Pertemuan Ke 12

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 18

PERTEMUAN KE-12

Pokok Bahasan :
Keterampilan dan Teknik Pekerjaan Sosial Koreksional.
Tujuan Instruksional Khusus :
Mahasiswa dapat memahami dan menguasai berbagai keterampilan dan teknik
pekerjaan sosial koreksional.
Metode :
a. Ceramah
b. Brainstorming
c. Tanya Jawab
d. Kunjungan ke lapangan
Media :
OHP/LCD, white Board
HAKEKAT KONSELING
George dan Cristiani (Gunarsa, 1996:21) mengungkapkan beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam penerapan konseling, yaitu :
1. Konseling berhubungan dengan tujuan membantu orang lain dalam menentukan pilihan dan
tindakannya.
2. Dalam proses konseling terjadi proses pembelajaran bagi klien maupun konselor
3. Dalam proses konseling akan terjadi perubahan dan perkembangan kepribadian.

Penerapan konseling bertujuan untuk:


1. Menyediakan fasilitas untuk perubahan perilaku
2. Meningkatkan keterampilan individu untuk menghadapi masalah dan memilih alternatif
pemecahannya
3. Meningkatkan kemampuan dalam menentukan keputusan
4. Meningkatkan kemampuan menjalin relasi antar personal
5. Menyediakan fasilitas pengembangan kemampuan diri klien.
PROSES KONSELING
1. Tahap Persiapan
2. Membaca dan mengevaluasi sumber dan bahan rujukan
3. Membangun relasi
4. Menentukan masalah dan prioritas masalah
5. Menyusun rencana tindakan
6. Pelaksanaan rencana tindakan
7. Evaluasi dan tindak lanjut
PENDEKATAN KONSELING
Tipe konseling menurut Gunarsa (1996: 107-141)
terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu :
1. Pendekatan langsung (Directive Approach)
2. Pendekatan tidak langsung (Nondirective
Approach)
3. Pendekatan Elektik
KETERAMPILAN DALAM KONSELING
1. Memiliki keahlian menjalin hubungan baik dengan klien
2. Terampil berkomunikasi verbal dan non verbal
3. Keterampilan inter personal
4. Mampu menciptakan kehangatan, empati, dan keseriusan.
5. Keterampilan melakukan interview.
 
Ahli lainnya membagi keterampilan dasar konseling menjadi
dua, yaitu :
1. Keterampilan non verbal
2.Keterampilan verbal
TEKNIK PENDAMPINGAN
 Pemilihan untuk menggunakan teknik pendampingan tertentu banyak dipengaruhi oeh berbagai faktor. Pihak pekerja
sosial sendiri biasanya dipengaruhi oleh dasar teori yang dikuasai dan disenangi untuk memilih teknik pendampingan,
sedangkan pihak klien lebih mengacu pada faktor yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi. Perkembangan
lainnya adalah berat ringannya masalah klien dan seberapa jauh pengaruhnya terhadap kehidupan dan pekerjaannya.
 Menurut Rogers; pada hakikatnya pendampingan terhadap klien bertumpu pada pandangan terhadap unsur
kemanusiaan, yaitu proses pendampingan harus dapat menciptakan suasana hangat dan penuh penerimaan dimana
klien akan menaruh kepercayaan terhadap pendampingnya dalam berperan serta memikirkan tentang persoalan
kehidupan yang dihadapinya.
 Dalam penerapan pendampingan, Pekerja Sosial terlebih dahulu harus memahami prinsip-prinsip. fungsi dan
peranan, serta tugas-tugas dalam lingkup Pekerjaan Sosial Koreksional
Pekerja Sosial koreksional sebagai pendamping harus merujuk pada pendekatan dan teknik pendampingan yang
meliputi:
 Pendekatan Langsung (directive approach)
 Pendekatan Tidak Langsung (non directive approach).
 Pendekatan Eklektik; merupekan pendekatan gabungan antara pendekatan langsung dan pendekatan tidak langsung
dengan pilihan teori yang tepat dan baik untuk digunakan secara bersama-sama dalam menghadapi permasalahan
kilen.
PRINSIP-PRINSIP PENDAMPINGAN
PRINSIP UMUM PEKERJAAN SOSIAL MENDASARKAN PADA KEYAKINAN BAHWA HARKAT DAN
MARTABAT TIAP MANUSIA HARUS DIHARGAI SEBAGAI HAK ASASI. PENERAPAN TUGAS PENDAMPINGAN
HARUS MENGACU PADA ENAM PRINSIP :
 Menggunakan suatu hubungan sebagai sarana untuk membantu klien, agar klien dapat menolong dirinya sendiri.
 Tidak menyalahkan dan menilai secara moral, namun menerima klien sebagaimana adanya.
 Menghargai hak klien untuk menentukan nasibnya sendiri.
 Mengupayakan klien untuk mempelajari dan memahami perilaku normal dan perilaku sosial yang harus dipatuhi.
 Mengupayakan tumbuhnya perasaan aman pada diriklien.
 Menggunakan kewenangan secara positif untuk membantu klien (pelanggar hukum) menolong dirinya dalam
menghadapi masalah, serta membantunya melakukan penyesuaian kembali cara berfikir dan perilakunya.
DALAM MELAKUKAN TUGAS PENDAMPINGAN, SEORANG PEKERJA SOSIAL KOREKSIONAL MEMILIKI
TUJUAN UNTUK :
 Membantu klien memahami dirinya dan masalahnya.
 Membantu hubungan klien dengan orang lain.
 Membantu klien mencapai apa yang diharapkan sebagai anggota masyarakat dalam kehidupannya.
 Secara umum tugas Pekerja Sosial koreksional, diantaranya:
 Bekerja secara langsung dengan individu untuk menolong mengubah perilaku dengan upaya pemahaman diri
secara positif dan menggali kekuatan dalam diri serta sumber yang dimilikinya.
 Modifikasi lingkungan untuk menciptakan iklim sosial yang lebih sehat dan kondusif bagi kehidupan klien.
FUNGSI DAN TUGAS PENDAMPINGAN BAGI PELANGGAR HUKUM

 Fungsi memperkuat motivasi (helping to strengthen motivation)


 Menyalurkan perasaan-perasaan klien (allowing for ventilation of feelings)
 Membantu klien dalam pengambilan keputusan (help to make decisions)
 Menolong dalam merumuskan situasi (help to define the situation)
 Membantu memodifikasi lingkungan (Assisting modification of the
environment)
 Menolong untuk mengatur kembali pola perilaku klien (helping to
reorganize behavior patterns)
 Memfasilitasi rujukan (rácititafing referal)
LANGKAH-LANGKAH PENDAMPINGAN
Langkah-langkah pendampingan dapat dilakukan
sesuai bentuk kegiatan program pembinaan mulai saat
klien masuk lembaga koreksional hingga klien
memperoleh kebebasan.
Tugas pendampingan tidak terlepas dari pola
pembinaan yang dilakukan, seperti tampak pada Tabel
halaman berikut.
Tabel 1.
Pola Pembinaan Narapidana oleh Dirjen Pemasayarakatan (1990)

TEMPAT RUTAN LAPAS BAPAS


ASPEK

Nama sasaran Tahanan Narapidana Klien

Sifat intervensi Pelayanan Pembinaan Bimbingan

Bentuk Kegiatan  Bantuan hukum  Pendidikan Umum  Pend. Agama


 Penyuluhan rohani  Latihan  Pend. Budi pekerti
 Penyuluhan kerampilan  Bimbingan
Jasmani  Pembinaan mental penyuluhan
 Pendidikan formal
 Bimbingan bakat  Sosial budaya  Kepramukaan
 Bimb. ketrampilan  Kegiatan rekreatif  Pelatihan
Perpustakaan  Ketrampilan
 PKK
 Psikiatri Therapy
 Kepustakaan

Sistem Layanan Institusional Institusional Non Institusional

Pekerja sosial dapat melakukan peran pendampingan sesuai


langkah-langkah program setiap lembaga secara spesifik meliputi:
1. Langkah pertama adalah menjalin kerjasama dengan polisi dan
TEKNIK PEMANFAATAN WAKTU LUANG
1. Apakah waktu itu ?
2. Waktu Luang
3. Pemanfaatan Waktu Luang pada Lembaga Koreksional
4. Rehabilitasi Perilaku dan Sosial
5. 4 (Empat) tipe manajer waktu :
a. Manajer analitik;
b. Manajer pengontrol;
c. Manajer manusiawi;
d. Manajer kreatif.
BENTUK-BENTUK PEMANFAATAN WAKTU LUANG

1. Program Interaksi
2. Kegiatan Pengembangan untuk Assesmen
3. Kegiatan membangun kelompok (building the groups treatment)
4. Kegiatan pelatihan ketrampilan (Vocational training)
5. Ketrampilan Pendukung dalam Aplikasi Treatment
a. Negosiasi f. Mediasi
b. Integrasi g. Komunikasi antar pribadi
c. Konfrontasi h. Assesmen
d. Konsultasi i. Mendidik
e. Koordinasi
RANCANGAN SARANA DAN PRASARANA BAGI PEMANFAATAN WAKTU
LUANG

1. Sarana dan Prasarana Komunikasi khusus


2. Sarana dan Prasarana Rekreatif
3. Sarana dan Prasarana Ketrampilan Kerja
4. Sarana dan Prasarana Edukatif
5. Sarana Peribadatan
6. Sarana dan Prasarana Konseling
7. Sarana dan Prasarana Kesehatan
8. Team Praktisi Berbagai Latar Keahlian
TEKNIK RELAKSASI BAGINARAPIDANA
LATAR BELAKANG RELAKSASI BAGI
NAPI
 Tahap awal di lembaga mengalami stres
 Masa pidana yang lama membuat stres
 Menjelang pembebasan bersyarat stres
DAMPAK STRES
 Menjelang bebas stres  Tidak mau mengikuti kegiatan

 Mencoba bunuh diri

 Melarikan diri

 Mogok makan

 Tidak bisa tidur

 Prilaku agresif

 Membunuh
RELAKSASI
DASAR PEMIKIRAN METODE KEGUNAAN RELAKSASI :
RELAKSASI :  Membuat individu mampu menghindari
 Dalam sistem syaraf terdapat sistem reaksi dan karena adanya stres
syaraf pusat dan otonom  Mengurangi takut kecemasan
 Fungsi sistem syaraf pusat untuk
 Mengurangi gangguan stres
mengendalikan gerakan-gerakan yang  Meningkatkan penampilan kerja, sosial dan
dikehendaki
keterampilan fisik
 Sistem syaraf otonom berfungsi untuk
 Kelelahan, aktivitas mental dan atau latihan
mengendalikan gerakan-gerakan
fisik yang tertunda dapat diatasi lebih cepat
otomatis
 Sistem syaraf otonom terdiri dari 2
 Meningkatkan kesadaran diri tentang
keadaan fisiologis
subsistem yaitu sistem syaraf simpatesis
dan parasimpatesis
 Relaksasi merupakan bantuan untuk
menyembuhkan penyakit tertentu tanpa
operasi
 Meningkatkan harga diri dan kepercayaan
diri individu sebagai hasil kontrol terhadap
reaksi stres
 Meningkatkan hubungan interpersonal
RELAKSASI
Macam-Macam Relaksasi
 Relaksasi pernafasan

 Relaksasi otot

 Relaksasi kesadaran indra

 Relaksasi melalui hipnosa, yoga dan meditasi

 
Persiapan-Persiapan Dalam Latihan Relaksasi
 Kondisi ruangan

 Kursi

 Pakaian 
SUMBER :
 Carney, L. P., 1980, Corrections, treatment and philosophy, New York: Englewood
Cliffs: Prentice Hall.
 Dubois, B. & Milley, K. K., 1999, Social Work: An Empowering Profession (4th Ed),
Boston : Allyn and Bacon.
 Duffe, D. & Fith, R., 1976, An Introduction to CorrectionsPolicy and Systems
Approach, California : Goodyear Publishing.
 Zastrow, C., 1982, Introduction to Social Welfare Institutional: Social Problems,
services and Current Issues, Third edition, Homewood, Illinois : The Dorsey Press.
 Simanuhuruk, Kormauli,2007, Bahan Ajar Peksos Koreksional Terapi Relaksasi
Bagi Napi, STKS Bandung.

Anda mungkin juga menyukai