Anda di halaman 1dari 15

Ilmu

Lingkungan
Dan Mitigasi
Bencana
BAB V : Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kelompok 3
✦ Adek Juni Rahayu 2105111528
✦ Adinda Sri Maharani 2105112010
✦ Dian Sriwilna 2105124825
✦ Firdaus 2105134598
✦ Putri Sekar Arum Pujiati 2105110849
✦ Reka Ruzaila Wahyuni 2105110843
✦ Sri Ulfa Destiana 2105110852

2
1.
Mengapa
pada UU 32 tahun 2009 ini
perlu secara tegas
mencantumkan kata
“perlindungan” pada nama
UU tersebut?
UU No. 32 Tahun 2009 merupakan pengganti dari UU sebelumnya, yaitu UndangUndang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup (UU No. 23 Tahun 1997) yang juga merupakan UU pengganti dari Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang
Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU No. 4 Tahun 1982). Oleh karena itu, UU No. 32 Tahun 2009 tidak hanya
memuat ketentuan-ketentuan pokok tentang bagaimana mengelola lingkungan hidup, melainkan juga sebagai refleksi panjang dari perjalanan
pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia.

Setidaknya ada berapa dasar pemikiran penting yang mengilhami lahirnya UU No. 32 Tahun 2009.
Pertama, sebagai wujud tanggungjawab negara dalam memenuhi hak asasi dan konstitusi dari warga negara terkait pemenuhan hak atas
lingkungan hidup yang sehat dan pelaksanaan perekonomian nasional yang berwawasan lingkungan hidup.
Kedua, sebagai wujud dari kesadaran tentang letak dan posisi strategis dari lingkungan hidup Indonesia yang berada di antara dua benua dan
samudera dengan kekayaan alam yang tinggi nilainya sehingga merupakan aset negara yang harus dikelola secara bijaksana untuk generasi
saat ini dan yang akan datang.
Ketiga, sebagai negara yang memiliki posisi strategis dan potensi kekayaan alam yang tinggi nilainya, tantangan yang dihadapi Indonesia
juga sangat besar sebagai negara yang rentan dengan berbagai persoalan lingkungan hidup seperti perubahan iklim, sanitasi, punahnya
keanekaragaman hayati, pencemaran dan perusakan lingkungan, dan sebagainya.
Keempat, berdasarkan pemikiran di atas, lingkungan hidup harus didekati dengan suatu sistem pengelolaan yang dapat mendatangkan
kemanfaatan berdasarkan prinsip-prinsip kehati-hatian, demokrasi, desentralisasi, dan penghargaan terhadap kearifan lokal dan lingkungan.
Tidak hanya itu, UU No. 32 Tahun 2009 juga menekankan tentang saatnya lingkungan hidup tidak hanya didekati dengan pendekatan
"pengelolaan" yang berwawasan lingkungan saja, melainkan juga mulai mengedepankan pendekatan "perlindungan", mengingat semakin
menurunnya kualitas lingkungan hidup yang mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya akhir-akhir ini.

4
2.
Perlindungan
dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
serta
kaitannya dengan
Pembangunan Berkelanjutan
“Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.”
Hal penting lain dalam UU No. 32 Tahun 2009 adalah pengakuan pembangunan berkelanjutan yang menjadi dasar bagi pembangunan
nasional di Indonesia. Pembangunan berkelanjutan didefinisikan dalam Pasal 3 sebagai berikut:
“Pembangungan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam
strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup
generasi masa kini dan generasi masa depan.”
Konsep pembangunan berkelanjutan ini diperkuat dengan prinsip-prinsip pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup, sebagaimana
diatur dalam Pasal 2 UU No. 32 Tahun 2009, sebagai berikut:
“Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dilaksanakan berdasarkan asas: 1. Tanggung jawab negara; 2.Kelestarian dan
keberlanjutan; 3. Keserasian dan keseimbangan; 4.Keterpaduan; 5. Manfaat; 6. Kehati-hatian; 7. Keadilan; 8.Ekoregion;
9.Keanekaragaman hayati; 10.P encemar membayar; 11. Partisipatif; 12. Kearifan lokal; 13. Tata kelola pemerintahyang baik; dan 14.
Otonomi Daerah.”
Dalam rangka merealisasikan konsep pembangunan berkelanjutan maka UndangUndang ini mengatur siklus perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup yang diawali dengan beberapa tahap sebagai berikut: (a) Inventarisasi lingkungan hidup; (b) Penetapan
kawasan ekoregion; (c) Rencana pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup; (d) Kajian lingkungan hidup strategis (KLHS); (e)
Penggunaan KLHS sebagai acuan untuk pengembangan pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program; (f)
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL); (g) Izin lingkungan (diperuntukan untuk kegiatan yang wajib AMDAL dan
UKL/UPL); (h) Pengawasan; dan (i) Penegakan hukum.

6
3.
Ruang lingkup dalam
Perlindungan
dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Ruang Lingkup Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup :

1. Perencanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan melalui tahapan inventarisasi lingkungan
hidup, penetapan wilayah ekoregion, dan penyusunan RPPLH.
2. Pemanfaatan sumber daya alam dilakukan berdasarkan RPPLH.
3. Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup dilaksanakan dalam rangka pelestarian fungsi
lingkungan hidup.
4. Pemeliharaan lingkungan hidup dilakukan melalui upaya konservasi sumber daya alam, pencadangan sumber daya
alam, dan/atau pelestarian fungsi atmosfer.
5. Setiap orang yang memasuki wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan, memanfaatkan, membuang, mengolah, dan/atau menimbun B3 wajib melakukan pengelolaan B3.
Pemerintah dan Pemerintah Daerah mengembangkan sistem informasi lingkungan hidup untuk mendukung pelaksanaan
dan pengembangan kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
6. Masyarakat memiliki hak dan kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup. Untuk penyelesaian sengketa lingkungan hidup dapat ditempuh melalui pengadilan atau
diluar pengadilan.

8
4.
Peranan Studi
AMDAL dalam
Perlindungan dan
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
AMDAL adalah singkatan dari Analisis Dampak Lingkungan. Pengertian AMDAL menurut PP No. 27 Tahun 1999 yang
berbunyi bahwa pengertian AMDAL adalah Kajian atas dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha
atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha atau kegiatan. AMDAL adalah analisis yang meliputi berbagai macam faktor seperti fisik, kimia, sosial
ekonomi, biologi dan sosial budaya yang dilakukan secara menyeluruh.
Peranan AMDAL dalam pengelolaan lingkungan adalah untuk menghindari kerusakan lingkungan hidup sehingga dapat
membantu menjaga kenyamanan dan keselamatan masyarakat di sekitar pembangunan, menentukan prioritas peminjaman sesuai
misi yang akan dijalankan. AMDAL ini juga dapat menghindari duplikasi proyek yang sebenarnya tidak diperlukan, membantu
melihat masalah-masalah lingkungan sehingga pembangunan dapat dilaksanakan lebih terencana dan menghindari masalah yang
bisa dihindari.
5.
Upaya-upaya
yang dilakukan dalam
Pemeliharaan
lingkungan hidup
Usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup :
1. Melakukan pengolahan tanah sesuai kondisi dan kemampuan lahan, serta mengatur sistem irigasi atau
drainase sehingga aliran air tidak tergenang.
2. Memberikan perlakuan khusus kepada limbah, seperti diolah terlebih dahulu sebelum dibuang, agar tidak
mencemari lingkungan.
3. Melakukan reboisasi pada lahan-lahan yang kritis, tandus dan gundul, serta melakukan sistem tebang pilih
atau tebang tanam agar kelestarian hutan, sumber air kawasan pesisir/pantai, dan fauna yang ada di
dalamnya dapat terjaga.
4. Menciptakan dan menggunakan barang-barang hasil industri yang ramah lingkungan.
5. Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap perilaku para pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) agar
tidak mengeksploitasi hutan secara besar-besaran.
6. Menghemat penggunaan kertas dan pensil.
7. Membuang sampah pada tempatnya
8. Memanfaatkan barang-barang hasil daur ulang
9. Menghemat penggunaan listrik, air, dan BBM, serta
10. Menanam dan merawat pohon di sekitar lingkungan rumah tinggal.
6.
Pengawasan terhadap
pelaksanaan ketentuan
yang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan di bidang
perlindungan dan
pengelolaan lingkungan
Pengawasan lingkungan hidup merupakan salah satu instrumen penegakan hukum dan merupakan amanat UU Nomor 32 tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dimana dalam pasal tersebut Menteri / Gubernur / Bupati / Walikota
mengangkat dan menetapkan pejabat pengawas lingkungan hidup (PPLH) dan pejabat pengawas lingkungan hidup daerah (PPLHD)
yang merupakan jabatan fungsional.

Sesuai dengan Pasal 71 Undang Undang 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup bahwa :
1.   Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya wajib melakukan pengawasan terhadap ketaatan penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan atas ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan dibidang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
2.  Menteri, Gubernur, atau Bupati/walikota dapat mendelegasikan kewenangannya dalam melakukan pengawasan kepada
pejabat/instansi teknis yang bertanggung jawab dibidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Dalam melaksanakan pengawasan, menteri, gubernur, bupati/walikota menetapkan pejabat pengawas lingkungan hidup yang
merupakan pejabat fungsional.
Sekian dan
Terima Kasih

15

Anda mungkin juga menyukai