Anda di halaman 1dari 9

KELOMPOK 3

1. FIRMANSYAH
2. AYU FITRIANI. DK
3. NUR IZZA AMALIA YUSUF
4. PATISAH
5. MIFTAHUL JANNAH
6. WIDYA UTAMI PUTRI

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TEORI PENGUKURAN
A. Pengertian Aktiva
Menurut IASB (AASB) kerangka dalam persiapan dan penyajian
laporan keuangan paragraf 49 mendefinisikan aset sebagai sumber daya
yang dikontrol oleh suatu entitas sebagai dampak dari kejadian di masa
lampau dimana diharapkan memberikan manfaat ekonomi dimasa yang
akan datang. Sehingga dapat dikatakan bahwa sesuatu dapat
didefinisikan sebagai Aktiva jika memenuhi kriteria:
1. Mempunyai manfaat ekonomi di masa yang akan datang
2. Dikontrol oleh suatu entitas
3. Kejadian di masa lalu
Metode LIFO kerap kali disukai oleh pihak historicus
karena dalam periode-periode inflasi metode ini memberikan ukuran
marjin kotor yang lebih tepat. Kelemahannya bahwa ukuran
persediaan di neraca menjadi kurang tepat. Para futuris cenderung
lebih mendukung FIFO karena metode ini memberikan ukuran nilai
aktiva yang lebih baik di neraca. Kelemahannya bahwa metode ini
menghasilkan ukuran harga pokok penjualan yang kurang tepat.
B. Proses Pengukuran
Pengukuran dalam akuntansi adalah proses memberikan jumlah
moneter kuantitatif yang berarti pada objek atau peristiwa yang
berkaitan dengan suatu badan usaha dan diperoleh sedemikian rupa
sehingga jumlah itu sesuai untuk agregasi (seperti total penilaian
aktiva) atau disagregasi, seperti yang disyaratkan untuk situasi-
situasi tertentu.Contoh-contoh objek meliputi piutang, pabrik dan
peralatan, dan utang jangka panjang. Contoh-contoh aktivitas
meliputi penjualan barang dan jasa serta pembayaran dividen. Akan
tetapi, sebelum pengukuran dapat dilakukan, harus dipilih atribut
tertentu yang akan diukur. Dalam hal piutang, atribut-atribut yang
dipilih mungkin mencakup jumlah rupiah yang akan diterima dan
tanggal penagihan yang diharapkan. Atribut-atribut pabrik dan
peralatan mungkin mencakup kapasitas fisik untuk memproduksi,
pengeluaran sumber daya pada saat perolehan atau sumber daya
yang diperlukan untuk mengganti aktiva saat ini.
1. Harga Pertukaran
Karena barang dan jasa umumnya dipertukarkan dengan ukuran uang,
logislah jika harga pertukaran (harga pasar) seharusnya relevan dengan
pelaporan eksternal. Selain itu, karena keputusan ekonomi hanya dapat
mempengaruhi hasil berjalan dan hasil masa depan, harga pertukaran masa
berjalan (current exchange price), dan harga pertukaran masa depan (future
exchange price) secara potensial sama relevannya dengan harga pertukaran
masa lalu.
2. Merevaluasi Aktiva
Bila aktiva di revaluasi, diperlukan dasar-dasar pengukuran baru. Biasanya,
akuntansi menengok pada transaksi atau pertukaran yang secara langsung
mempengaruhi satuan akuntansi itu sendiri untuk mengetahui harga
pertukarannya. Akan tetapi, apabila ditetapkan bahwa yang relevan adalah
biaya yang bukan biaya transaksi, mungkin perlu menggunakan pertukaran
antara satuan-satuan usaha lain untuk mengetahui pengukuran barang dan
jasa untuk satuan akuntansi tertentu.
3. Ukuran Masukan
a). Biaya masukan historis (historical input cost)
b). Biaya Masukan Masa Berjalan (Current Input Cost)
c). Biaya Masukan Masa Depan yang Didiskontokan (Discounted Future Input
Cost)
C. Ukuran-Ukuran Keluaran
Harga keluaran menunjukkan jumlah kas atau nilai imbalan lainnya yang diterima
ketika aktiva atau manfaatnya meninggalkan perusahaan dalam suatu pertukaran atau
konversi. Nilai penerimaan kas yang diharapkan yang didiskontokan untuk aktiva
merupakan ukuran yang paling diperhatikan bila menggunakan ukuran-ukuran
keluaran. Piutang usaha adalah contoh aktiva nonmoneter yang diukur dengan nilai
keluaran pertukaran masa berjalan. Piutang obligasi adalah contoh aktiva yang diukur
sebesar nilai masa depan yang didiskontokan.
1. Nilai Realisasi Bersih
Setiap nilai keluaran digunakan dalam pengukuran persediaan dan
diperkirakan akan ada penambahan dalam biaya produksi atau beban penjualan,
biaya-biaya ini harus dikurangkan dari harga jual masa berjalan untuk
mendapatkan suatu aproksimasi penilaian masa berjalan. Penilaian masa berjalan
ini disebut sebagai nilai realisasi bersih.
2. Setara Kas Masa Berjalan (Current Cash Equivalent)
Setara kas masa berjalan ini menunjukkan jumlah kas atau daya beli umum
yang dapat diperoleh dengan menjual setiap aktiva menurut syarat-syarat likuidasi
yang tertib, yang mungkin diukur dengan harga pasar kutipan untuk barang
dengan jenis dan kondisi yang sama. Kesulitan utama dengan konsep setara kas
masa berjalan ini adalah ditafsirkannya secara sempit.
3. Nilai Likuidasi
Nilai likuidasi diperoleh dari kondisi pasar yang berbeda. Konsep
nilai likuidasi mengasumsikan suatu penjualan yang dipaksakan, entah
kepada pelanggan reguler dengan harga sangat dikurangi atau kepada
perusahaan atau dealler lain, biasanya dengan harga yang jauh di bawah
biaya. Penerapan nilai likuidasi biasanya menyebabkan diturunkannya
(writing down) penilaian aktiva serta diakuinya kerugian.
4. Penerimaan Kas atau Potensi Jasa Masa Depan yang Didiskontokan
(Discounted Future Cash Receipt or Service Potensial)
Bila penerimaan kas yang diharapkan mengharuskan adanya periode
tunggu (Waiting Period), nilai sekarang penerimaan ini lebih kecil
daripada nilai aktual yang diharapkan akan diterima. Semakin panjang
periode tunggu, semakin kecil nilai sekarangnya.
5. Ukuran Nilai Terendah antara Biaya dan Pasar (Lower-of-Cost-or-
Market Measures)
Prosedur penilaian yang terendah antara biaya dan pasar bukanlah
konsep penilaian keluaran dan juga bukan konsep penilaian masukan,
tetapi merupakan campuran kedua konsep itu. Istilah pasar bisa mengacu
pada harga keluaran ataupun masukan.
D. Tujuan Pengukuran
Pemilihan suatu dasar pengukuran tertentu dipengaruhi oleh
tujuan-tujuan pengukuran aktiva. Tujuan ini dibagi menjadi tiga
kategori, yaitu sintaksis, semantis, dan pragmatis.
1. Tujuan Sintaksis
Pengukuran dan Penandingan. Pendekatan konvensional
terhadap akuntansi tetaplah pendekatan pendapatan-beban.
Dalam pendekatan ini, tujuan pengukuran aktiva ialah
mendapatkan suatu dasar bagi perhitungan marjin operasi kotor
serta penghasilan dari semua transaksi.
2. Tujuan-tujuan Semantis
Dukungan pada laporan keuangan yang menyajikan
dengan jelas pengukuran interpretif sumber daya dan kewajiban
perusahaan pada waktu tertentu dan juga memungkinkan
pengukuran interpretif perubahan-perubahan dalam posisi
keuangan dari waktu ke waktu. Penilaian biaya historis tidak
memiliki penafsiran (kecuali jika biaya tertentu dikaitkan
dengan tanggal tertentu).
SEKIAN DAN TERIMAKASI
ASSALAMUALAIKUM
WARAHMATULLAHI SWABAROKATU

Anda mungkin juga menyukai