeboran inti (teknik)
dan pengeboran tangan.
lanjutan
3. Pengambilan contoh tanah dan batuan
• Pengambilan contoh tanah dan batuan dilakukan untuk pengujian laboratorium
mekanika tanah dan batuan (Lab. Mektanbat), yaitu berupa Contoh tanah tak
terganggu (undisturbed samples) dan contoh tanah terganggu (disturbed samples).
• Contoh tanah tak terganggu (undisturbed samples)
Contoh tanah tidak terganggu adalah suatu contoh yang masih menunjukan sifat-
sifat aslinya, artinya contoh-contoh ini tidak mengalami perubahan dalam struktur,
kadar air (water content), atau susunan kimia.
• Contoh tanah terganggu (disturbed samples)
Contoh tanah terganggu diambil tanpa adanya usaha yang dilakukan untuk
melindungi struktur asli dari tanah tersebut. Contoh tanah terganggu ini dapat
dipakai untuk segala penyelidikan yang tidak memerlukan contoh asli (undisturbe
samples), seperti ukuran butir, batas-batas atterberg, pemadatan, berat jenis dan
sebagainya.
• contoh batuan
Untuk contoh batuan dapat berupa pengambilan batu setempat (hand spacement)
pada batuan utuh (intact rock ) dan pengambilan batu yang terdapat bidang
ketidak sinambungan (discontinuity) pada massa batuan (rock mass) apabila banyak
dijumpai retakan, rekahan (heavy broken rocks).
lanjutan
4. Pemetaan sebaran bahan bangunan
• Untuk identifikasi lokasi-lokasi yang berpotensi
sebagai sumber bahan bangunan.
• Secara kasar (megaskopis) harus dilakukan diskripsi
terhadap sifat fisik dan keteknikan bahan bangunan
guna mengetahui perkiraan kualitas bahan bangunan
serta taksiran besarnya cadangan.
• Apabila memungkinkan dilakukan pengukuran dan
pembuatan beberapa penampang guna
memperkirakan volume (kuantitas) cadangan.
lanjutan
5. Pengeboran tangan
• Pekerjaan ini dimaksudkan untuk mengetahui
ketebalan lapisan tanah, urutan jenis lapisan tanah
bawah permukaan dan konsistensi serta kepadatan
relatif tanah.
• Kedalaman maksimum 10 m atau dihentikan setelah
mencapai lapisan bawah permukaan yang keras.
• Pekerjaan pengeboran tangan dilakukan sesuai dengan
kebutuhan dan hasilnya disajikan pada penampang
bor/log pemboran tangan.
lanjutan
6. Pengeboran teknik / inti
• Dalam pekerjaan pemetaan untuk keperluan suatu proyek vital /
strategis diharuskan melakukan pekerjaan pengeboran teknik / inti.
• Pekerjaan ini dimaksudkan untuk mengetahui ketebalan lapisan
tanah dan batuan, urutan jenis lapisan batuan bawah permukaan
dan konsistensi serta kepadatan relatif tanah, kekerasan dan
kepadatan batuan.
• Kedalaman maksimum 60 m, pengujian N-SPT dan pengambilan
contoh tidak terganggu (undisturbed samples) setiap interval 1,5
hingga 2 meter.
• Pengeboran teknik / inti akan dilakukan sesuai kebutuhan dan
hasilnya disajikan pada penampang bor atau log pengeboran
teknik dan diusahakan dibuat korelasi penampang bor untuk
mengetahui kondisi bawah permukaan dapat diwujudkan dalam
diagram pagar.
lanjutan
7. Pengujian SPT (Standar Penetration Test)
• Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan atau
perlawanan tanah/batuan terhadap penetrasi tabung SPT atau
tabung baja sehingga akan diperoleh jumlah pukulan untuk
memasukan tabung SPT tersebut sedalam 30 cm ke dalam
tanah yang masih belum terganggu atau diperoleh nilai SPT (N).
• Dengan melihat pada nilai SPT akan dapat diperkirakan kondisi
batas tanah dan lapisan keras serta dapat dikorelasikan dengan
sifat-sifat maupun variasi tanah yang diuji. Hasil pengujian akan
berguna dalam perencanaan letak dan jenis pondasi.
lanjutan
8. Pekerjaan sondir
• Pekerjaan ini dilakukan untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras,
menentukan lapisan-lapisan tanah berdasarkan tahanan ujung konus dan daya
lekat tanah berbutir halus, tidak boleh digunakan pada daerah aluvium yang
mengandung komponen berangkal dan kerakal, karena hasilnya akan memberikan
indikasi lapisan tanah keras yang salah.
• Alat sondir yang digunakan adalah alat sondir hidrolik atau mekanik (manual )
dengan kapasitas maksimum 2,5 ton ,5 ton maupun 10 ton yang dilengkapi dengan
ujung penetrometer / sondir bikonus (friction sleeve). Pembacaan dilakukan pada
setiap penekanan pipa sedalam 20 cm, pekerjaan sondir dihentikan apabila
pembacaan pada manometer berturut-turut menunjukkan harga > 150 kg/cm2.
Alat sondir terangkat apabila pembacaan manometer belum menunjukkan angka
maksimum, maka alat sondir perlu diberi pemberat yang diletakan pada baja kanal
jangkar.
• Hasil yang diperoleh adalah nilai sondir (qc) atau perlawanan penetrasi konus dan
jumlah hambatan pelekat (JHP). Grafikmyang dibuat adalah perlawanan penetrasi
konus (qc) pada tiap kedalaman dan jumlah hambatan pelekatsecara komulatif.
• Kelemahan atau kekurangan dalam uji sondir, yaitu:
Tidak didapatkannya sample tanah
Kedalaman penetrasi terbatas
Tidak dapat menembus kerikil atau lapisan pasir yang padat
lanjutan
9. Pengujian langsung di lapangan (in situ test)
• Pocket Penetrometer Test, pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan
tanah, yaitu dengan cara menekan atau menusukan alat penetrometer kedalam
tanah, maka akan didapat besaran kekuatan tanah dalam satuan kg/cm2.
• Uji Geser Baling, pengujian ini dimaksudkan untuk memperoleh kekuatan geser
tanah lempung, umumnya pada tanah lempung lunak dengan hasil yang
diperoleh merupakan nilai kekuatan geser dalam kondisi tidak terdrainase.
• Uji Permeabilitas tanah, pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui koefisien
permeabilitas tanah (k) langsung di lapangan dengan media lubang bor. Metoda
pengujian ada beberapa cara, antara lain:
Pengujian Constan Head
Pengujian Falling Head
Pengujian Packer
Pengujian Lugeon
• Point Load Test, pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui/mengukur
kekuatan batuan dengan dengan bentuk tidak beraturan atau beraturan.
• Schmidt Hammer Test, pengujian untuk mengukur kekerasan batuan di
lapangan. Hasil dari pengujian tersebut, dimasukan dalam grafik kurva akan
memberikan nilai kuat tekan batuan.
lanjutan
10. Pendugaan Dinamis (dengan alat DCP)
• Pendugaan dinamis atau dikenal dengan DCP ( Dynamic Cone
Penetrometer ) dikembangkan oleh TRRL (Transport and Road Research
Laboratory).
• Umunya alat ini digunakan pada perencanaan jalan raya dan konstruksi
berupa timbunan (embankment) dengan maksud dan tujuan sebagai
berikut:
Untuk mengetahui ketebalan lapisan dangkal dari tanah lunak atau kedalaman
sampai batuan.
Untuk pengukuran (dengan cepat) sifat-sifat struktur jalan yang sudah ada
(existing) dengan konstruksi lapisan perkerasan jalan raya yang materialnya lepas
(tak terikat).
Untuk menentukan daya dukung tanah dangkal secara cepat, pada perencanaan
jalan, baik jalan raya maupun jalan inspeksi (pada tanggul saluran irigasi). Alat ini
dapat mengukur sedalam 80 cm secara menerus atau maksimum 120 cm, dimana
batas- batas lapisan perkerasan yang mempunyai kekuatan berbeda sudah
diidentifikasi dan ketebalan lapisan telah diketahui.
3b3. Pengambilan contoh tanah dan batuan
• Pengambilan contoh tanah dan batuan dilakukan guna pengujian
laboratorium mekanika tanah dan batuan (Lab. Mektanbat), yaitu:
1) Contoh tanah tak terganggu (undisturbed samples)
Contoh tanah tidak terganggu adalah suatu contoh yang masih
menunjukan sifat-sifat aslinya, artinya contoh-contoh ini tidak mengalami
perubahan dalam struktur, kadar air (water content), atau susunan kimia.
2) Contoh tanah terganggu (disturbed samples).
Contoh tanah terganggu diambil tanpa adanya usaha yang dilakukan
guna melindungi struktur asli dari tanah tersebut. Contoh tanah
terganggu ini dapat dipakai guna segala penyelidikan yang tidak
memerlukan contoh asli (undisturbe samples), seperti ukuran butir,
batas-batas atterberg, pemadatan, berat jenis dan sebagainya.
• Guna contoh batuan dapat berupa pengambilan batu setempat (hand
spacement) pada batuan utuh (intact rock) dan pengambilan batu yang
terdapat bidang ketidaksinambungan (discontinuity) pada massa batuan
(rock mass) apabila banyak dijumpai retakan, rekahan (heavy broken rocks).
3b4. Pekerjaan laboratorium
Pengujian Basic Properties :
a. Kadar air (Wn) ASTM. D.2217-71
b. Berat Jenis (Gs) ASTM.D.854-72
c. Berat Isi /density (γ) ASTM.D.4718
Pengujian Index Properties :
a. Atterberg Limit ( LL, PL, PI ) ASTM. D.4318
b. Analisa besar butir ASTM.D 422-72
Pengujian Engineering Properties :
a. Triaxial Test ( UU & CU ) ASTM.D 2850
b. Konsolidasi ASTM D Jenis pengujian untuk contoh
batuan.
lanjutan
Pengujian mekanika batuan untuk menentukan kepadatan,
kekerasan , kekuatannya dengan cara :
Supersoni waves
Triaxial Compressive Strenght ASTM. D.2664-67
Density, Poison’s Ratio, Modulus of elasticity ASTM 19 D.2845 – 69
Unconfined compressive strenght
Pengujian untuk bahan agregat :
Relative density dan water absorption ASTM C. 128
Analisa petrografi
Particle size distribution ASTM 14
Flakiness index ASTM 14
Elongation index ASTM 14
Relative density and absorption ASTM 14
Bulk density ASTM 14
3b5. Analisis dan evaluasi data
Analisis dan evaluasi data dimaksudkan untuk mempelajari dan mencari hubungan dari
pengaruh faktor morfologi, geologi, struktur geologi, keairan, tata lahan dan aktivitas manusia
terhadap pengelompokkan geologi teknik serta pembuatan penilaian geologi teknik,
mencakup:
Pengujian mekanika batuan untuk menentukan kepadatan, kekerasan, kekuatannya:
Mengklasifikasikan kemiringan lereng berdasarkan bentuk topografi daerah pemetaan/penyelidikan;
Mencari hubungan sudut lereng/morfologi terhadap masalah geologi teknik daerah
pemetaan/penyelidikan;
Mencari hubungan dan pengaruh sifat fisik dan mekanik tanah/batuan terhadap masalah geologi teknik;
Mencari hubungan kejadian bahaya geologi dengan kondisi geologi teknik daerah
pemetaan/penyelidikan;
Menganalisis pengaruh struktur geologi terhadap masalah geologi teknik;
Analisis daya dukung dan perosokan tanah;
Analisis kemantapan lereng terhadap sifat fisik dan mekanik tanah/batuan;
Penentuan satuan geologi teknik;
Penyusunan satuan geologi teknik dilakukan dengan cara pengelompokan tanah/batuan yang
mempunyai jenis yang sama atau mendekati sama dari Formasi batuan
Tanah pelapukan berketebalan lebih dari 1 (satu) meter dipetakan sebagai tanah sedangkan kurang dari
1 (satu) meter dipetakan sebagai batuan;
Hasil dari pengamatan lpangan baik berupa pengamatan tanah batuan, penyondiran, pengeboran
tangan, masalah geodinamika (bahaya beraspek geologi) ditambah dengan data sekunder yang didapat
perlu dituangkan dalam peta geologi teknik.
Penggambaran peta dan penampang geologi teknik.
3b6. Bagan alir analisa dan evaluasi data

Geologi Struktur Geologi Keairan Tata Lahan


Morfologi Aktivitas
Manusia

Pengelompokan Geologi Teknik

Mekanika Mekanika
Penilaian Geologi Teknik
Tanah Batuan

Peta dan Penampang Geologi Teknik


3c. Laporan pemetaan dan penyelidikan
geologi teknik
• Penulisan laporan yang baik dan lengkap merupakan bagian yang
paling penting dalam suatu pemetaan/penyelidikan geologi
teknik.
• Pada dasarnya kegunaan suatu laporan meliputi penguraian
secara tepat apa-apa yang telah dipetakan/diselidiki dan
memadukan serta menerangkan hubungan geologi teknik dengan
permasalahan yang ada.
• Keterangan dan kesimpulan laporan harus didasarkan atas
kenyataan yang ada di lapangan.
• Laporan pemetaan/penyelikan geologi teknik memuat berbagai
informasi dan permasalahan yang melatar belakangi dilakukan
pemetaan serta uraian hasil analisis dan evaluasi geologi teknik.
4. Geologi Teknik Mendukung Pembangunan

perencanaan
penataan ruang pembangunan
mengontrol pembangunan fisik infrastruktur

Pembangunan
Data geologi teknik

MASYARAKAT
pemetaan dan penyelidikan SEJAHTERA
geologi teknik
5. Rekayasa keteknikan daerah pemetaan

• Jenis dan penyebaran batuan kawasan pemetaan.


• Kondisi batuan telah terkena gaya serta gaya yang
bekerja pada batuan masih aktif atau tidak ?
• Dengan mengetahui kekuatan gaya yang telah terjadi
pada batuan dapat meramal kekuatan atau ketahanan
batuan tersebut.
• Kestabilan sesuatu kawasan terhadap daya dukung lahan
untuk konstruksi bangunan.
• Kestabilan wilayah terhadap bencana longsoran.
• Kestabilan lereng.
Latihan 10
• Judul : FAKTOR GEOLOGI DALAM KONSTRUKSI
• Isi :
I. Stabilitas Lereng
II. Daya Dukung Tanah
III. Galian
IV. Timbunan
V. Faktor Air Tanah
VI. Cara Mengontrol Lereng dan Stabilitasnya
VII. Bidang Pekerjaan Infrastruktur
VIII.Rekayasa Keteknikan Faktor Geologi
• Format : Tulis tangan
• Diserahkan: 27 Desember 2019
• Penilaian : 80 – 40
• Tepat waktu : bonus + 20

Anda mungkin juga menyukai