Anda di halaman 1dari 31

FISIKA DASAR

Nama : Amelia Zahara


N i m : 2 11 0 7 1 6 0 0 6
Prodi : Pendidikan Fisika (smt 2 )
GAYA GERAK LISTRIK IMBAS DAN ARUS BOLAK BALIK

A. GGL IMBAS

Gaya gerak listrik induksi adalah gaya gerak listrik yang


timbul di dalam kumparan yang diakibatkan karena
adanya perubahan medan magnet dengan tempo
yang cepat. Gaya ini mencakup sejumlah fluks
magnetik.
Tahun 1821 Michael Faradaymembuktikan bahwa perubahan medan
magnet dapat menimbulkan arus listrik (artinya magnet
menimbulkan listrik) melalui eksperimen yang sangat sederhana.
Sebuah magnet yang digerakkan masuk dan keluar pada kumparan
dapat menghasilkan arus listrik pada kumparan itu.

Gaya gerak listrik induksi adalah timbulnya gaya gerak listrik di dalam
kumparan yang mencakup sejumlah fluks garis gaya medan
magnetik, bilamana banyaknya fluks garis gaya itu divariasi. Dengan
kata lain, akan timbul gaya gerak listrik di dalam kumparan apabila
kumparan itu berada di dalam medan magnetik yang kuat medannya
berubah-ubah terhadap waktu.
Bunyi Hukum Faraday

gaya gerak listrik (ggl) induksi yang timbul antara ujung-ujung


suatu loop penghantar berbanding lurus dengan laju
perubahan fluks magnetik yang dilingkupi oleh loop
penghantar tersebut”.
Persamaan hukum Faraday

dengan:
ε = ggl induksi (volt)
N = banyaknya lilitan kumparan
ΔΦB = perubahan fluks magnetik (weber)
Δt = selang waktu (s)
Bunyi Hukum lenz
Hukum Lenz menjelaskan mengenai arus induksi, yangberarti
bahwa hukum tersebut berlaku hanya kepada rangkaian penghantar
yang tertutup. Hukum ini dinyatakan oleh Heinrich Friedrich Lenz
(1804 – 1865), yang sebenarnya merupakan suatu bentuk hukum
kekekalan energi.
Hukum Lenz menyatakan bahwa:

“ggl induksi selalu membangkitkan arus yang medan


magnetnya berlawanan dengan asal perubahan fluks”.
Contoh Soal
Fluks magnetik yang dilingkupi oleh suatu kumparan berkurang dari 0,5
Wb menjadi 0,1 Wb dalam waktu 5 sekon. Kumparan terdiri atas 200 lilitan
dengan hambatan 4 Ω. Berapakah kuat arus listrik yang mengalir melalui
kumparan?
Penyelesaian:
Diketahui:
Φ1 = 0,5 Wb
Φ2 = 0,1 Wb
N = 200 lilitan
R = 4Ω
Δt = 5 sekon
Ditanya: I … ?

tanda (-) menyatakan reaksi atas perubahan fluks, yaitu fluks induksi
berlawanan arah dengan fluks magnetik utama. Arus yang mengalir melalui
kumparan adalah:
Faktor yang mempengaruhi besar induksi GGL

Ada tiga faktor yang memengaruhi GGL induksi,


yaitu
• Kecepatan gerakan magnet atau kecepatan
perubahan jumlah garis-garis gaya magnet
(fluks magnetik),
• jumlah lilitan,
• medan magnet.
Aplikasi Hukum Faraday
Pada GGL Induksi sesuai Hukum Faraday
terjadi perubahan bentuk energi gerak
menjadi energi listrik. Induksi digunakan pada
pembangkit energi listrik. Pembangkit energi
listrik yang menerapkannya adalah generator
dan dinamo. Di dalam generator dan dinamo
terdapat kumparan dan magnet.
1.) Generator

Generator listrik adalah


alat yang memproduksi
energi listrik dari sumber
mekanik dengan
menggunakan induksi
elektromagnetik. Konsep
generator pertama kali
ditemukan oleh Michael
Faraday yang
berkebangsaan Inggris.
2.) Induktansi Bersama

Induktansi bersama diterapkan


dalam transformator, dengan
memaksimalkan hubungan antara
kumparan primer dan sekunder
sehingga hampir seluruh garis
fluks melewati kedua kumparan
tersebut. Contoh lainnya
diterapkan pada beberapa jenis
pemacu jantung, untuk menjaga
kestabilan aliran darah pada
jantung pasien.
3.) Transformator

Transformator atau trafo


merupakan alat untuk
mengubah
(memperbesar atau
memperkecil) tegangan
AC berdasarkan prinsip
induksi elektromagnetik.
Contoh soal hukum Faraday
Arus listrik 0,2 ampere dilewatkan selama 50 menit ke dalam sel elektrolisis
yang mengandung larutan CuCl2. Hitunglah endapan Cu yang terbentuk
pada katode. (Ar Cu=63,5)
Jawab:
Hitung endapan Cu, wCu, menggunakan rumus:
wCu = (1/96.500) x I x t x MECu = dimana ME = Ar/biloks
Diketahui:
Arus, I = 0,2 A;
Waktu, t = 50 menit = 50 x 60 detik = 3.000 detik
Cari nilai MECu dengan menuliskan reaksi reduksi Cu:
Cu2+(aq) + 2e– → Cu(s) ; MECu = Ar/biloks = 63,5/2 = 31,75
Jadi, diperoleh:
WCu = (1/96.500) x 0,2 A x 3.000 detik x 31,75 = 0,197 g.
Trafo ada dua jenis
• Trafo step-up berfungsi untuk menaikkan tegangan AC sumber, jumlah
lilitan kumparan skunder lebih banyak dibandingkan jumlah lilitan
primer
• Trafo step-down berfungsi untuk menurunkan tegangan AC sumber,
jumlah lilitan skundernya lebih sedikit.

Trafo menimbulkan GGL pada kumparan skunder karena medan magnet yang
berubah-ubah akibat aliran arus listrik bolak-balik pada kumparan primer
yang berakibat berubah-ubah pula medan magnet yang timbul pada
kumparan primer. Dikarenakan kumparan primer dan sekunder dililitkan
pada bahan ferromagnetik maka pada kumparan sekunder juga dilingkupi
medan magnetik yang berubah-ubah. Akibatnya (berdasarkan hukum
Faraday) pada ujung-ujung kumparan sekunder timbul ggl induksi.
Benda yang tersimpan dalam medan magnet
Induktor berupa kumparan mampu menyimpan energi
dalam bentuk medan magnet. Kumparan yang dialiri arus
listrik akan menyebabkan timbulnya medan magnet di
dalam kumparan itu.

Besarnya energi yang tersimpan dalam kumparan sama dengan usaha yang
dilakukan untuk mengalirkan arus listrik dalam kumparan dari nilai nol
sampai nilai tertentu yang tetap sebesar I, dan dapat dinyatakan dengan
persamaan berikut:
W = ½ L.1²
W = energi yang tersimpan dalam kumparan (Joule)
I = induktansi dari kumparan (Henry)
L = kuat arus yang mengalir dalam kumparan (Ampere)
Rangkaian Arus Bolak Balik
Arus bolak-balik adalah arus listrik yang memiliki arah arus yang berubah-ubah
secara bolak-balik. Sifat arus bolak-balik berbeda dengan arus searah yang arah
arusnya tidak berubah-ubah terhadap waktu.
Arus bolak-balik atau alternating current (AC) merupakan arus dan tegangan
listrik yang besarnya berubah terhadap waktu dan mengalir dalam dua arah.
Arus bolak-balik biasanya dimanfaatkan untuk peralatan elektronik.

Pada prinsipnya, sumber arus bolak-balik bekerja melalui perputaran


kumparan dengan kecepatan sudut tertentu yang berada dalam medan
magnetik. Jenis-jenis rangkaian dalam rangkaian AC adalah rangkaian
resistor, rangkaian induktor, dan rangkaian kapasitor.
Rangkaian Seri R,LC dengan sumber AC

Rangkaian seri RLC pada arus bolak-balik terdiri dari resistor (R),
induktor (L) dan kapasitor (C) yang dihubungkan dengan sumber
tegangan AC dan disusun secara seri. Hambatan yang dihasilkan
oleh resistor disebut resistansi, hambatan yang dihasilkan oleh
induktor disebut reaktansi induktif (XL), dan hambatan yang
dihasilkan oleh kapasitor disebut reaktansi kapasitif (XC). Ketiga
besar hambatan tersebut ketika digabungkan dalam disebut
impedansi (Z) atau hambatan total.
Diagram fasor dapat digunakan untuk mencari
besar tegangan jepit seperti di bawah ini:

VR = Imax R sin ωt = Vmax sin ωt

VL = Imax XL sin (ωt + 90)


= Vmax sin (ωt + 90)

VC = Imax XC sin (ωt – 90)


= Vmax sin (ωt – 90)
Contoh soal
Sebuah resistor 300 Ω, inductor 2 H, dan kapasitor 20 µF dirangkai secara
seri serta dihubungkan dengan sumber tegangan 200 Volt, 100 rad/s.
Tentukanlah:
a. Reaktansi induktif, reaktansi kapasitif, dan sifat rangkaian
b. Impedansi
Diketahui:
R = 300 Ω
L=2H
C = 20 µF= 20 x 10-6 F
ω = 100 rad/s
Ditanya: XL, XC, Z dan sifat rangkaian ?
Jawab
a.)

Karena XL < XC rangkaian bersifat kapasitif.

b.)
Rangkaian paralel R,L,C dengan sumber AC
Rangkaian RLC Paralel adalah rangkaian elektronika yang terdiri atas resistor,
induktor dan kapasitor yang dihubungkan secara paralel dengan sumber
tegangan bolak balik atau AC. Pada rangkaian RLC Paralel, terjadi pembagian
arus listrik dari sumber menjadi tiga, yaitu menuju ke resistor, induktor dan
kapasitor.
Impedansi Rangkaian RLC Paralel
Contoh soal rangkaian paralel RLC

1. Sebuah rangkaian RLC dengan 1kΩ, dan sebuah coil 142 mH serta kapasitor 160
µF yang dihubungkan secara paralel melintasi 240 V dan supply 60 Hz. Berapa
Impedansi dari rangkaian tersebut dan Arus yang diambil dari supply ?
Di ketahui :
R = 12 ꭥ
L = 0,15 H
C = 100 uF
Vs = 100V, 50 Hz

Reaktansi Induktif XL
XL = 2π ƒL
= 2π x 50 x 0,15
= 47,13 ꭥ
Reaktansi Kapasitif XC

Rangkaian Impedansi Z adalah


Resonansi bunyi merupakan peristiwa ikut bergetarnya suatu benda akibat
getaran yang dihasilkan oleh sumber bunyi. Resonansi bunyi hanya dapat
terjadi jika suatu benda memiliki frekuensi alami yang sama dengan frekuensi
alami sumber bunyi yang bergetar. Selain benda, udara atau gas di sekitar
sumber bunyi juga dapat beresonansi, asalkan memiliki frekuensi alami yang
sama dengan frekuensi alami sumber bunyi.

Contoh Resonansi bunyi dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:


• Resonansi yang dihasilkan dari suara bedug di masjid, yang ditabuh saat
akan melakukan adzan.
• Gitar yang dimainkan dengan cara dipetik ini akan menghasilkan suata
yang nyaring.
• Pada selaput suara manusia ada udara.
Rumus Resonansi Bunyi
λ = l/n atau λ = V.f

Keterangan:
λ = Panjang gelombang (m)
V = Cepat rambat suara di udara
f = Frekuensi
l = Panjang kolom udara diatas permukaan air dalam tabung
(m)
n = Resonansi ke-n (n = 1, 2, 3, …)
Daya Tegangan AC
Daya listrik adalah besarnya energi listrik yang diserap atau diperlukan
oleh beban listrik dalam waktu tertentu. Pada artikel kali ini saya akan
menyempitkan pembahasan hanya sebatas daya listrik arus bolek-balik
(AC = alternating current).
Daya listrik arus bolak balik (AC) terdiri dari 3 jenis yaitu Daya Semu,
Daya Aktif dan Daya Reaktif. Ketiga daya tersebut tentunya mempunyai
satuan daya yang berbeda. Untuk daya semu satuanya adalah VA (Volt
Ampere), Daya Aktif dengan satuan Watt, sedangkan daya reaktif
satuanya adalah VAR (Volt Ampere Reaktif). Ketiga daya tersebut
mempunyai lambang / simbol yang berbeda, daya semu di simbolkan
dengan huruf "S", Daya Nyata/Aktif di simbolkan dengan huruf "P" dan
daya reaktif di lambangkan dengan huruf "Q"
1. ) Listrik 1 Phase

Rumus daya listrik 1 phase sedikit berbeda dengan daya listrik 3


phase, perbedaan ini hanya terletak pada penambahan Akar Tiga
pada rumus daya listrik 3 phase. Rumus ketiga daya khusus 1 phase
sebagai berikut:

a. Daya Semu (S) dengan rumus: S=VxI → VA


b. Daya Aktif (P) dengan rumus: P = V x l x Cosp → Watt
c. Daya Reaktif (Q) dengan rumus: Q = V x 1 x Sin p → VAR
2.) Listrik 3 Phase

Berikut ini adalah rumus daya listrik 3 phase, kita bisa


menggunakan rumus ini untuk menghitung nilai dari suatu
besaran listrik sistem 3 phase baik pada jaringan instalasi
maupun pada beban. Berikut rumusnya:

a. Daya Semu (S) dengan rumus : S = √3 x V x l →VA


b. Daya Aktif (P) dengan rumus : P= √3 x V x 1 x Cos p → Watt
c. Daya Reaktif (Q) dengan rumus: Q = √3 x V x 1 x Sin p→ VAR
Keterangan:
S = Daya Semu dengan satuan VA (Volt Ampere)
P= Daya Aktif dengan satuan Watt
Q = Daya Reaktif dengan satuan VAR (Volt Ampere
Reaktif)
V = Tegangan (Volt) I= Arus Listrik (Ampere)
√3 = 1,73
THANKS FOR YOUR
WATCHING
AMELIA ZAHARA
( 人 •͈ ᴗ•͈)

Anda mungkin juga menyukai