Anda di halaman 1dari 16

Manusia, Nilai,

Moralitas, dan
Hukum.
Kelompok 13
Alfas Kusaeri
Dina Durrotun Nisa
Hoirunisa

1C TLM
Manusia, Nilai, Molaritas, dan Hukum.

1. MANUSIA

Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens”


(Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi
(mampu menguasai makhluk lain).
Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta,
sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang
individu. Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu
oganisme hidup (living organism).
Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berinteraksi dan membutuhkan
bantuan dengan sesamanya.

 
 
2. NILAI
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan
kualitas dan berguna bagi manusia dan berkaitan dengan cita-
cita, harapan,dan keyakinan. Nilai merupakan kemampuan yang
dipercayai yang ada pada suatu benda untuk memuaskan
manusia sehingga menarik minat seseorang. Bagi manusia nilai
di jadikan sebagai landasan, alasan atau motivasi dalam
bersikap dan bertingkah laku, baik disadari maupun tidak.
 

Fungsi nilai bagi kehidupan manusia yaitu:


1. Sebagai faktor pendorong
2. Nilai sebagai pengawas
3. Nilai sebagai alat solidaritas:
4. Dapat mengarahkan masyarakat dalam berfikir dan bertingkah laku.
5. Nilai sebagai benteng  
Macam-Macam
Nilai
Prof. Notonegoro membedakan
Nilai memiliki beberapa
nilai menjadi tiga macam, yaitu:
1) Nilai Material aliran, yaitu :
2) Nilai Vital 1. Aliran objektivisme / idealism

3) Nilai Kerohanian 2. Aliran subjektifisme


3. Aliran yang menggabung
3. MORALITAS

Moral berasal dari bahasa latin “mores” yang berarti adat


kebiasaan. Dalam bahasa indonesia kata moral berarti
akhlak atau kesusilaan yang mengandung makna tata tertib
batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi pembimbing
tingkah laku batin dalam hidup. Makna moral yang
terkandung dalam kepribadian seseorang itu tercermin dari
sikap dan tingkah lakunya.

Jenis moral, moral dapat dibagi menjadi dua yaitu:


1) Moral murni
Fungsi moral bagi kehidupan manusia, yaitu:
1. Mengingatkan manusia untuk melakukan kebaikan demi
dirisendiri dan sesama sebagai bagian masyarakat.
2. Menarik perhatian pada permasalahan moral yang kurang
ditanggapi.
3. Dapat menjadi penarik perhatian manusia pada gejala
pembiasaan emosional.
3. HUKUM

Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan rangkaian


kekuasaan kelembagaan dari bentuk penyalah gunaan kekuasaan
dalam bidang politik, ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara
dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan sosial antar
masyarakat terhapadap kriminalisasi dalam hukum pidana,
perlindungan ham dan memperluan kekuasaan politik serta cara
perwakilan dimana mereka yang akan dipilih.

Fungsi hukum bagi kehidupan manusia, yaitu:


1. Sebagai alat pengukur tertib hubungan masyarakat
2. Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial
3. Sebagai penggerak pembangunan
4. Fungsi kritis hukum
Jenis - jenis hukum

a. Jenis hukum berdasarkan sumbernya:

1. Hukum adat. Contoh: hukum adat minangkabau.


2. Hukum undang-undang. Contoh: UU pemilu.
3. Hukum yurisprudensi. Contoh: KUHP
4. Hukum traktat. Contoh: hukum batas negara.
5. Hukum doktrin
b. Jenis hukum berdasarkan isinya, yaitu

1. Hukum public, Hukum yang mengatur hubungan antara negara


dengan warga negaranya. Atau Hukum yang mengatur tentang hal-
hal yang berhubungan tentang masyarakat dan menjadi Hukum
perlindungan Publik. Contoh: hukum tata negara, hukum acara
pidana.
2. Hukum privat, Hukum yang mengatur kepentingan pribadi, atau
hukum yang mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang
Perwujudan Nilai, Moral dan Hukum
dalam Masyarakat dan Negara.

a. Compliance
Diartikan sebagai suatu kepatuhan yang didasarkan pada harapan akan suatu imbalan dan usaha
untuk menghindarkan diri dari hukuman atau sanksi yang mungkin dikenakan apabila seseorang
melanggar ketentuan hukum, baik hukum formal positif ataupun hukum berdasarkan normas-norma
masyarakat (sanksi sosial).

b. Identification
Terjadi bila kepatuhan terhadap kaidah-kaidah hukum ada bukan karena nilai instrinsiknya, akan tetapi
agar keanggotaan kelompok serta hubungan baik dengan mereka yang diberi wewenang untuk
menerapkan kaidah-kaidah hukum tersebut tetap terjaga.
c. Internalization
tahap ini seseorang mematuhi kaidah-kaidah hukum dikarenakan secara intrinsik
kepatuhan tadi mempunyai imbalan. Isi kaidah-kaidah tersebut adalah sesuai dengan
nilai-nilainya dari pribadi yang bersangkutan atau oleh karena dia mengubah nilai-nilai
yang semula dianutnya.

d. Society Interest.
Maksudnya ialah kepentingan-kepentingan para warga masyarakat terjamin oleh wadah
hukum yang ada. Kesadaran hukum berkaiatan dengan nilai nilai yang tumbuh dan
berkembang dalam suatu masyarakat. Terdapat 4 (empat) indikator kesadaran hukum,
yang masing-masing merupakan suatu tahapan bagi tahapan berikutnya, yaitu:
Problematika Nilai, Moral dan
Hukum

1. Pengaruh Kehidupan Keluarga dalam pembinaan Nilai Moral,


2. Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Pembinaan Nilai Moral,
3. Pengaruh Figur Otoritas Terhadap Perkembangan Nilai Moral
Individu,
4. Pengaruh Media Telekomunikasi Terhadap Perkembangan Nilai
Moral,
5. Pengaruh Media Elektronik dan Internet terhadap Pembinaan Nilai
Penyebab Krisis Karakter di Indonesia

1. Terlena oleh Sumber Daya Alam yang Melimpah,


2. Pembangunan ekonomi yang terlalu bertumpu pada modal
fisik.
3. Surutnya idealisme, berkembangnya pragmatisme
“overdoses”.
4.  Kurang berhasil belajar dari pengalaman bangsa sendiri.
Pendidikan Karakter Secara Holistik dan Kontekstual

 Pendidikan karakter secara holistik artinya membangun karakter bangsa


Indonesia dimulai dari keluarga, masyarakat dan negara. Model ini adalah sebuah
usaha untuk melakukan pendidikan karakter secara holistik yang melibatkan
aspek “knowledge, felling, loving, dan acting” (Ratna,2005:2) .
 Sedangkan aspek kontekstual terkait dengan nilai-nilai pokok yang diperlukan
untuk membentuk kekuatan karakter bangsa mulai diinternalisasikan pada semua
tataran nasyarakat. Dengan pendekatan yang komprehenaif diharapkan dapat
menghasilkan perilaku orang yang berkarakter.
 Sebagaimana dijelaskan oleh Thomas Lickona (1991) mendefinisikan orang yang
berkarakter sebagai sifat alami seseorang dalam merespons situasi secara
KESIMPULAN

Manusia merupakan makhluk sosial yang sempurna yang diberi


anugerah oleh Tuhan berupa kemampuan untuk berpikir dan akal
untuk menentukan sesuatu yang baik atau tidak baik bagi mereka.
Untuk menjalin hubungan yang baik setiap manusia harus
memiliki nilai-nilai yang dijadikan landasan untuk bertindak, serta
moral yang baik agar tujuan hubungan yang harmonis juga
tercapai.
Selain itu, manusia harus menaati peraturan yang berlaku atau
yang bisa kita sebut dengan hukum. Tujuannya agar semua
berjalan sesuai dengan aturan dan tidak menyalahi hak manusia
Thanks

Anda mungkin juga menyukai