Anda di halaman 1dari 47

TUGAS DEWAN PENGAWAS BLU DAN

EVALUASI LAPORAN DEWAN PENGAWAS BLU

KEMENTERIAN KEUANGAN
DITJEN PERBENDAHARAAN
DIREKTORAT PEMBINAAN PK BLU

JAKARTA, 27 November 2012

1
I. PENDAHULUAN

2
PENGERTIAN BLU

Instansi di lingkungan
Pemerintah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada
masyarakat berupa penyediaan
barang dan/atau jasa yang dijual
tanpa mengutamakan mencari
keuntungan dan dalam
melakukan kegiatannya
didasarkan pada prinsip efisiensi
dan produktivitas.

pasal 1 PP no. 23/2005

3
TUJUAN BLU

Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat


dalam rangka memajukan kesejahteraan umum
dan mencerdaskan kehidupan bangsa melalui:
Fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan
berdasarkan prinsip ekonomi, efisien, efektif dan
produktivitas.

Penerapan praktek bisnis yang sehat.

Pengamanan aset negara yg dikelola BLU.

Pasal 2 PP No. 23/2005

4
MANFAAT BLU

Memberikan pelayan yang prima dengan berorientasi pada


kepuasan konsumen.

Mengoptimalkan PNBP dan mengefisienkan belanja BLU.

Mereformasi birokrasi BLU dan mewujudkan good


governance dengan melaksanakan prinsip efisien, efektif,
ekonomis, produktif, transparan dan akuntabel.

Melakukan pengelolaan keuangan yang mandiri dan


otonom.

5
KARAKTERISTIK BLU

Menghasilkan semi
Berstatus hukum tetap barang/jasa (quasi public Tidak mengutamakan mencari
sebagai instansi vertikal K/L. goods) yg dijual kepada keuntungan (laba).
masyarakat.

Dikelola dengan
melaksanakan prinsip good Rencana kerja/anggaran dan
governance (ekonomis, pertanggungjawaban
Memiliki fleksibilitas dlm
efisien, efektif, transparan, dikonsolidasikan pada
pengelolaan keuangan.
dan akuntabel) dan kementerian/lembaga
produktivitas serta ala induknya.
korporasi.

6
FLEKSIBILITAS BLU (1)

Pendapatan dapat
digunakan Pengelolaan
Pengelolaan
langsung dan belanja PNBP dpt
Pengelolaan kas piutang dengan
SPJ dilakukan
dgn investasi memberikan
pengesahannya melebihi pagu
jangka pendek piutang, dan
dgn SP3B BLU sepanjang masih
(dalam bentuk menghapus
yang diajukan ke dalam ambang
deposito). piutang
KPPN paling batas (flexible
bersyarat.
lambat budget).
triwulanan.

7
FLEKSIBILITAS BLU (2)

Pengelolaan Barang yang


meliputi penghapusan
barang inventaris dgn
alasan efisiensi dan
Pengelolaan surplus sebagai
efektivitas, dan melakukan
saldo kas, dapat digunakan
Pengelolaan utang jangka kerja sama aset tetap dalam
untuk biaya operasional
pendek dan jangka rangka TUSI BLU
(Bel barang maupun
panjang . (termasuk ATM/ kantor kas
Modal) pada tahun
bank, kantin dan cafe,
anggaran berikutnya.
parkir, sewa aula/training
center, sewa sarana olah
raga, dan sewa wisma/guest
house).

8
KEWAJIBAN BLU (1)

Menyusun Rencana Strategis Bisnis

Menyusun Rencana Kerja/Anggaran Satker

Menyusun Rencana Bisnis dan Anggaran


(RBA)

Membuka Rekening BLU dgn izin Menkeu

Pengajuan SP3B utk pertanggung jawaban

Menyusun Laporan Keuangan ( SAK dan


SAP )

9
KEWAJIBAN BLU (2)
Membuat Sistem Akuntansi Keuangan yg
ditetapkan oleh menteri teknis bersangkutan

Mengusulkan tarif perjenis layanan kpd


Menkeu melalui Menteri/Pimpinan Lembaga

Membentuk Satuan Pemeriksaan Intern

Membuka rekening BLU atas izin Menkeu

Membuat SOP pengelolaan keuangan

Membentuk Dewas bagi yang telah


memenuhi persyaratan.

10
II. TUGAS DAN PERAN DEWAS

11
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN BLU (1)

Pembinaan teknis BLU dilakukan oleh Menteri


K/L.

Pembinaan keuangan BLU dilakukan oleh


Menteri Keuangan.

Untuk pelaksanaan pembinaan tersebut dibentuk


Dewan Pengawas.

Dewan Pengawas dibentuk dengan keputusan


Menteri K/L atas persetujuan Menteri Keuangan.

Pasal 34 PP no. 23/2005


12
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN BLU (2)
• Dewan Pengawas (Dewas) BLU adalah organ
BLU yang bertugas melakukan pengawasan
terhadap pengelolaan BLU.

• Dewan Pengawas melakukan pengawasan


pengelolaan BLU yang dilakukan oleh pejabat
pengelola BLU terhadap pelaksanaan Rencana
Strategis Bisnis (RSB), Rencana Bisnis dan
Anggaran (RBA), RKA K/L, DIPA dan
kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan.
PMK 109/PMK.05/2007
13
TUJUAN PEMBENTUKAN DEWAS

• Untuk menjamin agar kegiatan pemberian


layanan umum satker BLU bersangkutan dapat
dilaksanakan sesuai tujuan pembentukan BLU.
• Untuk menjamin agar fleksibilitas pengelolaan
keuangan BLU dapat dipertanggungjawabkan.
• Untuk menjamin agar semua kewajiban satker
BLU dapat dilaksanakan dengan baik dan benar.

14
PEMBENTUKAN DEWAS (1)

• Dewas dibentuk dalam rangka pelaksanaan pengawasan


BLU.
• Dewas dibentuk dengan Keputusan Menteri/Pimpinan
Lembaga/Ketua Dewan Kawasan atas persetujuan Menteri
Keuangan.
• Dewas terdiri atas unsur-unsur pejabat dari Kementerian
Negara/Lembaga/Dewan Kawasan dan Kementerian
Keuangan, serta tenaga ahli sesuai dengan kegiatan BLU.
• Masa jabatan anggota Dewas 5 tahun, dan dapat diangkat
kembali untuk 1 kali masa jabatan.

15
PEMBENTUKAN DEWAS (2)

Persyaratan Pembentukan Dewas:


• Realisasi omzet tahunan menurut LRA tahun
terakhir, minimum sebesar Rp15.000.000.000,-
(lima belas miliar rupiah), dan/atau
• Nilai aset menurut neraca, minimum sebesar
Rp 75.000.000.000,- (tujuh puluh lima miliar
rupiah).

16
PEMBENTUKAN DEWAS (3)

Persyaratan Keanggotaan Dewas:


• Memiliki integritas, dedikasi, itikad baik, dan rasa tanggung jawab.
• Memahami masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan BLU.
• Berpendidikan serendah-rendahnya S-1 atau yang sederajat.
• Dapat menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas.
• Bukan merupakan pegawai BLU.
• Tidak pernah menjadi anggota Direksi atau Komisaris atau Dewas
yang dinyatakan bersalah dan menyebabkan suatu badan usaha pailit,
atau tidak pernah dihukum.
• Tidak sebagai Kepala Pemerintahan Daerah, anggota legislatif,
penasehat menteri, dan staf khusus menteri.
• Penilaian calon anggota Dewas dilakukan melalui fit and proper test.

17
PEMBENTUKAN DEWAS (4)
Jumlah Keanggotaan Dewas
Persyaratan
Jumlah Anggota
Nilai Omzet Tahunan (sesuai Nilai Aset
LRA) (sesuai Neraca)

Rp15 - 30 milyar Rp75 - 200 milyar 3 orang: 1 dari kementerian teknis


1 dari kementerian keuangan
1 dari tenaga ahli/profesional

>Rp 30 milyar > 200 milyar 3 orang tsb di atas, atau


5 orang: 2 dari kementerian teknis
2 dari kementerian keuangan
1 dari tenaga ahli/profesional

18
PEMBENTUKAN DEWAS (5)

Sekretaris Dewas
• Organ Dewas yang membantu pelaksanaan tugas,
kewajiban dan hak Dewas di bidang kesekretariatan.
• Sekretaris Dewas diangkat oleh Pemimpin BLU, atas
persetujuan Dewas.
• Persyaratan Sekretaris Dewas dengan kriteria:
 memiliki integritas, dedikasi, itikad baik, dan rasa
tanggung jawab.
 dapat menyediakan waktu yang cukup untuk
melaksanakan tugas.
 tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana
yang merugikan keuangan negara.
 Mempunyai kemampuan di bidang IT dan memiliki
pengetahuan di bidang layanan satker BLU bersangkutan
dan keuangan.
19
PEMBENTUKAN DEWAS (6)

• Usulan pengangkatan Anggota Dewas disertai dengan


informasi kompetensi paling sedikit terdiri atas:
 Daftar Riwayat Hidup.
 Salinan/fotocopy ijazah terakhir yang disahkan oleh
pejabat berwenang.
 Salinan/fotocopy surat keputusan pengangkatan
dalam jabatan struktural/fungsional pada K/L

20
KEWAJIBAN DEWAS (1)

Menelaah RKA K/L dan RBA serta kebenaran pencantuman saldo awal
dan saldo akhir pada RBA dan DIPA.

Menadatangani RBA selaku pihak yang mengetahui RBA.

Memberikan pendapat dan saran kepada Menteri/ Pimpinan Lembaga


dan Menteri Keuangan mengenai RSB dan RBA.

Melaporkan kepada Menteri/Pimpinan Lembaga dan Menteri


Keuangan jika terjadi gejala penurunan kinerja BLU.

Mengikuti perkembangan kegiatan BLU, memberikan pendapat dan


saran kepada Menteri/Pimpinan Lembaga dan Menteri Keuangan.

21
KEWAJIBAN DEWAS (2)

Memberikan masukan, saran, atau tanggapan


atas laporan keuangan dan laporan kinerja BLU
kepada pejabat pengelola BLU.
Memberikan masukan, saran, atau tanggapan
atas kelayakan, kualitas, jumlah dan harga
barang yang dibeli.
Mengawasi dan memberikan nasehat
pelaksanaan pengelolaan keuangan BLU dan
kapatuhan terhadap peraturan.

PMK 109/PMK.05/2007
22
KEWAJIBAN DEWAS (3)

 Memberikan persetujuan penghapusan secara


bersyarat terhadap piutang BLU dengan jumlah
lebih dari Rp.200 juta s.d. Rp.500 juta per
penanggung utang.
PMK 230/PMK.05/2009

 Memberikan persetujuan atas pinjaman jangka


pendek untuk peminjaman yang bernilai di atas
10% s.d. 15% dari jumlah pendapatan BLU TA
sebelumnya yang tidak bersumber dari APBN dan
hibah terikat.
PMK 77/PMK.05/2007
23
KEWAJIBAN SEKRETARIS DEWAS
• Menyiapkan penyelenggaraan rapat Dewas, termasuk
menyiapkan undangan dan bahan-bahan rapat Dewas.
• Menghadiri rapat Dewas dan rapat gabungan Dewas dengan
Pejabat Pengelola BLU.
• Mengelola, memutakhirkan dan menyimpan dokumen dan
informasi yang terkait dengan pelaksanaan tugas Dewas.
• Menyusun notulen rapat.
• Mengumpulkan data atau informasi yang relevan dengan
pelaksanaan tugas Dewas.
• Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Dewas secara berkala.
• Membantu Dewas dalam menyusun program kerja, laporan,
pendapat, kajian dan saran Dewas.
• Melaksanakan kegiatan lain yang mendukung pelaksanaan
tugas, kewajiban dan hak Dewas.
24
PENGGANTIAN DEWAS (1)
 Menteri/Pimpinan Lembaga/Ketua Dewan Kawasan
berwenang memberhentikan dan mengganti Anggota Dewas
dari unsur pejabat Kementerian Negara/Lembaga/Dewan
Kawasan dan unsur tenaga ahli.
 Menteri/Pimpinan Lembaga/Ketua Dewan Kawasan dapat
mengusulkan pemberhentian dan penggantian anggota
Dewas dari unsur pejabat Kementerian Keuangan.
 Menteri Keuangan berwenang memberhentikan dan
mengganti Anggota Dewas dari unsur pejabat Kementerian
Keuangan.
 Pemberhentian dan penggantian Dewas dapat berupa:
Pemberhentian dan Penggantian Antar Waktu.
Pemberhentian karena berakhir masa jabatan.
Pemberhentian karena penerapan pengelolaan keuangan
BLU berakhir.
25
PENGGANTIAN DEWAS (2)

• Pemberhentian dan Penggantian Antar Waktu dapat dilakukan apabila


Anggota Dewas tidak dapat meneruskan masa jabatannya karena:
 tidak melaksanakan tugas dengan baik;
 tidak melaksanakan ketentuan perundang-undangan;
 terlibat dalam tindakan yang merugikan BLU;
 dipidana penjara;
 berhalangan tetap;
 mengundurkan diri; atau
 menduduki jabatan lain yang berakibat terjadi benturan kepentingan
dalam pengawasan BLU atau munculnya halangan yang menganggu
kemampuan untuk bertindak secara bebas dalam pengawasan BLU.
• Masa Jabatan Anggota Dewas Pengganti Antar Waktu ditetapkan selama
sisa masa jabatan Anggota Dewas yang diganti.

26
EVALUASI LAPORAN DEWAS

Dewas harus melaporkan tugasnya kepada


Menteri/Pimpinan Lembaga dan Menteri Keuangan
paling sedikit satu kali dalam satu semester.
(Psl 5 ayat 4 PMK : 109/PMK.05/2007)

Pedoman Penyusunan Laporan Dewas Satker BLU


merupakan acuan dalam penyusunan laporan
(Perdirjen 08/PB/2008)

27
HASIL EVALUASI LAPORAN DEWAS
Ruang Lingkup Evaluasi :
• Ketepatan Waktu
 Semester pertama paling lambat 30 hari setelah
semester berakhir
 Semester kedua paling lambat 40 hari setelah tahun
anggaran berakhir
• Keakuratan
 Penilaian terhadap Renstra, RBA dan pelaksanaannya
 Penilaian terhadap kinerja pelayanan, keuangan dan
lainnya
 Penilaian ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan
 Penilaian permasalahan pengelolaan BLU dan
solusinya
 Penilaian Saran dan rekomendasi
• Penyajian
28
KETEPATAN WAKTU
REKAPITULASI KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN DEWAN PENGAWAS BLU
DATA PER 30 OKTOBER 2012

Tahun Anggaran 2011 Tahun Anggaran 2012


No. Uraian
Semester II Semester I
1 Satker BLU yang harus menyampaikan Laporan Dewas 37 42
2 Satker BLU yang tepat waktu menyampaikan laporan 5 6
3 Satker BLU yang terlambat menyampaikan laporan:
a. Keterlambatan < 1 (satu) bulan 7 4
b. Keterlambatan > 1 (satu) bulan 19 11
4 Satker BLU yang belum/tidak menyampaikan laporan 6 21
Total laporan yang seharusnya masuk 37 42

Keterangan :
- Periode laporan Semester I (Januari-Juni) disampaikan paling lambat 10 Agustus
- Periode laporan semester II (Juli-Desember) disampaikan paling lambat 10 Februari

29
KEAKURATAN LAPORAN

Angka yang ada di laporan dewas


berbeda dengan Laporan Keuangan
Satker BLU
Data realisasi keuangan yang
disampaikan tidak mencakup satu
periode, misalnya laporan Dewas
Semester II tapi data realisasi keuangan
hanya sampai dengan bulan Nopember.
Memperbandingkan data antara periode
yang tidak setara, misalnya Juni-Juni,
Desember-Desember.
30
PENYAJIAN LAPORAN
 Format laporan pada umumnya sudah mengacu ke
Perdirjen 08/PB/2008, tetapi masih terdapat materi
yang belum diungkapkan terutama tindak lanjut atas
laporan dewas periode sebelumnya.
 Realisasi Pencapaian belum di bandingkan dengan
target pada RBA
 Pada umumnya RBA disebutkan sudah sesuai
dengan ketentuan, tetapi tidak diungkapkan secara
jelas kesesuaiannya dengan Rencana Strategi Bisnis
maupun dengan Visi dan Misi yang akan dicapai
 Data SDM, Sarana /Prasara sudah ada,tetapi tidak
diungkapkan kesenjangannya dengan yang
seharusnya dibutuhkan oleh satker BLU.

31
PERMASALAHAN UTAMA SATKER BLU

Masih terdapat satker BLU yang belum tertib dalam


mengajukan pertanggungjawaban berupa SP3B BLU.

Sebagian besar satker BLU terlambat menyampaikan Laporan


Keuangan (SAK dan SAP).

Sebagian besar BLU belum mempunyai Sistem Akuntansi


Keuangan yang ditetapkan oleh Menteri K/L

32
PERMASALAHAN UTAMA SATKER BLU

Masih banyak satker BLU yg mempunyai tarif per


jenis layanannya tapi belum ditetapkan oleh
Menkeu.

Masih terdapat satker BLU yang belum


menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern
melalui SPI dengan efektif.

Masih banyak pengukuran kinerja keuangan dan


layanan belum dilakukan dengan konsisten dan
memadai.

Masih banyak pemanfaatan BMN yang dimiliki


belum memiliki dasar hukum yang kuat.

33
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
OLEH DEWAS (1)

1. Rencana Strategis Bisnis (RSB)


a) Dewas harus memastikan RSB yang ada masih berlaku/tidak
daluwarsa.
b) Dewas harus memastikan bahwa Standar Pelayanan Minimal
(SPM) sudah diadopsi ke dalam RSB.
c) Dewas harus memastikan bahwa RSB sesuai dengan Renstra K/L
dan realistis untuk diwujudkan dalam jangka 5 tahun.
d) Perubahan dalam RSB harus disetujui terlebih dahulu oleh Dewas,
sebelum disampaikan kepada Menteri teknis dan Menteri
Keuangan.
e) Dewas harus mengevaluasi target kinerja yang terdapat di dalam
RSB dibandingkan dengan capaian pada tahun berjalan.

34
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
OLEH DEWAS (2)

2. Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA)


a) Dewas harus memastikan RBA berdasarkan pagu
indikatif/sementara dan pagu definitif telah dievaluasi dan
disahkan olehnya sebelum dikirim kepada Menteri teknis.
b) Dewas mengevaluasi kesesuaian program/kegiatan dalam
RBA yang akan dilakukan dengan RSB dan peraturan yang
berlaku.
c) Dewas mengevaluasi penggunaan standar biaya, kesesuaian
belanja antara RBA dan RKA satker, kelayakan belanja, dan
hal-hal lain untuk memastikan efisiensi belanja telah
dilakukan.
d) Dewas mengevaluasi target pendapatan yang akan dicapai
dengan melihat progress PNBP yang telah dicapai oleh satker
BLU dalam beberapa tahun terakhir.
35
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
OLEH DEWAS (3)

e) Dewas memberikan masukan/saran kepada pemimpin


BLU apabila terdapat ketidakpatuhan terhadap alokasi
belanja satker BLU.
f) Dewas membuat kertas kerja penelaahan RBA/Revisi
RBA dan dapat memberitahukannya kepada Menteri
teknis apabila terdapat indikasi pelanggaran terhadap
ketentuan yang berlaku.
g) Dewas memonitor ketepatan waktu penyampaian RBA
Definitif (7 hari kerja setelah tahun anggaran berjalan)
kepada Kementerian Keuangan.
h) Dewas mengevaluasi efektivitas pelaksanaan RBA tahun
sebelumnya dan dituangkan ke dalam laporan Dewas.

36
FUNGSI RBA

 Dokumen perencanaan bisnis dan penganggaran satker


PK BLU
 Pedoman pelaksanaan kegiatan satker PK BLU
 Dokumen yang menggambarkan pencapaian kinerja
satker PK BLU
 Dokumen yang menggambarkan proyeksi keuangan
satker PK BLU

 RBA adalah untuk kepentingan satker PK BLU

37
KEMAMPUAN PENDAPATAN BLU

A. Pendapatan yang akan diperoleh dari layanan yang


diberikan kepada masyarakat
B. Hibah tidak terikat dan/ atau hibah terikat yang
diperoleh dari masyarakat atau badan lain,
C. Hasil kerja sama BLU dengan pihak lain dan/ atau • Pendapatan Jasa
hasil usaha lainnya, Lemb Keu
• Hasil penjualan Aset
D. Penerimaan lainnya yang sah dan/ atau Tetap
• Pendapatan Sewa
E. Penerimaan anggaran yang bersumber dari APBN

PMK 92/PMK.05/2011
Ps. 2 ay 4,7,8
38
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN (1)

1. Tarif Layanan
a. Dewas harus memastikan akuntabilitas seluruh pungutan kepada
masyarakat harus telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri
Keuangan. Sebagai catatan, saat ini baru Universitas Hasanuddin
yang memiliki PMK tarif layanan.
b. Dewas mengevaluasi tarif layanan yang dikenakan agar memenuhi
aspek kontinuitas dan pengembangan layanan, daya beli masyarakat,
asas keadilan dan kepatutan, dan kompetisi yang sehat. Tarif layanan
yang ditetapkan tidak boleh terlalu mahal yang mengakibatkan tidak
terjangkau oleh masyarakat, namun juga harus mempertimbangkan
kelangsungan BLU untuk melayani masyarakat dan berinvestasi.
c. Dewas dapat mengevaluasi besaran tarif layanan yang dikenakan
kepada masyarakat, dan menyarankan kepada pemimpin BLU untuk
mengajukan perubahan tarif layanan kepada Menteri Keuangan.

39
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN (2)
2. Pengesahan Pendapatan dan Belanja BLU
a. Dewas harus memastikan bahwa BLU minimal sekali dalam setiap
triwulannya telah mengajukan Surat Perintah Pengesahan
Pendapatan dan Belanja (SP3B) BLU kepada KPPN. Saat ini
masih terdapat satker BLU yang belum menyampaikan SP3B BLU
sesuai ketentuan.
b. Dewas harus menyampaikan bahwa ketepatan waktu penyampaian
SP3B BLU merupakan salah satu indikator kinerja keuangan
satker BLU.
c. Dewas dapat mengevaluasi efektivitas pelaksanaan SOP
pengelolaan keuangan intern satker BLU dengan memperhatikan
waktu penyampaian SP3B BLU.
d. Dewas dapat menilai kinerja satker berdasarkan pada penyerapan
dana BLU dan pendapatan BLU yang diterima sesuai SP3B BLU.
e. Untuk belanja yang bersumber dari RM APBN,
pertanggungjawabannya dilakukan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

40
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN (3)

3. Pengelolaan Kas
a. Dewas harus memastikan satker BLU telah memiliki SOP
Pengelolaan Pendapatan dan Belanja BLU atas dana yang berasal
dari PNBP.
b. Dewas harus memastikan bahwa satker BLU telah memiliki ijin
pembukaan rekening dari Menteri Keuangan (cq Kuasa BUN Pusat)
atas Rekening Operasional BLU, Rekening Dana Kelolaan BLU,
dan Rekening Pengelolaan Kas BLU yang dimiliki.
c. Dewas memberikan nasehat kepada satker BLU dalam hal uang
yang mengendap dalam deposito (idle money) melebihi kebutuhan
operasional dalam 6 bulan ke depan agar dapat digunakan untuk
kepentingan belanja investasi atau hal lainnya yang berdaya guna.
d. Dewas mengingatkan kepada BLU bahwa dana idle hanya boleh
diinvestasikan untuk jangka pendek (tidak lebih dari 12 bulan) pada
instrumen yang aman dan tidak boleh digunakan untuk investasi
jangka panjang tanpa seijin Menteri Keuangan.

41
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN (4)

4. Pengelolaan BMN
a. Dewas harus memastikan bahwa pengadaan barang/jasa yang
dilakukan telah memenuhi ketentuan Perpres 54/2010 jo. Perpres
70/2012 agar akuntabilitasnya dapat terjaga.
b. Dewas memberikan nasehat bahwa pemanfaatan BMN dapat
dilakukan oleh BLU hanya dalam rangka tupoksi/menunjang tupoksi
dan hasilnya merupakan PNBP BLU.
c. Dewas harus memastikan bahwa tarif layanan pemanfaatan BMN
untuk menunjang tupoksi telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan
dalam PMK tarif layanan.
d. Dewas memberikan nasehat dalam rangka penghapusan barang
inventaris yang dimiliki oleh BLU.
e. Dewas menjelaskan bahwa pemanfaatan BMN di luar tupoksi harus
mendapatkan ijin dari Pengelola BMN.

42
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN (5)

5. Pengelolaan Utang
a. Dewas harus memastikan bahwa satker BLU memiliki
SOP Pengelolaan Utang yang baik.
b.Dewas menyampaikan kepada BLU bahwa utang yang
diperbolehkan hanyalah utang jangka pendek (utang
dagang) untuk kepentingan operasional satker BLU.
Utang berupa pinjaman uang tidak diperkenankan.
c. Dewas menyampaikan bahwa utang jangka panjang tidak
diperkenankan berasal dari bank umum, kecuali yang
berasal dari BUN.
d.Dewas memberikan pertimbangan kepada BLU sebelum
melakukan utang/pinjaman kepada pihak lain.

43
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN (6)

6. Pengelolaan Piutang
a. Dewas harus memastikan bahwa satker BLU memiliki
SOP Pengelolaan Piutang yang berisi mekanisme
penentuan kualitas piutang.
b.Dewas harus memberikan persetujuan atas penghapusan
piutang bersyarat BLU untuk nilai piutang Rp 200 s.d.
500 juta per individu.
c. Dewas harus menjelaskan bahwa penghapusan piutang
bersyarat hanya menghapusbukukan piutang BLU, bukan
menghapuskan hak tagih sehingga BLU tetap harus
mengelola piutang dimaksud.
d.Dewas menyampaikan bahwa piutang yang diberikan
dalam bentuk piutang dagang, bukan uang.

44
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN (7)

7. Penilaian Kinerja
a. Dewas harus mengawasi dan memberikan nasehat
kepada satker mengenai kinerja keuangan dan kinerja
teknis/layanan BLU.
b. Kinerja keuangan BLU terdiri dari aspek keuangan (rasio
kas, rasio lancar, periode penagihan piutang, perputaran
aset tetap, return of asset, return of equity, dan rasio
belanja operasional terhadap pendapatan operasional)
dan aspek kepatuhan (RBA definitif, laporan keuangan
SAK, SP3B BLU, tarif layanan, sistem akuntansi,
persetujuan rekening dan SOP).
c. Sementara kinerja layanan terdiri dari biaya pelayanan
(cost of service), penggunaan (utilization), kualitas dan
standar pelayanan (quality and standards), cakupan
pelayanan (coverage), kepuasan (satisfaction).

45
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN (8)

8. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan


a. Satker BLU harus memiliki sistem akuntansi BLU yang
ditetapkan oleh Menteri teknis.
b. Dewas menjelaskan kepada satker BLU untuk
menyampaikan LK berdasarkan SAK dan SAP. LK SAK
dihasilkan dari sistem akuntansi keuangan BLU,
sementara LK SAP sesuai dengan ketentuan yang
berlaku mengenai SAP.
c. Dewas dapat melakukan penilaian kinerja keuangan
berdasarkan LK SAK dan memberikan nasehat bagi
perbaikannya ke depan.

46
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
DIREKTORAT PEMBINAAN PK BLU

TERIMAKASIH

47

Anda mungkin juga menyukai