Kerusakan pada kulit akibat luka bakar sering kali digambarkan pada kedalaman
cedera dan didefinisikan dalam istilah cedera ketebalan parsial yang mengenai
lapisan epidermis atau lapisan dedermis. (Hudak & Gallo, 1994)
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tubuh tinggi
seperti api, air panas, listrik dan bahan kimia & radiasi. Juga oleh sebab kontak
dengan suhu rendah. Luka bakar ini dapat mengakibatkan kematian atau akibat
lain yang berkaitan dengan problem fungsi maupun estetik (Mansjoer,2000)
Anatomi & Fisiologi
a. Anatomi system intergumen
Kulit adalah organ tubuh terluas yang menutupi otot dan mempunyai fungsi sebagai
Mercury
pelindung tubuh dan berbagai trauma ataupun masuknya bakteri, kulit juga
mempunyai fungsi utama reseptor yaitu untuk menindera suhu, perasaan nyeri,
sentuhan ringan dan tekanan pada bagian stratum komenum mempunyai kemampuan
menyerap air serta elektroloi yang berlebihan dan mempertahankan kelembaban dalam
jaringan subkutan. Kulit tersususn atas 3 lapisan utama yaitu epidermis, dermis dan
jaringan subkutan. ( Majid & Prayoga, 2013 ).
Penderita dengan kerusakan pembuluh darah yang berat dapat menyebabkan kondisi
hipovolemik atau rendahnya volume darah. Selain itu trauma luka bakar berat lebih rentan
mengalami sumbatan darah atau blood clot pada ekstremitas hal ini akibat lamanya waktu
tirah baring pada pasien luka bakar tirah baring mampu mengganggu sirkulasi darah normal
sehingga mengakibatkan akumulasi darah di vena kemudian akan membentuk sumbatan
darah
Komplikasi
Komplikasi
3. Komplikasi jangka Panjang
Komplikasi jangka panjang terdiri dari komplikasi fisik dan psikologis. Pada
luka bakar derajat III pembentukan jaringan sikatriks terjadi secara berat dan
menetap seumur hidup. Pada kasus dimana luka bakar terjadi di area sendi. Hal
ini terjadi ketika kulit yang mengalami penyembuhan berkontraksi atau tertarik
bersama. Akibarnya, pasien memiliki gerak terbatas pada area luka. Selain itu,
pasien dengan trauma luka bakar berat dapat mengalami tekanan stress pasca
trauma atau post traumatic stress disorder (PTSD). Depresi dan ansietas
merupakan gejala yang sering ditemukan pada penderita.
Patofisiologi
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan oleh kontak dengan sumber panas
seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi (Moenandjat,2001
Luka Bakar
Trauma kulit
Kerusakan Kulit
MK : Gangguan
Integritas Kulit
Warna Merah
Dan Kuning Kerusakan Daerah Warna Putih,
Epidermis dan Lapisan Merah, Coklat dan
Dermis Atas Hitam
Gejala Penyakit
Pengelupasan Warna Merah Dan Folikel Rambut,
Kulit dan Nyeri Eksudut Cairan Kelenjar Keringat
dan Saraf Hancur
(Saraf Tepi, Saraf
MK: Gangguan Sistem Sensorik Sensorik)
Rasa Nyaman Aktif dan Nyeri
Perubahan
Struktur/Bentuk dan
MK: Nyeri Akut fungsiTubuh
MK : Masalah
Gangguan Citra
Tubuh
Pemeriksaan penunjang
Pengobatan luka bakar diberikan berdasarkan luas dan keparahan luka bakar
serta pertimbangan penyebabnya. Resusitasi cairan penting dalam mengenai
kehilangan cairan intravaskuler. Cairan diberikan melaui masker ventilasi arti
visial. Luka bakar dapat pbat tropikal dan dibiarkan terbuka terpajan udara atau
ditutupi dengan kasa, luka bakar berat memerlukan debridemen luka atau
transplantasi.
a. Identitas Pasien
b. Keluhan Utama
Biasanya yang dirasakan oleh pasien luka bakar adalah nyeri yang hebat
disertai dengan sesak nafas. Menurut Saputra, L tahun 2013, Pengkajian pada
masalah nyeri dengan memperhatikan tanda-tanda verbal dan nonverbal, secara
umum mencakup lima hal, yaitu :
P : Provoking (pemicu) yaitu faktor yang menimbulkan nyeri dan mempengaruhi gawat atau
ringannya nyeri.
Menurut Muttaqin dan Sari tahun 2011, pengkajian mencakup pemantauan intake dan output
cairan. Urine output merupakan indikator yang sangat baik untuk menunjukkan status sirkulasi
yang dipantau setiap satu jam. Jumlah urine yang diperoleh pertama kali ketika kateter dipasang
harus dicatat karena dapat membantu menentukan fungsi ginjal dan status cairan sebelum pasien
mengalami luka bakar.
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Menurut Krisanty, Paula dkk Tahun 2009, Pada riwayat kesehatan dahulu biasanya pasien
mengalami penyakit diabetes, gagal ginjal, dan penyakit jantung. Selain itu riwayat medis masa lampau,
alergi, obat- obatan, alkohol atau obat-obatan terlarang serta paparan lingkungan.
Biasanya keadaan kesehatan keluarga dan penyakit yang berhubungan dengan kesehatan pasien,
mulai dari meliputi : jumlah anggota keluarga, kebiasaan keluarga mencari pertolongan, tanggapan
keluarga mengenai masalah kesehatan, serta kemungkinan penyakit turunan mulai kakek, nenek, ayah
dan ibu pasien.
Menurut Taqiyyah dan Jauhar Tahun 2013, pengkajian bagi pasien yang mengalami luka
bakar adalah:
1. Aktivitas/istirahat
2. Sirkulasi
3. Integritas ego
4. Eliminasi
5. Makanan/caira
6. Neurosensori
7. Nyeri/kenyamanan
8. Pernapasan
9. keamanan
g. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum Biasanya pasien datang dengan keadaan kotor dan mengeluhkan
panas, sakit dan gelisah sampai menimbulkan penurunan tingkat kesadaran bila luka
bakar mencapai derajat cukup berat.
2. TTV Biasanya tekanan darah menurun dengan nadi cepat, suhu dingin, pernafasan
lemah.
3. Pemeriksaan Head To Toe
a) Kepala dan rambut Biasanya bentuk kepala pasien biasanya normachepal, penyebaran rambut pasien
dan biasanya terdapat perubahan kepala pasien setelah luka bakar, terdapat jejas dan lesi akibat luka
bakar.
b) Mata Biasanya edema, adanya benda asing yang menyebabkan gangguan penglihatan serta bulu mata
yang rontok akibat luka bakar seperti air panas, bahan kimia.
c) Hidung Biasanya ada pendarahan, mukosa hidung kering, sekret, sumbatan dan bulu hidung yang
rontok akibat luka bakar.
d) Telinga Biasanya pasien mengalami gangguan pendengaran karena benda asing, pendarahan dan
adanya serumen.
e) Mulut Biasanya ada sianosis karena kurangnya suplay darah ke otak, bibir yang kering karena intake
cairan yang kurang.
f) Wajah Biasanya keadaan wajah pasien tampak meringis serta terdapat luka jika terkena pasien
terkena luka bakar.
g) Leher
Biasanya denyut nadi karotis yang mengalami peningkatan sebagai kompensasi untuk mengatasi
kekurangan cairan.
h) Thorax
Paru-paru :
I : Bentuk thorax, kondisi thorax, luas dan grade luka bakar, retraksi dinding dada
P: Biasanya sonor
Abdomen :
I : Kondisi dan bentuk perut, buncit +, distensi +, luas dan grade luka bakar
P: Nyeri tekan -
P: Timpani
Menurut Taqiyyah dan Mohammad Jauhar tahun 2013, pemeriksaan diagnostik bagi
penderita luka bakar adalah:
1. LED : mengkaji hemokonsentrasi. Pada trauma inhalasi kadar COHB 35-45% (berat),
bahkan setelah 3 jam dari kejadian, kadar COHB pada batas 20-25%. Bila kadar COHB
lebih dari 15% setelah 3 jam kejadian bukti adanya terjadi trauma inhalasi.
2. Elektrolit serum mendeteksi ketidakseimbangan cairan dan biokimia. Ini terutama penting
untuk memeriksa kalium (N 3,5 5,1 Mmol/L) jika terdapat peningkatan dalam 24 jam
pertama karena dapat menyebabkan henti jantung.
Pemeriksaan Diagnostik
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur bentuk dan fungsi
tubuh
4.
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
4. Gangguan integritas kulit Setelah dilakukan Perawatan Integritas Kulit
Definisi: tindakan keperawatan 1. Observasi
Kerusakan kulit (dermis diharapkan gangguan • Identifikasi penyebab gangguan
dan/atau epidermis) atau integritas kulit membaik integritas kulit
jaringan (membran dengan kriteria hasil: 2. Terapeutik
mukosa, kornea, fasia, otot, Integritas kulit dan jaringan • Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah
tendon, tulang, kartilago, Elastisitas kulit membaik baring
kapsul sendi dan/atau Hidrasi pada kulit • Gunakan produk berbahan petrolium
ligamen). membaik atau minyak pada angkat kulit kering
Kerusakan lapisan kulit Hindari produk berbahan dasar
Penyebab: mrenurun alkohol pada kulit
• suhu lingkungan yang Perdarahan pada kulit 3.Edukasi
ekstrim mmenurun • Anjurkan menggunakan pelembab
Nyeri pada kulit menurun • Anjurkan minum air yang cukup
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
4. • Anjurkan minum air yang cukup
• Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
• Anjurkan menghindari terpapar suhu
ekstrem
• Anjurkan mandi dan menggunkan
sabun secukupnya
Perawatan Luka bakar
1. Observasi
• identifikasi penyebab luka bakar
• Identifikasi durasi terkena luka bakar
dan riwayat penanganan luka
sebelumnya
• Monitor kondisi luka (mis. persentasi
ukuran luka, derajat luka, perdarahan,
warna dasar luka, infeksi, eksudat, bau
luka, kondisi tepi luka)
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
4. 2. terapeutik
• Gunakan teknik aseptik selama
merawat luka
• Lepaskan balutan lama dengan
menghindari nyeri dan perdarahan
• Rendam dengan air steril jika balutan
lengket pada luka
• Bersihkan luka dengan cairan steril
(mis. NaCI 0,9%, cairan antiseptik)
• Lakukan terapi relaksasi untuk
mengurangi nyeri
• Jadwalkan frekuensi perawatan luka
berdasarkan ada atau tidaknya infeksi,
jumlah eksudat dan jenis balutan yang
digunakan
• Gunakan modern dressing sesuai
dengan kondisi luka (mis. hyrocolloid,
polymer crystaline cellulose)
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
4. • Berikan diet dengan kalori 30-35
kkal/kgBB/hari dan protein 1,25-1,5
g/kg8B/hari
• Berikan suplemen vitamin dan mineral
(mis. vitamin A. vitamin C, Zinc, asam
amino), sesuai indikasi
3. edukasi
• Jelaskan tanda dan gejala infeksi
• Anjurkan mengkonsumsi makanan
tinggi kalori dan protein
4. Kolaborasi
• Kolaborasi prosedur debridement
(mis. enzimatik, biologis, mekanis,
autolitik), jika penu
• Kolaborasi pemberian antibiotik, jika
perlu
Implementasi Keperawatan
Implementasi / pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
Mercury
yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada
nuersing order untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan (Nursalam, 2008).
Evaluasi Keperawatan
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan oleh
kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan
radiasi (Moenandjat,2001)
Kerusakan pada kulit akibat luka bakar sering kali digambarkan pada
kedalaman cedera dan didefinisikan dalam istilah cedera ketebalan parsial
( yang mengenai lapisan epidermis atau lapisan dedermis dan cedera ketebalan
penuh ( mengenai lapisan epidermia, dedermis dan lapisan lemak ) ( Hudak &
Gallo, 1994 ).
Kesimpulan
Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah suatu
kebutuhan individu. Nyeri merupakan sesuatu yang tidak menyenangkan yang hanya
dapat diungkapkan oleh individu yang mengalaminya (bersifat subjektif) dan
persepsinya berbeda antara satu orang dengan yang lainnya (Sigit, 2010).