Anda di halaman 1dari 27

GENETIKA DI RONGGA

MULUT
DIDIN ERMA INDAHYANI
FKG UNIVERSITAS JEMBER
Importance of Genetics

Kondisi herediter mempengaruhi jutaan


keluarga di dunia
5% kehamilan menghasilkan anak
dengan kelainan genetik, congenital,
malformasi dan disability
43% kasus severe mental retardation (IQ
<50) disebabkan oleh single genes atau
chromosomal abnormalities (Institute of
Medicine, 1994).
Di negara berkembang kelainan herediter
6% sampai 53% dijumpai di rumah sakit
anak-anak (Institute of Medicine, 1994).
15% sampai 25%nya perinatal dan infant
mengalami kematian (Verma and Singh,
1989; Penchaszadeh, 1993), Penyebabnya
bukan penyakit infeksi, kebanyakan
adanya kelainan genetic (Holtzman,
1989).
Hukum Mendel
Kromosom adalah yang menentukan sifat
genetik
Struktur DNA dan kode genetik
Sifat pewarisan adalah spesifik yang
dilakukan oleh gen
Kromosom selama meiosis menghasilkan
pola yang terpisah dan tidak tergantung
dari yang lain
Genetic networks in organogenesis
 Masing-masing sel mempunyai genom yang sama, tetapi
mereka mengekspresikan gen-gen yang berbeda, dalam
level yang berbeda
 Morfologi, lingkungan, interaksi dengan sel-sel lain dan
juga komitmen dan kompetensi sel merupakan dasar
dari sel untuk menghasilkan sintesis gen yang
dikehendaki
 Gangguan regulasi ekspresi gen berperan penting untuk
terjadinya abnormalitas pada pertumbuhan dan
menimbulkan resiko penyakit tertentu, ataupun kanker
 Ekspresi gen dilakukan melalui ekspresi faktor
transkripsi yaitu protein yang meregulasi ekspresi gen
Interaksi antara sel dimediai oleh adhesion
molecules di permukaan sel dan oleh
extracellular matrix yang disekresi sel
Instruksi interaksi melibatkan produksi
molekul signaling (peptides atau proteins),
kemudian berikatan pada reseptor yang
spesifik pada permukaan sel yang menerima
Sel kompeten yang menerima signal akan
mengekspresikan reseptor untuk masing-
masing protein signaling (ligan).
Ikatan ligan pada reseptornya atau reseptor kompleks
berperan pada mediasi signal di dalam sel melalui
interaksi protein, sehingga mengaktifkan faktor
transkripsi, kemudian akan meregulasi ekspresi gen,
Tergantung pada kompetensinya, maka sel akan
mengalami pembelahan sel, apoptosis, perubahan
komitmen (cell fate), differentiation atau production
of a reciprocal signal,
Signal yang berbeda bisa mengakibatkan sinergisme
atau antagonism
REPLIKASI DNA DAN EKSPRESI
GEN

MEMBAWA
KROMOSOM INFORMASI
GENETIK

DNA BAHAN GENETIK

SINTESIS
RNA PROTEIN
KRITERIA BAHAN UNTUK
TRANSFER GENETIK
mengandung bahan informasi yang bentuknya stabil
harus mampu direplikasi dan ditransfer secara akurat
dan benar dari generasi ke generasi
mampu mengekspresikan protein yang berbeda dari
tiap organisme, tipe sel dan tahap perkembangan
Manipulasi genetik
Mengisolasi DNA dari satu organisme ke
spesies yang berbeda, supaya mampu
melakukan propagasi (perbanyakan)
Keuntungan
Dapat mempelajari struktur dan organisasi
gen-gen individu dan elemen-elemen yang
mengontrolnya
Dapat mempelajari gen-gen yang
diekspresikan dari tipe sel-sel yang berbeda
dengan kondisi fisiologi yang bervariasi
Mempelajari abnormalitas gen
Mempelajari modifikasi protein dengan
mengaplikasikan daerah-daerah yang
mengalami mutagenesis
Keuntungan di kedokteran
Digunakan untuk mendiagnosa penyakit,
investigasi patogenitasnya
Digunakan untuk deteksi pada pembawa
penyakit genetik
Mensintesis dalam skala besar untuk
kepentingan medis, misalnya insulin,
hormon, dll
Terapi
Dasar genetik pada pertumbuhan
kraniofasial
 Faktor transkripsi meregulasi identitas dan pola struktur embrionik
dan perkembangan organ individu sehingga dikenal sebagai master
regulatory genes.
 Gen dan faktor transcription, merupakan bagian signaling networks
yang memediai cellular communication, termasuk induksi interaksi
antara jaringan-jaringan yang berdekatan
 Pada pertumbuhan tikus, menunjukan pentingnya peranan
peningkatan jumlah dari molekul-molekul regulatori perkembangan
termasuk signals, receptornya, dan transcription factors dalam
perkembangan rahang, cranial bones, and teeth.
 Molecular genetic studies have shown that mutations in the genes of
the signaling networks cause a variety of human craniofacial defects.
Ankyloglossia
 Merupakan anomali mulut congenital
 Ditandai oleh adanya hypertrophic lingual frenulum.
 Sering menimbulkan X-linked cleft palate
 Mutasi pada gen yang menyandi transcription factor TBX22,
dan Lgr5
 Pemendekan frenulum bisa membatasi pergerakan tongue,
mempengaruhi breastfeeding dan speech selama infancy, dan
dapat mempengaruhi social behavior dan self-confidence of
children dan adolescents
 deletion of a G-protein-coupled receptor 5 (Lgr5) gene
exhibited a phenotype of ankyloglossia
 Lgr5 encodes a 907aa protein, which is located on mouse
chromosome 10qD2
Genetic factors involved in the
development of cancer
 Hereditary predisposition (inherited genes)
 Inherited genes ini membuat sel-sel tubuh lebih sensitive
terhadap faktor lingkungan, seperti sunlight and tobacco,
 Sel tubuh yang normal berubah menjadi sel kanker
 Cancers dapat berasal dari mutasi gen yang merubah pola
pertumbuhan sel, disebut dengan oncogenes.
 Cancers yang disebabkan oleh oncogenes tidak diwariskan,
tetapi lebih dari 100 oncogenes, dan beberapa berkaitan
dengan cancers kepala dan leher
 Gen yang menekan tumor. Secara normal akan
menghentikan pertumbuhan sel tubuh. Mutasi menyebabkan
gen tersebut tidak bisa menghentikan pertumbuhan sel tubuh
DEVELOPMENTAL DISORDERS OF
THE HEAD
 Kelainan perkembangan kepala (craniofacial
region) oleh karena problem selama pertumbuhan
dan perkembangan bayi pada waktu kelaihiran
 Gen yang bertanggung jawab untuk pertumbuhan
dan perkembangan sejak usia awal kehamilan
(kurang lebih 3 minggu stelah konsepsi)yang juga
bertanggung jawab pada tangan, organ vital, yaitu
jantung dan paru
 Kelainan merupakan hasil dari interaksi gen
pultiple dan faktor lingkungan
Cleft lip and cleft palate
Clefting, or incomplete fusion of the lip
and/or palate, can occur alone or as part of
a hereditary syndrome.
The pattern of inheritance in cleft lip and
cleft palate suggests that up to twenty
genes are involved with this defect.
Craniosynostoses
Kelainan genetik yang terjadi pada tulang
yang mengelilingi dan melindungi
tengkorak mengalami fusi lebih dini
Akibatnya terjadi penekanan-penekanan
yang membahayakan ketika otak
membesar dalam masa pertumbuhannya
Merupakan hereditary syndromes
termasuk mental retardation
Congenitally Missing teeth
 Anodontia , kekurangan semua giginya
 Tooth agenesis, kekurangan sebagian giginya
 Penyebabnya beragam, kebanyakan genetik
 autosomal dominant inheritance
 gene yang mengalami kelainan (genes EDA, EDAR,
EDARADD, IKKgamma,
 p63, IRF6, PITX2, TFAPB2, SHH, OFD1).
 Kebanyakan berhubungan dengan ectodermal dysplasia,
inherited defects, somatic diseases (syphilis, scarlet fever,
rickets, or nutritional disturbances) selama pregnancy atau
infancy yang dapat mempengaruhi tooth dan organ lain
yang berkembang
Amelogenesis imperfecta
is a genetic disorder that results in
defective enamel formation of teeth.
Enamel is the hard surface covering the
crowns of teeth.
Amelogenesis imperfecta either causes
problems in enamel hardening
(mineralization) of normal amounts of
enamel or causes a smaller amount of
normal enamel to be produced.
Dentinogenesis imperfecta
 is a genetic disorder that results in defective dentin
formation within teeth.
 Dentin is a mineralized material forming the bulk of
each tooth.
 Defective dentin causes the normal enamel layer that
covers it to flake off (mengelupas).
 In both diseases, the teeth are weak and very sensitive to
temperature and pressures.
 Amelogenesis imperfecta and dentinogenesis imperfecta
are linked to defects in structural genes that code for
proteins necessary for the development of enamel and
dentin.
Osteogenesis imperfecta
 is an inherited disease caused by mutations of
genes that produce collagen.
 Collagen is an important substance within
connective tissues of the body such as bone.
 Osteogenesis imperfecta causes 'brittle bone'
diseases that affect all bones of the body.
 A complication of osteogenesis imperfecta that
involves tissues of the mouth in addition to the
more generalized effect of fragile bones is a
painful dentinogenesis imperfecta-like change in
the teeth.
Genetic menentukan variasi respon imun
terhadap bakteri
Penting untuk mengetahui kerentanan
terhadap penyakit
Genetik menjadi faktor resiko terjadinya
suatu penyakit
Di rongga mulut penyakit periodontal
Bukti keterlibatan genetik pada PD
 Saudara kembar mempunyai kerentanan yang sama
 Penyakit kronis cenderung terjadi pada sekumpulan
keluarga (mempunyai early onset form)
 Early onset form (periodontitis), merupakan
autosomal dominant inheritance
 Berhubungan dengan kromosom di regio 4q,
kromosom 6, kromosom 9q32-33
 Kromosom tersebut berhubungan dengan human
leukosit antigen (HLA)
Kerentanan gen terhadap mikrobial
Imunodefisiensi , menurunnya produksi
sel mononuklear, peningkatan produksi
tumor necrosis factor α, membawa faktor
resiko kematian
Gen-gen penting untuk terjadinya PD
Defisiensi imunoglobulin G (IgG) sub
IgG2, tidak dapat melawan bakteri
Defisiensi reseptor permukaan (Fc
reseptor) pada sel fagosit, tidak bisa
mengenali bakteri yang harus dilakukan
fagosit
Prostaglandin E2
Sitokin
dll

Anda mungkin juga menyukai