Anda di halaman 1dari 25

UU NOMOR 23 TAHUN 2004

TENTANG PENGHAPUSAN
KEKERASAN DALAM RUMAH
TANGGA

Oleh :

Dr. A. Reni Wd.


SEKS : Perbedaan biologis antara laki-laki Dan
perempuan baik ciri fisik primer maupun
ciri fisik sekunder.

GENDER : Perbedaan peran Dan kesempatan


antara laki-laki Dan perempuan dalam
kehidupan keluarga Dan masyarakat
sebagai hasil konstruksi sosial yang
dapat berubah Dan diubah sesuai
perubahan jaman.

BIAS GENDER : Kesenjangan (gap) peran Dan


kesempatan antara laki-laki Dan
perempuan dalam kehidupan keluarga
Dan masyarakat.

PENGARUSUTAMAAN GENDER : Strategi


pengintegrasian kesetaraan & keadilan
gender kedalam pembangunan mulai
dari tahap perumusan kebijakan,
perencanaan, pelaksanaan sampai pada
evaluasi Dan monitoring.

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN : Usaha


sistematis Dan terencana untuk
mencapai kesetaraan Dan keadilan
gender dalam kehidupan keluarga Dan
1. Tata nilai budaya Dan adat istiadat
masyarakat.
2. Peraturan perundang-undangan
masih bias gender.
3. Kebijakan Dan program
pembangunan bias gender.
4. Pemahaman Dan penafsiran
ajaran agama kurang tepat.
5. Introspeksi Dan konsistensi
perjuangan perempuan untuk
keadilan Dan kesetaraan gender.
PEPATAH JAWA

Perempuan itu:
• Kasrimpet bebet ketlikung
bengkung artinya; perempuan
tidak mempunyai keleluasaan
bergerak, karena terikat peran
gender domestiknya.
• Diposisikan sebagai konco
wingking, tugasnya omah-omah,
momong bocah, umbah-umbah,
olah-olah dan isah-isah
• Jarit lungset ing sampiran
artinya; punya kepandaian tetapi
tidak digunakan.
PENDAHULUAN

– Indonesia adalah suatu


masyarakat yang menganut
aliran patriakal.

– Patriakal sebagai suatu


struktur komunitas bahwa
kaum lelaki yang memegang
kekuasaan, dipersepsi sebagai
struktur yang menderogasi
perempuan kenyataan
tergambar baik dalam
kebijakan pemerintah maupun
dalam kehidupan berumah
tangga.
– Bentuk kekerasan terhadap
perempuan masih terus saja
terjadi, bahkan semakin
banyak jumlahnya.

– Bagai “ gunung es”, hanya


sedikit saja yang muncul ke
permukaan, yang berada
dibawah permukaan sangat
besar tertutupi kabut tebal
untuk dapat diungkap dan
diselesaikan.
UNSUR – UNSUR TINDAK
KEKERASAN

• SEGALA BENTUK TINDAK


KEKERASAN

• KORBAN PEREMPUAN DAN ATAU


ANAK

• BERAKIBAT KESENGSARAAN /
PENDERITAAN FISIK, PSIKIS, SEKS
DAN PENELANTARAN

• PERBUATAN PEMAKSAAN /
PERAMPASAN KEMERDEKAAN

• TERJADINYA DALAM LINGKUP


RUMAH TANGGA
KEKERASAN DALAM RUMAH
TANGGA

 Definisi tindak pidana kekerasan


mengacu pada pengertian kekerasan
terhadap perempuan yang ada dalam
Deklarasi Penghapusan Kekerasan
Terhadap Perempuan( PBB, 1993).

 Dalam UU RI No. 23 Tahun 2004 tentang P.


KDRT dalam Pasal 1 ayat (1)

 KDRT adalah setiap perbuatan terhadap seseorang


terutama perempuan, yang berakibat timbulnya
kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,
seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah
tangga termasuk ancaman untuk melakukan
perbuatan, pemaksaan atau perampasan
kemerdekaan secara melawan hukum dalam
lingkup rumah tangga.
• kekerasan fisik adalah setiap
perbuatan yang
mengakibatkan rasa
sakit ,jatuh sakit atau luka
berat.

• Kekerasan psikis adalah setiap


perbuatan yang
mengakibatkan ketakutan ,
hilangnya rasa percaya diri,
hilangnya kemampuan untuk
bertindak, rasa tidak berdaya,
dan atau penderitaan psikis
berat pada seseorang.
Kekerasan seksual meliputi :
1.Pemaksaan hubungan seksual yang
dilakukan terhadap orang yang
menetap
dalam lingkup rumah tangga.
2.Pemaksaan hubungan seksual terhadap
salah seorang dalam lingkup rumah
tangganya dengan orang lain untuk
tujuan komersial dan/atau tujuan
tertentu

Penelantaran rumah tangga dalam Pasal 9


tidak memberikan pengertian secara
jelas , hanya dalam ayat (2) disebutkan
, setiap orang yang mengakibatkan
ketergantungan ekonomi dengan cara
membatasi dan/atau melarang untuk
bekerja yang layak didalam atau di luar
rumah, sehingga korban berada
dibawah kendali orang.
POTRET KEHIDUPAN
PEREMPUAN DAN
DISKRIMINASI
Kasus Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan
Dalam Rumah Tangga di Propinsi Jawa Tengah
Nopember 2003 – Oktober 2004

N Jumlah Keadaan Korban Keterang


o Korban an

1 62 wanita Meninggal dunia Rata-


rata /bln
2 1.601 Luka fisik dan trauma antara 5/6
wanita psikis orang
Sumber legarl Resources centre untuk keadilan gender
wanita
dan HAM 2004

Selama satu tahun atau 12 bulan terdapat 557 kasus yang


paling banyak adalah kasus perkosaan yaitu 161 kasus.
Dari jumlah kasus tersebut yang telah difonis oleh PN adalah
36 kasus. Ini bukti lemahnya perlindungan hukum bagi
perempun dengan sistem budaya patriakal
Jumlah KTP Menurut Catahu Komnas
Perempuan
Pemberdayaan secara
konseptual pada intinya
membahas bagaimana
individu, kelompok maupun
komunitas berusaha
mengontrol kehidupan
mereka sendiri.

(menyelesaikan masalahnya
sendiri)
• 8 fungsi keluarga agar
menghasilkan anggota keluarga
yang berkualitas adalah :

- fungsi Keagamaan
- fungsi Sosial budaya
- fungsi Cinta kasih
- fungsi Melindungi
- fungsi Reproduksi
- fungsi Pendidikan,
- fungsi Ekonomi dan
- fungsi Pembinaan Lingkungan.
UPAYA MENCEGAH DAN
MENANGGULANGI KDRT

Pemberdayaan masyarakat
meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman tentang P.U.G. dan
P.KDRT (UU R.I. Nomor 23 tahun
2004 serta UU R.I. nomor 23
tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak.
Melalui sosialisasi pada:
Forum bulanan LPMK, Rukun
Warga (RW) dan Rukun Tetangga
(RT) serta PKK.
Membudayakan nilai-nilai
keteladanan berkeluarga
dari para pamong
wilayah (Fungsionaris
RT, RW) maupun tokoh
masyarakat, agar
menjadikan panutan dan
cermin bagi masyarakat.
• Meningkatkan
keperdulian setiap
anggota masyarakat
untuk melakukan sikap
tindakan konstruktif
pada waktu mengetahui
kejadian Kekerasan
Dalam Rumah Tangga
(KDRT) pada keluarga
tetangga.
•Yang perlu dilakukan Aparat Pemerintah

(Kabupaten dan Kota) adalah:

• Perlu dibuat Perda tentang P. KDRT,


sebagai peraturan pelaksanaan yang
lebih operasional.

• Komitmen dan pengadaan pelayanan


prima Aparat penegak Hukum, dalam
mengatasi dan menindak pelaku KDRT
serta menangani korban secara
pendekatan manusiawi.

• Meningkatkan pertumbuhan organisasi


atau aliansi peduli perempuan dan
anak serta memberikan motivasi
dan/atau fasilitas gerakan-gerakan
nyata dalam mencegah dan
menanggulangi KDRT.
HAMBATAN DALAM SIDIK
KDRT

1. KORBAN TIDAK CEPAT MELAPOR


2. TERLAMBAT DI VISUM
3. TIDAK ADA VER / HASIL VERNILAI /
NEGATIF
4. TIDAK MAU MELAPOR (KORBAN
KELUARGA)
5. KORBAN TIDAK MAU DIPERIKSA
(MALU/ENGGAN URUSAN DENGAN
POLISI)
6. TIDAK ADA SAKSI / BUKTI (KURANG
BUKTI)
7. PENCABUTAN ADUAN OLEH SIKORBAN
8. SELESAI SECARA KEKELUARGAAN
9. BELUM DAPAT SEPENUHNYA
DITERAPKAN UU P.KDRT MENGINGAT
BELUM ADANYA PP.
PASAL – PASAL YANG MENJERAT KSS
KDRT
DI KUHP DAN UU. KDRT

N Pasal Uraian Unsur-Unsur Pasal Ancama


o n
Hukuma
n
1 281 – Pelecehan seksual / langgar -Min : 9
2 283 asusila bulan
284 Perzinahan (persetubuhan Ik + pr -Max : 2
3 yang bukan pasangan Th.
285 -Perkosaan (ancaman dan
pemaksaan hub Sek terhadap -Max : 9
4 orang lain. Bln
286 –
-Persetubuhan terhadap
287
5 perembuwan dibawah umur. -Max 9 Th.
-Pelacuran / perdagangan (menjual
6 296 – diri untuk dibayar)
297 -Min. : 4
Bln
-Aborsi (gugurkan kandungan)
299
-Max : 6
Th.
UU P. KDRT

No Pasal Uraian Pasal Ancaman


Hukuman

1 44 -Kekerasan fisik -5 th / denda


-Sakit / Luka berat 15 jt
-Akibat MD -10 th / denda
-Tidak timbulkan halangan 30 jt
-15 th / denda
45 jt
2 45 -Kekerasan psikis berat
-5 bln / denda
-Tidak timbul penyakit
5 jt

3 46 -Kekerasan seksual -3 th / denda 9


jt
4 47 -Kekerasan seksual untuk -4 bln / denda
tujuan komersial 36 jt
5 48
-Kekerasan seksual -12 th / denda
timbulkan gangguan jiwa / 36 jt
MD
-4 s/d 12 th /
denda 15 s/d
300 jt
-15 s/d 20 th
denda 25 s/d
500 jt
PENUTUP

• kekerasan terhadap perempuan adalah


masalah hak asasi manusia termasuk
hak asasi perempuan.

• Disahkannya UU No.23 Tahun 2004.


Suatu langkah positif perkembangan
hukum yang perlu segera ditindak
lanjuti dengan peraturan
pelaksanaannya.

• Perlunya komitmen dan pengadaan


pelayanan prima aparat penegak
hukum.

• Perlunya peningkatan kesadaran


masyarakat terhadap kepeduliannya
dalam ikut berperan serta menghapus
KDRT.
Soal

1. Jelaskan perbedaan konsep


antara “seks” dengan “gender”!
2. Jelaskan pengertian KDRT
menurut UU No 23 Tahun 2004!
3. Ada berapa jenis kekerasan
dalam rumah tangga sebut dan
jelaskan beserta pasalnya!
4. Mengapa penyidikan untuk KDRT
sering gagal atau tidak bias
tuntas?
5. Bagaimana penyelesaian yang
baik menurut anda jika terjadi
KDRT?

Anda mungkin juga menyukai