Anda di halaman 1dari 16

Fakultas Kesehatan Masyarakat

UIN Sumatera Utara Medan

BUDAYA ORGANISASI

KELOMPOK : 4

1. Bachtiar Shaleh Simbolon (0801192014)


2. Dwi Ajeng Armita (0801192003)
3. Indhah Annisa Lubis (0801192019)
4. Syafira Fajri Haqsyah (0801192017)
 
K3-A / Semester VI

Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – FKM UIN SU Medan


Dosen Pengampu : Salianto, M.Psi
BUDAYA ORGANISASI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2021
Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – FKM UIN SU Medan
A. Pengertian Budaya Organisasi

Budaya organisasi adalah suatu karakteristik yang ada di suatu


kelompok dan digunakan sebagai tuntunan mereka dalam berperilaku serta
membedakannya dengan kelompok lain. Artinya, budayaorganisasi
merupakan suatu normal dan nilai-nilai perilaku yang harus dipahami dan
dipatuhi olehkelompok orang yang menganutnya. Budaya organisasi juga
bisa didefinisikan sebagai filosofi, ideologi,nilai-nilai, asumsi, kepercayaan,
harapan, sikap dan norma yang menyatakan suatu organisasi
danmenampung semua keberagaman atau pluralisme.

Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – FKM UIN SU Medan


Para ahli pun memiliki pandangan masing-masing mengenai pengertian budaya
organisasi,(Sulaksono,2015:1) antara lain:

1. Sarpin (1995)
Menurut Sarpin, pengertian budaya organisasi adalah suatu sistem nilai, kepercayaan dan
kebiasaan dalam suatu organisasi yang saling berinteraksi dengan struktur sistem formalnya
untuk menghasilkan norma-norma perilaku organisasi.
2. Kreitner dan Kinicki (2005)
Kreitner dan Kinicki menyatakan budaya organisasi biasanya digambarkan dalam arti yang
sama.Pola-pola dari kepercayaan, simbol-simbol, ritual-ritual dan mitos-mitos yang
berkembang dari waktu ke waktu berfungsi sebagai perekat yang menyatakan organisasi.
3. Schein (1992)
Menurut Schein, budaya organisasi adalah sebuah pola dari berbagai asumsi dasar yang
ditemukan, diciptakan atau dikembangkan oleh sebuah kelompok.

Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – FKM UIN SU Medan


Tujuannya organisasi bisa belajar mengatasi dan
menanggulangi masalah-masalah yang timbul akibat
adaptasi eksternal dan integrasi internal yang sudah
berjalan dengan baik. Karena itu, semua anggota harus
mengenal budaya organisasi sebagai cara untuk
memahami, memikirkan, dan merasakanmasalah-
masalah yang sedang dihadapi.(Sulaksono,2015:2)

Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – FKM UIN SU Medan


B. Karakteristik Budaya Organisasi

Budaya organisasi memang bisa berasal dari pengalaman, tapi tidak


terbentuk begitu saja. Adabeberapa karakteristik budaya organisasi yang
perlu diperhatikan, (Sulaksono,2015:7) antara lain: 
1. Inovasi dan keberanian mengambil risiko
Budaya organisasi memiliki karakteristik yang mendorong anggota atau
karyawannya lebihinovatif dan berani mengambil risiko.
2. Perhatian terhadap detail
Budaya organisasi juga memiliki karakteristik perhatian pada berbagai hal
lebih detail mengenaisejauh mana anggota diharapkan menjalankan
presisi, analisis, dan perhatian pada hal-haldetail.
Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – FKM UIN SU Medan
3. Orientasi hasil
Budaya organisasi juga memiliki karakteristik yang lebih fokus pada hasil
daripada Teknik danproses untuk mencapai hasil tersebut.
(Sulaksono,2015:8)
4. Orientasi orang
Karakteristik budaya organisasi lainnya adalah organisasi yang memberikan
fokus terbesarnyapada anggota atau karyawan.
5. Orientasi tim
Orientasi terhadap tim juga salah satu karakteristik budaya organisasi.
Artinya, pemimpin memprioritaskan kegiatan kerja dalam organisasi
berdasarkan tim tersebut, bukan padaindividu.

Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – FKM UIN SU Medan


6. Agresivitas
Karakteristik budaya organisasi juga termasuk agresivitas,
yakni perilaku menyerang orang lain atau memusuhi orang lain
dengan bentuk pernyataan tegas, pemaksaan diri dan
dominasikekuasaan.
7. Stabilitas
Stabilitas adalah kemampuan yang dimiliki suatu organisme,
populasi, komunitas atau ekosistem untuk menghidupi dirinya
sendiri atau meredam sejumlah gangguan maupun tekanan
dari luar. (Sulaksono,2015:9)

Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – FKM UIN SU Medan


C. Fungsi Budaya Organisasi
Dari sisi fungsi, budaya organisasi mempunyai beberapa fungsi. Pertama, budaya mempunyai
suatu peran pembeda. Hal itu berarti bahwa budaya kerja menciptakan pembedaan yang jelas
antara satu organisasi dengan yang lain. Kedua, budaya organisasi membawa suatu masa
identitas bagi anggota-anggota organisasi. Ketiga, budaya organisasi mempermudah timbul
pertumbuhan komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual.
Keempat, budaya organisasi itu meningkatkan kemantapan sistem sosial (Agoes, 2014:11).
Budaya yang kuat meletakkan kepercayaan-kepercayaan, tingkah laku, dan cara melakukan
sesuatu, tanpa perlu dipertanyakan lagi. Oleh karena itu, berakar dalam tradisi, budaya
mencerminkan apa yang dilakukan, dan bukan apa yang akan berlaku . Dengan demikian,
fungsi budaya kerja adalah sebagai perekat sosial dalam mempersatukan anggota-anggota
dalam mencapai tujuan organisasi berupa ketentuan-ketentuan atau nilai-nilai yang harus
dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan. Hal ini dapat berfungsi pula sebagai kontrol atas
perilaku para karyawan (Agoes, 2014:12).

Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – FKM UIN SU Medan


D. Aspek-aspek Budaya Organisasi

Tika 2010 mengemukakan ada 9 aspek budaya organisasi nilai inti, lingkungan
bisnis, pelopor,jaringan budaya, pola ritual keyakinan, nilai dan perilaku, gaya
manajemen, norma – norma dan prosedur, pedoman perilaku. Miller dalam Jati
2007 mengumakakan ada 8 aspek budaya organisasi, antara lain:

a. Azas tujuan, seberapa jauh anggota organisasi karyawan perusahaan


memahami tujuan perusahaan.
b. Azas konsensus seberapa besar perusahaan memberikan kesempatan kepada
anggotanya untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan.
c. Azas keunggulan, seberapa besar kapabilitas organisasi dalam memotivasi
anggotanya untuk berprestasi, atau menunjukkan performasi terbaiknya.

Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – FKM UIN SU Medan


d. Azas kesatuan, seberapa besar keberpihakan dan keadilan manajemen
perusahaan dalam memperlakukan karyawannya.
e. Azas empirik, seberapa tinggi komitmen perusahaan untuk menggunakan data
empiric dalam pengambilan keputusan.
f. Azas prestasi, seberpa besar pengakuan perusahaan terhadap prestasi yang
ditunjukkan anggotanya.
g. Azas keakraban, menyangkut kondisi hubungan interpersonal antara perusahaan
dengan karyawan atau antar karyawan dengan perusahaan.
h. Azas integritas, seberapa besar kesungguhan keryawan perusahaan untuk
bekerja. 
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa aspek budaya organisasi terdiri
dari delapanantara lain Azas tujuan, Azas konsekuen, Azas keunnggulan, Azas
kesatuan, Azas empirik, Azas prestasi, Azas keakraban dan Azas integritas.

Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – FKM UIN SU Medan


E. Menciptakan Budaya Organisasi Yang Etis
Menurut Key (1999), konsep budaya organisasi memberi kesan bahwa
dalam organisasi, etikaadalah menjadi bagiannya. Secara definisi, budaya
adalah keyakinan- keyakinan yang diyakini bersama oleh anggota organisasi,
oleh sebab itu budaya etis dari suatu organisasi merupakan suatu cerminan
atas keyakinan terhadap etika dalam organisasi yang diyakini bersama oleh
anggota organisasi. Budaya organisasi menetapkan batasan-batasan dan
memberikan standar perilaku yang pantas dan sesuai bagi anggota organisasi.
Budaya organisasi juga menyediakan mekanisme kontrol yang dapat
membimbing dan membentuk sikap dan perilaku anggota suatu organisasi.
Dimensi etis yang mencerminkan etika dalam organisasi didefinisikan sebagai
budaya etis dalam organisasi (Trevino, 1990).

Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – FKM UIN SU Medan


Jadi, budaya etis dalam organisasi adalah dimensi spesifik
dari budaya organisasi yang menggambarkan etika dalam
organisasi dan dapat memprediksikan munculnya perilaku etis.
Budaya organisasi adalah determinan penting bagi pengambilan
keputusan etis(Key, 1999). Budaya organisasi dapat berpengaruh
terhadap caramengambil keputusan yang etis. Hubungan
langsung muncul antara budaya organisasi dan perilaku etis
karena budaya organisasi adalah sekumpulan sifat moral bagi
organisasi (Sims,1992).

Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – FKM UIN SU Medan


Kesimpulan

Setiap organisasi memiliki budaya yang berbeda-beda. Suatu budaya organisasi


mempunyai peran penting dalam perusahaan karena mempunyai sejumlah fungsi
dalam organisasi yaitu, budaya menciptakan pembeda yang jelas antara satu
organisasi dengan organisasi yang lain, budaya membawa suatu rasa identitas bagi
anggota perusahaan, budaya memudahkan tercapainya komitmen yang lebih luas
terhadap kepentingan bersama dari pada kepentingan individual dan budaya
meningkatkan kemantapan sistem sosial.
Mengingat budaya organisasi merupakan nilai, kepercayaan bersama para
anggota organisasi, tentu budaya ini hendaknya senantiasa terus dibangun dan dibina
dalam organisasi. Hal ini terkait dengan berbagai macam latar belakang anggota
organisasi. Budaya organisasi yang dikelola akan memberikan dampak positif pada
kinerja institusi secara umum, karena budaya organisasi tersebut akan mengarahkan
perilaku para anggota organisasi.
Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – FKM UIN SU Medan
LANJUTAN…

Demikian juga yang terjadi dalam sejarah pertumbuhan suatu


organisasi. Ide yang menganggap organisasi-organisasi itu sebagai
satuan-satuan budaya, yang di dalamnya terdapat sebuah sistem
yang dapat diartikan sama oleh setiap anggota organisasi, adalah
suatu feneomena yang masih relatif baru. Budaya organisasi dapat
membedakan antara organisasi yang satu dengan organisasi yang
lainnya

Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – FKM UIN SU Medan


Fakultas Kesehatan Masyarakat
UIN Sumatera Utara Medan

TERIMA KASIH
Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat – FKM UIN SU Medan

Anda mungkin juga menyukai